I. PENDAHULUAN
Gangguan pada peralatan ketenagalistrikan sudah
menjadi bagian dari pengoperasian peralatan tenaga
listrik. Mulai dari pembangkit, transmisi hingga pusatpusat beban tidak pernah lepas dari berbagai macam
gangguan. Bagian dari peralatan tenaga listrik yang
sering mengalami gangguan adalah kawat transmisinya.
Hal ini disebabkan luas dan panjang kawat transmisi
yang terbentang dan beroperasi pada kondisi udara yang
berbeda-beda, dimana pada umumnya yang lewat udara
(diatas tanah) lebih rentan terhadap gangguan dari pada
yang ditaruh dalam tanah (underground). Gangguan
dalam sistem tenaga listrik merupakan keadaan yang
tidak normal dimana keadaan ini dapat mengakibatkan
kerusakan atau mempengaruhi sistem.
Gangguan hubung singkat akan menimbulkan
arus hubung singkat yang cukup besar dan tegangan
a)
c)
b)
d)
e)
2.2
)t
idc = - I sin e L
Nilai awalnya tergantung pada dan
menyusut secara eksponensial menurut konstanta
walau R/L.
)
[ sin ( t + ) ) sin ( ) e
Z = [R
R
L
)t
] 2.4
2
+ (L) ]
-1
= tan ( L / R)
Dari persamaan 2.4. didapat Dimana arus ini
merupakan arus puncak maksimum pertama ip,
sehingga ip harus dihitung untuk menentukan kapasitas
teruji (making capacity) dan pemutus daya yang
diperlukan dan menentukan ketahanan elektrodinamik.
Hal ini dapat ditunjukkan pada Gambar 2.3. Nilai ip
dapat diambil dari nilai rms arus hubung singkat yang
seimbang ia dengan persamaan:
2.5
III.
dimana:
ip= K 2 ia
Zsc
I=
ATP/EMTP
Gambar 4.1 Single Line Diargram Jaringan Transmisi 150 kV di Sulawesi Selatan dengan Menggunakan ATP/EMTP
2500
[A]
1875
1250
625
-625
-1250
-1875
-2500
0.00
0.04
0.08
0.12
0.16
[s]
0.20
0.04
0.08
0.12
0.16
[s]
0.20
7000
[A]
5250
Lokasi
3500
Fault
R
1.654,2
2.816,4
2.708,6
3.117,2
3.176,3
LG
BONE
LLG
ke
LL
BLKMB
150 KV LLLG
LLL
1750
0
-1750
-3500
-5250
Lokasi
-7000
0.00
0.04
0.08
0.12
0.16
[s]
Fault
0.20
R
LG
BONE
LLG
ke
LL
BLKMB
150 KV LLLG
LLL
0
0
61.596
0
0
S
181.000
0
61.596
0
0
T
190.000
178.110
127.640
0
0
% Perubahan
R
S
123.860
1,5
123.860
0,0
2,0
2,0
123.860 123.860
123.860 123.860
T
1,5
1,4
1,0
123.860
123.860
120
[kV]
80
40
-40
Fault
BONE
ke
BLKMB
150 KV
LG
LLG
LL
LLLG
LLL
R
11.290
28.240
74.133
32.589
31.239
-80
-120
0.00
0.04
0.08
0.12
0.16
[s]
0.20
Lokasi
Fault
LG
BONE
LLG
ke
LL
BLKMB
150 KV LLLG
LLL
S
0,00181
7.270,9
7.423,3
7.780,6
7.719,2
T
0,00190
0,00178
0,00127
8.056,2
8.039,3
% Perubahan
R
49,2
151,3
146,9
175,5
175,8
S
27914,4
143,9
146,9
154,0
152,8
T
26592,1
28384,8
39783,5
159,4
159,1
Fault
LG
LLG
LL
LLLG
LLL
R
2.260,0
5.666,3
5.509,2
6.519,0
6.530,1
Lokasi
Fault
LG
BONE
LLG
ke
LL
BLKMB
150 KV LLLG
LLL
R
41.343
70.350
97.506
79.290
78.780
1.
2.
V. KESIMPULAN
Studi tentang arus gangguan hubung singkat pada
sistem transmisi tegangan tinggi 150 kV
menggunakan ATP-EMTP di Sulawesi Selatan
yang disebabkan adanya beberapa jenis gangguan
hubung singkat di lokasi saluran udara antara GI
Bone dengan GI BLKMB, yaitu; pada gangguan
3 phasa menghasilkan arus transient sebesar
8.882,1 A dengan kenaikan 175,8 % dari nilai arus
sebelumnya dan arus minimum pada gangguan satu
phasa ke tanah sebesar 1.654,2 A dengan kenaikan
32,7 % dari nilai arus sebelumnya. Sedangkan
untuk tegangan maksimum dan minimum terletak
pada gangguan hubung singkat satu phasa ke tanah
sebesar 190.000 V dengan kenaikan 1,5 % dari
tegangan sebelumnya dan tegangan minimum 0 V
mengalami penurunan sebesar 123.860 % dari
tegangan sebelumnya.
Besarnya arus dan tegangan yang terjadi pada
saluran transmisi tegangan tinggi 150 kV
di Sulawesi Selatan dengan impedansi gangguan
yang lebih kecil yaitu tanpa impedansi akan
menghasilkan arus yang sangat besar dan tegangan
yang rendah. Sebaliknya, semakin besar nilai
impedansi gangguan, maka semakin kecil arus
hubung singkat yang dihasilkan.