Anda di halaman 1dari 144
KATA PENGANTAR Sesuai dengan amanat Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara, Pemerintah telah menetapkan Peraturan Pemeriniah Nomor 24 Tahun 2005 tentang Standar Akuntansi Pemerintahan. Standar tersebut menggunakan basis kas unluk pengakuan pendapatan, belanja dan pembiayaan dan basis akrual untuk pengakuan aset, Kewajiban dan ekuitas dana (cash towards accrual). Selanjuinya, Pemerintah menerbitkan Peraturan Pemenntah Nomor 71 Tahun 2010 tentang Standar Akuntansi Pemerintahan yang menggunakan basis akrual penuh (full accrual basis) sebagai pengganti Peraturan Pemerintah Nomar 24 Tahun 2005. Penerapan Standar Akuntansi Pemerintahan (SAP) lersebut telah membawa dampak perubzhan yang sangat signinfikan dalam pengelolaan Keuangan negara. Pemerintah baik di tingkal pusat maupun daerah diwajibkan untuk menyampaikan laporan pertanggungjawaban pelaksanaan APBN/APBD berupa laporan Keuangan dengan susunan dan sajian sesuai dengan SAP. Dalam penyusunan dan penyajian lapotaan kevangan sesuai dengan SAP, lernyata cukup banyak kasus-kasus yang dihadapi oleh instansi pemerintah. Sejak SAP pertama kali diterbitkan, Komite Standar Akuntansi Pemerintahan (KSAP) telah menerima cukup banyak pertanyaan melalui surat _masuk dengan Kasus-kasus yang beragam bak dari inlansi pemerintah pusat maupurt pemerintah daerah, Terhadap kasus-kasus lersebut, KSAP memberikan langgapan selelah melalui suatu proses baku (due process) tanggapan atas surat masuk Kumpulan surat masuk dan tanggapan alas kasus-kasus tersebut, disusun dalam Bunga Rempai Studi Kasus Akuntansi Pemerintahan ini. Melalui bunga rampai ini diharapkan masyarakat pengguna SAP dapat memperoleh gambaran mengenai kasus-kasus yang dihadapi oleh unit instansi pemerintahan dalam menyusun dan menyajikan ‘aporan Keuangan sesuai SAP beserta tanggapan yang diberikan oleh KSAP, sekaligus menjadi ‘eferensi bagi masyarakal pengguna dalam memecahkan kasus-kasus serupa. dakarta, Januari 2012 Ketua Komite Binsar H, Simanjuntak DAFTAR ISI We Tanggal Penginin Tema Hal Penerimsan dan 1 |30 april 2007 Dirjen Perbendaharaan Kementerian Keuangan 1 [Pengeluaran kas 2_[is Agustus 2007 |Provinsi Riou Koreksi Kesalonan | 5 3 [24 Maret 2008 [Direktorat MN DIKN Kementerian Kevangan [Aset Tetap 7 4_[28 Mei 2008 DPKD Kabupaten Lumajang investasi 2 5_|z2 Oktober 2008 __|Sekretariat Daerah Provinsi DKI Jakarta nvestasi 18 6 [22 Mei 2008, lLembaga Administrasi Negara ATS 20 7_|28 Mei 2008, Direktorat APK D/PB Kementerian Kevangan kas 24 8 [25 November 2009 _[Bapel-BPLS sidoarjo KDP 29 [7 April 2010 [Sekretariat Daerah Kabupaten Lumajang Penerimmaan Kas 33 10_|15 juli 2010 IBPKD Provinsi DKI Jakarta Kas 37 11 [1 September 2010 _ |Dirjen Perbendaharaan Kementerian Keuangan Betania, Putang 40 12 |e oxtober 2010 | opPKAD Kabupaten Temanggung Kebijakan Akuntansi | 46 13 [Ecitober 2010 __|Komisi Pemmberantasan Korupst [Wang Pengganti 39 14 |soktober 2010 [DPRKAD Kabupaten Nganjuk Piutong,investasi, | 64 aset tetap 15 [21 Oktober 2030 |Provinsi Kalimantan Timur LAK, Belanja 8 16 _|11 Januari 2011 |Ditjen kekayaan Negara Kementerian Keuangan _[Investasi 70 17/8 februari 2011 |Bapel-0PLS Sidoarjo set Tetap 72 Nnvestasi, Kas Di 18 |10 Februari 2011. [ppPKAD Kota Tangerang Selatan Bendahara 79 Pengeluaran, aset Lretap 19 |18 Februari 2011 |aPKo Provinsi DK! Jakarta set Tetap, 83 Pendapatan 20 [44 April 2014 Pemerintah Kota Bandung nvestasi as 2a [27 April 201 Biro Keuangan Seta Nusa Tenggara Barat kas 98 nvestasi Non 22 [31 Mei 2011 Kementerian Dalam Negeri i 93 Permanen 23 |29 sui 2011 PPATK Jaset Tidak Berwujud | 95 Za_|10 Agustus 2011 |DPPKD Kota Cilegon investasi 100 25 |10 Agustus 2011 |Bapel-BPLS Sidoarjo set Tetap 303 26 |10 Agsstus 2011 [Biro Keuangan Seta Nusa Tenggara Barat Belanja 105 nw ka 27 |28 Agustus 2011 _|irektorat APK OJPB Kementerian Kevangan vestasi Jang 107 Pendek ial, Dana 28 fis september 2011 [bien Pertanan uddoy rementerin KP Pertvan Sol Dae] 75, [28 September 2011 _[Direktorat APK DIPA Kementerian Keuangan fset Tetap Ti 30 |19 Oktober 2011 |provinsi Kalimantan Barat Kebijakan akumansi | 126 34_[20 Oktober 201 _|Rementerian Sekretaris Negara Belanja 13a 31 le Desember 2011 |Kementerian Koperasi dan UKM Dana Bergulir 136 set Tetap, ATB, 33 |20Desember 2011 [DPPKAD Kabupaten Nganjuk set Teta, 140 DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PERBENDAHARAAN 2 tapnngansaneny Time No.8 Tetepon 1 021-3448230 (5200) 3 Nomor 8°? ar2007 3 © Maret 2007 Sifat Sangat Segera - Lampiran 4 (satu) set Perihal Perlakuan Akuntensi dan Pelaporan Keuangan terhadap Transaksi Penerimaan dan Pengeluaran Kas ates Perjanjian Karya Production Sharing (PKPS) ~~ Yth. Ketua Komite Kerja ., Komite Standar Akuntansi Pemerintahan (KSAP) > Jakarta Sehubungan dengan Pembahasan RUU tentang Pertanggungjawaban atas Pelaksanaan Anggaran Pendapatan dan Gelanja Negara Tahun Anggaran 2005 (RUU P2 APBN TA 2005), antara Pemerintah dengan Panitia Anggaran Dewan Penwakilan Rakyat (DPR Ri), dapat kami sampaikan hal-hal sebagai berikut 1. Panitia Kerja (Panja) Perumus Kesimpulan RUU P2 APBN TA 2005 merekomendasikan adanya Pemeriksaan Dengan Tujuan Tertentu (Pemeriksaan Investigatif) atas pengeluaran sebesar Rp3.997.615,32 jula yang tidak melalui mekanisme APBN tetapi dibayarkan langsung dari Rekening 600.000411-Hasil Minyak Perjanjian Karya Production Sharing 2. Rekomendasi sebagaimana dimaksud pada butir 1, didasarkan pada Temuan Pemeriksaan Badan Pemeriksa Keuangan (8PK RI) atas Laporan Keuangan Pemerintah Pusat (LKPP) Tahun 2005, yang salah salu temuannya menyalakan: “Terdapat pengeluaran sebesar Rp3.997.615,32 juta yang tidak melalui mekanisme APBN tetapi dibayarkan langsung dari Rekening 600,000411-Hasil Minyak Perjanjian Karya Production Sharing,” Sehubungan dengan hal tersebut di atas, kami mohon pendapat Komite terkait dengan perlakuan akuntansi dan pelaporan keuangan tethadap transaksi penerimaan dan pengeluaran kas atas Perjanjian Karya Production Sharing (PKPS), termasuk mengenai saat pengakuan pendapatan dan bagi hasil PKPS terkait Demmikian kami sampaikan, atas kerjasama Saudara, kami ucapkan terima kasih Direktur Jenderai, Iektur Akyntansi dan Pelaporan tek inys Manao Tiga Berkas Hal Permohonan Pendapat KSAP Terhadap Uang Pengganti Yth. Direktur Akuntansi dan Pelaporan Keuangan Selaku Sekretaris Komite Standar Akuntansi Pemerintahan ‘Sehubungan dengan perinal tersebut ci atas, dengan ini kami sampaikan hal-nal sebagai berikut Dalam pelaksanaan tugas dan fungsinya, Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) mengnasiikan beberapa Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP), diantaranya Denda dan Uang Pengganti, Uang Pengganti sesuai dengan pasal 18 ayat (1) huruf b Undang-undang Nomar 31 Tahun 1999 tentang Pemberaniasan Tindak Pidana Korupsi merupakan pidana tambahan yang dibayarkan dengan jumiah sebanyak-banyaknya sama dengan harta benda yang diperoleh dari tindak pidana korupsi Selanjutnya dalam pasal 18 ayat (2) Undang-undang yang sama dinyatakan bahwa jika erpidana tidak membayar uang pengganti sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) huruf b paling lama dalam wakwy 1 (satu) bulan sesudah putusan pengadilan yang telah memperoleh kekuatan hukum \elap, maka harta bendanya dapat disita olen jaksa dan ilelang untuk menutupl uang penggantitersebut. 2. Berdasarkan butir 1 di atas, dalam Laporan Keuangan (LK) TA 2008 (Unaudited) KPK mengungkapkan sejumlah besar Denda dan Uang Pengganli dalam Catatan atas Laporan Kevangan (CaLk). 3. Pada saat pemeriksaan LK KPK TA 2008 (Unaudited), terjadi Kelidaksepakatan penempatan Oenda dan Uang Pengganti antara Badan Pemerksa Keuargan (PK) dan KPK dimana BPK mengusulkan agar Denda dan Uang Pengganti dimasukkan ke dalam Aset (Piutang PNBP) sedangkan KPK berpendapat bahwa Denda dan Uang Pengganti ‘cukup diungkap di Cal. 4 Alas ketidaksepakalan tersebul, Tim Pengkaii dalam forum tripartit pada tanggal 17 April 2009 memutuskan bahwa Dena cukup diungkap dalam CaLK, sedangkan Uang Penggant +harus direkiasifikasi ke dalam Aset Lain-lain sebagai Piutang PNBP jangka panjang. Berdasarkan keputusan tersebut, sejak LK KPK TA 2008 (Audited) s.¢ sekarang, Uang Pengganti masuk ke dalam Aset Lain-lain pada Neraca KPK, 5. Dengan dimasukkannya Uang Peigganti sebagai Piuteng PNBP jangka panjang dalam neraca, menurut kami terdapat permasatahan terkait dengan penghapusannya Jin. H.R, Rasune Said Kav. C.1 Kuningan, Jakarta Selatan 12920 Telepon (62 21) 2557 8300, Faks. (62 21) 528 92456, http:/mwwkpk.goid 59 Sedagaimana diketanui bahwa talacara penghapusan piutang negara ciatur dalam Peraturan Pemerintah 14 Tahun 2008 tentang Tata Cara Penghapusan Piutang Negara/Daereh. Datam PP tersebut. piutang negara dapat cinapuskan secara bersyaral ataupun mutlak dari pembukuan setelah piutang drys secara optimal oleh Panitia Urusan Piutang Negara (PUPN) sesuai dengan peraturan perundangan yang berlaku Disisi lain, daiam Pasal 18 ayat (3) Undang-undang Nomor 31 Tahun 1999 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi dinyatakan bahwa dalam hal terpidane tidak mempunyai harta benda yang mencukupi unluk membayar uang pengganti sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) huruf b, maka dipidana dengan pidana penjara yang lemanya tidak melebini ancaman maksimum dari pidana pokcknya sesuai dengan ketentvan undang-undang ini dan tamanya pidana tersebut sudah ditentukan dalam putusan pengadian Berdasarkan pasal 18 ayat (3) di alas, pada saat seorang terpidana menjalani subsider tambahan pidana penjara sebagai subsitusi dari kewajiban membayar uang pengoanti, maka piutang atas nama terpidana tersebut menurut kami hapus secara mutlak dengan sendirinya Dengan demikian merurut pendapat kami, tate cara penghapusan piuteng vang pengganli tidak mengikuti kelentuan sebagaimana diatur PP 14 Tahun 2005, Bordasarkan butir § dan untuk mendapatkan kepastian, KPK dengan surat Nomor: S- 2860/50-52/12/2008 tanggal 2 Desember 2008 (fotokop! terlampir) meminta pendapat Direktorat Jenderal Kekayaan Negara mengenal mekanisme penghapusan Piutang Uang Pengganti Als surat KPK tersebut, Menteri Keuangan dengan surat Nomor $-106/MK.06/2070, tangoal 8 Maret 2010 (fotokopi terlampir) meminta fatwa hukum kepada Ketua Mankamah ‘Agung (MA) mengenai status hukum uang pengganti yang sudah dikompensasi dengan pidana penjara. Alas permohonan fatwa hukum dari Menteri Keuangan, Kelua MA memberikan fatwa/pendapat hukum (fotokop! terlampir) antara Iain sebagal berikut: 1a. Pembayaran uang pengganti sebagai pldana tambahan yang iika tidak dibayar olen letpidana maka diganti dengan pidana penjara, sesuai dengan Pasal 18 ayat (1), (2). dan (3) Undang-undang Nomor 31 Tahun 1999 bermakna memberikan pithan kepada lerpidana untuk memilin seperti halnya terhadap pidana denda yang jika tidak dibayar diganti dengan kurungan; Oleh Karena ity jika pidana penjara atau kurungan yang dipilih oleh terpidana, maka pembayaran uang pengganti atau denda tidak dapat ditagih oleh Jaksa/Penuntut Umum, , Pengertien pembayaran “uang pengganti* sebagai pidana tambahan sekatipun tujuannya untuk memperkeci! “kerugian kevangan negara’, namun tidak identikietau sama dengan pengertian *kerugian negara” sebagaimana dimaksud dalam Pasal 1 butir 16 Undang-undang Nomor 15 Tahun 2006 dan Pasal 35 ayat (1) Undang-undang Nomor 17 Tahun 2003 yang jumlatnya harus pasti dan diletapkan oleh auditor negara dari BP, Oleh karena itu, Pasal: 65, 66, 67 Undang-undang Nomor 1 tahun 2004 tidak tepat Untuk diterapkan, karena “uang pengganti” sebagai pidana (ambahan bukaniah 60 Pivtang Negara” yang harus ditagih oleh PUPN, karena berada dalam lingkup hukum. pidana yang untuk pelaksanaan amar putusannya dilakukan oleh Jaksa/Penuntut Umum, 9. Pada prinsipnya KPK dapat menerima keputusan Tim Pengkaii yang telah ditelaokan pada forum tripartt tahun 2009. Namun mengingat Uang Pengganti juga cimitiki oleh instansi penegak hukum tainnya dan dengan mempertimbangkan fatwa kelua MA, mohon bendapavpenegasan kembali dari KSAP mengenai pencatatan Uang Pengganti, apakah tetap dicats) sepaga) ase! J2in-Jsin (Putang PNBP Jangka Panjang) atau cukup diungkap db CalK. Sebagal informasi, jumniah Uang Pengganti yang diurus KPK per 30 Juni 2010 adalah sebesar Rp336 831.720.095,- Demikian, atas pechatian dan kerjasamanya kam\ ucapkan terima kasi, Tembusan Yen: 4. Pimginan KPK, 2. Sekretaris Jenderal KPK. 61 KOMITE STANDAR AKUNTANS! PEMERINTAHAN Sara Pins Pande nian? tno gn snes ony meanest Ei ees eon eater ‘nines vonotee tia wie Sosine Shai” tna Nomor S- 73 KADKSAPIX/2010 & Oktober 2010 Lampiran - Hal Pendapat KSAP terhadap Uang Pengganti Yih. Sekretaris Jenderal Up. Kepala Biro Perencanaan dan Keuangan Komisi Pemberantasan Korupsi Jakarta Sehubungan dengan suret Saudara Nomor B-1977/52/08/2010 tanggal 11 Agustus 2010 hal tersebut pada pokok surat, dengan ini kami sampaikan hal-hal sehagai berikut 1. PP Nomar 24 Tahun 2005 tentang Standar Akuntansi Pemerintahan yang berbasis, “cash towards accrual! mengatur bahwa pendapatan dan belanja diakui pada saat kas diterima atau dikeluarkan dari Rekening Kas Umum Negara, sedang aset dan kewaliban diakui pada saat fimbulnya hak dan kewaliban yang mempengaruhi Kekayaar bersit pemerintah, 2. Pasal 1 ayat (6) UU Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negata menyalakan bahwa: “Piutang Negara adalah jumlah uang yang wajib cibayar Kepeda Pemerintah Pusat danvatau hak Pemerintah Pusat yang dapat dinilai dengan uang sebagai akibe! perjanjian etau akibat lainnye berdasarkan peraturan perundeng-undangan yang berleku ‘atau akibat leinnys yang sah. 3. Sesuai dengan UL Nomor 31 Tahun 1999 tentang Pemberantasan Tindak Pidans Korupsi, Uang Pengganti harus dibayar terpidana pada saat putusan perkara korupsi telah berkekuatan tetap (inkracht). Dengan demikian, Negara mempunyai taginan kepada terpidana sebesar Uang Penggarti yang ditetapkan 4. Berdasarkan hal-hal sebagaimana disebutkan pada butir 1, 2, dan 3 di ates, Uang Pengganti disajikan sebagai “piutang" pada Neraca dan diungkapkan secara memadei dalam Catatan atas Laporan Kevangan 5. Terkalt penghapusan Piutang Uang Pengganti, mekanisme penyelesaian mengikuti UU Nomor 31 Tahun 1999 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi dan bukan PP Nomor 14 Tahun 2005 tentang Tata Cara Penghapusan Piutang Negara/Daerah, 62 sebagaimana surat Dicektur Jenderal Kekayaan Negara Kementerian Keuangen Nomor ‘S-3583/KN/2010 tanggal 24 Mei 2010 tentang Penghapusan terhadap Piutang Uang Pengganti dan surat Ketua Mahkamah Agung Rl Nomor 040/KMAJIII/2010 tanggel 29 Maret 2010 tentang Permohonan Fatwa Hukum Sesuai dengan UU Nomor 31 Tahun 1999, Piutang Uang Pengganti ates nama terpidana akan dinapuskan secara mutlak dari Neraca apabila: ‘a. Uang Pengganti telah dibayar lunas oleh terpidana (Pasal 18 ayat (1) huruf b) . Harta benda terpidana disita untuk kemudian dilelang (Pasal 18 ayat (2)) ©. Terpidana telah menjalani tambahan pidana penjara sebagai substitusi dari kewajiban, membayar Uang Pengganti (subsider) (Pasal 18 ayat (3). Demikian kami sampaikan, alas perhatian Saudara diucapkan terima kasih. imanjuntak Tembusan: 1. Direktur Jenderal Perbendaharaan Kementerian Keuangan, selaku Ketua Komile Konsultatif KSAP; dan 2. Direktur Jenderal BAKD Kementerian Dalam Negeri, selaku Wakil Ketua Komite Konsultatif KAP. 63 Nomor Sifat Lampiran Perinal PEMERINTAH KABUPATEN NGANIUK, DINAS PENDAPATAN, PENGELOLAAN KEUANGAN DAN ASET DAERAH 2M Mesdeha Nr 3 Tp (35H) 3212, 321480, 321746 & 320947 Fa 32I2EE, 321600, NGANJUK Nganjuk, © Jui 2010 1 900/YF 0 1411.2142010 —Kepada Biasa Yth, Sdr. Ketua Komite Standar Akuntans! - Pemerintahan (KSAP) Penghapusan i JAKARTA Menindaklanytihasil Konsulasi dengan Anggota Komite Sténdar Akuntansi Pemerintahan (KSAP) perihal penghapusan piviang daerah maka ada beberepa hal yang perlu ditanyakan lebih lanjut antara tain 1. Bahwa pada tahun 2002 - 2005 terdapat pemberian mods! kerja kepada Kelompok masyarakat usaha kecil menengah yang penyaiuran dananya dikslola oleh SKPD terkait, dalam petunjuk teknisnya modal kerja tersebut sudan narus Kembali ke Kas Daerah setetah 2 (dua) tahun, namun sejak tahun 2007 sudah tidak ada lagi pengembalian ke Kas Oaerah/menunggak dengan alasan antara lain usaha macet peminjam meninggal, peminjam pindsh alamat tanpa diketahui keberadaannya. Bagaimans pertakuan piutang macel yang sudsh tsk mongkin (orbayar, apakah bisa dihaposkan langsung. 2. Adanya pemberian modal katja kepada masyarakat yang berupa leraak antara_ tain berupa temak kambing dan sapi, dalam proses pengembalian ke Kas Daerah tidak seharga pembetian kambing/sani namun dibawah harga pembelian, juga terdapat temak yang mati ataupun potong paksa Bagaimena proses penghapusanaya apa, cukup dengan surat pemyataan kematian temak dari Kelompok masyarakat yang mencrima pemberian modal kerja tersebut, dan bagaimana dengan yang djual dibawah harga pembetian, 6a on DISPENOR Te 11 GK POE 10, + @sS0 Z0E JUL 66 2018 10:04 Po 3. LD Tahun 2005 tertapat temuan hasil pemerksaan BPK Ri atas kerugian daerah terkait belanja DPRD periode 1899-2004 yaka! betanja BBM, Listrik, telepon, Ai, Tunjangan Kesejahieraan, Pubcaian Dinas, dan Penunjang Kegistn Fraksi Atas temuan tersebut apakah bisa \iakui sebagai piutang dan nantinya cihapuscan, mengingat beberapa anggots DPRD ada yang sudah meninggal, dan adaputa yang tidak sanggup mengembalikan Kerugian tersebut 4. Bahwa pada tahun 2006 terdapat pembagian dewiden dari Blank Jatim dengan rincian cash deviden dan stock deviden. Penambshan stock deviden diakui sebagai penambahan investasi kepada Bank Jatim, Pada Tahun 2010 sisa stock deviden yang tidak genap 1 (satu) lembar saham disetor kembali ke kas daerah, Aas pengembalian sisa stock deviden tersebut apakah dicalat sebagai penerimaan pembiayaan dan mengurangi investasi 5. Bahwa neraca awal Pemerintah Kabupaten Nganjuk dibust Tahun 2001 dan belum pemah dilakukan kebijakan peayusutan. Dalen LHP Tahun 2007 dinyatakan bahwa nilai aset tetap yang ada di bidang Pembukuan tidak sama dengan Bagien Perlengkapan. Atas, rekomendasi GPK pada tahun 2008 diakukan sersus ‘aranglaventoreasi aset tetap. Namun datam polaksanaannya sensus tersebut déakukan perilaian kembali oleh Pengurus Barang sehingga ada beberapa barang yang soma tetapi nlainys becbeda antara yang ada di neraca dan nilai hasif sensus, Bagaimarea mekanisme peniiaian dan penghapusan Aset Tetap yang benar. 6. Pada Tahun 2006 terdapat aset tetap gedung dan bangunan yang divengun kembas dan sudah tercatst di nereca, dan aset lama masih lercatst di neraca karena SK Penghapusan untuk gedung dan bangunan yang dirobohkan belum diferbitkan sampai dengan sekarang, Apakah tanpa SK penghapusen bangunan lama bisa dinapus dari neraca? (Demican atas kerjasamanya disampaikan terimakasih, 65. KOMITE STANDAR AKUNTANSI PEMERINTAHAN edvog Pad Prapenahan Il Le? Telepan. = (21) 382-4881, 021) 344 9280 er S81 jtcktorJenderal Pexbendoharssn aks (021) 352-4551 Jian Bod Utomo No. Website = were apne Jexara 10710 Emad wl Nomor S- T5IK.VKSAPIXI2010 6 Oktober 2010 2010 Lampiran : - Hal Penghapusan Yth. Kepala Dinas PPKAD Kabupaten Nganjuk Nganjuk Sehubungan dengan Surat Saudara Nomor 900/1435/411.214/2010, perihal sebagaimana tersebut pada pokok surat, dengan ini dapat kami sampaikan beberepa hal sebegai berikut: 1. Berkaitan dengan perlekuan plutang macet, Buletin Teknis SAP Nomor 06 tentang Akuntansi Piutang menjelaskan bahwa pemberhentian pengakuan atas piutang terdiri dari a, Pelunasan; b. Penghapusbukuan, yaitu kebijakan inter manajemen yang merupakan proses dan keputusan akuntansi agar nilai plutang dapat disajiken sesuai dengan nilai wajar yang dapat direalisasikan (net realizable value). Penghapusbukvan piulang tidak secara ofomatis menghentikan kegiatan penagihan piutang arena secara yuridis- formil piutang belum dihapus dan masih diperukan off balance sheet tentang piutang yang dihapusbukukan; ©. Penghapustaginen adalah penghapusan hak tagih atau upaya tagih secara perdata alas sualu piutang, Apabila upaya penaginan yang dilakukan oleh satuan kena yang berpiutang gagal maka satuan kerja yang bersangkutan tidak diperkenankan menghapuskannya sendiri tetapi harus mengikut! ketentuan yang beriaku. Tata cara penghapusan piutang negara/daerah baik secara_bersyarat (penghapusbukuzan} maupun secara mutiak (penghapustagihan) diatur dalam PP ‘Nomor 14 Tahun 2006 tentang Tata Care Penghapusan Piutang Negara/Daerah 2. Mekanisme penghapusan piutang macet mohon dilihat pada PP Nomor 14 Tahun 2005 tentang Tata Cara Penghapusan Piutang Negara/Daerah, 3. Mengenai adanya temuan kerugian daerah berdaserkan pemeriksaan BPK Ri alas LKO 2005, dalam Buletin Teknis Nomor 06 Akuntansi Piutang dijelaskan pengakuan Pluteng TP/TGR harus didukung dengan: a. Surat Keterangan Tanggung Jawa Mutlak (SKTM), yang menunjukkan bahwa penyelesaian atas TP/TGR dilakukan cara damal (di luar pengaditan). SKTM merupakan surat keterangan tentang pengakuan bahwa kerugian tersebut menjadi tanggung jawab seseorang dan bersedia mengganti kerugian tersebut. b. Surat ketetapan oleh instansi yang berwenang apabila penyelesaian TP/TGR dilaksanakan melalui jalur pengadilan. Apabila belum terdapat bukti yang mendukung piutang TP/TGR tersebut, maka peristiwa kerugian daerah tersebut diungkap secara memadai dalam Catatan atas Laporan Keuangan. Selanjutnya prosedur penghapusan piutang mengacu kepada PP Nomor 14 Tahun 2005 tentang Tata Cara Penghapusan Piutang Negara/Daereh. 66 4. Pencatatan penerimaan dividen saham sebagai penambah nilai investasi telah sesuai dengan paragrat 37 PSAP 06. Namun periu disampaikan, saat ini Komite Standar ‘Akuntansi Pemerintanan (KSAP) sedang memroses Rancangan Peraturan Pemerintah SAP Berbasis Akrual termasuk sinkronisasinya dengan SAP Berbasis Kas Menuju Akeual (PP Nomor 24/2005) yang direncanakan ditetepkan pada tahun 2010 ini. Salah Satu perubshan adalah perlakuan penerimzan dividen saham, dividen saham yang diterima tidak mengubah rilai investasi. Menimbang hai di atas, Kabupaten Nganjuk Gianjurken untuk mengkoreksi pencatatan yang lalu terhadap dividen saham yang diterima, Pada fransaksi pengembalian sisa stock dividend dalam bentuk vang terdapat aliran kas masuk, sehingga Pemkab Nganjuk melakukan pencatatan pengembalian sisa ‘stock dividend sebagai pendapatan dividen sesuai dengan paragraf 8 PSAP 02 yang ‘menyatakan bahwa pendapatan adalah semua penerimaan Rekening Kas Umum Negara/Daerah yang menambah ekuitas dana lancar datam periode tahun anggaran yang bersangkutan yang menjadi hak pemerintah, dan tidak perlu dibayar Kembali oleh pemerintah. 5. Penilaian kembali atau revaluasi aset tetap pada umumnya dilakukan untuk Penyusunan neraca awal kerena sesual dengan paragraf 8 PSAP 07 Standar Akuntansi Pemerintahan menganut penilsien aset berdasarkan biaya perolehan atau harge pertukaran. Penyimpangan dari ketentuan ini mungkin dilakukan berdasarkan ketentuan pemerintah yang berlaku secara nasional serta dijeleskan dalam laporan kevangan entitas mengenai penyimpangan dimaksud serta pengaruh penyimpangan tersebut terhadap gambaran keuangan entitas. Penghapusan aset tetap dietur dalam PP Nomor 6 Tahun 2008 tentang Pengelolaan Barang Milik Negara/Daerah sebagaimana telah diubah dengan PP Nomor 38 Tahun 2008. Mekanisme lebih rinci dari penghapusan aset tetap di lingkup Pemerintah Daerah ager dithat pada Permendagri Nomor 17 Tahun 2007 tentang Pedoman Teknis Pengololaan Barang Milik Daerah, 6. Mekanisme penghapusan aset tetap secara normal dilaksanakan dengan menerbitkan keputusan pengelola barang setelah mendapat persetujuan gubernut/bupatiwalikota sesual dengan pasal 43 ayat (2) PP Nomar 6 Tahun 2006. Namun demikian terdapat beberapa peristiwa yang mengekibatkan aset telap rusak berat atau hilang keberadaannya seperti bencana ‘sesual dengan prinsip ‘Substansi Mengungguli Bentuk (Substance Over Form) penghapusan aset tetap dapat ditakukan meskipun sural keputusan penghapusan aset tetap belum ada. Penyebab penghapusan dan kondisi eset tetap yang dihapuskan diungkapkan secare memadai pada Catatan ates Laporan Keuangan. ‘Katia Komite Kerja, 2 Demikian atas perhatiannya diucapikan tevimakasih Tembusan: 1. Dirjen Perbendaharaan, Kementerian Keuangan sebagai Ketua Komite Konsuitati; dan 2. Ditjen Bina Administrasi Keuangan Daerah, Kementerian Dalam Neger! sebagai Wakil Ketua Komite Konsultatif. FROM

Anda mungkin juga menyukai