Anda di halaman 1dari 27

carilah pengertian dan gambar :

1. pemakaian air rata2,


2. kebutuhan puncak,
3. pertimbangan air khusus,
4. penyiraman rumput,
5. persediaan air tanah,
6. persediaan air permukaan,
7. sumber air permukaan,
8. daerah tadah kemdali,
9. kolam atau danau,
10. penyelidikan bakteriologis,
11. pemeliharaan fasilitas,
12. perlindungan terhadap pembekuan,
13. rasa dan bau,
14. pengendalian gulma,
15. saluran irigasi,

Manajemen Pemeliharaan
POSTED BY RENGKODRIDERS NOVEMBER 20, 2011 5 KOMENTAR
FILED UNDER MAINTENANCE, MANAJEMEN PEMELIHARAAN

Pemeliharaan (Maintenance) ialah suatu kegiatan yang dilakukan secara sengaja (sadar)
terhadap suatu fasilitas dengan menganut suatu sistematika tertentu dengan tujuan agar fasilitas
tersebut dapat berfungsi, beroperasi dengan lancar, aman, efektif dan efisien.
Jadi kegiatan pemeliharaan itu bukanlah pekerjaan yang ala kadarnya, bukan pekerjaan yang asalasalan, tetapi pekerjaan yang perlu perencanaan , pembiayaan dan kesungguhan.
Pemeliharaan Pencegahan (Preventive Maintenance) ialah pemeliharaan yang dilakukan
agar fasilitas / mesin / peralatan terhindar dari laju kerusakan yang cepat (tidak wajar)
Perbaikan

(Corective

Maintenance) ialah

pemeliharaan

yang

dilakukan

kerusakan untuk mengembalikan mesin / peralatan pada kondisi semula.

apabila

terjadi

Pemeliharaan Darurat (Emergency Maintenance) ialah pemeliharaan yang dilakukan di luar


program pemeliharaan kerena terjadi sesuatu yang emergency (kecelakaan).
Biasanya pemeliharaan darurat itu adalah perbaikan-pebaikan kerena kecelakaan yang

akan

mengakibatkan kerusakan-kerusakan dan biasa disebut perbaikan darurat


Pra Pemeliharaan (Pre-maintenance) ialah persiapan pemeliharaan agar dalam pelaksanaan
pemeliharaan nantinya lebih lancar dan memenuhi sasaran. Kegiatan pra pemeliharaan ini antara
lain seperti : penyusunan program pemeliharaan, penyediaan peralatan dan bahan pemeliharaan
sesuai dengan fasilitas obyek pemeliharaan, penyiapan lokasi seperti fondasi / lantai dan tata letak
(lay-out) yang memadai, penyiapan sarana penunjang seperti : listrik,

air dan udara kempa,

persiapan tenaga pelaksana pemeliharaan (organisasi) dan administrasi pemeliharaan.


Pemeliharaan Harian (Routine Maintenance) ialah pemeliharaan yang dilakukan setiap hari
atau setiap mesin/peralatan/fasilitas dioperasikan atau digunakan.
Kegiatan yang dilakukan seperti :

Pencegahan beban lebih


Pencegahan korosi
Pelumasan bagi yang memerlukan
Keselamatan dan keamanan fasilitas
Kebersihan dan ketertiban

Kegiatan pemeliharaan harian ini biasanya dilakukan oleh operator.


Pemeliharaan Berkala (Periodic Maintenance) ialah pemeliharaan yang dilakukan secara
berkala sesuai dengan jadwal yang telah diprogramkan. Pembuatan jadwal itu berdasarkan
kepentingan perlakuan terhadap obyek pemeliharaan misalnya keperluan penggantian oli
seharusnya berapa jam kerja, penyetelan ulang bagian-bagian yang bergerak setiap berapa bulan
dan sebagainya.
Di dalam pemeliharaan berkala ini kita kenal adanya pemeliharaan wekly , monthly dan yearly,
yang artinya sebagai berikut :
Weekly maintenance (Pemeliharaan mingguan) ialah pemeliharaan yang dilaksanakan
seminggu sekali atau dua minggu sekali atau tiga minggu sekali.
Monthly maintenance (Pemeliharaan bulanan) ialah pemeliharaan yang dilakuka satu bulan
sekali atau tiga bulan sekali (tiga bulanan) atau setiap enem bulan sekali (semesteran).
Yearly maintenance (Pemeliharaan tahunan) ialah pemeliharaan yang dilakukan setiap tahun
sekali atau dua tahun sekali.
Tetapi banyak juga pemeliharaan mesin / peralatan / fasilitas yang pelaksanaan pemeliharaannya
berdasarkan jam kerja misalnya penyetelan-penyetelan bagian-bagian yang bersambung atau

bagian-bagian yang bergerak dilaksanakan setiap 1000 jam kerja, penggantian oli setiap 2000 jam
kerja, servis besar (overhaul) setiap 4000 jam kerja dan sebagainya.
Pemeliharaan berkala ini biasanya dilaksanakan oleh teknisi pemeliharaan.
Perbaikan ringan (Light repairing) ialah perbaikan-perbaikan dari kerusakan ringan termasuk
yang ditemukan pada waktu pengecekan (pemeliharaan berkala) yang perbaikannya cukup dengan
penggantian komponen (replacement) dan tidak memerlukan waktu dan biaya tinggi.
Perbaikan medium (Medium repairing) ialah perbaikan-perbaikan dari kerusakan akibat aus
atau akibat kecelakaan yang perbaikannya memerlukan pembetulan komponen dengan biaya yang
lebih tinggi dan waktu kerja yang lebih lama.
Servis besar (Overhaul) ialah perbaikan total akibat ke ausan (lama pemakaian) dengan
pembetulan-pembetulan maupun penggantian komponen. Perbaikan atau overhaul ini biasa
dilakukan oleh teknisi dan / atau teknisi ahli,sedangkan untuk mencapai hasil yang optimal perlu
kiranya menganut suatu sistematika perbaikan yang yang telah ditentukan
Perbaikan darurat (Emergency repairing) ialah perbaikan dari kerusakan akibat kecelakaan
yang perbaikannya bersifat sementara untuk menunggu perbaikan yang sempurna atau langsung
diperbaiki secara sempurna.
Di dalam sistem pemeliharaan ini ada pula istilah-istilah yang sering digunakan seperti :
Running maintenance ialah pemeliharaan suatu mesin / peralatan / fasilitas dalam keadaan
bekerja atau dioperasikan / digunakan.
Shut down maintenanceialah pemeliharaan suatu mesin / peralatan / fasilitas yang mana
mesin / peralatan / fasilitas tersebut harus diberhentikan / tidak dipergunakan , karena tidak
mungkin dilakukan pemeliharaan bila mesin / peralatan / fasilitas dalam keadaan bekerja /
dipergunakan .
Lack of maintenance ialah kekurangan atau kelemahan dalam pemeliharaan atau disebut juga
pemeliharaan yang tidak baik.
Predictive maintenance atau pemeliharaan prakiraan ialah kegiatan pemeliharaan yang
memperkirakan umur atau masa pakai efektif dan efisien suatu komponen sehingga orang dapat
memperkirakan kapan komponen tersebut harus mendapat perlakuan pemeliharaan.

Perbaikan

(Repair fault) ialah suatu tindakan terhadap mesin / peralatan / fasilitas yang

mengalami kerusakan untuk mengembalikan kepada kondisi semula agar fasilitas tersebut dapat
berfungsi kembali. Dengan demikian perbaikan ini dapat dikatakan merupakan bagian dari
pemeliharaan secara umum.
Diagnose Kerusakan atau disebut juga Fault Finding ialah kegiatan untuk mencari atau
menemukan kerusakan (bagian yang rusak) pada fasilitas yang mengalami gangguan.
Untuk dapat melaksanakan diagnose kerusakan biasanya teknisi dibantu oleh :

Informasi dari operator


P K yaitu petunjuk kerja dari buku operations manual.
P P yaitu petunjuk pemeliharaan dari buku maintenace manual.
K M yaitu kartu mesin yang merupakan catatan perbaikan sebelumnya (maintenance
record).

Analisis perbaikan ialah kegiatan yang dilakukan setelah kerusakan atau gangguan ditemukan
yaitu mengadakan pemeriksaan bagian-bagian yang rusak,memperhitungkan dan merencanakan
pelaksanaan perbaikan.

Di dalam kegiatan analisis perbaikan ini ada kegiatan dismantling atau pembongkaran maksudnya
ialah mesin / peralatan / fasilitas yang telah dinyatakan rusak dibongkar untuk dicari bagian-bagian
yang rusak. Kemudian bagian-bagian atau komponen yang rusak tersebut diperiksa sejauh mana
atau separah apa kerusakan itu terjadi. Untuk pembongkaran dan pemeriksaan ini diperlukan alatalat atau bahkan alat khusus ( AL ) dan juga teknisi ( T ) atau bahkan teknisi ahli ( TA ).
Perhitungan perbaikan maksudnya ialah setelah kerusakan komponen diperiksa dan telah nyata
jenis kerusakannya kemudian dipertimbangkan jenis perbaikan apa yang dipilih termasuk
diperhitungkan biaya perbaikannya.
Jadwal perbaikan ialah pembagian dan penetapan waktu perbaikan setiap komponen yang
pelaksanaan perbaikannya mungkin ditangani oleh beberapa teknisi di beberapa bengkel pula.
Komponen yang satu dan yang lain penyelesaian perbaikannya harus sesuai dengan jadwal agar
pada waktu perakitan kembali semuanya sudah siap.
Proses Perbaikan ialah pelaksanaan perbaikan sesuai dengan jadwal yang telah ditetapkan oleh
bagian perencanaan ( maintenance engineering ). Pelaksana perbaikan ini tentu disesuaikan
dengan tingkat kesulitan perbaikannya, misalnya untuk perbaikan-perbaikan kerusakan yang tidak
terlalu rumit mungkin cukup dengan teknisi biasa tetapi bila untuk perbaikan dari kerusakan yang
cukup rumit mungkin perlu teknisi khusus atau teknisi ahli. Pelaksanaan perbaikannya pun
mungkin di bengkel sendiri atau munkin juga di bengkel luar yang sesuai dengan jenis perbaikan
yang dikehendaki.
Penyetelan dan pemeriksaan ialah proses penyatuan atau perkitan kembali setelah semua
komponen yang diperbaiki selesai. Pemeriksaan hasil penyetelan / perakitan biasanya dilakukan
oleh Supervisor perbaikan .
Uji Perbaikan ialah pengujian hasil perbaikan untuk menyatakan bahwa perbaikan telah selesai
dan hasilnya merupakan mesin / peralatan / fasilitas yang telah baik kembali

hingga dapat

difungsikan lagi.
Ada beberapa jenis pengujian yang harus dilakukan terhadap hasil perbaikan ini yaitu :

Uji tampak maksudnya ialah mesin / peralatan / fasilitas yang telah selesai diperbaiki

perlu dilihat secara visual apakah sudah tampak rapi, tertib dan sempurna rakitannya.
Uji geometrik ialah pengujian komponen mekanik seperti kerataan permukaan,

kesentrisan putaran, kesikuan, kedataran dan sebagainya. Uji geometrik ini perlu dilakukan
untuk meyakinkan kesempurnaan perakitan, karena apabila komponen mekanik tidak dipasang
dengan sempurna maka jalannya mesin / peralatan / fasilitas akan tidak normal yang
mengakibatkan laju kerusakan mesin semakin cepat.
Uji fungsi ialah menguji semua bagian yang bergerak apakah bagian-bagian tersebut
telah berfungsi sebagaimana mestinya. Caranya ialah semua bagian yang bergerak dijalankan
tanpa beban dan diamati satu per satu.

Uji jalan atau uji coba ialah pengujian terhadap mesin / peralatan / fasilitas setelah
selesai diperbaiki yaitu dengan cara menjalankan mesin hingga beban penuh.

Pengujian perbaikan ini dilakukan oleh bagian quality assurance dan pengujiannya akan selalu
mengacu pada test standar dan buku petunjuk kerja (operation manual).
Setelah selesai pelaksanaan pengujian perbaikan ini berarti mesin / peralatan / fasilitas telah
kembali baik dapat berfungsi kembali maka proses selanjutnya adalah penyerahan ke line produksi
pemakai fasilitas tersebut atau ke pelanggan yang memanfaatkan jasa perbaikan kita.
Sumber : Buku Pedoman Pelatihan Pemeliharaan dan Perbaikan Sistem Hidrolik, Indonesia
Australia Partnership for Skills Development, 2002

Cara Mengola Air Bersih yang Terkena Pencemaran


Sewaktu saat bencana datang kelangkaan air bersih tentunya menjadi permasalahan yang perlu
diperhatikan. Pada kondisi ini banyak sumber air yang mengalami pencemaran. Dua pertiga dari
berat tubuh manusia adalah air. Hal ini membuat manusia mampu bertahan hidup tanpa makanan
selama tiga minggu, tetapi tidak mungkin hidup tanpa air selama lebih dari tiga hari. Kondisi air
yang dikategorikan aman dan sehat dikonsumsi adalah jernih, tak berwarna, tak berbau,
tak berasa, bebas dari penyakit yang mengandung mikroorgansime dan bebas zat kimia
berbahaya. Dengan adanya bencana alam tentunya membuat banyak sumber mata air bersih
tercemar, baik karena bahaya biologis (seperti virus, bakteri atau cacing) maupun bahaya kimia
(seperti deterjen. Pelarut, sianida, logam berat, asam mineral dan organik, senyawa nitrogen,
sulfida, amoniak dan senyawa organik beracun biosidal varietas besar).
Bahaya biologis dapat menyebabkan masalah kesehatan seperti:
1. Diare
2. Infeksi cacing
3. Disentri (baik amuba dan bakteri)
4. Kolera
5. Masalah lambung
6. Penyakit tipus
7. Penyakit kuning
Sedangkan bahaya kimia dapat menyebabkan masalah kesehatan sebagai berikut:
1. Infeksi kulit
2. Gangguan usus

3. Gangguan hati, tulang dan sistem peredaran darah, kelahiran anomali


4. Anemia, kerusakan sumsum tulang, leukemia
5. Kerusakan sistem saraf pusat
6. Masalah karsinogenik
Berikut beberapaa cara lain untuk mengurangi bahaya pencemaran air baik secara biologis
maupun kimiawi:
Penyaringan dan perebusan.
Meski tampak bersih, air yang akan diminum harus disaring dan direbus hingga mendidih
setidaknya selama 5-10 menit. Hal ini dapat membunuh bakteri, spora, ova, kista dan
mensterilkan air. Proses penyaringan ini juga menghilangkan karbon dioksida dan pengendapan
kalsium karbonat.
Disinfeksi kimia.
Hal ini berguna untuk memurnikan air yang disimpan pada tempat seperti di genangan air, tangki
atau air sumur.
Bubuk pemutih.
Proses ini merupakan diklorinasi kapur. 2,3 gram bubuk pemutih diperlukan untuk mendisinfeksi 1
meter kubik (1.000 liter) air. Tapi air yang sangat tercemar dan keruh tidak bisa dimurnikan
dengan metode ini.
Tablet klorin.
Dipasaran, tablet klorin dijual dengan nama tablet halazone. Senyawa ini mungkin cukup mahal
tetapi efektif untuk memurnikan air dengan skala kecil.
Filter.
Ada beberapa jenis filter air, antara lain filter keramik lilin dan UV filter.
Bagian utama dari sebuah filter keramik lilin ini adalah lilin yang terbuat dari porselin atau tanah
infusorial. Permukaannya dilapisi dengan katalis perak sehingga bakteri yang masuk ke dalam
akan dibunuh. Metode ini menghilangkan bakteri yang biasanya ditemukan dalam minum air,
tetapi tidak efektif dengan virus yang bisa lolos saringan.
Untuk mendapatkan filter penyaring air cocok dengan kondisi air di rumah anda silahkan KLIK
DISINI

( berbagai sumber )

Tips Mengola Air Bersih yang Terkena Pencemaran

Pada saat bencana datang kelangkaan air bersih tentunya


menjadi permasalahan yang perlu diperhatikan. Pada kondisi ini banyak sumber air yang
mengalami pencemaran. Dua pertiga dari berat tubuh manusia adalah air. Hal ini membuat
manusia mampu bertahan hidup tanpa makanan selama tiga minggu, tetapi tidak mungkin hidup
tanpa air selama lebih dari tiga hari. Kondisi air yang dikategorikan aman dan sehat dikonsumsi
adalah jernih, tak berwarna, tak berbau, tak berasa, bebas dari penyakit yang mengandung
mikroorgansime dan bebas zat kimia berbahaya. Dengan adanya bencana alam tentunya membuat
banyak sumber mata air bersih tercemar, baik karena bahaya biologis (seperti virus, bakteri atau
cacing) maupun bahaya kimia (seperti deterjen. Pelarut, sianida, logam berat, asam mineral dan
organik, senyawa nitrogen, sulfida, amoniak dan senyawa organik beracun biosidal varietas besar).
Bahaya biologis dapat menyebabkan masalah kesehatan seperti:
1. Diare
2. Infeksi cacing
3. Disentri (baik amuba dan bakteri)
4. Kolera
5. Masalah lambung
6. Penyakit tipus
7. Penyakit kuning
Sedangkan bahaya kimia dapat menyebabkan masalah kesehatan sebagai berikut:
1. Infeksi kulit
2. Gangguan usus
3. Gangguan hati, tulang dan sistem peredaran darah, kelahiran anomali
4. Anemia, kerusakan sumsum tulang, leukemia

5. Kerusakan sistem saraf pusat


6. Masalah karsinogenik

Berikut beberapa Tips dalam Mengelola Air Bersih atau cara lain
untuk mengurangi bahaya pencemaran air baik secara biologis
maupun kimiawi:

Mengelola Air Bersih dengan Penyaringan dan perebusan.


Meski tampak bersih, air yang akan diminum harus disaring dan direbus hingga mendidih
setidaknya selama 5-10 menit. Hal ini dapat membunuh bakteri, spora, ova, kista dan
mensterilkan air. Proses ini juga menghilangkan karbon dioksida dan pengendapan kalsium
karbonat.
Disinfeksi kimia.
Hal ini berguna untuk memurnikan air yang disimpan pada tempat seperti di genangan air, tangki
atau air sumur.
Bubuk pemutih.
Proses ini merupakan diklorinasi kapur. 2,3 gram bubuk pemutih diperlukan untuk mendisinfeksi 1
meter kubik (1.000 liter) air. Tapi air yang sangat tercemar dan keruh tidak bisa dimurnikan
dengan metode ini.
Tablet klorin.
Dipasaran, tablet klorin dijual dengan nama tablet halazone. Senyawa ini mungkin cukup mahal
tetapi efektif untuk memurnikan air dengan skala kecil.
Menggunakan Filter air.
Ada beberapa jenis filter, antara lain filter keramik lilin dan UV filter.
Bagian utama dari sebuah filter keramik lilin ini adalah lilin yang terbuat dari porselin atau tanah
infusorial. Permukaannya dilapisi dengan katalis perak sehingga bakteri yang masuk ke dalam
akan dibunuh. Metode ini menghilangkan bakteri yang biasanya ditemukan dalam minum air,
tetapi tidak efektif dengan virus yang bisa lolos saringan.

Untuk mendapatkan filter penyaring air cocok dengan kondisi air di rumah anda silahkan KLIK
DISINI
(dari berbagai sumber)

11 Cara Penyaringan Air Tradisional


Air merupakan sumber bagi kehidupan. Sering kita mendengar bumi disebut sebagai planet biru,
karena air menutupi 3/4 permukaan bumi. Tetapi tidak jarang pula kita mengalami kesulitan
mendapatkan air bersih, terutama saat musim kemarau disaat air umur mulai berubah warna atau
berbau. Ironis memang, tapi itulah kenyataannya. Yang pasti kita harus selalu optimis. Sekalipun
air sumur atau sumber air lainnya yang kita miliki mulai menjadi keruh, kotor ataupun berbau,
selama kuantitasnya masih banyak kita masih dapat berupaya merubahnya menjadi air bersih
yang layak pakai dimana salah satu caranya adalah membuat saringan air.
Ada berbagai macam cara sederhana yang dapat kita gunakan untuk mendapatkan air bersih, dan
cara yang paling umum digunakan adalah dengan membuat saringan air, dan bagi kita mungkin
yng paling tepat adalah membuat penjernih air atau saringan air sederhana. Perlu diperhatikan,
bahwa penyaringan air secara sederhana tidak dapat menghilangkan sepenuhnya garam yang
terlarut di dalam air. Gunakan destilasi untuk menghasilkan air yang tidak mengandung garam.
Berikut beberapa aternatif cara sederhana untuk mendapatkan air bersih dengan cara penyaringan
air :

1. Saringan Kain Katun.


Pembuatan saringan air dengan menggunakan kain katun merupakan teknik penyaringan yang
paling sederhana / mudah. Air keruh disaring dengan menggunakan kain katun yang bersih.
Saringan ini dapat membersihkan air dari kotoran dan organisme kecil yang ada dalam air keruh.
Air hasil saringan tergantung pada ketebalan dan kerapatan kain yang digunakan.

2. Saringan Kapas
Teknik saringan air ini dapat memberikan hasil yang lebih baik dari teknik sebelumnya. Seperti
halnya penyaringan dengan kain katun, penyaringan dengan kapas juga dapat membersihkan air
dari kotoran dan organisme kecil yang ada dalam air keruh. Hasil saringan juga tergantung pada
ketebalan dan kerapatan kapas yang digunakan.

3. Aerasi
Aerasi merupakan proses penjernihan dengan cara mengisikan oksigen ke dalam air. Dengan
diisikannya oksigen ke dalam air maka zat-zat seperti karbon dioksida serta hidrogen sulfida dan
metana yang mempengaruhi rasa dan bau dari air dapat dikurangi atau dihilangkan. Selain itu
partikel mineral yang terlarut dalam air seperti besi dan mangan akan teroksidasi dan secara cepat
akan membentuk lapisan endapan yang nantinya dapat dihilangkan melalui proses sedimentasi
atau filtrasi.

4. Saringan Pasir Lambat (SPL)


Saringan pasir lambat merupakan saringan air yang dibuat dengan menggunakan lapisan pasir
pada bagian atas dan kerikil pada bagian bawah. Air bersih didapatkan dengan jalan menyaring air
baku melewati lapisan pasir terlebih dahulu baru kemudian melewati lapisan kerikil. Untuk
keterangan lebih lanjut dapat temukan pada artikel Saringan Pasir Lambat (SPL).

5. Saringan Pasir Cepat (SPC)


Saringan pasir cepat seperti halnya saringan pasir lambat, terdiri atas lapisan pasir pada bagian
atas dan kerikil pada bagian bawah. Tetapi arah penyaringan air terbalik bila dibandingkan dengan
Saringan Pasir Lambat, yakni dari bawah ke atas (up flow). Air bersih didapatkan dengan jalan
menyaring air baku melewati lapisan kerikil terlebih dahulu baru kemudian melewati lapisan pasir.
Untuk keterangan lebih lanjut dapat temukan pada artikel Saringan Pasir Cepat (SPC).

6. Gravity-Fed Filtering System


Gravity-Fed Filtering System merupakan gabungan dari Saringan Pasir Cepat(SPC) dan Saringan
Pasir Lambat(SPL). Air bersih dihasilkan melalui dua tahap. Pertama-tama air disaring
menggunakan Saringan Pasir Cepat(SPC). Air hasil penyaringan tersebut dan kemudian hasilnya
disaring kembali menggunakan Saringan Pasir Lambat. Dengan dua kali penyaringan tersebut
diharapkan kualitas air bersih yang dihasilkan tersebut dapat lebih baik. Untuk mengantisipasi
debit air hasil penyaringan yang keluar dari Saringan Pasir Cepat, dapat digunakan beberapa /
multi Saringan Pasir Lambat.

7. Saringan Arang
Saringan arang dapat dikatakan sebagai saringan pasir arang dengan tambahan satu buah lapisan
arang. Lapisan arang ini sangat efektif dalam menghilangkan bau dan rasa yang ada pada air

baku. Arang yang digunakan dapat berupa arang kayu atau arang batok kelapa. Untuk hasil yang
lebih baik dapat digunakan arang aktif. Untuk lebih jelasnya dapat lihat bentuk saringan arang
yang direkomendasikan UNICEF pada gambar di bawah ini.

8. Saringan air sederhana / tradisional


Saringan air sederhana/tradisional merupakan modifikasi dari saringan pasir arang dan saringan
pasir lambat. Pada saringan tradisional ini selain menggunakan pasir, kerikil, batu dan arang juga
ditambah satu buah lapisan injuk / ijuk yang berasal dari sabut kelapa. Untuk bahasan lebih jauh
dapat dilihat pada artikel saringan air sederhana.

9. Saringan Keramik
Saringan keramik dapat disimpan dalam jangka waktu yang lama sehingga dapat dipersiapkan dan
digunakan untuk keadaan darurat. Air bersih didapatkan dengan jalan penyaringan melalui elemen
filter keramik. Beberapa filter kramik menggunakan campuran perak yang berfungsi sebagai
disinfektan dan membunuh bakteri. Ketika proses penyaringan, kotoran yang ada dalam air baku
akan tertahan dan lama kelamaan akan menumpuk dan menyumbat permukaan filter. Sehingga
untuk mencegah penyumbatan yang terlalu sering maka air baku yang dimasukkan jangan terlalu
keruh atau kotor. Untuk perawatan saringn keramik ini dapat dilakukan dengan cara menyikat filter
keramik tersebut pada air yang mengalir.

10. Saringan Cadas / Jempeng / Lumpang Batu


Saringan cadas atau jempeng ini mirip dengan saringan keramik. Air disaring dengan
menggunakan pori-pori dari batu cadas. Saringan ini umum digunakan oleh masyarakat desa
Kerobokan, Bali. Saringan tersebut digunakan untuk menyaring air yang berasal dari sumur gali
ataupun dari saluran irigasi sawah.
Seperti halnya saringan keramik, kecepatan air hasil saringan dari jempeng relatif rendah bila
dibandingkan dengan SPL terlebih lagi SPC.

11. Saringan Tanah Liat.


Kendi atau belanga dari tanah liat yang dibakar terlebih dahulu dibentuk khusus pada bagian
bawahnya agar air bersih dapat keluar dari pori-pori pada bagian dasarnya. Lihat saringan
keramik.

Untuk mendapatkan filter penyaring air cocok dengan kondisi air di rumah anda silahkan KLIK
DISINI
(sumber verafirmansyah.wordpress.com)

Alat Penyaring Air


Alat Filter Penyaringan & Penjernihan Air Bersih / Sumur Bor / Tanah
untuk Rumah Tangga

(Alat) Filter Penyaringan & Penjernihan Air sangat diperlukan untuk memenuhikebutuhan
air bersih Rumah Tangga, terutama untuk yang tinggal di kawasan perkotaan.

Dengan Melihat besarnya peran dan fungsi air bersih dalam kehidupan
sehari-hari terutama di daerah perkotaan,Filterpenyaringair.com telah berhasil
menciptakan alat / filter untuk penyaringan & penjernihan air yang sudah teruji secara
ilmiah dan mampu menyerap kotoran lebih banyak serta menghilangkan bau, warna, kuman, besi,
mangan, dll.
Apakah air tanah (sumur bor) Anda kurang bersih dan memiliki kadar besi yang tinggi?

Atau Anda memiliki masalah dengan air tanah (sumur bor) yang berwarna kuning?

Dengan banyaknya permasalahan mengenai air bersih terutama di


pusat-pusat kota dan kawasan industri, limbah industri biasanya merupakan penyebab utama
penurunan kualitas air bersih sehingga air baku dirumah Anda tidak dapat langsung digunakan
untuk keperluan sehari-hari karena tidak memenuhi standar air bersih. Masalah yang sering
sekali muncul adalah air Anda nampak jernih ketika keluar dari kran, namun setelah beberapa saat
akan nampak berwarna kuning, bahkan dalam jangka waktu lama akan membentuk endapan
kuning dan menempel didasar bak penampungan air, apakah hal itu terjadi pula pada Anda? Jika
demikian berarti air Anda mengandung besi (Fe). Besi dalam air berupa ion Fe2+ kemudian besi di
bak penampungan air tersebut berinteraksi dengan udara bebas sehingga teroksidasi menjadi ion
Fe3+ dan berwarna kuning. Besar kecilnya kandungan besi dirumah Anda dapat dilihat dari
intensitas warna kuning yang terbentuk.
Tingginya kadar besi selain berbahaya untuk kesehatan juga warna kuning yang terbentuk
merusak nilai estetika. Tentunya Anda tidak menginginkan air Anda berwarna kuning kotor bukan?

Kami memberikan solusi yang terjangkau untuk masalah Anda:

Filterpenyaringair.com berpengalaman dalam produksi Karbon Aktif sebagai media penyaring air,
menghadirkan produk yang sudah banyak digunakan terutama di wilayah kota-kota besar.
Alat/Filter Penyaring & Penjernih Air yang kami produksi akan membantu menyelesaikan
masalah air rumah Anda, oleh sebab itu alat ini didukung dengan media sbb:
ZEOLITE, berfungsi untuk menjerniihkan air dan menghilangkan bau.
FERROLITE / MANGANESE, berfungsi untuk menghilangkan kandungan besi (Fe) pada air dengan
kadar tinggi dan bau besi yang menyengat, juga menghilangkan mangan (Mn2t) dan warna kuning
pada air.
KARBON AKTIF, sangat effektif menjernihkan dan menyerap bau, rasa serta racun pada air.
SILICA, berfungsi untuk menjernihkan air.
Media-media ini akan bekerja menyaring dan menjernihkan air rumah Anda sampai pada tahap
aman untuk dipakai. Sedangkan untuk pemasangan, anda tidak perlu khawatir biarkan team kami
semua yang mengerjakan sampai terpasang semua tanpa ada biaya tambahan.

Cara Pemasangan Filter Penyaring Air


Proses pemasangan Alat Penyaring Air ini sangat sederhana, bisa diletakkan pada penampungan
air ataupun pada pompa airnya, seperti gambar dibawah ini.

Pemasangan Filter Air Berdasarkan penggunaan pompa pendorong

Untuk Anda yang memiliki masalah pada air rumah tangga, kantor, pabrik, apapun keluhannya
segera hubungi kami, kami berikan GARANSI sampai air Anda bersih dan jernih. Bila tidak berhasil
Anda tidak membayar sepeserpun kepada kami.

PENGENDALIAN GULMA
Pengertian dari pengendalian gulma (control) harus dibedakan dengan pemberantasan
(eradication). Pengendalian gulma (weed control) dapat didefinisikan sebagai proses
membatasi infestasi gulma sedemikian rupa sehingga tanaman dapat dibudidayakan
secara produktif dan efisien.
Dalam pengendalian gulma tidak ada keharusan untuk membunuh seluruh gulma,
melainkan cukup menekan pertumbuhan dan atau mengurangi populasinya sampai
pada tingkat dimana penurunan produksi yang terjadi tidak berarti atau keuntungan yang
diperoleh dari penekanan gulma sedapat mungkin seimbang dengan usaha ataupun
biaya yang dikeluarkan. Dengan kata lain pengendalian bertujuan hanya menekan
populasi gulma sampai tingkat populasi yang tidak merugikan secara ekonomik atau
tidak melampaui ambang ekonomik (economic threshold), sehingga sama sekali tidak
bertujuan menekan populasi gulma sampai nol.
Sedangkan pemberantasan merupakan usaha mematikan seluruh gulma yang ada baik
yang sedang tumbuh maupun alat-alat reproduksinya, sehingga populasi gulma sedapat
mungkin ditekan sampai nol. Pemberantasan gulma mungkin baik bila dilakukan pada
areal yang sempit dan tidak miring, sebab pada areal yang luas cara ini merupakan
sesuatu yang mahal dan pada tanah miring kemungkinan besar menimbulkan erosi.
Eradikasi pada umumnya hanya dilakukan terhadap gulma-gulma yang sangat
merugikan dan pada tempat-tempat tertentu.
Pengendalian gulma pada prinsipnya merupakan usaha meningkatkan daya saing
tanaman pokok dan melemahkan daya saing gulma. Keunggulan tanaman pokok harus
menjadi sedemikian rupa sehingga gulma tidak mampu mengembangkan
pertumbuhannya secara berdampingan atau pada waktu bersamaan dengan tanaman
pokok.
Pelaksanaan pengendalian gulma hendaknya didasari dengan pengetahuan yang cukup
mengenai gulma yang bersangkutan. Apakah gulma tersebut bersiklus hidup annual,
biennial ataupun perennial, bagaimana berkembang biaknya, bagaimana sistem
penyebarannya, bagaimana dapat beradaptasi dengan lingkungan dan dimana saja
distribusinya, bagaimana bereaksi terhadap perubahan lingkungan dan bagaimana
tanggapannya terhadap perlakuan-perlakuan tertentu termasuk penggunaan zatzat
kimia berupa herbisida.
Pengendalian gulma harus memperhatikan teknik pelaksanannya di lapangan (faktor
teknis), biaya yang diperlukan (faktor ekonomis) dan kemungkinan dampak negatif yang
ditimbulkannya.
Terdapat beberapa metode/cara pengendalian gulma yang dapat dipraktekkan di
lapangan. Sebelum melakukan tindakan pengendalian gulma sangat penting
mengetahui cara-cara pengendalian guna memilih cara yang paling tepat untuk suatu
jenis tanaman budidaya dan gulma yang tumbuh disuatu daerah.
Teknik pengendalian yang tersedia adalah :
1. Pengendalian dengan upaya preventif (pembuatan peraturan/perundangan, karantina,
sanitasi dan peniadaan sumber invasi). Untuk lebih jelasnya

2. Pengendalian secara mekanis/fisik (pengerjaan tanah, penyiangan, pencabutan,


pembabatan, penggenangan dan pembakaran). Untuk lebih jelasnya
3. Pengendalian secara kulturteknis (penggunaan jenis unggul terhadap gulma,
pemilihan saat tanam, cara tanam-perapatan jarak tanam/heavy seeding, tanaman sela,
rotasi tanaman dan penggunaan mulsa). Untuk lebih jelasnya
4. Pengendalian secara hayati (pengadaan musuh alami, manipulasi musuh alami dan
pengolahan musuh alami yang ada disuatu daerah). Untuk lebih jelasnya
5. Pengendalian secara kimiawi (herbisida dengan berbagai formulasi, surfaktan, alat
aflikasi dsb). Untuk lebih jelas nya
6. Pengendalian dengan upaya memamfaatkannya (untuk berbagai keperluan seperti
sayur, bumbu, bahan obat, penyegar, bahan kertas/karton, biogas pupuk, bahan
kerajinan dan makanan ternak).
ENGENDALIAN SECARA PREVENTIF
Tindakan paling dini dalam upaya menghindari kerugian akibat invasi gulma adalah
pencegahan (preventif). Pencegahan dimaksud untuk mengurangi pertumbuhan gulma agar
usaha pengendalian sedapat mungkin dikurangi atau ditiadakan.
Pencegahan sebenarnya merupakan langkah yang paling tepat karena kerugian yang
sesungguhnya pada tanaman budidaya belum terjadi. Pencegahan biasanya lebih murah,
namun demikian tidak selalu lebih mudah. Pengetahuan tentang cara-cara penyebaran gulma
sangat penting jika hendak melakukan dengan tepat.
A. Peniadaan Sumber Invasi dan Sanitasi
Beberapa tindakan pencegahan yang dapat dilakukan untuk meniadakan sumber invasi adalah
:
1.
Menggunakan biji tanaman yang bersih dan tidak tercampur biji lain terutama biji-biji
gulma.
2.
Menghindari penggunaan pupuk kandang yang belum matang.
3.
Membersihkan tanah-tanah yang berasal dari tempat lain, tubuh dan kaki ternak dari
biji-biji gulma.
4.
Mencegah pengangkutan tanaman beserta tanahnya dari tempat-tempat lain, karena
pada bongkahan tanah tersebut kemungkinan mengandung biji-biji gulma.
5.
Pembersihan gulma dipinggir-pinggir sungai dan saluran air.
6.
Menyaring air pengairan agar tidak membawa biji-biji gulma ke petak-petak
pertanaman yang diairi.
B. Karantina Tumbuhan
Karantina tumbuhan bertujuan mencegah masuknya organisme pengganggu tumbuhan lewat
perantaraan lalu-lintas/perdagangan. Karantina tumbuhan merupakan cara pengendalian tidak
langsung dan relatif paling murah
PENGENDALIAN MEKANIS
Pengendalian mekanis merupakan usaha menekan pertumbuhan gulma dengan cara
merusak bagian-bagian sehingga gulma tersebut mati atau pertumbuhannya terhambat.
Teknik pengendalian mekanis hanya mengandalkan kekuatan fisik atau mekanik. Dalam
praktek dilakukan secara tradisional dengan tangan, dengan alat sederhana sampai
penggunaan alat berat yang lebih modern.
Beberapa faktor yang perlu diperhatikan dalam memilih peralatan untuk digunakan
dalam pengendalian gulma adalah sistem perakaran, umur tanaman, kedalaman dan
penyebaran sistem perakaran, umur dan luas infestasi, tipe tanah, topografi, serta
kondisi cuaca/iklim.

A. Pengolahan Tanah (Land Preparation)


Pengolahan tanah dengan alat-alat seperti cangkul, bajak, garu, traktor dan sebagainya,
pada umumnya berfungsi untuk mengendalikan gulma.
Pengolahan tanah pada prinsipnya melepaskan ikatan antara gulma dengan media
tempat tumbuhnya. Efektivitas pengolahan tanah dalam pengendalian gulma tergantung
beberapa faktor seperti siklus hidup gulma dan tanamannya, dalam dan penyebaran
perakaran, lama dan luasnya infestasi, macam tanaman yang dibudidayakan, jenis
tanah, topografi dan iklim.
B. Penyiangan (Weeding)
Penyiangan yang tepat biasanya dilakukan pada saat pertumbuhan aktif dari gulma.
Penundaan sampai gulma berbunga mungkin tak hanya gagal membongkar akar gulma
secara maksimum, tetapi juga gagal mencegah tumbuhnya biji-biji gulma yang viabel
sehingga memberi kesempatan untuk perkembangbiakan dan penyebarannya.
Penyiangan sesudah gulma dewasa akan banyak membongkar akar tanaman dan
menimbulkan kerusakan fisik. Sedang penyiangan yang terlalu sering akan
menimbulkan kerusakan akar tanaman pokok
C. Pencabutan (Hand Pulling)
Pencabutan dengan tangan ditujukan untuk gulma annual dan biennial. Pelaksanaan
pencabutan gulma terbaik adalah pada saat sebelum pembentukan biji, sedang
pencabutan pada saat gulma sudah dewasa mengakibatkan kemungkinan adanya
bagian bawah gulma yang tidak tercabut sehingga tumbuh kembali.
D. Pembabatan (Mowing)
Pembabatan pada umumnya hanya efektif untuk mengendalikan gulma-gulma yang
bersifat setahun (annual) dan kurang efektif untuk gulma tahunan (perennial). Efektivitas
cara ini sangat ditentukan oleh saat dan interval pembabatan. Pembabatan sebaiknya
dilakukan pada saat daun gulma sedang tumbuh lebat, menjelang berbunga dan
sebelum membentuk biji.
E. Pembakaran (Burning)
Pembakaran merupakan salah satu cara mengendalikan gulma. Suhu kritis yang
menyebabkan kematian (Termodeash Point) pada sel adalah 4555 C, tetapi biji yang
kering lebih tahan daripada tumbuhan yang hidup.
Sebenarnya yang dimaksud dengan pembakaran adalah penggunaan api untuk
pengendalian gulma dengan alat pembakar (burner) seperti alat untuk mengelas, flame
cultivator atau weed burner yang menggunakan bahan bakar butane dan propone. Atau
pembakaran dengan memberikan panas dalam bentuk uap (sceaming), terutama dalam
usaha mematikan biji gulma pada tempat-tempat tertentu seperti pembuatan bedengan.
F. Penggenangan
Bila tersedia air, penggenangan dapat mengurangi pertumbuhan gulma. Cara ini biasa
digunakan untuk mengendalikan pertumbuhan gulma darat (terrestrial). Penggenangan
efektif untuk mengendalikan gulma tahunan. Caranya dengan membuat galangan
pembatas dengan tinggi genangan 15-25 cm selama 38 minggu. Sebagian besar
gulma tidak berkecambah pada kondisi anaerob.
PENGENDALIAN HAYATI

Pengendalian hayati (biological control) adalah penggunaan biota untuk melawan biota.
Pengendalian hayati dalam arti luas mencakup setiap usaha pengendalian organisme
pengganggu dengan tindakan yang didasarkan ilmu hayat (biologi). Berdasarkan hal ini
maka penggunaan Legum Cover Crops (LCC) kadang-kadang juga dimasukkan sebagai
pengendalian hayati.
Pengendalian hayati pada gulma adalah suatu cara pengendalian dengan
menggunakan musuh-musuh alami baik hama (insekta), penyakit (patogen), jamur dan
sebagainya guna menekan pertumbuhan gulma. Hal ini biasa ditujukan terhadap suatu
species gulma asing yang telah menyebar secara luas di suatu daerah. Pemberantasan
gulma secara total bukanlah tujuan pengendalian hayati karena dapat memusnahkan
agen-agen hayati yang lain.
A. Pengendalian Alami dan Hayati
Berdasarkan campur tangan yang terjadi maka dibedakan antara pengendalian alami
dan pengendalian hayati. Perbedaan utama terletak pada ada atau tidaknya campur
tangan manusia dalam ekosistem. Dalam pengendalian alami disamping musuh alami
sebagai pengendali hayati masih ada iklim dan habitat sebagai faktor pengendali non
hayati. Sedang pada pengendalian hayati ada campur tangan manusia yang mengelola
gulma dengan memanipulasi musuh alaminya.
Pengendalian hayati merupakan metode yang paling layak dan sekaligus paling sulit
dipraktekkan karena memerlukan derajat ketelitian tinggi dan serangkaian test dalam
jangka waktu panjang (bertahun-tahun) sebelum suatu organ pengendali hayati dilepas
untuk pengendalian suatu species gulma. Dasar pengendalian hayati adalah kenyataan
bahwa di alam ada musuh-musuh alami yang mampu menekan beberapa species
gulma.

B. Musuhmusuh Alami Gulma


Ada beberapa syarat utama yang dibutuhkan agar suatu makhluk dapat digunakan
sebagai pengendali alami :
1. Makhluk tersebut tidak merusak tanaman budidaya atau jenis tanaman pertanian
lainnya, meskipun tanaman inangnya tidak ada.
2. Siklus hidupnya menyerupai tumbuhan inangnya, misalnya populasi makhluk ini akan
meningkat jika populasi gulmanya juga meningkat.
3. Harus mampu mematikan gulma atau paling tidak mencegah gulma membentuk
biji/berkembang biak.
4. Mampu berkembang biak dan menyebar ke daerah-daerah lain yang ditumbuhi
inangnya.
5. Mempunyai adaptasi baik terhadap gulma inang dan lingkungan yang ditumbuhinya.
PENGENDALIAN KULTUR TEKNIS
Pengendalian kultur teknis merupakan cara pengendalian gulma dengan menggunakan
praktek-praktek budidaya, antara lain :
1.
Penanaman jenis tanaman yang cocok dengan kondisi tanah.
2.
Penanaman rapat agar tajuk tanaman segera menutup ruang kosong.
3.
Pemupukan yang tepat untuk mempercepat pertumbuhan tanaman sehingga
mempertinggi daya saing tanaman terhadap gulma.

4.
Pengaturaan waktu tanam dengan membiarkan gulma tumbuh terlebih dahulu
kemudian dikendalikan dengan praktek budidaya tertentu.
5.
Penggunaan tanaman pesaing (competitive crops) yang tumbuh cepat dan berkanopi
lebar sehingga memberi naungan dengan cepat pada daerah di bawahnya.
6.
Modifikasi lingkungan yang melibatkan pertumbuhan tanaman menjadi baik dan
pertumbuhan gulma tertekan.
A. Rotasi Tanaman (Crop Rotation)
Rotasi tanaman atau pergiliran tanaman sebenarnya bertujuan memanfaatkan tanah, air, sinar
matahari dan waktu secara optimum sehingga diperoleh hasil yang memadai. Dengan
pergiliran tanaman maka pada umumnya permukaan tanah akan selalu tertutup oleh naungan
daun tanaman, sehingga gulma tertekan.
B. Sistem Bertanam (Croping System)
Perubahan cara bertanam dari monokultur ke polikultur (intercropping atau multiple croping)
dapat mempengaruhi species gulma yang tumbuh sehingga menimbulkan perbedaan interaksi
dalam kompetisi.
Cara penanaman tumpang sari, tumpang gilir, tanaman sela atau lainnya ternyata dapat
menekan pertumbuhan gulma, karena gulma tidak sempat tumbuh dan berkembang biak
akibat sinar matahari serta tempat tumbuhnya selalu terganggu.
C. Pengaturan Jarak Tanam (Crop Density)
Peningkatan kepadatan tanaman meningkatkan efek naungan terhadap gulma sehingga
mengurangi pertumbuhan dan reproduksinya. Meskipun demikian pada jarak tanam yang
sempit mungkin tanaman budidaya memberikan hasil relatif kurang. Oleh sebab itu sebaiknya
penanaman dilakukan pada jarak tanam yang optimal.
D. Pemulsaan (Mulching)
Mulsa akan mempengaruhi cahaya yang akan sampai ke permukaan tanah dan menyebabkan
kecambah-kecambah gulma serta berbagai jenis gulma dewasa mati. Disamping
mempertahankan kelembaban tanah, mulsa akan mempengaruhi temperatur tanah.
E. Tanaman Penutup Tanah (Legum Cover Crop-LCC)
Sering disebut tanaman pelengkap (smother crops) atau tanaman pesaing (competitive crops).
Sebagai tanaman penutup tanah biasa digunakan tanaman kacang-kacangan (leguminosae)
karena selain dapat tumbuh secara cepat sehingga cepat menutup tanah tetapi dapat juga
digunakan sebagai pupuk hijau.
Sifat penting yang diperlukan bagi tanaman penutup tanah adalah harus dapat tumbuh dan
berkembang cepat sehingga mampu menekan gulma. Jenis-jenis leguminosae yang biasa
digunakan adalah Calopogonium muconoides (CM), Calopogonium caerelum (CC),
Centrosoma pubescens (CP) dan Pueraria javanica (PJ).
Selain pertumbuhan cepat sifat lainnya yang dikehendaki adalah tidak menyaingi tanaman
pokok. Apabila pertumbuhannya terlalu rapat maka harus dilakukan pengendalian dengan
cara pembabatan atau dibongkar untuk diganti dengan penutup tanah yang lainnya.
Penggunaan tanaman penutup tanah untuk mencegah pertumbuhan gulma-gulma berbahaya
(noxious) terutama golongan rumput merupakan cara kultur teknis yang dipandang paling
berhasil diperkebunan.
PENGENDALIAN KIMIA
Pengendalian gulma dengan menggunakan senyawa kimia tanpa mengganggu tanaman pokok
dikenal dengan nama Herbisida.
Kelebihan dan keuntungan penggunaan herbisida dalam pengendalian gulma antara lain:
1.
Herbisida dapat mengendalikan gulma yang tumbuh bersama tanaman budidaya yang
sulit disaingi.
2.
Herbisida pre-emergence mampu mengendalikan gulma sejak awal.

3.
Pemakaian herbisida dapat mengurangi kerusakan akar dibandingkan pengerjaan
tanah waktu menyiangi secara mekanis.
4.
Erosi dapat dikurangi dengan membiarkan gulma (rumput) tumbuh secara terbatas
dengan pemakaian herbisida.
5.
Banyak gulma yang bersifat pohon lebih mudah dibasmi dengan herbisida.
6.
Lebih efektif membunuh gulma tahunan dan semak belukar.
7.
Dapat menaikkan hasil panen tanaman dibandingkan dengan perlakuan penyiangan
biasa.
Disamping kelebihan dan keuntungan, herbisida mempunyai keurangan-kekurangan yang
dapat merugikan, antara lain dapat menimbulkan : Efek samping Species gulma yang resisten
Polusi Residu dapat meracuni tanaman.
Penggunaan herbisida yang berhasil sangat tergantung akan kemampuannya untuk membasmi
beberapa jenis gulma dan tidak membasmi jenis-jenis lainnya (tanaman budidaya). Cara kerja
yang selektif ini merupakan faktor yang paling penting bagi keberhasilan suatu herbisida.
Ada 4 (empat) faktor yang mempengaruhi keberhasilannya atau selektifitas herbisida, yaitu :
Faktor Tanaman :
1.
Umur dan kecepatan pertumbuhan.
2.
Struktur luar seperti bentuk daun ( ukuran dan permukaan ), kedalaman akar, lokasi
titik tumbuh, dll
3.
Struktur dalam seperti translokasi dan permeabilitas membran / jaringan
4.
Proses-proses biokimia seperti pengaktifan enzim, herbisida, dll
Faktor Herbisidanya :
1.
Struktur
2.
Konsentrasi
3.
Formulasi (cair atau granular)
Faktor Lingkungan :
1.
Temperatur,
2.
Cahaya,
3.
Hujan,
4.
Faktor-faktor tanah
Cara Pemakaian/Aplikasi :
1.
Tipe herbisida (digunakan ke tanah, ke tanaman),
2.
Volume penyemprotan,
3.
Ukuran butiran semprotan,
4.
Waktu penyemprotan.

Pengendalian Gulma Secara Hayati


19 MEI 2012 OLEH NEWBIE TORA TINGGALKAN KOMENTAR

PENGENDALIAN HAYATI
Pengendalian hayati (biological control) adalah penggunaan biota untuk melawan biota. Pengendalian hayati
dalam arti luas mencakup setiap usaha pengendalian organisme pengganggu dengan tindakan yang didasarkan
ilmu hayat (biologi). Berdasarkan hal ini maka penggunaan Legum Cover Crops (LCC) kadang-kadang juga
dimasukkan sebagai pengendalian hayati.

Pengendalian hayati pada gulma adalah suatu cara pengendalian dengan menggunakan musuh-musuh alami
baik hama (insekta), penyakit (patogen), jamur dan sebagainya guna menekan pertumbuhan gulma. Hal ini biasa
ditujukan terhadap suatu species gulma asing yang telah menyebar secara luas di suatu daerah. Pemberantasan
gulma secara total bukanlah tujuan pengendalian hayati karena dapat memusnahkan agen-agen hayati yang
lain.
A. Pengendalian Alami dan Hayati
Berdasarkan campur tangan yang terjadi maka dibedakan antara pengendalian alami dan pengendalian hayati.
Perbedaan utama terletak pada ada atau tidaknya campur tangan manusia dalam ekosistem. Dalam
pengendalian alami disamping musuh alami sebagai pengendali hayati masih ada iklim dan habitat sebagai
faktor pengendali non hayati. Sedang pada pengendalian hayati ada campur tangan manusia yang mengelola
gulma dengan memanipulasi musuh alaminya.
Pengendalian hayati merupakan metode yang paling layak dan sekaligus paling sulit dipraktekkan karena
memerlukan derajat ketelitian tinggi dan serangkaian test dalam jangka waktu panjang (bertahun-tahun) sebelum

suatu organ pengendali hayati dilepas untuk pengendalian suatu species gulma. Dasar pengendalian hayati
adalah kenyataan bahwa di alam ada musuh-musuh alami yang mampu menekan beberapa species gulma.
B. Musuhmusuh Alami Gulma
Ada beberapa syarat utama yang dibutuhkan agar suatu makhluk dapat digunakan sebagai pengendali alami :
1. Makhluk tersebut tidak merusak tanaman budidaya atau jenis tanaman pertanian lainnya, meskipun tanaman
inangnya tidak ada.
2. Siklus hidupnya menyerupai tumbuhan inangnya, misalnya populasi makhluk ini akan meningkat jika populasi
gulmanya juga meningkat.
3. Harus mampu mematikan gulma atau paling tidak mencegah gulma membentuk biji/berkembang biak.
4. Mampu berkembang biak dan menyebar ke daerah-daerah lain yang ditumbuhi inangnya.
5. Mempunyai adaptasi baik terhadap gulma inang dan lingkungan yang ditumbuhinya.

Anda mungkin juga menyukai