Mr?
Who is on Multiply?
Find friends before you
join
Mr.SOEMARSONO
HomeBlogPhotosLinks
PENDAHULUAN
Kegagalan dari konsep-konsep klasik dalam menghadapi gerak elektron tampak
lebih jelas dalam kaitannya dengan atom hidrogen. Percobaan Rutherford
menunjukkan bahwa atom dapat dipandang sebagai sistem dimana elektron
mengelilingi sesuatu yang sangat masif, yakni inti yang bermuatan positif (untuk
atom hidrogen, intinya hanya terdiri atas 1 proton). Dengan mengabaikan radiasi,
elektron yang mengorbit inti dapat dianalogikan dengan planet yang mengorbit
matahari, dimana gaya tarik antar massa digantikan oleh gaya Coulomb. Akan tetapi,
sesuatu yang ironi bahwa karena elektron memiliki muatan, maka dalam geraknya
yang mengorbit haruslah terdapat radiasi (menurut konsep teori elektrodinamika
Maxwell). Jika demikian maka seharusnya elektron akan jatuh ke inti dalam waktu
yang sangat singkat yakni
detik.
Frekuensi radiasi yang dipancarkan berhubungan dengan frekuensi elektron dalam
mengorbit. Sebagai akibat dari elektron memancarkan energi, frekuensinya (lagi-lagi
menurut teori klasik) haruslah berubah cepat secara kontinu, yang menimbulkan
radiasi dengan range frekuensi yang kontinu.
Karena itu, teori klasik dari model atom Rutherford memiliki dua sifat kualitatif
soemarsono
View
Mr's
Profile
RSS
Feed
[?]
Report
Abuse
Kedua hasil ini jelas bertentangan dengan hasil eksperimen. Pertama, kenyataan
menunjukkan bahwa atom merupakan obyek yang sangat stabil yang kita tahu.
Meskipun atom dapat mengalami ionisasi, tetapi dalam kejadian itu elektron justru
melepaskan diri, dan bukan jatuh ke inti. Kedua, menurut pengamatan oleh Balmer,
dalam tahun 1885, frekuensi yang dipancarkan oleh elektron adalah diskret, yang
mengikuti hubungan empiris berikut
, sehingga menghasilkan
sbb
4.
5. Sekarang kita dapat menerapkan kaidah ini terhadap atom hidrogen yang
elektronnya bergerak memutari inti, dengan jejari gerakan melingkar adalah
, dan kecepatan sudut adalah . Maka persamaan gerak, yang
menghubungkan anatara interaksi Coulomb dengan percepatan radial adalah
8. dan
9. Oleh karena energi terdiri atas energi kinetik dan potensial, maka tingkatan
energinya adalah En =
Ke2/r2
mV2/r
Gaya tarik antara inti dan elektron adalah : F= k e2/r2 dan gaya tarik ini sama besar
dengan gaya sentripental yang bekerja pada elektron tersebut ; F= m V2/r
Bila lintasan elektron dianggap lingkaran, maka energi total elektron:
E = Ek + Ep
E = - k e/2r
Jadi jika r membesar maka E juga membesar, sehingga elektron pada kulit paling
luar memiliki energi terbesar. Karena elektron bermuatan listrik maka selama
bergerak akan menimbulkan arus listrik. Akan terjadi medan magnet yang berubah
berubah. Medan magnet ini akan dapat menimbulkan medan listrik yang berubah
ubah pula. Elektron yang bergerak mengelilingi inti itu akan menimbulkan
gelombang lelektromagnetik, jadi elektronelektron tersebut akan memancarkan
energi.
Kelemahan teori Rutherford:
1. Karena dalam lintasannya elektron memancarkan energi, maka energi
elektron kan berkurang, jari jari lintasannya akan mengecil. Lintasannya
tidak lagi merupkan lingkaran dengan jari jari yang sama, tetapi merupakan
putaran berpilin yang selalumendekati inti dan akhirya elektron dapat
"runtuh" ke inti atom karena dipercepat dan memancarkan energi.
2. Apabila lintasan elektron makin mengecil, maka waktu putarnyapun akan
mengecil . Frekuensi gelombang yang dipancarkannya menjadi bermacam
macam. Jadi Spektrum atom hidrogen berupa spektrum kontinu namun
kenyataannya berdasarkan pengamatan spektrometer menunjukkan
spektrum garis.
TEORI NEILS BOHR
Berdasarkan model atom Rutherford dan teori kuantum, Neils Bohr mengemukakan
teorinya:
1. Elektron hanya dapat mengelilingi inti atom melalui lintasan-lintasan tertentu
saja, tanpa membebaskan energi. Masing-masing lintasan hanya dapat dilalui
elektron yang memiliki momentum anguler kelipatan bulat dari h/2.
m . v . r = n . h/2
2. Elektron akan mengalami eksitasi (pindah ke lintasan yang lebih tinggi) atau
ionisasi jika menyerap energi, dan transisi ke lintasan yang lebih rendah jika
memancarkan energi foton.
Jari-jari lintasan elektron:
rn = 5.28 x 10-11 n2 meter
n = 1, 2, 3, .............. = bilangan kuantum utama
Tingkat-tingkat energi (energi kulit ke-n):
En = - (k e2/2 r n2)= (-13.6/n2) ev
1 eV= 1.6 x 10-19 joule
deretan garis garis yang terpisah pisah menurut aturan tertentu. Aturan aturan ini
dikenal dengan deret Lyman,Balmer,Paschen,Barcket dan Pfund.
Sebuah elektron dapat berpindah dari lintasan tertentu ke lintasan
lainnya.Lintasan lintasan yang diperbolehkan itu menentukan energi energi
elektron. Lintasan paling dekat dengan inti yaitu lintasan dengan n=11 yang
merupakan keadaan normal atau keadaan paling stabil untuk atomyang
bersangkutan, karena elektron mempunyai energi potensial yang paling rendah
dalam keadaan ini. Energi foton yang dipancarkan elektron ini ternyata berupa garis
garis spektrum sebagai akibbat eksitasi, garis garis spektrum ini sesuai dengan deretderet yang diamati oleh Lyman,Balmer,Paschen,Barcket dan Pfund.
I. Deret Lyman
terletak pada daerah ultra ungu
nA = 1 ; nB = 2, 3, 4, .......
II. Deret Balmer
terletak pada daerah cahaya tampak
nA = 2 ; nB = 3, 4, 5. ... ...
III. Deret Paschen
terletak pada daerah infra merah 1
nA=3 ; nB = 4, 5, 6,.....
IV. Deret Bracket
terletak pada daerah infra merah 2
nA = 4 ; nB = 5, 6, 7,.......
V. Deret Pfund
terletak pada daerah infra merah 3
nA = 5 ; nB = 6, 7, 8, ...
(kelemahan ini dapat diperbaiki oleh Zeeman, yaitu setiap garis pada
spektrum memiliki intensitas dan panjang gelombang yang berbeda)
3. Tidak dapat menerangkan kejadian ikatan kimia
4. Lintasan elektron yang mengelilingi inti ternyata sangat rumit lintasaannya
bukan berupa lingkaran saja.
5. Kelemahan yag lebih parah dari model ini adalah bahwa ia saa sekali
melanggar asas ketidak pastian. Namun masalah ii aka terpecahka pada
persamaan schrodin yang hasilnya ternyata identik dengan yang dihitung
pada mdel atom Bohr
Persamaan Scrodinger dan Energi Kuantum
Apabila prinsip komplemeter dan prinsip korespondensi serta asumsi interpretatif
dasar (yakni yang menyatakan bahwa hasil yang mungkin dari suatu besaran
diberikan oleh persamaan nilai eigen), maka akan diperoleh persamaan yang
menentukan semua tingkatan energi dari sistem. Secara eksplisit operator energi
dalam sajian Scrodinger adalah
(3.18)
(3.19)
, persamaan di
(3.20)
(3.21)
(3.22)
Bagian penting dari teori ini adalah bahwa persamaan ini memang menghasilkan
tingkatan energi diskret yang sesuai pengamatan. Pembuktiannya menyangkutkan
perhitungan yang rumit, yang akan kita ulas pada Bab 7. Untuk sementara, kita akan
bahas model sederhana.
Diagram energi untuk atom hidrogen ditunjukkan dalam Gambar 3.1. Jika energi
kinetik adalah T dan energi total adalah
, kita peroleh
dengan garis
dapat
di atas kurva
Garis putus-putus pada diagram bersesuaian dengan energi kinetik negatif, karena
itu berada pada posisi yang tak teramati. Untuk
(3.23)
didefeniskan
, adalah
(3.24)
Dengan memperkenalkan
(3.26)
Persamaan menjadi
(3.27)
, adalah
(3.28)
Dimana
(3.29)
dan
(3.30)
dimana
(3.31)
(3.33)
Sifat penting dari spektrum energi diskret telah muncul secara alamiah dari
formalisme di atas, dan dapat dibandingkan dengan rumus Bohr untuk atom
hidrogen,
(3.34)
Kenyataan bahwa model yang ditinjau masih sederhana tetapi telah mendekati
model real atom hidrogen merupakan kesuksesan. Perbedaan dengan faktor
merupakan kekhususan dari pendekatan 1-d (dinding potensial) terhadap sistem
3-d (atom hidrogen). Sedangkan perbedaan tanda muncul dari kenyataan bahwa
tingkatan energi atom hidrogen diukur dari puncak potensial ke bawah. Pada
dinding potensial, tingkatan energi dari bawah ke atas.
Add a reply:
Submit