Anda di halaman 1dari 11

1

BAB 1
PENDAHULUAN


1.1 Latar Belakang

Mengikir merupakan suatu pengerjaan yang mudah namun memerlukan kesabaran.
Kebanyakan orang kurang sabar dan melupakan teknik dalam mengikir. Mengikirpun juga
memerlukan teknik agar mendapatkan hasil yang baik, dan terkadang orang hanya
mengetahui bahwa mengikir merupakan proses pergesekan yang dilakukan oleh kikir dan
benda kerja, tanpa mengetahui teknik-tekniknya, sehingga hasil yang di dapatkan kurang
memuaskan dan tidak sesuai dengan yang diharapkan.
Makalah ini di buat agar mampu untuk mengajarkan kepada para pengikir cara mengikir
yang baik dan benar dengan teknik-teknik yang benar. Sehingga para pengikir mampu
menghasilkan produk yang berkualitas dan bermutu tinggi.

1.2 Rumusan Masalah
1. Apa tujuan dan fungsi pengikiran.
2. Bagaimana cara mengikir yang baik dan benar.
3. Apa saja macam-macam pengikiran.

1.3 Tujuan
1. Para Pengikir mampu memahami tujuan dan fungsi pengikiran.
2. Para Pengikir mampu menguasai cara pengikiran yang baik dan benar.
3. Para Pengikir mampu memahami dan menguasai Macam-macam pengikiran.


2

BAB 2
PENGERTIAN DAN PROSEDUR PENGIKIRAN


2.1 Pengertian Pengikiran
Berikut ini kami akan coba menjelaskan bagaimana cara mengikir yang baik, diambil dari
berbagai sumber. Sebelumnya kita harus mengetahui dulu definisi pengikiran yang baik,
Pengikiran ialah operasi yang menggunakan alat berupa kikir. Biasa dilakukan untuk
mengurangi ketebalan benda kerja, membentuk, meratakan, hingga menghaluskan benda kerja.
Dalam setiap proses industri, ada Standard Operational Procedure (SOP). Begitu juga dengan
proses pengikiran. Namun SOP tersebut tidak akan dibahas di sini, melainkan hanya teknik kerja
umum pengikiran pekerjaan ini tentunya. yang banyak dilakukan di departemant debburing dan
biasa diberikan oleh instruktur (leader) kepada operator baru. Standar teknik kerja tersebut antara
lain seperti:

2.2 Prosedur Pengikiran
Memilih dan menyiapkan tempat kerja
Melemaskan sendi-sendi tangan.
Melakukan gerakan utama atau dasar sebanyak mungkin.
Penjepitan benda kerja.
Tanggem yang digunakan.
Pemegang kikir
A. Memilih dan menyiapkan tempat kerja.
Tinggi tempat haruslah disesuaikan dengan bentuk dari benda kerja yang akan dikerjakan dan
ketinggian si pengikir yang melakukan pengikiran.


3

B. Melemaskan sendi-sendi tangan
Posisi kerja memperlihatkan bagaimana kecakapan seseorang bekerja.Selama mengikir,
badan berdiri di sebelah kiri benda kerja atau material dengan posisi kaki tetap pada tempatnya.
Jarak antar kaki deisesuaikan dengan panjang kikir.Sudut antara poros tanggem dan kaki kira-
kira membentuk sudut 30
0
, sedangkan untuk kaki kanan membentuk sudut kurang lebih 75
0
.

C. Melakukan gerakan utama / dasar sebanyak mungkin
Badan berdiri tegak pada posisi permulaan dan selanjutnya condong kedepan selama
pengikiran berlangsung. Sementara posisi kaki kanan tetap lurus selama proses pengikiran
berlangsung.
Sedangkan arah pandangan mata selalu terpusat (diarahkan) melihat pada benda kerja yang akan
dikerjakan atau dikikir.

D. Penjepitan benda kerja (ragum / catok)
Ragum atau catok adalah suatu peralatan yang dipakai untuk menjepit benda kerja pada saat
proses pengikiran selain itu ragum atau catok bias juga digunakan untuk, menggergaji, memahat,
dll.
Dalam pengerjaannya, biasanya digunakan ragum sejajar.

E. Spesifikasi ragum


Pada umumnya ragum terbuat dari besi tuang kenyal atau baja tuang.Yang terpenting dalam
pengikiran adalah pemasangan ragum harus kuat.Banyak sekali jenis ragum yang digunakan
untuk bermacam-macam pekerjaan tangan. Di ATMI (asosiasi tekhnik mesin Indonesia),
4

ragum yang digunakan dalam praktek pengikiran tingkat satu adalah ragum sejajar, dimana
rahang yang bergerak (movable jaw) digerakkan oleh poros berulir dan bergerak kebelakang.

Rahang (jaw) atau mulut dapat diganti dan dikeraskan (hardened jaw) Apabila ragum dipakai
setiap hari, permukaan yang saling bergesekan dan berulir harus sering dibersihkan dan diberi oli
atau dilumasi.
Penting: jangan mengencangkan tangkai handle dengan pipa atau hammer.

F. Pemegang Kikir.



Pemegang kikir harus dipasang lurus dengan tangkai kikir dan haruslah kuat. Kikir yang
dipakai harus bergagang atau bertangkai.jika ketentuan ini diabaikan akan mengakibatkan tangan
menjadi rusak disebabkan karena tangkai kikir bergesekan lansung dengan telapak tangan.
Pemegang kikir harus dibor terlebih dahulu sebelum dipasang ke tangkai kikir.Adapun diameter
bor dan kedalamannya harus disesuaikan dengan ukuran kikir. Sewaktu memasang, dapat
dilakukan dengan jalan memanaskan terlebih dahulu tangkai kikir sampai merah suram,
kemudian kikir dimasukkan pada handle kayu sehingga membentuk lubang yang pas.


5

Cara memegang kikir
Cara memegang kikir adalah sebagai berikut:
Tangan kanan memegang handle kikir dengan kuat dan tekan gagang kikir tersebut dengan
telapak tangan bagian bawah.
Ibu jari terletak diatas, sedangkan jari-jari yang lainnya berada di bawah gagang. Sedangkan
tangan kiri memegang ujung kikir dengan telapak tangan dan ibu jari dengan rapat satu sama lain
melipat ke bawah tetapi tidak menggenggam ujung kikir tersebut. Dengan cara memegang kikir
seperti ini akan dapat mengikir benda kerja dengan baik.

Mengikir permukaan yang rata

Untuk melakukan ini harus diperlukan 3 hal utama sehingga optimal, antara lain yang harus
dilakukan adalah tekanan pada saat mengikir.
1. Apabila mulai melakukan pengikiran harus diperhatikan tekanan yang besar pada tangan
kiri. Sedangkan tekanan yang ringan pada saat mulai pengikiran.
2. Tekanan kedua tangan harus berimbang, karena pada saat itu benda terkikir.
3. Setelah kikir sampai pada ujung benda, kedudukan kikir sudah berada di ujung langkah,
meka tekanan tangan kanan harus maximal. Sehingga diperoleh penyayatan yang stabil.
Pada saat menarik kebelakang kikir tidak diberi tekanan sama sekali agar gigi potong
kikir tidak cepat tumpul. Hal ini dilakukan untuk pengikiran siku, sejajar dan rata.
Namun semua teori tersebut tidak dapat dipaksakan kepada semua operator, karena setiap
orang memiliki daya penyesuaian dan karakter gaya yang berbeda-beda. Hanya secara umum
saja dari teori tersebut yang memang harus diterapkan. Sedangkan teknik yang lebih spesifik dan
bersifat individu dapat berbeda setiap orang.



6

Beberapa contoh penyesuaian individu terhadap teori prosedur kerja antara lain:

Lebar kaki yang sama dengan panjang kikir dan sudut antara kedua telapak kaki menurut
teori adalah 60 derajat, namun ada beberapa orang yang merasa lebih nyaman dengan kaki lebih
rapat maupun lebih renggang.

Selain itu, teknik mengikir untuk membuat flat pada benda kerja, bagi pemula dapat
dikerjakan dengan lebih cepat jika pada bagian tengah benda terlebih dahulu dikikir, lalu
dilanjutkan pada bagian pinggir. Hal ini dilakukan untuk menghindari agar benda kerja tidak
cembung (bagian pinggir lebih rendah daripada bagian tengah). Karena menurut analisis yang
diperoleh, akan lebih sulit meratakan benda cembung daripada meratakan benda cekung. Setelah
benda menjadi cekung, maka selanjutnya tinggal meratakan bagian pinggirnya.

Kesulitan yang biasa terjadi (pada pemula) adalah belum stabilnya gerakan ayunan (tarikan
dan dorongan) kikir sehingga menyebabkan benda menjadi cembung. Karena saat mengayun,
yang terkikir hanya bagian sisi pinggirnya saja bila ayunan kikir tidak benar-benar datar.
Pengikiran tidak hanya membutuhkan tenaga dan strategi (teknik), tetapi juga kesabaran.








7

BAB 3
MACAM-MACAM PENGIKIRAN


3.1 Mengikir Lintang
Dilakukan untuk memperoleh permukaan akhir yang lebih rata.Pada pengikiran ini, masing-
masing ujung kikir digenggam jempol kira-kira 15 mm dari sisi benda kerja. Pada benda kerja
kecil atau alur-alur yang mana tangan kiri sukar memegang kikir, kita dapat memegang hanya
gagang kikir. Gunakan telunjuk dan jari tengah bersama-sama dengan jempol menumpang
sambil menekan kikir.
Apabila permukaan lebih besar daripada kikir, harus dipergunakan pemegang kikir.Dalam
hal ini pengikiran dilakukan seperti mengetam papan.
3.2 Mengikir bundar (bulat)
Mengikir bundar bidang cembung luardilakukan dengan cara :
Melintang
Memanjang
Mulailah melepaskan sudut-sudut dengan kikir kasar atau gergaji.
Pada pengikiran melintang, kikir digerakkan lurus sambil memutar kearah samping kiri
dan kanan.
Pada pengikiran memanjang, kikirdigerakkan sambil menukik sepanjanglangkah.
Gerak tangan dilakukan secara bebasmenukik naik dan turun.
Pada pengikiran ujung yang bundar, gerakpengisian disertai dengan pemutaran
memanjang dan pemutaran melintang.


8

3.3 Mengikir Cekung
Dipergunakan kikir setengah bulat. Ada duacara mengikir cekung, yaitu :
Memutar kikir arah melintang
Memutar kikirarah memanjang
Pada pengikiran arah melintang, sepanjang langkah pengisian (maju) kikir turut
diputar.Pada pengikiran kearah memanjang, sepanjang langkah pengisian (maju) kikir
tidak diputar.Akan tetapi kikir digerakkan juga kearah samping.
3.4 Pengikiran Akhir
Memperoleh hasil pengikiran yang baik
Sedikit sebelum permukaan yang dikikir mencapai garis ukurannya, pengikiran
dilakukan melintang untuk memperolehpermukaan yang licin dan halus.
Ada kalanya partikel-partikel (beram-beram) benda kerja menyangkut dalam alur kikir,
Sehingga pada pengikiran akhir terjadi goresan. Dengan menggosokkan kapur pada kikir,
dapat dicegah penggoresan dan dihasilkan permukaan yang licin.
Melindungi bidang kerja
Bidang kerja yang selesai, harus dipertahankantetap baik biarpun benda itu harus dijepit
dengan ragum. Untuk ini benda kerja dijepit hati-hati dengan menggunakan pelana (pelat alas)
lunak yang ditempatkan pada rahang ragum. Bila benda kerja yang masih dipukul dengan palu,
haruslah dipergunakan beberapa lapisan pelat lunak pada rahang ragum.




9

BAB 4
PENUTUP


4.1 Kesimpulan
1. Mengikir bertujuan untuk mengurangi ketebalan benda kerja, membentuk, meratakan,
hingga menghaluskan benda kerja, tekhnik mengikir ini merupakan tekhnik dasar dalam
proses produksi, selain membentuk benda kerja sesuai yang kita inginkan, mengikir ini
juga berfungsi membentuk keterampilan seseorang. Jadi mengikir merupakan tahap dasar
proses pembelajaran mesin produksi, sebelum memulai pembelajaran menjalankan
mesin.
2. Mengikir yang baik, memiliki prosedur dan tahap-tahap tertentu yang perlu diperhatikan,
yaitu: Memilih dan menyiapkan tempat kerja, Melemaskan sendi-sendi tangan,
Melakukan gerakan utama atau dasar sebanyak mungkin, Penjepitan benda kerja, dan
memilih Tanggem yang digunakan, serta memperhatiakn pemegangannya. Sehingga
mengikir memrlukan prosedur yang benar untuk mendapatkan hasil yang diinginkan.
3. Mengikir memiliki Macam-macam tekhnik, diantaranya yaitu: Pengikiran Memanjang,
Pengikiran Bundar (bulat), Pengikiran Cekung, dan Pengikiran akhir. Jadi dalam
mengikir ada macam-macam tekhnik yang perlu diperhatikan, karena benda kerja yang
dikerjakan tidak selalu sama dan mempunyai bentuk-bentuk yang berbeda-beda, sehingga
tidak bisa hanya menggunakan satu tekhnik saja. Perlu tekhnik-tekhnik tertentu untuk
menghasilkan benda yang bermutu tinggi.






10

4.2 Saran
1. Sebelum memulai mengikir diharapkan terlebih dahulu menguasai tujuan dan fungsi
pengikiran, sehingga kelak akan mudahkan dalam proses pengikirannya.
2. Dalam mengikir diharapkan memerhatikan prosedur-prosedurnya, agar dapat
menghasilkan barang yang bermutu tinggi.
3. Dalam mengikir sebaiknya jangan sembarangan, perhatikan tekhnik-tekhniknya, agar
tidak salah dalam mengerjakan benda kerja yang mempunyai bentuk berbeda-beda.
















11

DAFTAR PUSTAKA

Drs. Heru Subagyo. 2000. Keselamatan Kerja. Jawa Timur: APEI

Ir. Imam Soebari. 2000. Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3). Jawa Timur:
APEI

H.N.C. Stam.1989. Keselamatan dan Kesehatan di Tempat Kerja. Jakarta: Katalis

Tia Setiawan. 1980. Harun Keselamatan Kerja dan Tata Laksana Bengkel.
Depdikbud

Anda mungkin juga menyukai