Anda di halaman 1dari 23

1.

Pengertian
1.1.1 Menggerinda
Menggerinda

merupakan

suatu

proses

pengerjaan

dengan

menggesekkan atau menyentuhkan benda kerja ke batu gerinda yang sedang


berputar secara perlahan dan kontinyu terus-menerus hingga sesuai hasil
akhir yang diinginkan dengan skala pemakanan yang sangat kecil.

1.1.2 Mesin Gerinda


Mesin gerinda adalah suatu alat untuk menghasilkan permukaan yang
halus dan dapat mencapai ketelitian yang tinggi. Mesin gerinda merupakan
salah satu jenis mesin perkakas dengan mata potong jamak, dimana mata
potongnya

berjumlah

sangat

banyak

yang

digunakan

untuk

mengasah/memotong benda kerja dengan tujuan tertentu. Prinsip kerja mesin


gerinda (modern) adalah mesin listrik merubah energi listrik menjadi energi
mekanik untuk memutar batu gerinda dan disentuhkan dengan benda kerja
untuk melakukan tugas pengasahan yaitu tugas pengikisan dan penajaman
atau pemotongan.
Fungsi Utama Mesin Gerinda :

2.1

1.

Memotong benda kerja yang ketebalannya tidak relatif tebal.

2.

Meratakan dan menghaluskan permukaan benda kerja.

3.

Sebagai proses jadi akhir (finishing) pada benda kerja.

4.

Mengasah alat potong agar tajam.

5.

Membentuk suatu profil pada benda kerja (elips, siku, dll).

Jenis-jenis Mesin Gerinda :


Untuk mesin gerinda secara umum dibedakan menjadi 2 jenis yaitu, mesin

gerinda konvensional dan mesin gerinda non konvensional.


2.1.1 Mesin Gerinda Konvensional

Mesin gerinda konvensional merupakan mesin gerinda yang sudah


digunakan sebelum mesin gerinda listrik yang cara pengoperasiannya masih
manual menggunakan tangan atau kaki pekerjanya.
1.

Mesin Gerinda Konvensional Kaki


Mesin gerinda yang pengoperasiannya menggunakan kaki untuk

menginjak pedal sebagai gaya dorong untuk memutar roda gerinda dan
kebanyakan untuk pengerjaannya hanya dilakukan untuk pengasahan benda
kerja. Mesin ini memiliki ukuran yang besar dibandingkan mesin gerinda
konvensional tangan sehingga kurang efektif.

Gambar. Mesin Gerinda Konvensional Kaki

2.

Mesin Gerinda Konvensional Tangan


Mesin gerinda yang pengoperasiannya menggunakan tangan sebagai

gaya dorong dengan menggerakkan tuas pemutar naik dan turun untuk
memutar roda gerinda dan juga kecepatan putar roda gerinda hanya
bergantung pada besar/kecil dorongan yang diberikan. Jadi penerapan mesin
ini hanya diperuntukkan untuk pengerjaan yang sederhana pada benda kerja
yang kecil yang dilakukan untuk pengasahan. Mesin ini memiliki ukuran yang
kecil agar dapat diletakkan dimana saja sehingga pengerjaannya lebih efektif.

Gambar. Mesin Gerinda Konvensional Tangan

2.1.1 Mesin Gerinda Non Konvensional


Mesin gerinda non konvensional merupakan mesin gerinda modern
yang penggunaannya menggunakan mesin listrik untuk memutar roda
gerinda dan macam macam pengerjaannya juga lebih luas untuk
mengasah/menajamkan, memotong, dan menghaluskan benda kerja dan
untuk ukuran benda kerjanya pun lebih variatif dengan jenis roda gerinda
yang bermacam macam sehingga proses pengerjaan lebih efektif dan lebih
efisien. Ada dua jenis mesin gerinda listrik yang digunakan dalam dunia
industri, yaitu :
1.

Mesin Gerinda Bangku/Duduk

2.

Mesin Gerinda Khusus

Untuk mesin gerinda duduk adalah mesin yang digunakan untuk


mengasah perkakas potong/alat potong seperti pahat potong, mata bor, dll.

Keterangan :

1.

Retainer Plate

2.

Motor

3.

Canopy Glass

4.

Abrasive Wheel

5.

Cover Plat

6.

Base

Untuk mesin gerinda khusus dibagi menjadi 3 sesuai hasil penggerindaan


benda kerja dalam proses menggerinda, yaitu :
1.

Mesin Gerinda Permukaan (Surface Grinding) merupakan jenis mesin

gerinda yang digunakan untuk menggerinda permukaan rata atau untuk


memperoleh hasil permukaan yang datar dan rata.

Keterangan :
1.

Vertical column

2.

Grinding
head/wheelhead

Gambar. Mesin Gerinda Permukaan


Datar

2.

3.

Controller unit

4.

Table

5.

Support

6.

Engine base

Mesin Gerinda Silinder (Cylindrical Grinding) adalah jenis mesin gerinda

yang digunakan untuk menghasilkan benda kerja yang berbentuk silinder.

Keterangan :
1. Controller unit
2. Spindle
3.

Grinding

head

wheelhead
4. Tailstock
5. Engine base
Gambar. Mesin Gerinda Silindris

6. Support
7. Table

3.

Mesin Gerinda Alat Potong (Tool Grinding Machine) adalah mesin yang

digunakan untuk pekerjaan yang presisi, yaitu menajamkan (mengasah)


berbagai jenis cutting tool seperti mata pahat bubut, mata bor, dan lain-lain.
Juga digunakan memperhalus (finishing).
Mesin Gerinda Alat Potong dibagi menjadi dua, yaitu :

a)

Mesin Gerinda untuk pengasahan perkakas potong seperti pisau frais,

reamer, dan sejenisnya. Perlengkapan mesinnya untuk pengasahan dapat


diputar atau digeser sesuai dengan bentuk benda kerja yang diasah. Batu
gerinda pada waktu pengasahan dapat digerakkan dengan tangan melalui
handelnya secara bolak-balik. Benda kerja juga dapat diputar dengan tangan
melalui perlengkapan penjepitnya.

Keterangan :
1.

Motor

2.

Grinding head / wheelhead


Table

Gambar. Mesin Gerinda Alat Potong

b)

3.

Collet

4.

Support

Mesin Gerinda Tangan (Hand Grinding/Mini Angle Grinding Machine)

merupakan mesin gerinda dengan gaya penggerak diteruskan dari engkol ke


roda gerinda melalui transmisi roda gigi. Biasanya dipergunakan pada bengkel
kecil atau untuk keperluan rumah tangga. Rata-rata fungsi utama mesin ini
sebagai alat pemotong saja.

Gambar. Mesin Gerinda Tangan

2.2

Batu Gerinda

Bagian-bagian batu gerinda.

Setiap roda gerinda mengandung dua

komponen :
1.

Abrasive yang bekerja sebagai pemotong/pengasah.

2.

Bond, sebagai perekat, yang mengikat butiran-butiran abrasive selama


pemotongan.
Diantara abrasive dan bond terdapat bagian-bagian kosong atau pori-pori

dalam ukuran dan jumlah yang beraneka ragam, mempengaruhi roda-roda


gerinda dalam pemotongannya.

2.2.1 Jenis Butir Asahan/abrasive


a).

Alumunium Oxide (Al2O3) merupakan jenis yang paling banyak

digunakan

sebagai

bahan

pembuatan

roda/batu

gerinda.

Bahan

ini

dipergunakan untuk menggerinda benda kerja yang mempunyai tegangan


tarik tinggi. Misalnya baja carbon, baja paduan, HSS. Simbol : A

b).

Silicon

Carbida

(SiC)

merupakan

bahan

yang

sangat

keras,

kekerasannya mendekati intan. Digunakan untuk menggerinda benda kerja


bertegangan tarik rendah. Misalnya, grafit, alumunium, kuningan dan carbida.
Simbol : C

Gambar. Silikon Karbida

c).

Diamond/Intan bahan yang asah yang sangat keras, digunakan untuk

menggerinda benda kerja dengan kekerasan tinggi. Contohnya carbida


semen, keramik, kaca, keramik, granit, marmer, batu permata. Simbol : D

Gambar. Diamond

d).

Boron Nitride (BN) bahan ini digunakan untuk menggerinda benda

kerja yang sangat keras. Kristal bahan ini berbentuk kubus. Contoh : baja
perkakas dengan kekerasan di atas 65 HRC, karbida. Simbol : CBN.

Gambar. Boron Nitride

Butiran asahan atau abrasive memiliki sifat kegetasan. Kegetasan, ialah


sifat butiran untuk menahan diri dan membentuk runcingan yang baru,
sehingga butiran tetap menyayat tidak menggesek.

2.2.2 Ukuran Butiran Asah


Serbuk abrasive dibuat dalam banyak ukuran dan dikelompokkan
berdasarkan ukuran saringan yang digunakan untuk menyaring butiran asah.
No.

Ukuran Butiran

Tingkat Kekasaran

8 16

Sangat Kasar

20 36

Kasar

46 80

Sedang

100 320

Halus

400 atau lebih

Sangan Halus

Tabel. Klasifikasi ukuran butiran asahan.


Cara pembacaan butiran asah dengan sistem saringan adalah sebagai
berikut : butiran asah dilewatkan pada suatu penyaringan yang mempunyai
mata jala per inchi linier atau butiran asah akan lewat pada saringan dengan
jumlah lubang lebih sedikit dan akan tertahan pada penyaring dengan jumlah
mata saringan lebih rapat.
Contoh : Butiran asah 30, berarti butiran akan lolos pada penyaring dengan
jumlah mata jala 24 per inchi dan akan tertahan pada penyaring dengan
jumlah mata jala 30 per inchi.
2.2.3 Tingkat Kekerasan
Tingkat kekerasan adalah kemampuan perekat untuk mengikat butiran
pemotong dalam melawan pelepasan butiran akibat adanya tekanan
pemotongan, bukan kekerasan dari butiran asah. Ada 2 macam tingkat
kekerasan baru gerinda, yaitu :
a).

Roda Gerinda Lunak

Jumlah perekat kecil. Batu gerinda jenis ini mempunyai sifat mudah
untuk melepaskan butiran di bawah tekanan pemotongan tertentu. Digunakan
untuk menggerinda material yang keras, karena butiran asah akan cepat lepas
dan berganti dengan butiran asah yang masih baru dan tajam.

Gambar. Perekat Kecil

b).

Batu Gerinda Keras


Jumlah presentase perekat besar. Batu gerinda jenis ini mempunyai sifat

sulit untuk melepaskan butiran di bawah tekanan pemotongan tertentu.


Digunakan untuk menggerinda material yang lunak, karena material lunak,
tidak membutuhkan butiran asah yang selalu tajam.

Gambar. Perekat Besar

No

Huruf Alfabet

Tingkat Kekerasan

E,F,G,H

Lunak sekali

J,K

Lunak

L,M,N

Sedang

O,P

Keras

Q,R,S

Sangat Keras

Tabel. Tingkat kekerasan batu gerinda.

2.2.4 Struktur Butiran Asah


Struktur atau ruang butiran ditentukan oleh perbandingan dan
penyusunan dari butiran pengasah dan perekat. Perbandingan dari
perekat dalam roda gerinda berkisar antara 10 % sampai 30 % dari
volume total roda gerinda.
Apabila

butiran

butiran

pengasah

saling

berdekatan

dibandingkan dengan ukurannya roda gerinda mempunyai struktur


padat. Perbandingan dari perekat dengan butiran pengasah rendah
(perekat sedikit) dan biasanya sedikit ruang udara atau tanpa ruang
udara.

Struktur padat, kerja keras, (tidak


dipengaruhi oleh kerasnya butiran) dan
effisiensi

pemotongannya

gerinda

jenis

ini

jelek.

mampu

Roda
untuk

menggerinda permukaan dengan bagus.

Struktur terbuka mempunyai ruang


antara butiran butiran pengasah yang
lebar dan kerja ringan (tidak dipengaruhi
oleh

kerasnya

butiran).

Struktur

ini

mempunyai effisiensi pemotongan yang


baik dan karenanya digunakan untuk
pengasaran.

Struktur juga dipengaruhi oleh jumlah


dan ukuran dari pori pori. Yang banyak
memberikan banyak ruang untuk beram pada
saat pemotongan tapi juga lepas dengan
mudah.

Pendingin

lebih

bisa

mencapai

tempat bertemunya antara benda kerja dan


roda gerinda. Apabila ukuran butiran kecil,
dapat dibuat suatu pengerjaan akhir dengan hasil yang baik. Roda
gerinda dengan struktur pori pori dapat juga keras, jika perekatnya
kuat dan keras.
Kepadatan dari struktur dinyatakan dengan angka angka Arabic
dari 1 9 untuk buatan inggris dan jerman, dari 1 20 untuk butiran
swiss. Buatan swiss juga ditunjukkan juga oleh banyaknya pori pori
dengan huruf l, m, n, dan ukuran dengan f, ff.
Tingkat

Nomor Struktur

Kerenggangan

Ing./Jer.

Swiss

Banyaknya pori pori

Sangat Padat

01

09

Pori2 Sedikit

Padat

23

11 13

Pori2 Sedang

Sedang

45

14 16

Pori2 Banyak

Terbuka

67

17 19

Pori2 Halus

Sangat Terbuka

8-9

20

Pori2 Sangat Halus

ff

2.2.5 Jenis Bahan Perekat


a).

Perekat Tembikar/Vitrified Bond


Perekat ini paling banyak digunakan dalam pembuatan batu gerinda,

yakni hampir 80 % batu gerinda dibuat dengan perekat ini. Bahan dasar
perekat ini adalah keramik tanah liat dan mempunyai sifat tidak mudah
berubah walaupun ada pengaruh dari luar, seperti ; air, oli, atau perubahan

suhu udara sehari hari. Semua perekat tembikar tidak fleksibel, artinya tidak
tahan benturan, maka batu gerinda potong tidak dibuat dengan perekat ini.
Keistimewaan batu gerinda ini adalah tahan terhadap air, oli asam, dan panas.
Perekat ini diberi kode huruf V.
b).

Perekat Silikat/Silicat Bond


Digunakan untuk membuat batu gerinda yang kegunaannya mengasah

benda kerja yang sensitif terhadap panas, misalnya pisau frais, bor, dan pahat
HSS. Perekat jenis ini mudah melepaskan butiran. Perekat ini diberi kode huruf
S.
c).

Perekat Bakelit/Resinoid Bond


Dipakai untuk pembuatan batu gerinda dengan kecepatan tinggi,

sangat cocok untuk penggerindaan baja, mengasah gergaji, tuangan, dan


pembuatan gigi gergaji. Karena perekat ini mempunyai sifat fleksibelitas
tinggi, maka banyak digunakan untuk pembuatan batu gerinda tipis sampai
ketebalan 0.8 mm. Perekat ini diberi kode huruf B.
d).

Perekat Karet/Rubber Bond


Perekat karet mempunyai elastisitas tinggi dan diberi kode huruf R.

Perekat ini dipakai untuk pembuatan batu gerinda yang digunakan untuk
pekerjaan presisi ataupun kasar. Contoh untuk menggerinda poros engkol dan
pembuangan bekas pengelasan bahan stainless. Perekat ini juga dapat dipakai
untuk pembuatan batu gerinda potong, karena daya elastisnya memenuhi
syarat untuk batu gerinda tipis.
e).

Perekat Embelau/Shellac Bond


Diberi kode E, digunakan untuk pekerjaan presisi dan permukaan

sangat halus lebih halus dari perekat bakelit, ketahanan terhadap panas
rendah, dan dapat dibuat tipis. Contoh untuk penggerindaan nok, rol, kertas,
dll.
f).

Perekat Logam/Metal Bond

Digunakan untuk mengikat butiran pemotong Boron Nitride dan intan.


Diberi kode L/M.

2.2.6 Bentuk Bentuk Roda Gerinda


Roda gerinda dibuat dalam bermacam macam bentuk. Pemilihan
pada umumnya paling banyak diperlihatkan dibawah ini :

a). Batu Gerinda Lurus


Bentuk

roda

gerinda

lurus

digunakan untuk penggerindaan


datar, silinder luar dan gerinda
Gambar. Batu Gerinda Lurus

bangku.

b). Batu Gerinda Cekung Satu Sisi


Roda gerinda jenis ini digunakan
untuk

penggerindaan

penggerindaan
Gambar. Cekung Satu Sisi

dalam,

datar

dan

penggerindaan alat potong.

c). Batu Gerinda Cekung Dua Sisi


Fungsi

utama

penggerindaan silindris.
Gambar. Cekung Dua Sisi

untuk

d). Batu Gerinda Mangkuk Lurus


Roda gerinda mangkuk lurus
fungsinya
Gambar. Batu Gerinda Mangkuk Lurus

adalah

penggerindaan

datar

untuk
dengan

spindel vertical atau horizontal.

e). Batu Gerinda Mangkuk Kerucut


Fungsi

utamanya

menggerinda/mengasah

untuk
alat

potong, misalnya pisau frais,


Gambar. Batu Gerinda Mangkuk Kerucut

pahat bubut.

f). Batu Piring


Roda

gerinda

ini

fungsi

utamanya untuk menggerinda


Gambar. Piring

pisau gergaji.

g). Batu Gerinda Tirus Dua Sisi


Roda

gerinda

ini

fungsi

utamanya membersihkan terak


Gambar. Tirus Dua Sisi

h). Gerinda Potong

hasil pekerjaan.

Roda gerinda ini digunakan untuk memotong benda kerja.

i).

Gerinda Gergaji
Fungsinya

untuk

melakukan

pemotongan benda kerja yang


terbuat dari bahan kayu.

j).

Batu Gerinda Silindris


Roda gerinda fungsinya, untuk
menggerinda sisi benda kerja
dalam.
Gambar. Batu Gerinda Silindris

2.2.7 Klasifikasi Batu Gerinda


Label batu gerinda yang menempel pada batu gerinda berisi :
a) Jenis Bahan Asah
b) Ukuran Butiran Asah
c) Tingkat Kekerasan
d) Susunan Butiran Asah
e) Jenis Bahan Perekat

Contoh :
A 46 K 15 V
A : Alumunium Oxide
46 : Ukuran butiran sedang
K : Tingkat kekerasan lunak
15 : Struktur butiran sedang
V : Jenis bahan perekat vertified

2.3

Pemasangan Batu Gerinda


1.

Pemeriksaan Suara Roda Gerinda


Begitu kita menerima roda gerinda baru, semua roda roda gerinda

tersebut harus diuji terlebih dahulu untuk memastikan apakah tidak ada
kerusakan kerusakan dalam pengiriman.
Sebelum memasang roda gerinda harus dilakukan pemeriksaan suara
terlebih dahulu. Roda gerinda digantung atau ditahan pada lubangnya
dengan jari dan dipukul perlahan lahan dengan sekeping plastik (pegangan
pada obeng) atau kayu. Roda roda gerinda yang vitrified dan silicate akan
mengeluarkan bunyi seperti lonceng (bel). Jika roda gerinda retak, roda
gerinda tidak akan berbunyi nyaring dan tidak dapat digunakan.
2.

Pencekaman Roda Gerinda


Roda roda gerinda dipasang pada poros poros mesin melalui

lubangnya dan diklem antara 2 pencekam.


Pencekam harus mempunyai celah antara roda gerinda. Kedua pencekam
harus berdiameter sama dan sekurang kurangnya 1/3 dari diameter roda
gerinda yang baru. Material yang liat harus digunakan untuk pencekam. Besi
kelabu tidak boleh digunakan. Ring dari material yang dapat ditekan seperti

kertas, karet atau kulit harus dipasang antara roda gerinda dan pencekamnya
dan diameter ring harus sama dengan pencekamnya.
Material lunak (timah, plastik) harus digunakan jika dibutuhkan bush
antara lubang roda gerinda dan poros mesin. Lubang dari bush roda gerinda
tersebut harus 0,1 mm lebih besar diameternya daripada diameter poros
mesin atau diameter utama dari pencekam. Baut atau mur pencekam
dikencangkan secukupnya, agar dapat menahan roda gerinda.
Untuk roda roda gerinda yang lebih kecil dari 50 mm tidak ada
peraturan pemakaian pencekam.

2.4

Penggunaan Pendingin pada Penggerindaan :


2.4.1 Penggunaan pendingin atau cairan penggerindaan diatur oleh dua
prinsip dasar yaitu :
a)

Pendingin digunakan untuk menghilangkan panas yang dihasilkan oleh

gesekan pada saat penggerindaan. Pada penggerindaan yang presisi hal ini
sangat penting. Karena untuk mencegah pecah partikel yang sangat halus
selama proses menggerinda, yang dapat ditimbulkan oleh adanya panas lokal
yang tinggi.
b)

Cairan penggerindaan juga harus melindungi permukaan roda gerinda

dari muatan atau dipenuhi oleh chip. Untuk menjaga benda kerja yang teliti
dan berketelitian tinggi pada pengerjaan akhir, pendingin sangat baik apabila
diberi saringan pemisah untuk memisahkan kotoran kotoran dari pendingin.

2.4.2 Macam dan type pendingin


Pendingin yang baik memiliki anti karat, menurunkan panas yang
tinggi, tidak mudah panas. Pelumas yang baik mengatur menurunkan panas
berikutnya.
Dua kelompok cairan pemotongan untuk penggerindaan yaitu :
a).

Soluble campuran oli (oli dengan air, dicampur 1 : 20)

Apabila oli ditambah air, terbentuk campuran air dengan olie. Para pabrik
memproduksi campuran yang gelap (kesusuan). Misalnya Dromus B dari shell.

b).

Pendingin dari campuran kimia (Cairan dengan air dicampur 1 : 50 1 :

80). Pendingin ini mempunyai keseimbangan yang baik, dan pelindung karat
yang baik. Pendingin ini mengandung sodium nitrite, triethanolamine dan
sodium.
2.5

K 3 (Keselamatan dan Kesehatan Kerja)


2.5.1 Alat Perlindungan Diri
a)

Kaca Pelindung
Kaca pelindung ini harus di gunakan karena agar terhindar dari

kerusakan mata. Saat menggerinda suatu permukaan benda akan timbul


radiasi atau suatu permukaan benda akan timbul radiasi atau percikan bunga
api yang sangat keras, maka dari itu penggunaaan kaca pelindung saat
bekerja perlu digunakan.
b)

Alat Pelindung Mata


Mata harus terlindungi dari panas, sinar yang menyilaukan dan debu.

Berbagai jenis kacamata pengaman mempunyai kegunaan yang berbeda.


Kacamata debu berguna melindungi mata dari bahaya debu, bram
(tatal) pada saat menggerinda, memahat dan mengebor.
c)

Slop Tangan
Tangan

merupakan

bagian

tubuh

yang

paling

penting

saat

menggerinda. Alat pelindung yang digunakan untuk menggerinda adalah


sarung tangan dengan bahan asbes yang tahan terhadap panas saat
memegang benda yang panas dan juga untuk melindungi dari percikan api.
d)

Masker
Penggunaan masker sangat penting apalagi jika kurang adanya sirkulasi

udara (udara dari luar ke dalam dan dari dalam ke luar) saat pengerjaan di

dalam ruangan dan juga supaya serpihan-serpihan benda yang di gerinda dan
loncatan bunga api bias diantisipasi mengenai mulut.
e)

Sepatu Besi
Untuk menghindarkan kerusakan kaki dari tusukan benda tajam atau

terbakar, maka sebagai pelindung digunakan sepatu. Sepatu yang digunakan


dalam menggerinda adalah sepatu pengaman bentuknya seperti sepatu biasa,
hanya ujungnya dilapisi dengan baja.

2.5.2 Keselamatan Kerja


Ada beberapa faktor yang harus diperhatikan agar dalam melakukan
pengerjaan gerinda aman. Maksud aman disini aman bagi operator dan mesin
gerinda itu sendiri.
1.

Periksa batu gerinda apakah ada retakan sebelum dipasang jika ada

lakukan pendressingan.
2.

Lakukan uji coba putaran sebelum digunakan.

3.

Gunakan alat perlengkapan diri.

4.

Jangan melebihi kecepatan putar yang digunakan.

5.

Saat menggerinda pada gerinda duduk, dudukan benda kerja harus

berjarak 2 mm dari batu gerinda, jika tidak benda kerja akan masuk diantara
dudukan dan batu gerinda sehingga dapat merusak batu gerinda
6.

Selama melakukan penggerindaan kering, beram harus disingkirkan.

7.

Jangan membuka tutup pengaman.

8.

Jangan menyentuh batu gerinda yang berputar.

9.

Setelah selesai menggerinda, tunggu sampai batu gerinda berhenti total.

Kemudian letakkan mesin gerinda di permukaan yang datar dengan batu gerinda
berada diatas (mengarah ke atas). Ini untuk mengantisipasi bila mesin tidak
sengaja menyala, maka batu gerinda yang berputar tidak mengenai benda
apapun. Cabut kabel mesin dari stop kontak bila sudah tidak akan digunakan lagi
dalam jangka waktu lama atau saat sedang mengganti batu gerinda.

2.6

Penyimpanan dan Perawatan


2.6.1 Penyimpanan
Area untuk menyimpan roda gerinda harus :
a) Kering.
b) Bebas dari embun.
c)

Bebas dari perubahan temperatur yang besar.

d) Bebas dari getaran.

Beberapa hal yang perlu diperhatikan saat penyimpanan batu gerinda :


a) Roda gerinda yang rata dan ringan ditempatkan pada permukaan yang
datar, tanpa antara.
b) Roda gerinda yang rata dan besar dapat diposisikan berdiri tetapi harus
ada penahannya agar tidak menggelinding.
c)

Roda gerinda mangkok berukuran kecil diletakkan terpisah dengan yang


berukuran besar.

d) Roda gerinda dengan ukuran kecil ditempatkan pada rak dengan ukuran
yang sesuai.

2.6.2 Perawatan
1.

Pengasahan roda gerinda diperlukan untuk memelihara ketajaman,

bentuk dan untuk putaran yang konsentris.


Pemasangan roda gerinda baru harus didressing (diasah) sebelum
digunakan. Selama pengasahan roda gerinda harus hati hati. Kemungkinan
luka pada jari bisa terjadi apabila pengasahan selip jika tidak memakai slop
tangan. Untuk peralatan pengasahan dibedakan dari jenis roda pengasah yaitu
:
a)

Untuk pengasahan roda roda gerinda yang besar dan kasar,

menggunakan pengasah dengan roda roda dari besi tuang keras. Selama

pengasahan, aturlah supaya badan dari pengasah terletak/tertahan pada


penahan alat dan dimajukan kepermukaan roda gerinda, ditekan kuat ke roda
gerinda untuk menghilangkan getaran getaran.
b)

Pengasah dengan roda dari silicon carbide (carborondum), roda roda

pengasah digunakan untuk pengasahan roda roda gerinda menengah.


Pengasah ditekankan pada bidang miringnya (kearah) roda gerinda dan
digerakkan melintang permukaan roda gerinda. Pengasah harus tertahan oleh
penahan alat pada sarungnya.

Anda mungkin juga menyukai