Anda di halaman 1dari 8

10

BAB III
PELAKSANAAN PRAKTEK
3.1. Peralatan Dan Bahan
3.1.1

Peralatan
Peralatan yang digunakan dalam praktek uji kekerasan
adalah sebagai berikut:
1. Universal Testing Machine (Cesare Galdabini 1988 Vallarate
32917 Italia)
2. Dinamometer
3. Digital Vernier Caliper
4. Spidol Permanen
5. Mistar baja
6. V Blok
7. Test Piece ( batang uji )

3.1.2

Bahan
Bahan yang digunakan dalam praktek uji tarik adalah baja
betonezer dengan harga kekerasan ST 37 dan ukuran seperti
gambar.

Gambar 3.1 Ukuran Bahan uji tarik.


Keterangan :
D

do =

12

mm

7,98

mm

11

Lo

40

mm

Lt

125

mm

mm

1
13

2
3
12
4
5
6
7

11

10

Gambar 3.2. Universal Testing Machine (Cesare Galdabini 1988 Vallarate 32917
Italia)
Keterangan :
1. Penunjukan Kapasitas Beban yang dipilih.
2. Skala Dynamometer
3. Tombol On pompa hidrolik.
4. Tombol Off pompa hidrolik
5. Speed control valve
6. Pemilihan kapasitas beban.
7. Settung skala nol.
8. Saklar listrik.
9. Speed control.
10.Tuas penggerak penjepit
11.Menurunkan / Menaikkan ( Clamping Head )
12.
Kepala Penjepit Benda Uji
13.
Pencatat Grafik

12

Gambar 3.3. Benda uji baja ST 37


3.1.3. Hal hal Yang Harus Diperhatikan Sebelum Praktek
Dilakukan :
a. Berdoa sebelum melakukan pekerjaan.
b. Bersihkan batang uji dari karat dan kotoran.
c. Persiapkan alat ukur dan perlengkapan lainnya.
d. Persiapkan mesin uji sebelum dilakukan pengujian.
e. Mengetahui cara mengoperasikan mesin dengan baik.
f.

Berkonsentrasi terhadap pekerjaan.

3.1.4. Hal hal Yang Harus Diperhatikan Selama Pengujian :


a. Posisi peletakan benda uji harus benar dan jangan sampai terjadi
kemiringan pada waktu pengukuran dan pastikan benda kerja
terikat dengan kuat.
b. Perlakukan mesin uji secara hati-hati dan jangan sampai terjadi
kerusakan pada mesin uji dan peralatan lainnya.
c. Posisi mata pada saat jarum skala diam dan pembacaan skala
pemabacaan dinamometer harus tepat.
d. Ruang tempat kita melakukan praktek harus mendapat cahaya
yang cukup agar pembacaan skala dan ukuran dapat dilakukan
dengan tepat.
e. Posisi mata pada saat pembacan nilai yang di tunjukkan alat ukur
(jangka sorong) harus tegak lurus.
f. Perlakukan alat ukur secara halus dan hati hati, jangan sampai
merusak dari alat dan mesin tersebut.

13

g. Catatlah data data hasil pengukuran sesuai dengan petunjuk


yang telah ditentukan.
3.1.5. Hal hal Yang Perlu Diperhatikan Setelah Selesai Melakukan
Praktek :
a. Periksa kembali mesin penguji dan perlengkapannya yang sudah
digunakan.
b. Bersihakan dan rapikan mesin penguji dan perlengkapannya yang
telah digunakan.
c. Lakukan analisa data hasil praktek sesuai dengan petunjuk yang
telah diberikan.

3.2. Langkah Langkah Praktek


1. Persiapkan peralatan yang digunakan.
2. Ukur batang uji dan Lo dibagi menjadi 10 bagian yang sama.
3. Hidupkan mesin hidrolik dengan menekan PUMP ON sehingga PUMP
LAMP menyala.
4. Biarkan beberapa menit ( 5 menit) sebagai pemanasan awal.
5. Pasang batang uji pada penjepit (clamping head) dan mesin tarik. Jika
posisi dan penjepit tidak tepat maka dengan cara memutar tombol cross
head adj. Untuk menaikkan pada posisi UP dan untuk menurunkan
pada posisi DOWN.
6. Menentukan skala beban dengan memutar tombol range dan skala
grafik pada roda disamping kiri dynamometer.
7. Memberikan beban tarik dengan cara memutar tombol Speed Control
Valve path posisi Load.
8. Amati pertambahan gayanya pada dynamometer.
9. Setelah benda uji putus :
a. Batang uji lepaskan dari pengunci.
b. Catat ukuran yang diperlukan
c. Turunkan Clamping Head pada posisi semula dengan memutar
tombol Speed Control Valve dengan pelan pelan sampai pada
posisi return.
d. Matikan mesin hidrolik dengan menekan Pump Off.

14

3.3. Data data Hasil Pengujian

Gambar 3.4 Gambar ukuran Benda uji Baja ST 37


Keterangan :
D

= 12,00 mm

d0

= 7,917 mm

dcr

= 6,20 mm

L0

= 40 mm

L01

= 49,78 mm

Lt

= 125,07 mm

Lt1

= 137,7 mm

Panjang dan Diameter Perdivisi


Tabel 3.1 Panjang dan Diameter Perdivisi
d0
L0
D1
L1

1
7,91
4
7,45
4,35

2
7,97
4
7,42
5,53

3
7,99
4
7,49
4,5

4
8,00
4
7,48
4,8

Gaya Tarik dan Perpanjangan

5
8,05
4
7,51
5,45

6
7,83
4
7,45
4,53

7
7,86
4
7,47
4,37

8
7,84
4
7,37
4,60

9
7,85
4
7,80
4,55

10
7,87
4
6,20
7,10

15

Tabel 3.2 Gaya Tarik dan Perpanjangan


No
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11

F (N)
7650
8800
10050
13200
14000
16600
20050
26000
30500
33700
26500

L (mm)
0,0876
0,3134
0,328
0,5475
0,7665
0,9855
1,3797
2,2995
3,8982
7,665
11,0595

Keterangan
Y1
Y2
Y3
Y4
Y5
Y6
Y7
Y8
Y9
Ymaks
Yputus

Posisi putus benda uji :


Jika N n adalah genap :

AB 2 BC Lo
x 100 %
Lo

Gambar perpanjangan sesudah patah :


B

10 2
2

= 10

Bagian

AB = 2

Bagian ( 11, 65 mm )

BC = 4

Bagian ( 18,95 mm )

Lo1 =52,15 mm

16

3.4 Grafik hasil pengujian

Max

Y9

Putus

Y8
Y6

F (N)

Y7

Y5

Y4
Y3
Y2
Y1

L (mm)
Gambar 3.5 Grafik
Hasil Percobaan
Keterangan grafik dalam skala (mm) :
Untuk Skala L pada grafik :
L benda

= Lt1 - Lt

17

= 137,7 125
= 12,7 mm
L grafik

= 51 mm

1 mm grafik

L grafik
Lbenda

12,7
= 0,2490 mm (benda)
51

Anda mungkin juga menyukai