Anda di halaman 1dari 11

PENGELOLAAN KESUBURAN TANAH

OLEH : J A R U N A D I
ABSTRAK
Pada umumnya, tanah di lahan kering sering kekurangan unsur hara sehingga tanpa
pemberian unsur hara tambahan, tanaman-tanaman yang bernilai ekonomis tidak akan
menghasilkan yang memuaskan petani. Jika proses ini tetap berlnjut, hal itu dapat
mengancam kemampun masyarakat untuk memenuhi kebutuhan pokoknya di masa
mendatang. Metode untuk mencegah kehilangan unsur hara dalam sistem pertanian
biasanya ditekankan dalam materi penyuluhan, tetapi usaha pencegahan kehilangan unsur
hara tersebut sering kali ibarat menutup pintu kandang sesudah sapinya lari Pendekatan
yang lebih cocok adalah bagaimana kita memperbaiki kesuburan tanah dan menambah
jmlah unsur hara yang berputar dalam sistim itu Pemberian 1 t/ ha rok fofat (atau 400
kg/ha TSP + 1 ton/ha kapur) pada lahan kering yang asam merupakan salah satu cara untuk
jumlah unsur P dalam system pertanian. Pada tanah yang asam , rok fosfat cocok digunakan
dari pada TSP atau SP-36, dan lebih murah per kg P205. Setelah pemberian unsur P
sebaiknya di tanam tanaman jenis kacang-kacangan untuk menggunakan kesempatan
pengikatan unsur N dari udara Sebaiknya di tanam tanaman jenis kacangan-kacangan yang
menghasilkan banyak biomasa yang mengandung unsur hara tinggi. Kombinasi dan
pemilihan pupuk buatan yang tepat untuk suatu sistem pertanian tergantung pada banyak
faktor ,idealnya rekomenasi pemupukan untuk satu lahan harus berdasarkan analisa tanah
dan tanaman yang diambil dari lahan itu. Tetapi, karena biaya analisa tanah dan tanaman
masih mahal dan fasilitasnya kurang tersedia , maka petugas lapangan sebaiknya
memanfaatkan metode yang lebih praktis dan murah. Misalnya hail analisa tanah yang
diambil dari study surve yang lalu menunjukan kekurangan fosfat.
PENDAHULUAN
Salah satu masalah pokok dalam pertanian lahan kering adalah kecenderungan para
petani untuk menggunakan terlalu banyak pupuk N dan kurang menggunakan pupuk P dan
K. Kebiasaan ini mempunyi berberapa akibat penting yang patut diperhatikan. Pertama,
pupuk N menjadi tanah lebih asam. Kedua, kalau pupuk N digunakan secara tersediri,
kekurangan unsur Pdan K serta unsur-unsur lainya pada tanah lama- kelamaan akan
berkurang. Ketiga, kalau pupuk N diberikan dalam jumlah yang banyak pada tanaman
kacang-kacangan pengikatan unsur hara N dari udara akan berkurang. Keempat, manfaat
pupuk N tidak dapat diperoleh karena kekurangan unsur-unsur hara lainya.
Karena kemampuanya untuk mengikat unsur hara N dari udara, tanaman kacangan
berpotensi untuk memberi unsur hara N dalam jumlah besar pada sistem pertanian, itulah
salah satu alasan dianjurakan petani untuk menanam tanaman pangan secara bergiliran
(misalnya padi kacang tanah padi) dan menggunakan pupuk hijau pada sistem pertanian
mereka. Namun, proses pengikatan unsur N dari udara pada tanaman kacang-kacangan
sering dibatasi oleh kekuranya unsur P dalam tanah. Sebab itu, metode ini mungkin lebih
efektif untuk menambah jumlah unsur N adalah menambah unsur P terlebih dahulu. Dengan
demikian kacangan-kacangan akan lebih mampu mengikat unsur hara N diudara, dan unsur
N dalam sistem akan bertambah.Apabila diberikan unsur P dengan secukupnya, tanaman
akan menghasilkan sistem perakaran yang lebih besar dan efektif, dan secara tidak langsung
P dapat menambah kemampuan tanaman untuk mendapat unsur hara lain (K, Mg, Ca) dalam
tanah.

Pemberian 1 t/Ha rok fosfat (atau 400 kg/ha TSP + 1 ton/ha kapur) pada lahan kering
yang asam merupakan salah satu cara untuk meningkatkan jumlah unsur P dalam sistem
pertanian
Pada tanah yang asam, rok fosfat lebih cocok digunakan dari pada TSP atau SP-36,
dan lebih murah per kg P2O5. Setelah pemberian unsur P, sebaiknya ditanam tanaman jenis
kacang-kacangan untuk menggunakan kesempatan pengikatan unsur N dari udara.
Sebaiknya ditanam jenis kacang-kacangan yang menghasilkan .
Banyak biomasa yang mengandung unsur hara tinggi seperti Mucuna cochinchinensis
Tetapi mungkin petani cenderung menanam kacangan-kacangan yang memberi nilai
ekonomi seperti kacang tanah (Arachis hypogea). Hal ini terlalu mahal bagi petani dan dari
pada menghabiskan waktu, tumbuhan polong seperti kara benguk dapat ditanam, asalkan
dapat memberikan hasil ekonomi dan membantu meningkatkan kesediaan unsur fosfat
untuk tanaman berikutnya.
SISTEM BERA
Kebun yang sudah diolah cukup lama dan tidak subur lagi, biasanya kebun
diistirahatkan dahulu oleh petani guna menggembalikan kesuburan tanah (biasa disebut sistem
bera). Dalam pelaksanaanya paling sedikit petani harus membagi dua bagian, satu bagian
diberakan dan bagian lain digarap untuk memenuhi kebutuhan keluarga
Pada saat persiapan bera, biasanya petani membirakan jenis-jenis tanaman tertentu
untuk tetap tumbuh.
Setelah diberakan selama berberapa tahun dan dianggap sudah subur lagi, kebun tersebut
diolah kembali. Pemberahan yang alami biasanya memerlukan waktu 5-15 tahun, yang
ditandai dengan lebatnya tanaman yang menutupinya. Para petani dapat mengenali tandatanda tanah yang telah subur, misalnya banyaknya tahi cacing tanah, sebagai tanda bahwa
tanah telah meningkat kesuburanya Adanya tanaman liar tertentu seperti Tembelekan
(Lantana cemara) Timoniom timun dan Mindi (Melia azedarach) dapat juga digunakan
sebagai tanada bahwa kebun sudah dapat dibuka dan digarap lagi.
Untuk memperbaiki sestim bera, maka sebelum kebun diberakan, petani menanam
pohon-pohon leguminosa secara larikan menjelang atau sesudah panen terakhir. Jika telah
ada tanaman larikan, petani akan membiarkan tanaman tersebut sebagai tanaman bera.
Selain itu mereka juga dapat menanam tanaman pupuk hijau atau penutup tanah jenis perdu
diantara larikan tanaman. Dengan raca ini, bahan organik akan diperoleh lebih banyak,
dapat mempercepat pemulihan kesuburan tanah an memperpendek masa bera hingga 2-4
tahun.
Adanya jenis-jenis tanaman yang beragam tersebut mempunyai banyak keuntungan
serta dapat mengurangi resiko terserang oleh hama dan penyakit. Tanaman bera yang
disarankan hendaknya memiliki manfaat ganda.
Bila kebun yang sudah diberakan akan digarap lagi, pohon-pohon yang tumbuh
harus dipangkas. Daun-daun hasil pangkasan dapat digunakan sebagai pupuk hijau atau
pakan ternak; kayunya dapat digunakan untuk memenuhi kebutuhan akan kayu bakar, tiang
yang kokoh, untuk bahan bangunan sederhana seperti kandang ternak, pagar, dsb.
Masalah yang paling umum adalah adanya akar-akar pepohonan yang nantinya dapat
mempersulit saat penggarapan kebun setelah masa bera.
Untuk alasan ini, petani-petani di Nusa Tenggara menganjurkan untuk menanam turi
(Sesbania grandiflora) karena sistem prakaranya tidak begitu lebat dan mudah dicabut saat
pembersihan kebun.
OLAH JALUR
Olah jalur adalah cara pengolahan tanah secara terbatas dalam suatu jalur atau parit
yang akan ditanami. Selain dapat membantu menjaga kelmbaban tanah, karena air hujan
dapat tertahan dalam jalur walaupun aliran air berasal dari bukit. Kandungan unsur hara dan

pupuk yang diberikan akan digunakan oleh tanaman secara lebih efesien, karena jalur ini
akan tetap lembab. Selain itu, lapisan permukaan tanah yang hanyut karena air hujan dapat
mengendap di dalam jalur. Pengolahan tanah dengan cara ini pada awal pengerjaannya
banyak membutuhkan tenaga kerja dan pupuk, sehingga biasanya petani mempergunakan
olah jalur hanya untuk tanaman utama atau tanaman pokok saja.
Olah jalur dibuat dengan menggali parit yang lebar dengan ukuran 30 cm dan
dalamnya kira-kira. Arah jalur dibuat mengikuti garis kontur dengan jarak antar jalur kirakira 1 meter.
Pupuk dibenamkan ke dalam tanah dalam jalur, setiap panjang satu meter jalur
diberi 2-5 kg. Pupuk yang digunakan berupa pupuk kandang maupun pupuk hijau (atau
campuran keduanya, tergantung pada pupuk yang tersedia). Pupuk kandang yang digunakan
sebaiknya yang sudah matang siap digunakan. Untuk meningkatkan kandungan mineral
dalam tanah, biasanya petani mencampurkan abu kayu.
Pupuk hendaknya dibenamkan dahulu selama 3-4 minggu sebelum jalur ditanami
sehingga pupuk tersebut dapat hancur menjadi humus tanah dan siap dimanfaatkan oleh
tanaman yang masih muda. Jika tersedia pupuk buatan dapat diberikan pada tanaman.
(untuk penjelasan lebih lanjut, lihat bab 3 tentang penggunaan pupuk pada lahan kering. )
Bila pupuk organik ( pupuk kandang, pupuk hijau) yang tersedia terbatas, sebaiknya
pemberian pupuk dilakukan menjelang waktu tanam. Jika diberikan 3-4 minggu sebelum
tanam, bila sedikit saja terkena curah hujan unsur hara banyak yang akan tercuci ke dalam
tanah, terutama pada tanah kapur yang berpori yang tidak dapat meningkat unsur hara
dengan baik.
Tanaman pokok (misalnya jagung) ditanam pada jalur dengan jarak tanam 50 cm,
setiap lubang diberi dua butir jagung. Pada bagian jalur dapat ditanami dengan berbagai
jenis tanaman kacang-kacangan. Rumput yang tumbuh diantara jalur dibiarkan tumbuh,
namun agar tidak mengganggu pertumbuhan tanaman pokok, perlu dibabat secara teratur.
Akan lebih baik, jika pupuk hijau dan tanaman penutup tanah yang cocok ditanam pada
jalur yang tidak ditanami agar tanah dan bahan organik yang diberikan akan terlindung.
Olah jalur dapat dilakukan pada daerah yang miring, tanah yang berbatu dengan
topsoil yang tipis. Namun bila tanahnya keras dan banyak batu-batu besar akan banyak
menjumpai kesulitan. Olah jalur dapat dilakukan pada tanah yang dibajak dengan bantuan
ternak, namun cara ini perlu benar-benar diperhitungkan karena disamping perlu banyak
tenaga kerja, juga petani harus menggunakan tongkat saat membuat parit. Olah jalur tidak
dianjurkan untuk jenis tanaman padi.
Olah Lubang
Adalah variasi dari olah jalur.Tidak ada perbedaan yang menyolok antara kedua cara
tersebut, kecuali pada penggaliannya. Untuk olah lubang yang digali bukan jalur melainkan
lubang. Setiap lubang dibuat dengan lebar 30x30 cm dan kedalaman 30 cm dengan jarak
antara lubang kira-kira 1 m, namun jarak antar lubang ini beragam tergantung pada jenis
tanaman yang akan ditanam.
Para petani mengolah tanah dengan cara ini khusus untk pepohonan dan sayuran
yang nilai julanya tinggi, seperti tomat, kol atau kembang kol. Keuntungan lain olah jalur
dan olah lubang adalah memperbaiki kondisi tanah yang siap tanam karena dengan adanya
bahan organik akan mempermudah pencabutan rumput yang tumbuh disekit tanaman.

Beberapa Jenis tanaman penutup tanah yang sering digunakan


Spesies
Daya tahan
Sebagai
Manfaat lain
terhadap
Sumber pupuk
kekeringan
hijau
Kacang panjang
Tahan
Pengikat N,
Polong dan pucuk daun
Vigna
daun kurang,
untuk pangan,pakan
unguiculata
mudah melapuk
Crotalaria
Tahan, satu
Pengikat N,
Efektif untuk menolak
Crotalaria
musim
daun
serangga dan pembasmi
juncea
cukup,mudah
rumput pada lahan yang
melapuk
dibera
Kelor
tahan
Daun kurang,
Daun, kuncup bunga dan
Moringa
mudah melapuk
polong muda untuk
oleifora
pangan, pakan, biji yang
matang dan jatuh ke tanah
untuk penjernih air.
Kara kerupuk
Tahan
Pengikat N,
Pakan, pucuk daun, bunga,
Dolichos lablab
daun banyak ,
polong muda dan biji yang
mudah melapuk
telah kering untuk pangan
Kara pedang
Tahan
Pengikat N,
Pakan, polong muda dan
Canavalia
daun cukup,
biji yang matang untuk
ensiformis
mudah melapuk
pangan
Bangkuwang
Tahan
Pengikat N
Polong muda dan umbi
Pachyrrhizus
untuk pangan
erosus
Kacang
Sangat tahan
Pengikat N,
Pakan, biji kering untuk
gude/hiris
daun
pangan
Cajanus cajan
cukup,mudah
melapuk
Teprosia
Tahan di lahan
Daun
Pohon pelindungbagi
Tephrosia
kering
banyak,mudah
kakao dan kopi
candida
melapuk
Kara benguk
Mucuna
pruriens
Kalopogonium
Calopogonium
mucunoides
Kecipir
Psophocarpus
tetragonolobus
Ubi jalar
Ipomea batatas
Kudzu
Pueraria
phaseoloides

Tahan (namun
akan tumbuh
lebih baik bila
curah hujan
cukup)
Tahan

Pengikat N,
daun banyak
mudah melapuk

Pakan, polong muda dan


biji yang kering untuk
pangan

Pengikat N,
daun cukup

Cukup tahan

Pengikat N,
daun cukup

Pakan, polong muda dan


umbi untuk pangan

Tahan

Daun
cukup,mudah
melapuk
Sumber pupuk
hijau yang
bagus

Pakan, pucuk daun dan


umbi untuk pangan

Tahan

Dapat digunakan sebagai


tanaman bera

Jenis-jenis tanaman yang dapat digunakan sebagai tanaman


hijau
Species
Sebagai
Sebagai
sumber
tanaman bera
pupuk daun
Lamtoro
Pengikat
Tahan pangkas, daun
Leucaena
N,cepat
banyak,mudah melapuk
leucocephal
tumbuh,tahan
a
kering,mudah
diserang kutu
loncat
Turi
Sesbania
grandiflora

Kaliandra
merah
Calliandra
calothyrsus

Gamal
Gliricidia
sepium

Flemingia
Flemingia
Macrophyll
a
Desmodium
Desmodium
rensoni
Dadap ayam
Erythrina
subumbrans
Weru
Hibiscus
tiliaceus

Pengikat
N,cepat
tumbuh,sangat
tahan
kering,hidup
hanya beberapa
tahun
saja,mudah
dibersihkan
Pengikat
N,
cepat
tumbuh,tahan
kering,agak
tahan naungan
bila tumbuh di
lahan kering
Pengikat
N,cepat
tumbuh,tahan
kering,
pada
musim kemarau
panjang daun
gugur

Kurang tahan kalau


terlalu sering
dipangkas, daun lambat
membusuk.

Pengikat
N,
cepat
tumbuh,cukup
tahan kering
Pengikat
N,cepat
tumbuh,lahan
kering
Cepat
tumbuh,tahan
kering
Cepat
tumbuh,tahan
kering

Tahan pangkas, daun


cukup,lambat melapuk

bera dan sumber pupuk


Manfaat lain
Polong muda untuk
pangan,pakan,kayu
bakar dan arang yang
bagus,tiang,kayu,ban
gunan,pohon
pelindung bagi kakao
dan kopi.
Pucuk daun, polong
muda dan bunga
untuk pangan,pakan.

Tahan pangkas daun


banyak, mudah
melapuk

Pakan,kayu bakar dan


arang,
makanan
lebah,pohon
pelindung kopi

Tahan pangkas daun


banyak, mudah
melapuk

Pakan,kayu
bakar
yang bagus dan arang
yang
mutunya
tinggi,bahan
bangunan
ringan,pohon
oelindung kopi dan
kakao,penyokong
tanaman
merambat,pagar
hidup
Bahan mulsa yang
sangat bagus, pakan

Tahan pangkas, daun


cukup,lambat melapuk

Pakan,
pohon
pelindung sementara
kopi, kayu bakar,

Tahan pangkas, daun


kurang,lambat melapuk

Pakan, pagar hidup,


pohon pelindung kopi
dan kakao
Kayu
bakar,kayu
bangunan,pakan,paga
r hidup,tali dari kulit

Tahan pangkas, daun


kurang, lambat
melapuk

kayunya
Jenis-jenis
albizia
Jenis-jenis
Acacia
Kaliandra
Putih
Calliandra
tetragona

Pengikat
N,cepat
tumbuh,tahan
kering
Pengikat
N,cepat
tumbuh,tahan
kering
Pengikat
N,cepat
tumbuh,tahan
kering hanya di
daerah
lahan
kering

Daun cukup,mudah
melapuk

Kayu
bakar,kayu
bangunan,pelindung
kopi dan kakao

Tahan pangkas, daun


cukup,mudah melapuk

Kayu bakar,
bangunan

Tahan pangkas, daun


banyak,mudah melapuk

Kayu bakar,kualitas
dan rasa pakan yang
masih
dipertanyakan(mungk
in
kandungantanin
yang tinggi

kayu

(naskah bahasa inggris oleh I.V. Domingo, Terjemahan Bahasa Indonesia oleh Farida
B.Utami.)
PENGGUNAAN PUPUK PADA LAHAN KERING
Memperbaiki kesuburan tanah
Pada umumnya, tanah di lahan kering sering kekurangan unsur hara sehingga
tanpapemberian unsur hara tambahan, tanaman-tanaman yang bernilai ekonomistidak akan
dapat menghasilkan. Kalau keadaan ekonomi tidak memungkinkan petani untuk membeli
pupuk buatan, maka keadaan lahannya akan semakin kritis (gambar 1). Jika proses ini tetap
berlanjut, hal itu dapat mengancam kemampuan masyarakat untuk memenuhi kebutuhan
pokoknya dimasa mendatang.

Gambar 1.

kesenjangan kemiskinan berupa sepiral menurun (McCowan dan Jones, 1992

Nitrogen (N), fosfor (P) dan kalsium (Ca) merupakan unsur-unsur hara yang paling
kurang terdapat pada tanah di lahan kering. Kekurangan Kalium (K) juga sering terjadi pada
lahan yang telah ditanami bertahun-tahun. Demikian juga pH rendah (<5,5) di dapatkan
pada kebanyakan tanah di lahan kering. Selain itu, mungkin pula tanah itu mengalami
keracunan alumunium (Al) dan mangan (Mn) yang dapat menurunkan efisiensi penggunaan
pupuk.
Metode untuk mencegah kehilangan unsur hara dalam sistem pertanian biasanya
ditekankan dalam materi penyuluhan, tetapi untuk pencegahan kehilangan unsur hara
tersebut seringkali ibarat menutup pintu kandang sesudah sapinya lari Pendekatan yang
lebih cocok adalah bagaimana kita memperbaiki kesuburan tanah dan menambah jumlah
unsur hara yang baputmar dalam sistem itu. Dengan demikian penggunaan lahan secara
intinsef hasus didukung oleh usaha yang dapat menambah unsur hara yang tersedia
dengan memasukkan unsur hara ke dalam sistem pertanian itu. Satu-satunya cara untuk
menambah unsur hara yang baru pada sistem pertanian itu, adalah memberikan pupuk
buatan dan pupuk organik.
Kebanyakan petani lahan kering sering pula mengalami kekurangan sumberdaya,
artinya modal mereka untuk membeli pupuk sangat terbatas .Mungkin juga mereka tinggal
jauh dari pasar yang berarti pupuk dan inforrmasi penggunaan pupuk sulit mereka dapatkan
namun demikian, pada saat ini telah ada berbagai inisiatif baru untuk memantu petani
kecil,serta telah ada perubahan yang besar dalam pembangunan sarana dan perasarana
didaerah-daerah terpencil di Indonesia.
Para penyuluh lapangan bertugas memberi informasi kepada para petani tentang
pengelolaan unsur hara, jumlah dan jenis pupuk yang memenuhi unsur hara yang diperlukan
dengan hara rendah dan cara pemberian pupuk yang tepat. Hal ini merupakan tantangan
berat bagi mereka mengingat sistem pertanian dan jenis tanah yang beranekaragam di
Indonesia.
PEROSIS REKOMENDASI PEMUPUKAN
Penyuluh lapangan harus mengamati apakah petani memang membutuhkan pupuk
buatan, sebelum memberikan suatu rekomendasi. Proses ini mencakup dua langkah, dan
untuk melaksanakan penyuluh lapangan perlu mempertibangkan berberapa hal. Secara
garis-garis besar proses itu digambarkan dalam berberapa contoh sebagai berikut.
LANGKA 1 PENGAMATAN
Kombinnasi dan pemilihan pupuk buatan yang tepat untuk suatu sistem pertanian
tergantung pada banyak faktor (Gambar 2). Idealnya, rekomendasi pemupukan untuk suatu
lahan harus berdasarkan pada analisa tanah dan tanaman yang diambil dari lahan itu. Tetapi,
karena analisa tanah dan tanaman masih mahal dan fasilitasnya kurang tersedia,maka
petugas lapangan sabaiknya memanfaatkan metode yang lebih praktis dan murah. Misalnya,
jika hasil analisa tanah yang diambil dari studi surve tanah waktu yang lalu menunjukan
kekurangan fosfor di wilayah kerja petugas lapangan, petani menyatakan bahwa memberi
sedikit pupuk fosfor pada tanah tersebut dalam waktu sepuluh tahun yang lalu, serta petugas
lapangan melihat gejalah kekurangan fosfor pada daun jagung (jagung merupakan tanaman
inikator yang baik yang memperlihatkan dengan mudah gejalah kekurangan unsur hara N, P
dan K), maka dari fakta-fakta itu petugas lapangan akan dapat menyempulkan bahwa lahan
tersebut kekurangan fosfor.
LANGAH 2 REKOMENDASI.
Rekomendasi pemupukan umum, yang sering disebarluaskan oleh instani
penyuluhan tingat daerah atau nasional, perlu disesuaikan dengan penilaian secara
keseluruhan terhadap setiap lingkungan usahatani dan konomi petani (Lihat Langkah 1Pengamatan). Berbarapa faktor yang perlu dipertimbangkan diberikan pada Gambar 3.

Misalnya kebutuhan unsur fosfor biasanya lebih tinggi untuk tanaman kacangan-kacangan
dari pada tanaman rumput, serta pengambilan sisa/reidu berikutnya. Jika pH tanah dibawah
5.5. fosfat lebih cocok sebagai sumber fosfor, tetapi dosisnya tergantung pada harga panen
yang diperkirakan oleh petani. Selain faktor trsebut, ada berberapa faktor lainya, misalnya
status tanah (petani lebih cenderung mengeluarkan biaya untuk meningkatkan kesuburan
tanah untuk pada lahan yang dimiliki dan respon tanaman (jagung varitas unggul lebih
responsif terhadap pemupukan dari pada varitas lokal).
Kebijakan pemerintah
(mis. Subsidi)

PRA
(mis.
Ketersediaan)

Gambar 2.

Kebijakan pemerintah
(mis. Subsidi)

Pengamatan:
Kebutuhan
unsur hara

Pengamatan
lapangan
(gejala
kekurangan
unsur hara)
Data primer
(mis. Hasil analisa
tanah)

Pengamatan sistem
usahatani
(mis. Tanaman yang
ditanam)
Bebarapa faktor yang (tidak lengkap) berhubungan dengan pengamatan
kebutuhan unsur hara pada sistem pertania laha kering

Analisa tanah
(mis. PH)

Gambar 3.

Harga dan
kesediaan
pupuk

Kehilangan unsur
hara
(mis. Erosi,
pencucian)

Harga
Sejarah
Rekomendasi :
hasil panen
pengelolaan
Jenis dan dosis
(mis.
lahan
pupuk
Keuntungan
(mis.
)
Akomulasi
unsur
P
Tanaman yang
Pengelolaan
sisa-sisa
didalam tanah
ditanamkan
tanaman
(mis. Kebutuhan unsur
(mis. Diambil atau
hara)
dkembalikan)
Bebarapa faktor yang (tidak lengkap) mempengaruhi jenis dan jumlah pupuk
buatan yang diberikan pada sistem pertanian

KESIMPULAN
Dalam sistem pertanian lahan kering di daerah tropis aspek penambahan jumlah unsur hara
di tanah harus lebih diperhatikan dan diberikan proritas. Penambahan unsur-unsur hara pada
sistem pertanian akan meningkatkan pengembalian investasi pada konservasi tanah karena
banyak tanah yang akan terperbaiki (tidaklah perlu memakai kunci yang mahal untuk lemari
yang kosong). Peningkatan jumlah fosfor dalam lahan kering merupakan pokok dari strategi
untuk menurunkan kemiskinan, meningkatkan produktifitas dan memperbaikan lingkungan
hidup didaerah pertanian lahan kering. Namun, karena unsur hara tersebut mudah hilang
melalui erosi dan aliran permukaan tanah, maka perangkap kesuburan tanah dan metode
konservasi tanah lainnya diperlukan untuk menghindari kehilangan usur hara yang tidak
dinginkan. Konservasi tanah dapat juga meningkataka ketersediaan air tanah melalui
perbaikan infiltrasi air kedalam tanah (yang juga dapat menurunkun aliran permukaan
tanah). Akibatnya, musim tanam dapat diperpanjang. Kemudian, unsur hara dapat
dikoservasikan sebab jika tanah tertutup oleh tanaman, erosi berkurang, dan jumlah unsur
yang hilang melalui pecucian dapat pula berkurang sebagai akibat resapan tanaman.
Karena keanekaragaman jenis tana an sistem pertanian di daerah tropis, maka dosis
pemupukan yang dianjurkan setiap daerah harus mempertimbangkan keadaan biofisik dan
sosio-ekonmi di tingkat petani. Untuk mencapai tujuan tersebut, petugas lapangan harus
memakai pendekatan pertisipatif untuk mebatu petani lahan kering di Indonesia. Alat-alat
dan cara-cara praktis harus dikembangkan dan digunakan untuk medukung petugas
lapangan dalam proses ini.
UCAPAN TERIMA KASIH
Dengan mengucapkan syukur Alhamdulillah ke hadirat Allah SWT, saya ingin
menyampaikan rasa terima kasih yang tulus dan penghargaan yang tinggi kepada berbagai
pihak.
1. Kedua orang tua saya, Bapak Jamil (ALM) dan ibu Rumi, yang telah mendidik dan
membesarkan saya dengan penuh kasih sayang, semoga Allah dapat membalasnya
dengan amalan yang setimpal, amin.
2. Isteri tercinta Yahismawaili dan ananda Maslo, Masto, Tantri, Rekno, dan bapak/ibu
martua yang penuh pengertian dan kesabaran mendampingi selama ini dalam suka
maupun duka.
3. Bapak Prof. Dr. Ir. Urip Santoso.Selaku Dosen pembimbing yang telah memberikan
dorongan, bimbingan serta arahan dalam pelaksanaan Tugas Karya Ilmiah ini.
4. Teman- teman satu perjuangan yang telah memberikan support, spirit, bantuan dan
kerjasama yang baik.
5. Seluru pihak yang telah membantu pelaksanaan penyusunan karya ilmiah ini, yang
tidak dapat penulis sebutkan satu persatu
Karya ilmiah ini tentunya tak lepas dari segala kekurangan , dan seperti pepatah Tiada
Gading Yang Tak Retak sehingga penulis mengharapkan kritik dan saran yang sifatnya
membangun untuk kesumpurnaan dalam penyusunan karya ilmiah ini. Penulis berharap
semoga Karya Ilmiah ini dapat membawa manfaat, khusus bagi penulis pribadi dan para
pembaca pada umumnya.
DAFTAR PUSTAKA
1.

Abujamin, S,.A. Abdurachman, dan Undang Kurnia.1983. Strip rumput permanen


sebagai salah satu cara konservasi tanah. Pemberitaan penelitian tanah dan pupuk.

2. FAO. (1965) Fertilizers and their use: a pocket guide for extensionofficers. FFHC
Fertilizer Program, FAO, Rome.
3. McCowan, R.I..., and Jones, R.K. (1992). Agriculture of smi- arid eastern Kenya:
problems and possibilitien. In: Probert, M. (ed). A search for a strategy for sus
tainable dryland cropping in semi-arid eastera Kenya ACIAR, Canberra. 8-15.
4. Asdak, C. T.P Sandjaja. 1989. Traditional agroforestry system : A. Pontential role for
rehabiliating degraded watershed areas. Proceedings of internationl seminal on
agricultural chang and deveopment in Southeast Asia, 20-23 Nopember, 1989. Jakarta,
Indonesia.
5. Banilodu,L. And N.T. Saka 1993. Descriptive analysis of Sumbawa forest: Results.
Widya Mandiri Catholic University, Kupang, Indonesia.
6. Soemarwoto,O. 1987. Homegarden: A. Tradition agroforestry systems with
promising future. Intitute of Ecology, Pajajaran University, Bandung, Indonesia.
7. Tohir, K.A. 1951.Pedoman bercocok tanam.(Manual for farming practices) Dinas Balai
Pustaka, Jakarta, Indonesia.
8.

WWF and consortium. March 1992. Report of preliminary meeting on conservation


and development. Kupang, Indoesia.

9.

WWF. May 1992.Report of flanning meeting on Nusa Tenggara conservation.


Jakarta, Indonesia.

10. Grimshaw. R>G. Sudarmo dan P. Djojoprawiro. 1993. Pemanfaatan sisa tanaman
sebagai mulsa vertikal dalam usaha konsevasi tanah dan air pada pertanian lahan
kering di Latosol Darmaga. Fakultas Pertanian IPB. Bogor.
11. Kang. B.T. and B.S. Ghuman. 199i Ally cropping as a sustinnable system. In. W.C.
Moldenhauer. N.W. Hudson,.T.C. Sheng. And Sa Wei Lee (Eds). Development of
Conservation Farming on Hillslopes. Soil and Water Conervation Society. Ankey, Lowa.
USA.
12. Michon. G.F Mary and J. Bompard. 1986. Multistoried agroforesty garden in west
Sumatera. Agroforestry system 4:315-338..Martius Nijhoff/Dr. W. Junk puplishers
Dordrecht.
13. Nitis, I M. 1989 The three-strata system may increase the productivity of dryland
farming i Bali. Paper at Workshop on fodder production, IPB-Australia Project, Bogor,
Indonesia. 19-22 January, 1989.

Anda mungkin juga menyukai