Anda di halaman 1dari 10

LAPORAN PRAKTIKUM

PRAKTIK KERJA DASAR TEKNIK MEKANIK


Diajukan untuk memenuhi salah satu tugas dasar teknik mekanik




Disusun oleh :
Rechan Afranzia Nugraha 131711021



POLITEKNIK NEGERI BANDUNG
D3-TEKNIK KONVERSI ENERGI
LAPORAN PRAKTIKUM KERJA BANGKU

Tujuan Praktikum

Setelah melakukan praktikum ini mahasiswa diharapkan mampu :
1. Melaksanakan proses mengikir, menggores, dan mengebor benda kerja
2. Melatih ketekunan, kedisiplinan, serta sikap kerja yang baik dan benar
3. Memahami fungsi alat-alat yang dipergunakan dalam praktikum kerja bangku
4. Melatih keterampilan dalam mengikir, menggores, dan mengebor


Dasar Teori

Pekerjaan kerja bangku meliputi berbagai jenis kontruksi geometris yang sesuai dengan perintah
kerja. Persyaratan kualitas terletak kepada pemahaman seseorang dalam praktek kerja bangku dan
pelaksanaannya di tempat kerja yang meliputi : tingkat ketrampilan dasar penguasaaan alat tangan,
tingkat kesulitan produk yang dibuat, dan tingkat kepresisian hasil kerja. Kerja bangku tidak hanya
menitikberatkan pada pencapaian hasil kerja, tetapi juga pada prosesnya. Dimana pada proses tersebut
lebih menitikberatkan pada etos kerja yang meliputi ketekunan, disiplin, ketahanan, serta teknik sebagai
dasar sebelum melanjutkan ke pengerjaan yang menggunakan mesin mesin produksi.
Peralatan yang digunakan dalam praktek kerja bangku :

A. Kikir
Kikir adalah alat yang digunakan untuk mempertajam suatu benda seperti Gergaji atau untuk
memperhalus suatu benda kerja. Kikir terdapat beberapa bentuk antara lain : kikir persegi, kikir persegi
panjang, kikir segitiga, kikir bulat, kikir setengah bulat, dan kikir lonjong. Ukuran umum kikir adalah 6,
8, 10, 12, dan 14. Alur permukaan pada kikir mempunyai dua jenis, yaitu single cut (satu alur) dan
double cut (dua alur yang seling menyilang).







Ditinjau dari bentuk permukaan kikir terdiri dari :

Kikir kasar
Kikir Kasar adalah kikir yang mempunyai permukaan kasar dan kegunaannya untuk mengikir benda kerja
yang permukaannya masih kasar dan sama sekali belum dikikir.

Kikir Sedang
Kikir sedang adalah Kikir yang mempunyai permukaan sedang tidak terlalu kasar dan tidak terlalu halus.
Kegunaanya untuk mengkikir benda kerja yang telah dikikir terlebih dahulu dengan kikir kasar.

Kikir Halus
Kikir Halus adalah kikir yang mempunyai permukaan halus dan kegunaannya untuk mengkikir benda
kerja yang telah dihaluskan terlebih dahulu dengan kikir kasar dan kikir sedang.

Cara posisi mengikir yang baik dan benar

a. Posisi Kaki
Selama mengikir, posisi berada di sebelah kiri ragum dengan kaki tetap pada tempatnya. Kedua
lutut harus dibentangkan, dan jarak antara kadua kaki disesuaikan dengan panjang kikir. Sudut
antara poros ragum dan kaki kira-kira 30 untuk kaki kiri dan kurang lebih 75 untuk kaki kanan

b. Gerakan Badan dan Lutut
Badan berdiri tegak pada posisi awal dan selanjutnya dicondongkan ke depan selama gerakan
pemotongan berlangsung. Kaki kanan tetap lurus selama proses pengikiran dan lutut kiri
dibengkokkan ke dalam. Pandangan mata selalu tertuju pada benda kerja

c. Memegang Kikir
Tangan kanan memegang gagang kikir dengan teguh. Ujung gagang di tekan dengan telapak
tangan bagian tengah. Ibu jari terletak di atas dan jari-jari lainnya di bawah gagang. Tempatkan
telapak tangan dan ibu jari tangan kiri pada ujung kikir. Jari-jari lainnya terletak di luar ujung
kikir tersebut, dengan keadaan rapat satu sama lain dan melipat ke bawah, tetapi tidak
menggenggam ujung kikir. Jika bekerja dengan menggunakan kikir kecil, maka gagang kikir harus
dipegang dengan genggaman yang ringan dan tekanannya cukup dilakukan oleh jari-jari dan ibu
jari saja.

d. Tekanan Pada Kikir
Tekanan yang diberikan pada kikir tergantung pada ukuran kikir dan benda kerja. Pada saat
mulai mengikir, tekanan yang paling besar harus terdapat pada tangan kiri dan tekanan yang
ringan berada pada tangan kanan. Pada saat kikir berada di tengah-tengah benda kerja yang
dikikir, tekanan kedua tangan harus sama besar. Jika posisi kikir telah berada pada ujung
langkah, tekanan tangan kiri harus diperingan dan tekanan tangan kanan berada dalam keadaan
maksimal. Pada saat langkah ke belakang tidak ada penekanan sama sekali.


B. Ragum
Ragum adalah alat untuk menjepit benda kerja. Untuk membuka rahang ragum dilakukan
dengan cara memutar tangkai/tuas pemutar ke arah kiri (berlawanan arah jarum jam) sehingga batang
berulir akan menarik landasan tidak tetap pada rahang tersebut, demikian pula sebaliknya untuk
pekerjaan pengikatan benda kerja tangkai pemutar diputar ke arah kanan (searah jarum jam).










Tinggi ragum harus disesuaikan dengan bentuk dari benda yang akan dikerjakan dan dengan
ketinggian orang yang menggunakan. Untuk pengikiran yang menggunakan tenaga yang besar, ragum
harus di pasang lebih rendah. Untuk orang yang tinggi, biasanya ketinggian ragum diatur oleh alas yang
rata, sedangkan untuk orang yang pendek, tinggi yang sesuai dapat diatur oleh alas kayu/jeruji di atas
lantai. Untuk beberapa jenis pekerjaan tertentu, teknik pengaturan tinggi ragum yang sesuai dapat
dilakukan dengan aturan tersendiri.


C. Penggaris Baja
Penggaris baja adalah alat ukur yang terbuat dari baja tahan karat. Permukaan dan bagian
sisinya rata dan halus, di atasnya terdapat guratan-guratan ukuran, ada yang dalam satuan inchi,
sentimeter dan ada pula yang gabungan inchi dan sentimeter/milimeter.







Fungsi lain dari penggunaan mistar baja antara lain: - mengukur lebar - mengukur tebal serta, -
memeriksa kerataan suatu permukaan benda kerja. Di samping itu penggaris baja (steelrule) dapat
dipergunakan untuk mengukur dan menentukan batas-batas ukuran juga biasa dipergunakan sebagal
pertolongan menarik garis pada waktu menggambar pada permukaan benda pekerjaan.


D. Jangka Sorong
Jangka sorong biasa digunakan untuk mengukur diameter suatu benda. Jangka sorong terdiri
dari dua bagian, yaitu rahang tetap dan geser (sorong). Skala panjang yang terdapat pada rahang tetap
adalah skala utama, sedangkan skala pendek pada rahang geser adalah skala nonius. Skala utama
memiliki skala dalam cm dan mm. Sedangkan skala nonius memiliki panjang 9 mm dan dibagi 10 skala.
Sehingga beda satu skala nonius dengan satu skala pada skala utama adalah 0,1 mm atau 0,01 cm. Jadi,
skala terkecil pada jangka sorong adalah 0,1 mm atau 0,01 cm.











E. Penyiku
Pemeriksaan kesikuan dengan menggunakan penyiku tidak untuk mengetahui besarnya
ketidaksikuan suatu komponen, melainkan hanya untuk mengetahui apakah kesikuan dari suatu
komponen sudah betul-betul siku menurut alat ukur kesikuan yang digunakan, dalam hal ini adalah
penyiku (square). Pemeriksaan kesikuan dengan penyiku ini kebanyakan dilakukan pada pemeriksaan
benda ukur yang berbentuk balok atau persegi panjang yang dihasilkan dari proses pengerjaan mesin
produksi maupun hasil kerja bangku. Sebelum melakukan pemeriksaan sebaiknya muka ukur harus
dibersihkan dulu agar tidak terjadi kekeliruan dalam pengukurannya. Kesimpulan yang bisa diambil dari
pemeriksaan kesikuan dengan penyiku ini adalah: bila terdapat celah antara muka ukur dengan muka
penyiku maka dikatakan benda ukur tidak mempunyai kesikuan yang baik. Sebaliknya, tidak terlihat
adanya celah berarti benda ukur memiliki kesikuan yang baik.


F. Penggores
Penggrores adalah suatu alat yang sederhana dan digunakan sebagai alat tulis untuk melukis
benda-benda keras. Alat ini dibuat dengan ujung yang runcing dan tajam, serta lebih keras dari benda
kerja yang digores (dilukis). Ujung penggores umumnya mempunyai sudut 20
o
25
o
.
Macam-macam penggores yang sering digunakan di bengkel antara lain:




- Penggores sederhana
- Penggores dengan salah satu ujungnya bengkok
- Penggores dengan ujung yang dapat diganti-ganti
Cara menggores
- Tekan pengarah/penggaris besi, atau penyiku dengan kuat pada benda kerja
- Penggores dimiringkan kearah luar dari pengarah.
- Miringkan penggores kearah gerakan penggoresan.
- Tekan dan goreslah benda kerja dengan sekali gores saja




G. Penitik
Penitikan adalah suatu proses penandaan dengan jalan menekan pada bagian yang diinginkan
di benda kerja. Penekanan ini dilakukan terhadap benda kerja yang lebih lunak dibanding dengan
kekerasan dari penitik itu sendiri.

Tujuan dari penitikan adalah:

1. Menentukan pusat pusat lingkaran atau lubang pada perpotongan garis untuk memusatkan
awal dari pengeboran.
2. Untuk menjelaskan garis hingga di mana bagian yang dikerjakan.
3. Untuk menjelaskan garis-garis goresan.

Cara menggunakan penitik

1. Pegang penitik di tangan kiri (yang bukan kidal)
2. Miringkan penitik dan geser sepanjang garis hingga tepat pada garis potong, di mana tempat
pusat titik akan dititik.
3. Penitik harus tegak lurus terhadap benda kerja
4. Penitik dipukul satu kali dengan pukulan ringan dan periksa posisinya. Jika sudah tepat, pukul
lebih keras.




H. Jangka berpegas
Jangka berpegas terdiri dari sepasang kaki kaki dari baja, yang diatur oleh sebuah mur dan baut
yang disatukan dengan sebuah pegas bulat pada satu ujung.



Jangka berpegas berfungsi untuk:

1. Untuk membuat/menggores lingkaran-lingkaran atau garis lengkung pada besi.
2. Untuk memindahkan suatu ukuran dari penggaris (penandaan jarak)
3. Untuk mengukur suatu jarak, antara titik-titik dan membandingkan dengan skala penggaris
sebagai batasan ukuran

Untuk mendapatkan garis-garis yang tepat dan baik sebaiknya ujung-ujung jangka dibuat setajam
penggores. Dalam menggerinda ujung jangka harus dibuat sama panjang dan saling bersentuhan.

Cara menggunakan jangka berpegas :

- Pemindahan ukuran.
Mengatur kaki-kaki jangka pada ukuran yang dikehendaki. Tempatkan satu jujung pada suatu garis skala
dan yang lain pada jarak yang dikehendaki (lihat gambar)
- Menggores lingkaran
Letakkan salah satu ujungnya pada titik pusat yang dikehendaki, goreslah benda kerja dengan jangka
dimiringkan pada arah perputaran (lihat gambar).



I. Palu
Palu adalah alat yang digunakan untuk membuka atau memasang suku cadang dengan cara
pemukulan/dipukul. Kepala Palu dipasang dengan pegangannya pada dua arah untuk mempermudah
pemegangan. Bahan standar Palu biasanya baja keras tetapi banyak juga palu yang dibuat dari bahan
lain misalnya plastik, karet, Dan lain lain.








Daftar bahan dan peralatan
Bahan : plat kerja ukuran 123 x 92 mm
Alat :- kikir kasar
- kikir halus
- ragum
- penggaris baja
- jangka sorong
- penyiku
- penggores
- penitik
- jangka berpegas
- palu
Langkah kerja
1) Siapkan alat dan bahan
2) Tempatkan plat kerja pada ragum
3) Lakukan proses pengikiran hingga ukuran plat kerja 120 x 90 mm (ukur dengan jangka
sorong). Untuk pengikiran awal gunakan kikir kasar, setelah hampir mencapai ukuran yang
diinginkan ganti dengan kikir halus untuk memperhalus permukaan yang dikikir serta
menghindari kelebihan pengikiran.
4) Saat proses pengikiran sesekali lakukan pemeriksaan kesikuan
5) Setelah proses pengikiran selesai lakukan proses penggambaran pada plat sesuai dengan
gambar pada jobsheet
6) Gores benda kerja menggunakan penggores dengan bantuan penggaris lalu dititik
menggunakan penitik dan palu sesuai gambar
7) Buat goresan lingkaran menggunakan jangka pegas sesuai gambar
8) Setelah proses penggambaran selesai lakukan proses pengeboran menggunakan mesin bor
pada bagian yang telah ditentukan
9) Rapikan kembali tempat, alat, dan bahan yang telah digunakan bila semua proses telah
dilakukan




















Analisa
Dari hasil praktikum kerja bangku didapat ukuran benda kerja 199,8 X 90 mm dari ukuran awal
yaitu. Hail pengikiran tidak tepat 120 X 90 mm dikarenakn banyak factor,diantaranya: pembacaan alat
ukur yang kurang teliti,pengekuran siku tidak pas dan pengikiran yang berlebih. Juga didapat faktor alat
seperti alat ukur siku yang sudah berkarat sehingga mempengaruhi hasil pengukuran serta kikir yang
seharusnya kasar tidak lagi kasar,selain itu ada ketidakpastian 0,1mm.
Dalam proses penggambaran pada plat mengalami kendala saat membuat bentuk lingkaran dengan
jangka besi dikarenakan jangkanya yg sudah tumpul jadi susah.
Terakhir melubangi plat dengan mesin bor tidak menemui kendala namun untuk merapihkan lubang
hasil bor dengan kikir itu susah karena diameter lubang yg kecil sedangkan kikirnya besar-besar.
Kesimpulan
Berdasarkan praktek kerja bangku yang telah saya lakukan saya menyimpulkan ketelitian dan alat
yang memadai mempengaruhi detail dari benda kerja kita.
Jurnal Mingguan
Minggu 1 : - Melaksanakan pengukuran benda kerja
- Proses pengikiran
- menggores plat
Minggu 2 : - Melaksanakan prses penggambaran pada benda kerja (penggoresan,penitikan,dll)
Minggu 3 : - Melaksanakan pengeboran benda kerja
- Melaksanakan proses stamping pada benda kerja (hasil cap: nama mahasiswa dan NIM)

Anda mungkin juga menyukai