Anda di halaman 1dari 21

Nama

: SUNARYO

NIM

: X9707036

Kelas

: B

Semester

: V ( Lima )

http://mileniansa2009.blogspot.com

I.

KETERAMPILAN DASAR MENGAJAR


Delapan keterampilan dasar mengajar adalah sebagai berikut :
1. a. Keterampilan Menjelaskan
adalah

suatu

keterampilan

menyajikan

bahan

belajar

yang

diorganisasikan secara sistematis sebagai suatu kesatuan yang berarti,


sehingga mudah dipahami para peserta didik.
a. Prinsip-prinsip menjelaskan
-

Penjelasan harus disesuaikan dengan kemampuan dan karakteristik


peserta didik

Penjelasan harus diselingi tanya jawab

Materi penjelasan harus dikuasai secara baik oleh guru

Penjelasan harus sesuai dengan tujuan pembelajaran

Materi penjelasan harus bermanfaat dan bermakna bagi peserta didik

Dapat menjelaskan harus disertai dengan contoh-contoh yang


kongkrit dan dihubungkan dengan kehidupan

b. Aspek-aspek yang harus diperhatikan dalam menjelaskan


-

Bahasa yang digunakan dalam menjelaskan harus sederhana, terang


dan jelas

Bahan yang akan diterangkan dipersiapkan dan dikuasai terlebih


dahulu

Pokok-pokok yang diterangkan harus disimpulkan

Dalam menjelaskan serta dengan contoh dan ilustrasi

Adakan pengecekan terhadap tingkat pemahaman peserta didik


melalui pertanyaan-pertanyaan

2. Keterampilan Bertanya
a. Keterampilan bertanya merupakan ucapan atau pertanyaan yang
dilontarkan guru yang menuntun respon atau jawaban dari peserta didik
b. Keterampilan bertanya bertujuan untuk :
-

Memotivasi peserta didik agar terlibat dalam interaksi belajar

Melatih kemampuan mengutarakan pendapat

Merangsang dan meningkatkan kemampuan berfikir peserta didik

Melatih peserta didik berfikir divergen

Mencapai tujuan belajar

c. Jenis-jenis pertanyaan

http://mileniansa2009.blogspot.com

Pertanyaan langsung, yaitu pertanyaan yang ditujukan kepada salah


satu peserta didik

Pertanyaan umum dan terbuka, yaitu pertanyaan yang ditujukan


kepada seluruh kelas

Pertanyaan retorik, yaitu pertanyaan yang tidak menghendaki


jawaban

Pertanyaan faktual, yaitu pertanyaan untuk menggali fakta dan


informasi

Pertanyaaan yang diarahkan kembali, yaitu pertanyaan yang


dikembalikan kepada peserta didik atas pertanyaan peserta didik lain

Pertanyaan memimpin (Leading Question) yaitu pertanyaan yang


jawabannya tersimpul dalam pertanyaan itu sendiri

d. Prinsip-prinsip bertanya
-

Pertanyaan hendaknya mengenai satu masalah saja. Berikan waktu


berfikir kepada peserta didik

Pertanyaan hendaknya singkat, jelas dan disusun dengan kata-kata


yang sederhana

Pertanyaan didistribusikan secara merata kepada para peserta didik

Pertanyaan langsung sebaiknya diberikan secara random

Pertanyaan hendaknya disesuaikan dengan kemampuan dan


kesiapan peserta didik

Sebaiknya hindari pertanyaan retorika atau leading question

e. Teknik-teknik dalam bertanya


-

Tekhnik menunggu

Tekhnik menguatkan kembali

Tekhnik menuntun dan menggali

Tekhnik mekacak

3. Keterampilan Menggunakan Variasi


a. Pengertian penggunaan variasi merupakan keterampilan guru dalam
menggunakan bermacam kemampuan untuk mewujudkan tujuan belajar
peserta didik sekaligus mengatasi kebosanan dan menimbulkan minat,
gairah dan aktivitas belajar mengajar yang efektif.
b. Tuujuan penggunaan variasi dalam proses belajar mengajar adalah
untuk :

http://mileniansa2009.blogspot.com

menghilangkan kejemuan dalam mengikuti proses belajar

mempertahankan kondisi optimal belajar

meningkatkan perhatian dan motivasi peserta didik

memudahkan pencapaian tujuan pengajaran

c. Jenis-jenis variasi
-

variasi dalam penggunaan media

variasi dalam gaya mengajar

variasi dalam penggunaan metode

variasi dalam pola interaksi yaitu gunakan pola interaksi multi arah

d. Prinsip-prinsip penggunaan variasi dalam pengajaran


-

gunakan variasi dengan wajar, jangan dibuat-buat

perubahan satu jenis variasi ke variasi lainnya harus efektif

penggunaan variasi harus direncakan dan sesuai dengan bahan,


metode, dan karakteristik peserta didik

4. Keterampilan Memberi Penguatan


a. Memberi penguatan atau reincorcement merupakan tindakan atau
respon terhadap suatu bentuk perilaku yang dapat mendorong
munculnya peningkatan kualitas tingkah laku tersebut di saat yang lain.
b. Tujuan

menggunakan

keterampilan

memberi

penguatan

dalam

pengajaran untuk :
-

Menimbulkan perhatian peserta didik

Membangkitkan motivasi belajar peserta didik

Menumbuhkan kemampuan berinisiatif secara pribadi

Merangsang peserta didik berfikir yang baik

Mengembalikan dan mengubah sikap negatif peserta dalam belajar


ke arah perilaku yang mendukung belajar

c. Jenis-jenis penguatan
-

Penguatan Verbal

Penguatan Gestural

Penguatan dengan cara mendekatinya

Penguatan dengan cara sambutan

Penguatan dengan memberikan kegiatan yang menyenangkan

Penguatan berupa tanda atau benda

http://mileniansa2009.blogspot.com

d. Prinsip-prinsip penguatan
-

Dilakukan dengan hangat dan semangat

Memberikan kesan positif kepada peserta didik

Berdampak terhadap perilaku positif

Dapat bersifat pribadi atau kelompok

Hindari penggunaan respon negative

5. Keterampilan Membuka dan Menutup Pelajaran


a.

Keterampilan

membuka

pelajaran

adalah

usaha

guru

untuk

mengkondisikan mental peserta didik agar siap dalam menerima


pelajaran. Dalam membuka pelajaran peserta didik harus mengetahui
tujuan yang akan dicapai dan langkah-langkah yang akan ditempuh.
Keterampilan menutup pelajaran adalah keterampilan guru dalam
mengakhiri kegitan inti pelajaran. Dalam menutup pelajaran, guru
dapat menyimpulkan materi pelajaran, mengetahui tingkat pencapaian
peserta didik dan tingkat keberhasilan guna dalam proses belajar
mengajar.
b.

Tujuan membuka dan menutup pelajaran adalah :


-

Untuk menimbulkan minat dan perhatian peserta didik terhadap


pelajaran yang akan dibicarakan

Menyiapkan mental para peserta didik agar siap memasuki


persoalan yang akan dibicarakan

Memungkinkan peserta didik mengetahui tingkat keberhasailan


dalam pelajaran

Agar peserta didik mengetahui batas-batas tugasnya yang akan


dikerjakan

c.

Prinsip-prinsip membuka dan menutup pelajaran


-

Dalam membuka pelajaran harus memberi makna kepada peserta


didik, yaitu dengan menggunakan cara-cara yang relevan dengan
tujuan dan bahan yang akan disampaikan

Hubungan antara pendahuluan dengan inti pengajaran serta dengan


tugas-tugas yang dikerjakan sebagai tindak lanjut nampak jelas dan
logis

http://mileniansa2009.blogspot.com

Menggunakan apersepsi yaitu mengenalkan pokok pelajaran


dengan menghubungkannya terhadap pengetahuan yang sudah
diketahui oleh peserta didik.

6. Keterampilan Mengajar Kelompok Kecil dan Perseorangan


a. Keterampilan mengajar kelompok kecil adalah kemampuan guru
melayani kegiatan peserta didik dalam belajar secara kelompok dengan
jumlah peserta didik berkisar antara 3 hingga 5 orang atau paling
banyak 8 orang untuk setiap kelompoknya.
Sedangkan keterampilan dalam pengajaran perorangan atau pengajaran
individual adalah kemampuan guru dalam mennetukan tujuan, bahan
ajar, prosedur dan waktu yang digunakan dalam pengajaran dengan
memperhatikan tuntutan-tuntutan atau perbedaan-perbedaan individual
peserta didik.
b. Tujuan guru mengembangkan keterampilan mengajar kelompok kecil
dan perorangan adalah :
-

Keterampilan dalam pendekatan pribadi

Keterampilan dalam mengorganisasi

Keterampilan dalam membimbing belajar

Keterampilan dalam merencakan dan melaksanakan KBM

7. Keterampilan Mengelola Kelas


-

Keterampilan mengelola kelas merupakan kemampuan guru dalam


mewujudkan dan mempertahankan suasana belajar mengajar yang
optimal

Tujuan dari pengelolaan kelas adalah :


-

Mewujudkan situasi dan kondisi kelas yang memungkinkan peserta


didik memgembangkan kemampuannya secara optimal

Menghilangkan berbagai hambatan dan pelanggaran disipilin yang


dapat merintangi terwujudnya interaksi belajar mengajar

Mempertahankan keadaan yang stabil dalam susana kelas, sahingga


bila terjadi gangguan dalam belajar mengajar dapat dikurangi dan
dihindari

Melayani dan membimbing perbedaan individual peserta didik

http://mileniansa2009.blogspot.com

Mengatur semua perlengkapan dan peralatan yang memungkinkan


peserta didik belajar sesuai dengan lingkungan sosial, emosional dan
intelektual peserta didik dalam kelas.

c. Prinsip-prinsip Pengelolaan Kelas


-

Keluwesan, digunakan apabila guru mendapatkan hambatan dalam


perilaku peserta didik, sehingga guru dapat merubah strategi
mengajarnya

Kehangatan dan keantusiasan

Bervariasi, gunakan variasi dalam proses belajar mengajar

Tantangan, gunakan kata-kata, tindakan atau bahan sajian yang


menantang

Tanamkan displin diri, selalu mendorong peserta didik agar


memiliki disipin diri

Menekankan

hal-hal

positif,

memikirkan

hal

positif

dan

menghindarkan konsentrasi pada hal negatif


d. Komponen Keterampilan Pengelolaan Kelas
-

Keterampilan yang bersifat preventif guru dapat menggunakan


kemampuannya dengan cara :

Memusatkan perhatian

Menunjukkan sikap tanggap

Menegur

Membagi perhatian

Memberi petunjuk-petunjuk yang jelas

Memberi penguatan

Keterampilan megelola kelas yang bersifat represif, guru dapat


menggunakan keterampilan dengan cara :

Pengelolaan kelompok

Modifikasi tingkah laku

Menemukan dan memecahkan tingkah laku yang menimbulkan


masalah

e. Hal-hal yang harus dihindari dalam mengembangkan keterampilan


mengelola kelas :
-

Ketidaktepatan memulai dan mengakhiri kegiatan

http://mileniansa2009.blogspot.com

Pengulangan penjelasan yang tidak perlu

Penyimpangan

Kesenyapan

Bertele-tele

8. Keterampilan membimbing Diskusi Kelompok kecil


-

Diskusi kelompok kecil adalah suatu proses belajar yang dilakukan


dalam

kerja

sama

kelompok

bertujuan

memecahkan

suatu

permasalahan, mengkaji konsep, prinsip atau kelompok tertentu.


-

Prinsip-prinsip membimbing diskusi kelompok kecil :


-

Laksanakan diskusi dalam suasana yang menyenangkan

Berikan waktu yang cukup untuk merumuskan dan menjawab


permasalahan

Rencanakan diskusi kelompok dengan sistematis

Bimbinglah dan jadikanlah diri guru sebagai teman dalam diskusi

c. Komponen keterampilan guru dalam megembangkan pembimbingan


kelompok kecil :
-

Memperjelas permasalahan

Menyebarkan kesempatan berpartisipasi

Pemusatan perhatian

Menganalisa pandangan peserta didik

Meningkatkan urutan pikiran peserta didik

Menutup diskusi

d. Hal-hal yang harus dihindari dalam membimbing diskusi kelompok


kecil :
-

Melaksanakan diskusi yang tidak sesuai dengan karakteristik dan


kebutuhan peserta didik

Tidak memberikan kesempatan yang cukup kepada peserta didik


untuk memikirkan pemecahan masalah

Membiarkan diskusi dikuasai oleh peserta didik tertentu

Membiarkan peserta didik mengemukakan pendapat yang tidak ada


kaitannya dengan topik pembicaraan

Membiarkan peserta didik tidak aktif

Tidak merumuskan hasil diskusi dan tiadak membentuk tindak


lanjut

http://mileniansa2009.blogspot.com

II.

MODEL PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL


1. Model Pembelajaran Kontekstual
-

Pembelajaran Kontekstual (Contextual Teaching and Learning / CTL)


menurut Nurhadi (2003) adalah konsep belajar yang mendorong guru
untuk menghubungkan antara materi yang diajarkan dan situasi dunia
nyata siswa.
Menurut Johnson (2002) CTL adalah sebuah proses pendidikan yang
bertujuan menolong para siswa melihat makna di dalam materi
akademik yang mereka pelajari dengan cara menghubungkan subjeksubjek akademik dengan konteks dalam kehidupan keseharian mereka,
yaitu dengan konteks keadaan pribadi, sosial dan budaya mereka.

Dasar Toeri Model Pembelajaran Kontekstual


Menurut Johnson (2004) tiga pilar dalam CTL yaitu :
-

CTL mencerminkan prinsip kesaling-bergantungan

CTL mencerminkan prinsip diferensiasi

CTL mencerminkan prinsip pengorganisasian diri

c. Komponen Model Pembelajaran CTL


Ada tujuh komponen utama dalam pembelajaran CTL yaitu :
-

Bertanya (Questioning)

Kontruktivisme (Contruktivism)

Menemukan (Inquiry)

Permodelan (Modeling)

Masyarakat Belajar (Learning Community)

Penilaian sebenarnya (Aithentic assesment)

d. Pola / Skenario Pembelajaran Kontekstual


Contoh pengaitan-pengaitan yang dilakukan dalam CTL :
Di kelas yang tinggi para guru mendorong siswa untuk membaca,
menulis dan berfikir secara kritis dengan meminta mereka untuk focus
pada persoalan-persoalan kontroverrsial di lingkungan atau masyarakat
mereka. Kelas dibagi dalam kelompok dan setiap kelompok memilih
sebuah persoalan kontroversial dan menelitinya.
e. Langkah-langkah Pembelajaran CTL dalam Kelas
-

Melaksanakan sejauh mungkin kegiatan inkuiry untuk semua topik

http://mileniansa2009.blogspot.com

Mengembangkan pemikiran bahwa anak akan belajar lebih


bermakna

dengan

cara

bekerja

sendiri

pengetahuan

dan

keterampilan bertanya
-

Mengembangkan sifat ingin tahu siswa dengan bertanya

Menghadirkan model sebagai contoh pembelajaran

Menciptakan masyarakat belajar

Melakukan refleksi di akhir penemuan

Melakukan penilaian yang sebenarnya dengan berbagai cara

Ciri kelas yang menggunakan pendekatan kontekstual :

Pengalaman nyata

Kerja sama, saling menunjang

Gembira, belajar dengan gairah

Pembelajaran terintegrasi

Menggunakan berbagai sumber

Siswa aktif dan kritis

Menyenangkan, tidak membosankan

Sharing dengan teman

Guru kreatif

Contoh skenario pembelajaran kontekstual :


Pengorganisasian : kelompok kecil 4 5 orang
Pertemuan I

: menyelidiki perubahan air menjadi uap dan


kembali lagi menjadi air

Tanya jawab tentang terjadinya hujan


Penjelasan penggunaan alat
Melakukan kegiatan percobaan
Mengamati dan melaporkan hasil percobaan
Menyimpulkan hasil kegiatan
Memberi contoh terapan dalam kehidupan sehari-hari
Pertemuan II

: menyelidiki wujud lilin yang dipanaskan


kemudian didinginkan

Tanya jawab tentang terjadinya perubahan wujud pada lilin


Penjelasan penggunaan alat

http://mileniansa2009.blogspot.com

Melakukan kegiatan percobaan


Mengamati dan melaporkan hasil percobaan
Menyimpulkan hasil kegiatan
Memberi contoh terapan dalam kehidupan sehari-hari
Alat dan bahan :
Air, lilin, korek api
Kompor / pemanas, cairan
Penilaian
Penilaian tertulis (mengenal perubahan wujud, menganalisa
benda yang berubah wujud dapat ke wujud semula)
Kinerja (mengamati kinerja siswa atau melalukan percobaan)
Produk (merancang dan membuat alat penyulingan air)
2. Model Pembelajaran Koperatif
-

Dasar Konsep Belajar Kooperatif (Coopertif Learning) adalah


pendekatan pembelajaran yang berfokus pada penggunaan kelompok
kecil siswa untuk bekerja sama dalam memaksimalkan kondisi belajar
siswa untuk mencapai tujuan belajar.
-

Kelas Demokratis
Menurut Dewey, Thelen mengatakan bahwa kelas seharusnya
merupakan labotarorium atau miniatur demokrasi yang bertujuan
mempelajari dan meyelidki berbagai masalah dan inter personal

Hubungan antar kelompok

Experiental Learning

Teori Motivasi

b. Konsep Pokok Pembelajaran Kooperatif


Pembelajaran kooperatif adalah pembelajaran yang secara sadar dan
sengaja mengembangkan interaksi yang silih asuh untuk menghindari
ketesinggungan

dan

kesalahpahaman

yang

dapat

permusuhan,sebgai latihan hidup bermasyarakat.


c. Ciri-ciri Pembelajaran Koperatif
-

saling ketergantungan positif dapat dicapai melalui :

saling ketergantungan bahan atau sumber

http://mileniansa2009.blogspot.com

menimbulkan

saling ketergantungan menyelesaikan tugas

saling ketergantungan peran

saling ketergantungan mencapai tujuan

saling ketergantungan hadiah

interaksi tatap muka

akuntabilitas individual

keterampilan menjalin hubungan antar ptibadi

d. Perbedaan Pembelajaran Koopertif dengan Pembelajaran Tradisional


Kelompok Belajar Kooperatif
Kelompok Belajar Tradisional
- Adanya saling ketergantungan - Guru sering membiarkan adanya
positif, saling membantu dan

siswa

saling

kelompok atau menggantungkan

memberikan

motivasi

sehingga ada interaksi promotif


- ada akuntabilitas individual yang mengukur

penguasa

materi

mendominasi

diri pada kelompok


Akuntabilitas individual sering
diabaikan sehingga tugas-tugas

pelajaran tiap kelompok

sering

- kelompok belajar heterogen

yang

diborong

oleh

seorang anggota kelompok


kelompok belajar biasanya
homogen
Pemimpin

kelompok

secara demokratis atau bergilir

ditentukan

oleh

untuk memberikan pengalaman

kelompok

- Pimpinan

kelompok

dipilih -

salah

sering

guru

atau

memimpin bagi para anggota


kelompok
- Keterampilan

sosial

yang -

diperlukan dalam kerja gotong


royong
- Guru melakukan

pemantuaan -

Ketermpilan sosial sering tidak


diajarkan secara langsung
Pemantauan melalui observasi

melalui observasi dan melakukan

dan intervensi sering dilakukan

intervensi jika terjadi masalah

oleh guru pada saat belajar

dalam kerja sama antar anggota

kelompok

kelompok
- Guru

memperhatikan

secara -

Guru

sering

tiedak

langsung proses kelompok yang

memperhatikan

terjadi

kelompok yang terjadi dalam

dalam

kelompok belajar

http://mileniansa2009.blogspot.com

kelompok-

proses

kelompok-kelompok belajar

- Penekanan tidak hanya pada penyelesaian tugas tetapi juga

Penekanan sering hanya pada


penyelesaian tugas

hubungan interpersonal
e. Keuntungan Penggunaan Pembelajaran Kooperatif
-

Memungkinkan para sisawa saling belajar mengenai sikap,


keterampilan, informasi, perilaku sosial dan pandangan-pandangan

Meningkatkan kepekaan dan kesetiakawanan sosial

Meningkatkan rasa saling percaya kepada sesama

Memudahkan siswa melakukan penyesuaian sosial

Meningkatkan kemampuan memandang masalah dan situasi dari


berbagai prespektif

Meningkatkan

kegemaran

tanpa

memandang

perbedaan

kemampuan, jenis kelamin, normal atau cacat, etnis, kelas sosial,


agama dan orientasi tugas
f. Beberapa Metode Pembelajaran Kooperatif
-

Metode STAD (Student Achiement Division)

Metode Jigsaw

Metode GI (Group Investigation)

Metode Struktural
Contoh-contoh teknik pembelajaran Metode Struiktural :

Mencari pasangan

Bertukar pasangan

Bercerita berpasangan

Berkirim salam dan soal

Keliling kelompok

Dua tinggal dua tamu

Kancing gemerincing

http://mileniansa2009.blogspot.com

3. Model Pembelajaran Kuantum


a. Latar Belakang Pembelajaran Kuantum
Tokoh utama di balik pembelajaran kuantum adalah Bobbi De Porter.
Pada tahap awal perkembangannya, pebelajaran kuantum dimaksudkan
untuk membantu meningkatkan keberhasilan hidup dan karier para
remaja di rumah. Tidak dimaksudkan sebagai metode dan strategi
pembelajaran untuk mencapai keberhasilan lebih tinggi di sekolah.
Bahwa sebenarnya pembelajaran kuantum merupakan falsafah dan
metodelogi pembelajaran yang bersifat umum, tidak secara khusus
diperuntukkan bagi pengajaran di sekolah.
b. Dasar Teori Pembelajaran Kuantum
Pandangan-pandangan teori sugestologi atau pembelajaran akseleratif
lazanov,

teori

kecerdasan

garda

Gardna,

teori

pemrograman

neurolinguistik (NLP), (NLP) Grinder dan Bandler dan pembelajaran


eksperensial (berdasarkan pengalaman)
c. Karakterisktik Umum
Pembelajaran kuantum memiliki karakteristik umum yang dapat
memantapkan dan menguatkan sosialnya.
Beberapa karakteristik umum yang tampak membentuk sosok
pembelajaran kuantum sebagai berikut :
-

Pembelajaran kuantum lebih bersifat humanistis, bukan pasivistisempiris, hewan-istis dan atau natives

Pembelajaran kuantum berpangkal pada psikologi kognitif, bukan


fisik kuantum meskipun serba sedikit istilah dan konsep kuantum
dipakai.

Pembelajaran kuantum memusatkan perhatian pada interaksi yang


bermutu dan bermakna, bukan sekedar transaksi makna

Pembelajaran kuantum lebih bersifat kontruktivis(tis)m bukan


positivisme empiris, behavioristis.

Pembelajaran kuantum sangat menekankan pada pemercepatan


pembelajaran dengan taraf keberhasilan tinggi

Pembelajaran kuantum sangat menekankan kealamiahan dan


kewajaran proses pembelajaran, bukan keartifisialan atau keadaan
yang dibuat-buat

http://mileniansa2009.blogspot.com

Pembelajaran kuantum memiliki model yang memadukan konteks


dari isi pembelajaran

Pembelajaran kuantum sangat menekankan kebermaknaan dan


kebermutuan proses pembelajaran

Pembelajaran kuantum menempatkan nilai dan keyakinan sebagai


bagian penting proses pembelajaran

Pembelajaran kuantum memusatkan perhatian pada pembentukan


keterampilan akademis, keterampilan (dalam) hidup dan prestasi
fisikal atau material

Pembelajaran kuantum mengutamakan keberagaman dan kebebasan,


bukan keseragaman dan ketertiban

Pembelajaran kuantum mengintegrasikan totalitas tubuh dan pikiran


dalam proses pembelajaran

d. Prinsip Utama Proses Pembelajaran Quantum


Ada tiga macam prinsip utama yang membangun sosok pembelajaran
kuantum
-

Prinsip utama pembelajaran kuantum berbunyi :


Bawalah dunia mereka (Pembelajar) ke dalam Dunia kita (Pengajar)
dan Antarkan Dunia Kita (Pengajar) ked lam Dunia Mereka
(Pembelajar)

Dalam pembelajaran kuantum juga berlaku prinsip bahwa


pembelajaran merupakan permainan orkestra simfoni.
Prinsip-prinsip dasar ini ada lima macam berikut ini :
Ketahuilah bahwa Segalanya Berbicara
Ketahuilah bahwa Segalanya Bertujuan
Sadarilah bahwa Pengalaman Mendahului Penamaan
Akuilah Setiap Usaha yang Dilakukan dalam Pembelajaran
Sadarilah bahwa sesuatu yang layak Dipelajari layak pula
Dirayakan

Dalam pembelajaran kuantum juga berlaku prinsip bahwa


pembelajaran harus berdampak bagi terbentuknya keungulan
Delapan kunci keunggulan sebagai berikut :
Berbicaralah dengan baik
Terapkanlah hidup dalam integritas
Tegaskanlah komitmen

http://mileniansa2009.blogspot.com

Akuilah kegagalan dapat membawa kesuksesan


Tetaplah lentur
Jadilah pemilik
Pertahankanlah kesimbangan
e. TANDUR Sebagai Kerangka Perencanaan Pembelajaran Model Kuantum
TANDUR yang merupakan akronim dari : Tumbuhkan, Alami, Namai,
Demonstrasikan, Ulangi dan Rayakan
Kerangka Perancangan Pembelajaran Kuantum TANDUR adalah sebagai
berikut :
1) Tumbuhkan

sertakan diri mereka, pikat mereka, puaskan


keingintahuan mereka. Buatkanlah mereka
tertarik atau penasaran tentang materi yang
akan kita ajarkan

2) Alami

berikan mereka pengalaman belajar, tumbuhkan


kebutuhan untuk mengetahui

3) Namai

berikan data tepat saat minat memuncak


mengenalkan konsep-konsep pokok dari materi
pelajaran

4) Demonstrasikan

berikan

kesempatan

bagi

mereka

untuk

mengaitkan pengalaman dengan data baru,


sehingga mereka menghayati dan membuatnya
sebagai pengalaman pribadi
5) Ulangi

rekatkan gambaran kesuluruhan

6) Rayakan

ingat, jika layak dipelajari, maka layak pula


dirayakan

f. Beberapa Contoh Teknik Model Pembelajaran Kuantum


1) Peta Konsep Sebagai Teknik Belajar Efektif
Langkah-langkah teknis penggunaan peta konsep menurut Rose dan
Nicholl (2003), De Porter dan Hernacki (2002) adalah sebagai
berikut :
-

Mulai dengan topik di tengah halaman

Buatlah cabang-cabangnya

Gunakan kata-kata kunci

Tambahkanlah

simbol-simbol

dari

mendapatkan ingatan yang lebih baik

http://mileniansa2009.blogspot.com

ilustrasi-iustrasi

untuk

Gunakanlah huruf-huruf KAPITAL

Tulislah gagasan-gagasan penting dengan huruf-huruf yang besar

Hidupkanlah peta pikiran anda dengan hal-hal yang menarik bagi


anda

Garis bawahi kata-kata itu dan gunakan huruf tebal / miring

Bersikap kreatif dan berani

Buatlah peta konsep secara horisontal, agar dapat memperbesar


ruang bagi gagasan anda

2) Cara Membelajarkan Peta Konsep Secara Klaasikal


-

Guru melakukan apersepsi dengna pertanyaan pada materi


Hidrosfer

Sajikan gambar / CD

Gunakan pertanyaan tentang dimensi-dimensi atau cakupan materi


dari sumber daya air

Sambil bertanya guru mencoba mentransfer jawaban siswa dalam


bentuk peta konsep

Perbaiki peta konsep yang belum terstruktur menjadi terstruktur

Setelah gambar peta konsep jadi di papan tulis, guru meminta


siswa untuk membuat peta konsep secara berkelompok

Guru membagio siswa menjadi beberapa kelompok dan seterusnya

3) Taknik Memori
Teknik memori adalah teknik memasukkan informasi ke dalam otak
yang sesuai dengan cara kerja otak
-

Melatih imajinasi

Teknik rantaian kata

Teknik pkesetan kata

4) Sistem Pasak Lokasi


5) Teknik Akrostik (Jembatan Keledai)
Teknik akrostikk adalah teknik menghafal dengan cara mengambil
huruf depan dari materi yang ingin diingat kemudian digabungkan
sehingga menjadi singkatan atau kata atau kalimat yang lucu.
Contoh : Mejikuhibiniu (merah, jingga, kuning, hijau, biru, nila, ungu)

http://mileniansa2009.blogspot.com

4. Model Pembelajaran Kuantum


a. Model Kurikulum
Menurut Nasution (2003 : 76 - 128) dalam pengembangan kurikulum
ada 3 model pengorganisasian kurikulum yaitu :
1) Subject Curriculum
2) Correleted Curriculum
3) Integrated Curriculum
b. Prinsip Dasar Pembelajaran Terpadu
Prinsip-prinsip pembelajaran terpadu dapat diklasifikasikan menajdi :
1) Prinsip Penggalian Tema merupakan prinsip utama (fokus) dalam
pembelajaran terpadu
Tema hendaknya memperhatikan beberapa persyaratan :
-

Tema hendaknya tidak terlalu luas

Tema harus bermakna

Tema

harus

disesuaikan

dengan

tingkat

perkembangan

psikologis anak
-

Tema dikembangkan harus mewadahi sebagian besar minat anak

Tema yang dipilih hendaknya memperhatikan peristiwaperistiwa otentik yang terjadi di adalam rentang waktu belajar

Tema yang dipilih hendaknya mempertimbangkan kurikulum


yang berlaku serta harapan masyarakat

Tema yang dipilih hendaknya juga mempertimbangkan sumber


belajar

2) Prinsip Pengelolaan Pembelajaran


Pengelolaan pembelajaran dapat optimal apabila guna mampu
menempatkan dirinya dalam keseluruhan proses
3) Prinsip Evaluasi
Evaluasi pada dasarnya menjadi fokus dalam setiap kegiatan
4) Prinsip Reaksi
c. Pentingnya Pembelajaran Terpadu
Ada beberapa alasan yangmendasari, antara lain :
1) Dunia anak adalah dunia nyata
2) Proses pemahaman anak terhadap suatu konsep dalam suatu
peristiwa / obyek lebih terorganisasi

http://mileniansa2009.blogspot.com

3) Pembelajaran akan lebih bermakna


4) Memberi peluang siswa untuk mengembangkan kemampuan diri
5) Memperkuat kemampuan yang diperoleh
6) Efisiensi waktu
d. Karakteristik Pembelajaran Terpadu
Menurut Depdikbud (1996 : 3) ada beberapa karakteristik pembelajaran
terpadu yaitu :
1) Holistik
2) Bermakna
3) Otentik
4) Aktif
e. Model Pembelajaran Terpadu
Menurut Forgaty (1991 : 15 17) ada 10 model yang dapat
dikembangkan dalam pendekatan pembelajaran terintegrasi yaitu :
1)

Fragmental Model

2) Connected Model
3) Nested Model
4) Sequenced Model
5) Share Model
6) Webbed Model
7) Threathed Model
8) Integrated Model
9) Immersed Model
10) Networked Model
f. Teknik Penyusunan Tema dalam Pembelajaran Terpadu
1) Teknik Integrasi berdasarkan Topik
2) Teknik Integrasi berdasarkan Potensi Utama
3) Teknik Integrasi berdasarkan Permasalahan
g. Langkah-langkah (Sintak) Pembelajaran Terpadu
1) Tahap Perencanaan
-

Menentukan jenis mata pelajaran dan jurus keterampilan yang


dipadukan

Memilih kajian materi, standar kompetensi, kompetensi dasar


dan indicator

http://mileniansa2009.blogspot.com

Menentukan sub keterampilan yang dipadukan

Merumuskan indikator hasil belajar (TIK)

Menentukan langkah-langkah pembelajaran

2) Tahap Pelaksanaan
3) Tahap Evaluasi
5. Model Pembelajaran Berbasis Masalah (Problem Based Learning : PBL)
a. Dasar Teori
1) Dewey dan Kelas Berorientasi Masalah
2) Piaget, Vygetsky dan Konstruktivisme
3) Bruno dan Discovery Learning
-

Dalam Democracy dan Education (1916), Dewey mendeskripsikan


pandangan tentang pendidikan dengan sekolah sebagai cermin
masyarakat yang lebih besar dan kelas akan menjadi laboratorium
untuk penyelidikan dan pengatasan masalah kehiduan nyata

Prespektif Kognitiv Konstruktivis, yang menjadi landasan PBL,


banyak meminjampendapat Piaget (1954, 1963). Prespektif ini
mengatakan seperti yang juga dikatakan oleh Piaget, bahwa pelajar
dengan umur berapapun terlinat secara aktif dalam proses
mendapatkan informasi dan mengonstruksikan pengetahuannya
sendiri.

Bruner dan Discovery Learning, Ia mengembangkan teori


pembelajaran discovery learning yaitu sebuah modelk pembelajaran
yang menekankan pentingnya membantu siswa untuk memahami
struktur atau ide-ide kunci suatu disiplin ilmu, kebutuhan akan
keterlibatan aktif siswa dalam proses belajar dan keyakinan bahwa
pembelajaran sejati terjadi melalui personal discovery (penemuan
pribadi)

b. Merencanakan dan Melaksanakan PBL


1) Merencanakan Pelajaran PBL
-

Memutuskan sasaran dan tujuan

Merangsang situasi bermasalah yang tepat

Mengorganisasikan sumber daya dan merencanakan logistik

http://mileniansa2009.blogspot.com

2) Melaksanakan Pelajaran PBL


-

Memberikan orientasi tentang permasalahannya kepada siswa

Mengorganisasikan siswa untuk meneliti

Perencanaan Kooperatif

Investigasi, pengumpulan, data dan ekperimentasi

Mengembangkan hipotesis, menjelaskan dan mmberi saran

c. Bentuk Evakuasi PBL


Beberapa bentuk evaluasi untuk PBL antara lain : Tes Pemahaman,
Checklist, rating skill.
d. Contoh langkah-langkah penerapan PBL
Contoh PBL Model : A Simple Approach
1) Stage One
2) Stage Two
3) Stage Three
4) Stage Four

Diambil dari Modul Pendidikan dan Latihan Profesi Guru (PLPG)


Judul buku

Model-model Pembelajaran Inovatif

Disusun oleh

Drs. Sugiyanto, M.Si.

Penerbit

Panitia Sertifikasi Guru (PSG) Rayon B


Surakarta 2008

http://mileniansa2009.blogspot.com

Anda mungkin juga menyukai