Anda di halaman 1dari 9

Presentasi GJR

Kelompok : .....

Pengertian Trase Jalan


Trase jalan adalah serangkaian garis lurus yang menghubungkan
titik-titik rencana lokasi jalan.Trase jalan nantinya akan berfungsi
sebagai sumbu jalan.
Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam menggambarkan
trase jalan, yaitu :
1.

Trase jalan untuk perencanaan jalan baru setidaknya digambarkan


dengan jarak alternatif terpendek yang memungkinkan.

2.

Trase jalan diusahakan tidak tegak lurus dengan garis transis atau
kontur di peta topografi, bila garis trase tegak lurus dengan garis
transis, maka jalan yang akan memiliki kemiringan memanjang yang
besar ( baik menanjak atau menurun).

3.

Penentuan kecepatan rencana pada jalan yang akan dibuat menjadi


acuan untuk merencanakan trase jalan beserta tikungantikungannya. Semakin besar kecepatan rencana yang direncanakan,

Tahapan Penentuan Lokasi Jalan


Tahap 1:

Penentuan titik awal dan titik akhir rencana jalan pada


peta kontur. Periksa daerah di antara titik-titik tersebut
Tahap 2: reconnaissance survey
Tahap 3: preliminary survey
Tahap 4: location survey
Tahap 5: construction survey

Peta Kontur
Hal-hal yang harus diperhatikan dalam peta:
Arah utara, arah sumbu x dan y
Skala dan legenda
1:5.000 artinya 1 cm di peta sama dengan 5.000 cm
dilapangan. Skala peta untuk reconnaissance survey =
1:5.000 atau 1:10.000. Skala peta untuk detail trase/koridor
= 1:1.000 atau 1:2.000
Patok utama (bench mark) sebagai pengikat dan panduan
rancangan jalan saat staking out.

Pembuatan Peta Kontur


1. Terrestrial method : pengukuran
langsung di lapangan
2. Extra-terrestrial method :
menggunakan satelit
3. Photogrammetry : menggunakan
teknik fotografi

Faktor yang Mempengaruhi Penentuan


Trase Jalan

1. Kondisi Medan dan Topograf

Keadaan topografi dalam penetapan trase jalan


memegang peranan sangat penting, karena mempengarui
penetapan alinyemen, kelandaian jalan, jarak pandangan,
penampang melintang, saluran tepid an lain sebagainya.
Tabel Klassifkasi Medan berdasarkan topograf
Topografi medan

Kemiringan medan

Datar (D)
Perbukitan (B)
Pegunungan (B)

<3
3-25
>25%

2. Perpotongan dengan Sungai


Jika rencana jalan harus memotong sungai, perpotongan itu tidak selalu
berada pada sudut yang tepat.
- Perpotongan tegak lurus akan lebih ekonomis bentang jembatan
lebih pendek sehingga dapat mengurangi biaya konstruksi.
- Perpotongan yang miring biasanya membutuhkan bentang jembatan
yang lebih panjang, tapi kelandaian jalan bisa lebih datar.
Bagian tersempit sungai tidak selalu layak untuk konstruksi jembatan.
Hal ini disebabkan karena untuk menuju titik tersebut dibutuhkan jarak
tambahan, sehingga BOK naik.
Saat ini, jembatan dengan bentang sangat panjang sudah dapat
dibangun. Misalnya: Millau viaduct.

3. Faktor Geologi
4. Daerah lahan kritis
5. Daerah Aliran Sungai
6. Material
7. Galian dan Timbunan
8. Pembebasan Lahan
9. Lingkungan
10. Faktor Tata Guna Lahan
11. Sosial
12. Penetapan Stasiun (Stationing)

TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai