Anda di halaman 1dari 18

Pengertian Gerinda :

Gerinda atau yang juga disebut sebagai mesin gerinda merupakan Power tool yang
multifungsi yang cukup penting. Gerinda menjadi salah satu mesin perkakas yang banyak
digunakan untuk mengasah, memotong serta menggerus benda kerja untuk kebutuhan
tertentu. Prinsip kerja dari mesin gerinda ini adalah dengan gerakan berputar yang kemudian
bersentuhan langsung dengan benda kerja sehingga terjadi pemotongan pengesahan
pengikisan dan juga penajaman.

Fungsi Gerinda

Sebagaimana alat bantu lainnya yang digunakan karena dapat berfungsi dan memperingan
pekerjaan mata gerinda juga demikian. Adapun fungsi gerinda antara lain ialah:

 Memotong benda yang ukurannya tidak terlalu tebal.


 Memotong semua jenis material dengan menyesuaikan mata gerinda.
 Menghilangkan maupun menghaluskan sisi tajam pada benda kerja.
 Mengasah alat potong agar tetap tajam.
 Meratakan dan menghaluskan permukaan benda kerja.
 Membentuk profil seperti lengkungan pada benda kerja.
 Sebagai proses akhir ataupun finishing yang dilakukan pada benda kerja.
Macam Macam Gerinda :

Dikarenakan fungsinya yang cukup banyak ataupun multifungsi maka jenis dari gerinda juga
bermacam-macam seperti di bawah ini:

Mesin gerinda permukaan atau Service grinding machine, jenis mesin gerinda yang pertama
ini digunakan untuk menghasilkan permukaan yang rata halus dan datar mesin gerinda datar
pada umumnya digunakan untuk menggerinda permukaan dengan cara menggerakkan meja
kerja cara pengoperasiannya bisa dilakukan secara manual maupun otomatis mesin gerinda
permukaan ini ada 4 tipe yaitu:

 Mesin gerinda datar vertikal lengkap dengan meja berputar di mana fungsi mesin ini
hampir sama dengan mesin gerinda berbentuk datar horizontal dengan cara
menggerakkan meja bolak-balik.
 Mesin gerinda datar berbentuk horizontal dengan gerakan meja bolak-balik dimana.
Pada umumnya, mesin ini bermanfaat saat menggerinda benda keras dengan
permukaan yang lebar rata serta menyudut.
 Mesin gerinda datar horizontal disertai gerakan meja berputar. Mesin jenis ini akan
digunakan saat menggerinda permukaan rata pada poros.
 Mesin gerinda datar horizontal digerakkan dengan meja bolak-balik dimana mesin
yang digunakan untuk menggerinda benda dengan permukaan yang rata serta
menyudut.
 Mesin Gerinda Silindris atau Cylindrical Grinding Machine, mesin gerinda silindris
ini merupakan sebuah mesin gerinda yang bertugas untuk mengerjakan benda
masakan menggunakan mesin ini ialah Bearing Spindle mesin poros atau AS Sleeve,
test bar dan lainnya. Mesin gerinda jenis silindris ini dibagi lagi menjadi empat tipe
antara lain:
• Mesin gerinda silindris universal, dimana jenis mesin ini mempunyai kemampuan
menggerinda benda dengan diameter luar serta dalam yang berbentuk silindris
maupun tirus di antara jenis yang lainnya mesin gerinda ini bisa dikatakan yang
paling baik pengerjaannya.
• Mesin gerinda silindris luar tanpa senter di mana jenis mesin gerinda ini sering
dipakai untuk menggerinda Diameter luar dengan jumlah yang banyak baik itu yang
berukuran pendek maupun yang berukuran panjang
• Mesin gerinda silindris luar yaitu jenis mesin gerinda yang mempunyai fungsi untuk
menggerinda Diameter luar pada sebuah benda berbentuk silindris maupun tirus.
• Mesin gerinda silindris dalam dimana jenis mesin gerinda ini memiliki fungsi untuk
menggerinda benda yang diameter dalamnya berbentuk tirus maupun silindris.
 Gerinda duduk atau bench grinder, mesin gerinda jadi ini ukurannya lebih kecil dari 2
jenis mesin gerinda sebelumnya. Biasanya mesin gerinda ini akan dipasang pada
sebuah meja kerja menggunakan baut. Mesin gerinda ini mempunyai 2 batu gerinda
di bagian ujung berfungsi untuk mengasah benda berukuran kecil seperti pisau, pahat
bubut, pahat tangan, mata bor dan juga golok. Mata gerinda kasar akan dipasang pada
bagian sebelah kiri, sedangkan untuk mata gerinda halus akan dipasang pada bagian
sebelah kanan.
 Pemasangan dua jenis mata gerinda ini tujuannya supaya mesin gerinda mempunyai
dua buah fungsi secara bersamaan yaitu pengasah dan pemotong. Fungsi pemotong
menggunakan batu gerinda yang kasar sedangkan fungsi pengasah akan
menggunakan batu gerinda yang halus.
 Mesin gerinda tangan atau hand grinder, mesin gerinda tangan ini ukurannya cukup
kecil sehingga bisa dipegang serta dioperasikan secara langsung menggunakan tangan
jenis mesin gerinda tangan ini merupakan jenis mesin gerinda yang serbaguna. Dapat
digunakan untuk memotong berbagai jenis material, seperti logam, keramik, kayu dan
lainnya.
Cara Menggunakan Gerinda :

Ketika menggunakan gerinda tentu harus memperhatikan berbagai prosedur yang tepat
supaya tetap aman terkendali dan hasilnya sesuai dengan yang diharapkan. Cara
menggunakannya ialah sebagai berikut:

 Pertama Hidupkan lampu sebagai penerangan.


 Kedua pastikan mesin serta batu gerinda sudah dalam keadaan yang baik di gunakan.
 Kaca pelindung harus sudah terpasang pada mesin gerinda.
 Sesuaikanlah jarak antara batu gerinda dan landasan tekan tombol start pada mesin
tunggu sampai putaran mesin berjalan dengan normal.
 Pakailah alat pelindung muka atau facial selama melakukan pekerjaan jangan lupa
menggunakan vice grip untuk memegang benda-benda yang kecil.
 Tekanlah tombol stop setelah selesai melakukan pekerjaan menggerinda tunggulah
hingga mesin benar-benar berhenti berputar melepaskan kabel dari mesin ke outlet
bersihkanlah kotoran-kotoran yang ada pada mesin gerinda menggunakan simpanlah
alat-alat keselamatan pada tempat yang seharusnya

Cara Kerja Gerinda :

Cara kerja dari masing-masing jenis mesin gerinda memang berbeda namun secara umum
prinsip kerja dari mesin gerinda ini ialah batu gerinda akan berputar kemudian akan
bersentuhan dengan benda kerja sehingga terjadinya penajaman pengasahan pengikisan
maupun pemotongan. Dari sinilah akan didapatkan hasil berupa benda yang terpotong atau
benda yang seakan semakin tajam atau benda dengan permukaan akan semakin halus dan lain
sebagainya. Hal ini tentu sangat membantu karena bisa mempermudah dalam menangani
benda kerja yang ingin disempurnakan bentuk dan fungsinya.

Secara spesifik untuk prinsip kerja dari mesin gerinda datar bisa lagi dibagi menjadi dua
macam yaitu Service Grinding semi otomatis di mana saat memotong bisa dilakukan secara
manual menggunakan tangan maupun dengan mesin secara otomatis. Kemudian ada Surface
Grinding otomatis Dimana saat proses pemotongan diatur menggunakan program numerical
control dan Computer numerical control.

Selain itu, cara kerja utama dari mesin surface grinding ialah dengan gerakan bolak-balik
benda kerja serta gerak rotasi dari tool hal ini bisa dilihat dari kerja utama mesin tersebut
dimana mesin gerinda datar sebagian besar mempunyai tiga gerakan yaitu gerak pemakanan
gerak meja memanjang melintang gerak putar batu gerinda.
A. PENGERTIAN
Dalam melakukan proses pengefraisan sebuah benda kerja, terdapat berbagai
macam/ jenis alat potong yang dapat digunakan untuk proses pemotongan.
Bentuk/ profil sebuah benda kerja atau komponen, dan bidang hasil
pengefraisan, sangat dipengaruhi oleh jenis alat potong yang digunakan.

B. BAHAN PISAU FRAIS


Terdapat empat bahan yang umum digunakan untuk membuat pisau frais
yaitu:
a. Baja Karbon
b. Baja Kecepatan Tinggi (High Speed Steel/ HSS)
c. Panduan Cor Non Ferro
d. Karbida (Comented Carbides)
Dari keempat jenis bahan pisau frais tersebut yang sering digunakan pada
proses pengefraisan adalah dari jenis bahan Baja Kecepatan Tinggi (HSS)
dan Karbida (Comented Carbides).

C. MACAM-MACAM PISAU FRAIS


Adapun macam-macam pisau frais yang digunakan pada proses pengefraisan adalah
sebagai berikut:
a. Pisau Frais Mantel (Plane Milling Cutter)
Pisau frais pisau frais mantel pada umumnya digunakan untuk mengefrais
bidang yang lebar dan rata.

 
Gambar 2.1 Pisau Frais Mantel (Plane Milling Cutter)

Jenis pisau frais mantel, ada beberapa type yang fungsinya berbeda-beda,
diantaranya dapat dilihat pada table 2.1 berikut:

Tabel 2.1 Type Pisau Mantel  

b. Pisau Frais Sudut (Angle Cutter)


Pisau frais sudut pada umumnya memiliki sudut 30o, 45o , 60o dan 90o.
Sedangkan apabila dilihat dari sisi sudutnya, ada yang memilki sudut tunggal
(Single angle cutter) (Gambar 2.2.a) dan ada yang memilki sudut ganda
(double angle cutter). (Gambar 2.2.b).
 

(a)  (b)
Gambar 2.2 Pisau frais sudut (Single angle cutter dan double angle)
 
c. Pisau frais radius (bentuk) (Form Cutter)
Pisau frais radius, berfungsi untuk membentuk radius luar berbentuk cekung
disebut (convex milling cutter) (gambar 2.3a) dan untuk membentuk radius
luar berbentuk cembung disebut (concave milling cutter) (gambar 2.3b).
 

(a) (b)
Gambar 2.3 Pisau frais radius (Bentuk)
 
d. Pisau Frais Ekor Burung (Dove Tail Cutter)
Pisau frais ini digunakan untuk mengefrais alur ekor burung, pada umumnya
sudut ekor burung yang dapat dibuat besarnya: 30o, 45o dan 60o.
 

Gambar 2.4 Pisau frais ekor burung


 
e. Pisau frais Alur Melingkar (Woodruff Keyseat Cutter)
Pisau frais ini digunakan untuk mengefrais alur pasak pada poros yang
berbentuk bulan sabit yang letak alurnya tidak pada ujung porosnya (gambar
2.5).
 

 
Gambar 2.5 Pisau frais alur melingkar
 
f. Pisau sisi dan Muka (Side and Face Cutter)
Pisau frais ini digunakan untuk mengefrais alur pada permukaan benda kerja
(Gambar 2.6).
 

 
Gambar 2.6 Pisau sisi
 
g. Pisau Frais Sisi Gigi Silang (Staggered Tooth Side and Face Cutter).
Pisau frais ini digunakan untuk mengefrais alur pada permukaan benda kerja.
Perbedaann dengan pisau frais sisi adalah, pemakanannya lebih
ringan(Gambar 2.7).
 

 
Gambar 2.7 Pisau frais sisi gigi silang
 
h. Pisau Frais Alur T (T Slot Cutter)
Pisau alur T digunakan untuk mengefrais berbentuk alur T sebagaimana alur
T pada meja mesin frais dan skrap (Gambar 2.8).
 

Gambar 2.8 Pisau frais alur


 
 
i. Pisau Jari Radius ( Bull Noze Cutter)
Pisau jari radius digunakan untuk membuat bidang alur berbentuk radius
cekung (Gambar 2.9).
 

 
Gambar 2.9 Pisau jari radius
 
j. Pisau Frais Roda Gigi (Gear Cutter)
Pisau frais roda gigi digunakan untuk pembuatan roda gigi. Pisau jenis ini ada
dua macam yaitu, pisau frais roda gigi untuk sistem modul (mm) dan Dp
(diameter pitch) (Gambar 2.10).
 

 
Gambar 2.10 Pisau frais roda gigi
 
k. Pisau Frais Jari (Endmill Cutter)
Pisau jari digunakan untuk membuat alur tembus atau betingkat dan
mengefrais rata untuk bidang yang kecil (Gambar 2.11)
 

 
Gambar 2.11 Pisau frais jari
 
Dilihat dari sudut heliknya dan jumlah mata sayatnya, ada beberapa jenis
pisau jari diantaranya dapat dilihat pada tabel dibawah ini.

Tabel 2.2 Macam-Macam Endmill Dan Penggunaannya

l. Pisau Frais Muka (Face Mill Cutter)


Pisau muka pada umumnya mata sayatnya ditempel pada bodi dengan cara
dilas atau dibaud, yang mata sayatnya terbuat dari bahan cementit carbide.
Pisau ini digunakan untuk mengefrais permukaan rata dan luas/lebar (Gambar
2.12).

 
Gambar 2.12 Pisau frais muka
 
m. Pisau Frais Sisi dan Muka (Shell endmil Cutter)
Pisau frais sisi dan muka, digunakan untuk pemakanan bagian samping dan
muka, sehingga dapat digunakan untuk mengefrais bidang siku. Pisau jenis
ini ada macam yaitu, untuk pemakanan ringan/finising (Gambar 2.13a) dan
Untuk Pemakanan berat/pengasaran (Gambar 2.13b). 

(b) (a)
Gambar 2.13 Pisau frais sisi dan muka
 
n. Pisau Frais Gergaji (Slitting Saw)
Pisau gergaji digunakan untuk memotong/ membelah benda kerja yang
memiliki ukuran ketebalan tidak terlalu besar (tipis) (Gambar 2.14).

 
Gambar 2.14 Pisau frais gergaji (Slitting saw)
Material Pahat bubut

Pahat bubut merupakan alat potong yang digunakan untuk menyayat benda kerja yang
dilaksanakan pada mesin bubut. Pahat bubut dipasang di dalam rumah pahat (tool post) pada
mesin bubut.
Ada berbagai jenis material yang biasanya digunakan untuk membuat pahat bubut. Material
alat potong yang ideal harus memiliki sifat-sifat sebagai berikut :

▪ Lebih keras 30% sampai 50% daripada material benda kerja yang dipotong.
▪ Memiliki ketahanan aus yang tinggi.
▪ Memiliki kekerasan panas (hot hardness) yang tinggi.
▪ Tahan terhadap kejutan termal
▪ Tahan terhadap tumbukan (impact).
▪ Tidak bereaksi secara kimia dengan material benda kerja dan cairan pendingin.
▪ Murah dan mudah dalam pembuatannya.

Jarang ada jenis material tunggal yang dapat memenuhi semua sifat-sifat atau kualitas yang
diinginkan untuk membuat alat potong yang ideal. Sebagai contoh, alat potong keramik
memiliki ketahanan panas yang tinggi, tetapi ketahanan tumbukan dan ketahanan kejutnya
rendah.
Jenis-jenis material yang umum digunakan untuk membuat pahat bubut antara lain : baja
karbon, baja kecepatan tinggi, paduan tuang, karbida, keramik, Cubic boron nitride, dan intan.

1. Baja Karbon

Baja karbon merupakan material yang telah lama digunakan sebagai material alat potong.
Alat potong baja karbon mengandung sekitar 0,8% - 1,3% karbon, sekitar 1% mangan, dan
0,1% - 0,4% silikon.
Karena mengandung karbon yang tinggi, material baja karbon untuk alat potong ini dapat
dikeraskan melalui perlakuan panas (heat treatmen) dan kekerasannya bisa mencapai 62 RC.
Tetapi material baja karbon akan mulai melunak pada suhu 180°C. Pahat bubut baja karbon
memiliki kecepatan potong yang rendah, yaitu sekitar 5  meter/menit.

  
     Gbr 1.  Pahat bubut baja karbon

                                                   Sumber : www.alibaba.com

Karena keterbatasannya ini, sekarang material baja karbon sudah jarang digunakan sebagai
pahat bubut. Material baja karbon masih banyak digunakan pada alat-alat potong seperti kikir,
daun gergaji, pahat tangan, reamer dan lain-lain.
2. Baja Kecepatan Tinggi (HSS)   

Pahat bubut yang terbuat dari baja kecepatan tinggi atau high speed steel (HSS) bisa
dikatakan sebagai pahat pengganti pahat bubut baja karbon.
Pahat bubut HSS memiliki kecepatan potong sekitar 4 kali lebih cepat dibandingkan pahat
bubut baja karbon.
Unsur-unsur paduan yang umum digunakan untuk membuat material HSS adalah
wolfram/tungsten (W), kromium (Cr), vanadium (V), molibdenum (Mo), dan kobalt (Co).
Unsur-unsur paduan ini akan memberikan sifat-sifat tertentu yang diinginkan, seperti
meningkatkan sifat kekerasan panas, ketahanan aus dan kekuatan pada HSS. Karakteristik ini
memungkinkan HSS memiliki kecepatan potong yang lebih tinggi dan kinerja yang lebih baik
daripada baja karbon. Kecepatan potong pahat bubut HSS  berkisar antara 10 - 60 m/menit.

                                             Gbr 2.  Pahat bubut HSS

                                             Sumber : www.axminster.co.uk

Ada beberapa jenis baja kecepatan tinggi, antara lain HSS seri-T dan HSS seri-M yang
merupakan jenis HSS yang banyak digunakan.

                                   Tabel 1. Komposisi HSS seri-T dan seri-M

HSS tungsten (HSS seri-T) dikembangkan terlebih dahulu di mana HSS seri-T ini biasanya
mengandung tungsten sekitar 12% - 18% ditambah kromium 4% dan vanadium sekitar 1% -
5%.
Kemudian ditemukan bahwa material molibdenum dapat menggantikan sebagian besar
tungsten sehingga menghasilkan jenis HSS seri-M dengan formulasi yang lebih ekonomis
yang memiliki ketahanan abrasi yang lebih baik daripada HSS seri-T serta mengalami distorsi
yang lebih rendah selama perlakuan panas. HSS seri-M ini mengandung sekitar 1,5% - 10%
tungsten, 5% - 10% molibdenum, 1% - 4% vanadium, 4% - 5% kromium dan kobalt sekitar
5% - 10%.
Beberapa jenis HSS sekarang tersedia dalam bentuk logam serbuk yang dibuat dengan
metode metalurgi serbuk. Perbedaan antara HSS logam serbuk dan HSS konvensional adalah
pada metode pembuatannya. Kebanyakan HSS konvensional dibuat dengan metode
pengecoran di mana logam cair dituangkan ke dalam cetakan sesuai dengan bentuk yang
diinginkan.
Pada pembuatan HSS logam serbuk, pada dasarnya logam yang sama untuk membuat HSS
konvensional, disiapkan dalam bentuk serbuk yang sangat halus. Selanjutnya logam serbuk
ini dicampur secara seksama, ditekan dalam cetakan di bawah tekanan yang tinggi, kemudian
disinter dalam tungku bersuhu tinggi hingga menjadi massa yang menyatu.
Beberapa industri juga mengembangkan alat potong HSS yang permukaannya dilapisi dengan
material yang tahan panas dan tahan aus, seperti TiC (titanium carbide), TiN (titanium nitride)
dengan proses pengendapan uap kimia (Chemical Vapour Deposition atau CVD).

Pahat HSS banyak digunakan untuk memotong material-material, seperti baja paduan, baja
tahan karat (stainless steel), dan material-material yang tahan terhadap suhu tinggi.
Pada umumnya HSS dipakai sebagai alat potong dalam kondisi :
▪ Alat potong memiliki geometri yang kompleks
▪ Alat potong yang getas seperti yang terbuat dari  keramik dan lain-lain tidak sesuai
digunakan di bawah pembebanan kejut.
▪ Alat potong dapat digunakan dengan beberapa kali pengasahan.

3. Paduan Tuang  Non Ferro

Unsur-unsur paduan pada material HSS, seperti kobalt, kromium, dan tungsten dapat
memperbaiki sifat-sifat pemotongan sehingga para akhli metalurgi mengembangkan suatu
paduan tuang bukan besi (non ferro). Komposisi khas dari paduan tuang ini adalah kobalt
40% - 50%, kromium 27% - 32%, tungsten 14% - 29% dan karbon 2% - 4%.
Tujuannya adalah untuk memperoleh alat potong dengan kekerasan panas yang lebih baik
daripada HSS serta memiliki ketahanan aus yang tinggi.

Pahat bubut yang terbuat dari paduan tuang non ferro dapat bekerja dengan baik pada
pemotongan yang terputus-putus (interrupted cutting) dan pemotongan produk-produk coran.
Paduan tuang bukan besi memiliki kemampuan melumasi yang baik, tahan korosi serta dapat
mencegah pengelasan atau penempelan material benda kerja pada bagian tepi mata pemotong.
Secara umum, alat potong dari paduan tuang dapat beroperasi pada kecepatan potong 2 kali
atau lebih daripada kecepatan potong HSS.

Alat potong dari paduan tuang non ferro ini dibuat dengan cara dicor secara presisi sehingga
hanya memerlukan sedikit pemesinan. Paduan tuang bukan besi ini dapat digerinda dengan
roda gerinda standar, meskipun prosesnya sedikit lebih lambat.
Dalam proses pembuatan alat potong dari paduan tuang ini, unsur-unsur paduan dilebur dalam
suatu tanur listrik, kemudian dituangkan dalam cetakan. Hasil pembekuan yang cepat dari
paduan yang dicor menghasilkan material yang memiliki kekerasan yang tinggi dan struktur
yang sangat halus.

Alat potong yang terbuat dari paduan tuang ditawarkan dalam berbagai nama dagang, seperti
stellite, tantung, black alloy 525 dan crobalt.
Pada suhu kamar, paduan tuang non ferro memiliki kekerasan yang kira-kira sama dengan
material HSS, tetapi paduan tuang dapat mempertahankan kekerasan dan ketahanan ausnya
pada suhu tinggi.

              
                                  Gbr 3.  Pahat bubut paduan tuang non ferro

                                  Sumber : www.conradhoffman.com

Ketika menggerinda pahat bubut dari paduan tuang non ferro, harus diperhatikan bahwa pahat
paduan tuang jangan dicelupkan dingin (quenching) ke dalam air, karena dapat menyebabkan
keretakan mikroskopik pada pahat, tetapi harus dibiarkan dingin di udara.
Sewaktu membubut menggunakan pahat paduan tuang, maka sebaiknya membanjiri mata
pemotongnya dengan cairan pendingin secara terus menerus atau sama sekali tidak
menggunakan cairan pendingin.

Untuk membedakan pahat HSS dan pahat paduan tuang adalah cukup mudah, yaitu dengan
menggunakan sebuah magnet. Jika pahat tersebut dapat menempel pada magnet berarti itu
pahat HSS, sedangkan jika pahat tidak dapat menempel pada magnet itu berarti pahat paduan
tuang, karena material paduan tuang merupakan material non magnetik.

Alat potong paduan tuang non ferro sangat cocok untuk memotong material-material seperti
baja tahan karat, besi cor, baja karbon tinggi dan baja sangat liat. Pahat paduan tuang juga
cocok untuk memotong logam-logam non ferro, seperti aluminium, kuningan, titanium dan
perunggu.

4. Karbida   

Pada masa sekarang ini alat potong karbida telah banyak menggantikan alat potong HSS.
Pahat karbida memiliki kecepatan potong 3 sampai 5 kali lebih cepat daripada kecepatan
potong HSS.
Pahat karbida mempunyai sifat-sifat kekerasan yang tinggi pada berbagai tingkatan suhu,
konduktivitas termal yang tinggi serta modulus yang juga tinggi dan ketahanan aus yang baik,
sehingga alat potong yang terbuat dari karbida merupakan alat potong yang efektif dan
efisien.

Karbida sementasi (cemented carbide) atau sering disebut sebagai karbida saja dibuat dengan
metode metalurgi serbuk. Proses pembuatan karbida dilaksanakan dengan proses sintering
atau hot isostatic pressing (HIP), di mana partikel-partikel karbida halus digabungkan dengan
menggunakan suatu pengikat (binder).
Karbida yang pertama dikembangkan adalah tungsten karbida, di mana dalam pembuatannya
serbuk tungsten karbida diikat oleh suatu pengikat logam yang umumnya menggunakan
kobalt sebagai pengikat.
Selama proses ini pengikat (kobalt) memasuki tahap mencair sedangkan serbuk karbida akan
tetap dalam wujud padat karena memiliki titik lebur yang lebih tinggi. Hasilnya, pengikat
akan menyemen atau menyatukan massa butiran karbida dan membentuk komposit matriks
logam.
Alat potong karbida tersedia dalam bentuk mata pemotong solid dan mata pemotong sisipan
yang dilapisi yang disekrupkan atau yang dibrasing pada ujung badan/tangkai pahat.

                           Gbr 4.  Pahat dan mata pemotong sisipan karbida

                           Sumber : www.instructables.com
                                             www.qumos.indiatrade.com

Alat potong karbida dapat dibedakan menjadi karbida kelas bukan baja dan karbida kelas
baja. Karbida kelas bukan baja harus memiliki sifat lebih tahan terhadap aus abrasif,
sedangkan karbida kelas baja harus lebih tahan terhadap keausan kawah (cratering) dan lebih
tahan panas.
Karbida kelas bukan baja digunakan untuk memotong material-material bukan baja terutama
besi tuang dan logam non ferro, sedangkan karbida kelas baja digunakan untuk memotong
material-material baja.
Karbida kelas bukan baja terbuat dari tungsten karbida murni dan kobalt sebagai pengikat.
Pada karbida kelas baja, selain tungsten karbida dan kobalt sebagai dasar, juga ditambahkan
titanium karbida (TiC) dan tantalum karbida (TaC).
Karbida kelas bukan baja dan kelas baja diklasifikasikan sebagai karbida kelas-C. Pada
pengelompokan karbida ini, kelas C1 sampai C4 merupakan karbida kelas bukan baja dan
kelas C5 sampai C8 merupakan karbida kelas baja.

                                     Tabel 2. Pemakaian karbida kelas-C

Sementara itu, International Organization for Standardization (ISO) telah mengembangkan


standar-standar untuk pemgelompokan alat potong karbimda, seperti pada tabel di bawah ini.

Tabel 3.  Klasifikasi Alat Potong Karbida


Kecepatan potong pahat karbida yang tidak dilapisi berkisar antara 30 - 150 m/ menit dan 100
- 250 m/menit untuk karbida yang dilapisi.

Karbida yang Dilapisi   

Alat-alat potong karbida tersedia dalam bentuk yang tidak dilapisi dan karbida yang dilapisi.
Di mana sekitar 2/3 dari alat potong karbida yang digunakan pada masa sekarang merupakan
alat potong karbida yang dilapisi.
Ada beberapa jenis pelapis alat potong karbida,  tiga jenis pelapis karbida yang banyak
digunakan adalah,

▪ Titanium nitrida (TiN), pelapis TiN dapat memperkecil gesekan antara alat potong dan
benda kerja.
▪ Titanium karbida (TiC), pelapis TiC dapat memperkuat ikatan antara bahan pelapis dan
material yang dilapisi.
▪ Aluminium oksida (Al2O3), pelapis aluminium oksida bisa meningkatkan ketahanan aus
abrasif dari alat potong.

Pada umumnya proses pelapisan karbida dilakukan melalui proses pengendapan uap kimia
(chemical vapour deposition atau CVD) atau melalui proses PVD (physical vapour
deposition).
                                               Gbr 5. Karbida yang dilapisi

Penambahan pelapis  pada pahat karbida dimaksudkan untuk memperpanjang umur pahat atau
meningkatkan kecepatan potongnya. Pemakaian pelapis  dapat memperpanjang hingga 10 kali
umur pahat dengan meningkatkan kekerasan dan ketahanan aus serta memperkecil gesekan.
Dengan demikian pelapisan pada mata pemotong pahat karbida dapat meningkatkan
produktivitas pahat.

5. Keramik   

Alat potong keramik merupakan bahan bukan logam yang keras, dan dapat mempertahankan
kekerasannya pada suhu tinggi, ketahanan aus abrasif dan aus kawah yang sangat baik,
konduktivitas termal rendah serta memiliki kecepatan potong yang tinggi, yaitu sekitar 150 -
650 m/menit.
Pahat keramik sangat cocok untuk memotong besi tuang, baja yang keras, dan paduan-paduan
super.
Meskipun alat potong keramik lebih keras daripada alat potong karbida, tetapi alat potong
keramik tidaklah efektif sebagai alat potong serba guna. Sifat kegetasannya (brittle) yang
tinggi merupakan kelemahan terbesar dari alat potong keramik. Oleh karena itu, alat potong
keramik tidak cocok untuk pemotongan terputus-putus (interrupted cutting) dan pemotongan
berat.

Secara garis besar ada dua jenis material keramik yang digunakan untuk alat potong, yaitu
keramik berbasis aluminium oksida (Al2O3) dan keramik berbasis silikon nitrida (Si3N4).
Material keramik untuk alat potong dapat dibuat dengan proses pengepresan panas dan
pengepresan dingin. Bahan dasar keramik berupa serbuk aluminium oksida atau silikon
nitrida yang dipres dalam suatu cetakan berbentuk mata pemotong sisipan, kemudian disinter
pada suhu yang tinggi.

Keramik berbasis aluminium oksida umumnya digunakan untuk finishing logam-logam ferro
dan beberapa logam non ferro pada kecepatan sedang.
Keramik berbasis silikon nitrida umumnya digunakan untuk penyayatan kasar atau
penggasaran dan pemotongan berat besi tuang dan paduan-paduan super.

Mata pemotong keramik aluminium oksida memiliki ketahanan aus abrasif dan kekerasan
yang tinggi serta stabilitas kimia yang baik dibandingkan mata pemotong HSS dan karbida.

                                   Gbr 6.  Mata pemotong sisipan keramik

                                   Sumber : www.ntkcuttingtools.com
                                                     www.toolingu.com

Penambahan zirconia (ZrO2) sekitar 15% pada keramik berbasis aluminium oksida,
menghasilkan material yang secara kimia sangat stabil, kekuatan dan ketangguhan yang
tinggi, memperkecil terjadinya retak, tetapi ketahanan kejut termalnya lebih rendah.

Penambahan titanium karbida (TiC) sekitar 30% pada keramik aluminium oksida yang dipres
panas atau dipres dingin, menghasilkan material yang memiliki kekuatan dan ketangguhan
yang baik yang cocok untuk memotong besi tuang keras dan baja paduan pada kecepatan
sekitar 150 sampai 200 m/menit.

Sifat, kinerja dan rentang pemakaian dari keramik berbasis aluminium oksida telah diperbaiki
secara signifikan melalui peningkatan ketangguhan patah hingga 2,5 kali, kekuatan pecah
melintang (transverse rupture strength) dan konduktivitas termal dengan penguatan oleh serat-
serat silikon karbida (SiC) yang sangat kuat dan kaku.

Mata pemotong keramik silikon nitrida merupakan mata pemotong yang lebih tahan patah
oleh kejutan mekanik dan kejutan tetmal karena memiliki kekuatan pengikatan yang lebih
baik, ketangguhan dan konduktivitas yang lebih tinggi, tetapi lebih sukar diproses dan
kekerasannya lebih rendah dibandingkan alat pemotong keramik aluminium oksida.

Keramik silikon nitrida yang diperkuat dengan serat silikon karbida (SiC) akan meningkatkan
ketangguhan, kekuatan dan konduktivitas termal keramik tanpa mengorbankan kekerasan dan
ketahanan ausnya.
Penambahan serat SiC sekitar 5% - 25% pada keramik berbasis silikon nitrida akan
meningkatkan ketangguhan patah terutama melalui defleksi retak dan penjembatanan retak
(crack bridging).

Suatu keramik campuran antara silikon nitrida dan aluminium oksida yang dipres panas dan
disinter telah menghasilkan keramik komposit yang disebut sebagai SIALON. Keramik
SIALON memiliki sifat-sifat yang baik dari material penyusunnya, seperti kekerasan panas
yang tinggi, ketahanan aus yang baik, serta ketahanan kejut termal yang tinggi.
Pahat bubut SIALON  dapat memotong baja dan besi tuang pada kecepatan potong yang
tinggi, yaitu sekitar 250 - 300 m/menit.

6. Cermet   

Cermet merupakan material alat potong yang terutama terdiri dari partikel-partikel keras
berbasis titanium. Nama cermet sendiri berasal dari kata ceramic dan metal. Keramik dikenal
sebagai material yang tahan panas tapi getas atau rapuh, sedangkan logam dikenal sebagai
material yang ulet tapi tidak tahan panas. Cermet memiliki sifat baik dari kedua material
penyusun ini, yaitu tahan panas dan tidak getas (brittle). Cermet adalah bahan yang sangat
keras yang terutama terbuat dari material keramik seperti titanium karbida (TiC), titanium
nitrida (TiN), atau titanium karbonitrida (TiCN) dengan pengikat logam nikel atau kobalt
dengan persentase sebesar 10% - 20%.

Cermet memiliki kinerja pemotongan yang terletak antara alat potong karbida dan alat potong
keramik.
Dibandingkan kekerasan panas, ketahanan aus abrasif dan stabilitas kimia alat potong
karbida, kekerasan panas, stabilitas kimia dan ketahanan aus cermet lebih tinggi.
Cermet mempunyai kekuatan yang lebih besar daripada keramik. Oleh karena itu, cermet
dapat melaksanakan pemotongan terputus-putus dengan lebih baik. Tetapi, bila dibandingkan
dengan keramik solid, terdapatnya titanium karbida dalam cermet akan mengurangi kekerasan
panas dan ketahanan aus abrasif.
Permukaan mata pemotong cermet sangat halus, sehingga tatal dapat bergerak dengan mudah
dan mencegah penempelan material benda kerja pada tepi pemotong.

                                       Gbr 7.  Mata pemotong sisipan cermet

                                       Sumber : www.ntkcuttingtools.com

Pemotongan dengan cermet akan menghasilkan kualitas finishing yang sangat baik. Cermet
merupakan material alat potong yang unggul untuk hampir semua aplikasi pemesinan yang
menuntut kualitas permukaan akhir yang tinggi dengan dimensi dan toleransi yang ketat.
Pahat cermet cocok untuk memotong baja karbon dan baja paduan, juga dapat digunakan
untuk memotong baja tahan karat dan material-material suhu tinggi.
Aplikasi khas dari cermet adalah finishing baja tahan karat, besi cor nodular, baja karbon
rendah dan baja feritik. Cermet dapat digunakan pada hampir semua logam ferro, tetapi
cermet kurang cocok dipakai untuk memotong aluminium. Kecepatan potong pahat cermet
berkisar antara 150 sampai 350 m/menit.

7. Boron Nitrida Kubus (Cubic Boron Nitride)   


Boron nitrida kubus atau Cubic Boron Nitride yang sering disingkat CBN merupakan material
yang sangat keras, hanya intan yang lebih keras daripada CBN. Material CBN dapat
mempertahankan kekerasannya ini pada suhu yang sangat tinggi sampai suhu 1000° C lebih.
Tabel 4 di bawah ini memperlihatkan perbandingan kekerasan dari berbagai material alat
potong.

                                    Tabel 4. Kekerasan berbagai material

Pahat CBN dapat menyayat material benda kerja pada kecepatan potong hingga 5 kali lebih
cepat daripada pahat karbida. CBN memiliki kekuatan tekan sekitar 4800 MPa, konduktivitas
termalnya 2 kali tembaga, stabil secara termal dan tahan oksidasi hingga suhu 1900°C.
Material CBN dapat mempertahankan kekerasan dan ketangguhan patahnya pada kecepatan
tinggi.

                                      Gbr 8.  Mata pemotong sisipan CBN

                                      Sumber : www.ntkcuttingtools.com

Anda mungkin juga menyukai