MESIN GERINDA
A. Pengertian Mesin Gerinda
Mesin gerinda adalah suatu alat yang ekonomis untuk menghasilkan permukaan yang
halus dan dapat mencapai ketelitian yang tinggi. Mesin Gerinda merupakan salah satu jenis
mesin perkakas dengan mata potong jamak, dimana mata potongnya berjumlah sangat banyak
yang digunakan untuk mengasah/memotong benda kerja dengan tujuan tertentu. Prinsip kerja
mesin gerinda adalah batu gerinda berputar bersentuhan dengan benda kerja sehingga terjadi
pengikisan, penajaman, pengasahan, atau pemotongan.
B.
1.
2.
3.
4.
5.
6.
C.
1.
2.
D.
1.
Mesin ini digunakan untuk menggerinda benda kerja dengan permukaan rata dan lebar
serta menyudut.
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
1)
2)
a.
b.
c.
d.
e.
f.
g.
Untuk menggerinda benda kerja
tegak lurus, ragum diputar 90 tanpa harus membuka penjepitan benda kerja, dengan syarat
permukaan benda kerja lebih tinggi dari permukaan rahang ragum.
Meja sinus
Meja sinus dapat digunakan untuk mencekam benda kerja dalam penggerindaan yang
membentuk sudut dengan ketelitian mencapai detik Adapun proses pencekaman benda kerja
dengan ragum sinus sebagai berikut :
Meja ini dicekam pada meja magnet.Kemiringan sudut yang dikehendaki diatur dengan cara
mengganjal pada bagian bawah memakai slip-gauges.Benda kerja dipasang pada bidang atas
meja sinus dengan sistem pencekaman meja magnet.
Meja sinus universal
Meja sinus universal digunakan untuk membentuk sudut ke arah vertikal dan ke arah
horizontal.
Blok pencekam khusus
Berfungsi untuk meneruskan aliran medan magnet dari sumber magnet ke benda kerja.
Ada tiga bentuk standar blok penghantar, yaitu persegi, segitiga dan alur V, atau Blok V.
Pengasah batu gerinda/ dresser
Dresser digunakan untuk mengasah batu gerinda. Adapun cara penggunaan dresser untuk
mengasah
batu
gerinda
sebagai
berikut
:
Dresser
Saat menggerinda jangan lupa hidupkan pendingin
agar batu gerinda tidak terjadi panas berlebih.Dressing dilakukan satu kali langkah sudah cukup
untuk membersihkan batu gerinda dan menajamkanya.
benda kerja yang diasah. Batu gerinda pada waktu pengasahan digerakkan dengan tangan
melalui handelnya secara bolak-balik. Benda kerjaq diputar dengan tangan melalui perlengkapan
penjepitnya.
Mesin gerinda untuk pengasahan perkakas potong seperti pahat potong mesin bubut dan
pengasahan mata bor. Prinsip kerjanya benda kerja didorong ke arah batu gerinda yang berputar.
Mesinnya tidak mempunyai meja, diganti dengan perlengkapan lain yang dapat digeser
derajatnya sesuai dengan sudut-sudut pada benda kerja yang diasah.
4. Mesin gerinda tangan ( Hand Grinding )
Mesin gerinda tangan merupakan mesin gerinda dengan gaya penggerak diteruskan dari
engkol ke roda gerinda melalui transmisi roda gigi. Biasanya dipergunakan pada bengkel kecil
atau untuk keperluan rumah tangga. Rata-rata fungsi utama mesin ini sebagai alat pemotong saja.
BAB II
RODA GERINDA
A. Macam-Macam Bentuk Batu Gerinda
1. Flat wheels, untuk melakukan penggerindaan alat-alat potong seperti handtap, countersink, mata
bor, dan sebagainya.
2. Cup wheels, untuk melakukan penggerindaan alat-alat potong seperti cutter, pahat bubut, dan
sebagainya.
3. Dish grinding wheels, untuk melakukan penggerindaan profil pada cutter.
4. Shaped grinding wheels, untuk memotong alat potong ataupun material yang sangat keras,
seperti HSS, material yang sudah mengalami proses heat treatment.
5. Cylindrical grinding wheels, untuk melakukan penggerindaan diameter dalam suatu jenis
produk.
6. Saucer Grinding Wheels, Gerinda ini biasa digunakan untuk mengerinda bergelombang dan
gerinda pemotong. Ini menemukan penggunaan yang luas di non-mesin daerah, karena hal ini
filers bertemu digunakan oleh roda piring untuk menjaga bilah gergaji.
7. Diamond Grinding Wheels, Dalam roda berlian berlian industri tetap terikat ke tepi. Digunakan
untuk mengerinda bahan-bahan keras seperti beton, batu permata dll. Sebuah melihat menggorok
dirancang untuk mengiris batu permata seperti bahan keras.
B. Spesifikasi Batu Gerinda
Pada setiap batu gerinda pasti terdapat simbol/ tanda yang menyebutkan identitas batu
gerinda tersebut. Indentitas batu berisi informasi, antara lain:
1. Jenis bahan asah
2. Ukuran butiran asah
3. Tingkat kekerasan
4. Susunan butiran asah
5. Jenis bahan perekat
Sebagai contoh:
35
60
15
a.
b.
Artinya:
35
: prefix, kode pabrik
: jenis abrasive, terdiri dari dua simbol yaitu A (aluminium oksida atau alundun) dan C (silikon
karbida atau crystolon)
60
: ukuran abrasivenya sedang
R
: tingkat kekerasannya keras
8
: susunan abrasivenya renggang
S
: jenis bond/perekatnya Silikat
Cara membaca kode diatas adalah, batu gerinda dengan bahan abrasive silikon karbida
dengan ukuran 60 mesh dengan susunan keras dan menggunakan perekat sodium silikat.
1. Jenis Bahan Asah
Bahan abrasive alami
Bahan abrasive alami berupa batu pasir, emery, quartz, dan korundun. Bahan abrasive ini masih
sering digunakan pada industri umah tangga yang sederhana, seperti industri alat-alat pertanian
yang diproduksi secara tradisional. Sedangkan pada industri-industri di negara maju sudah tidak
menggunakan bahan pengasah ini.
Bahan abrasive buatan
Bahan abrasive buatan merupakan bahan abrasive yang dihasilkan oleh industri. Bahan abrasive
ini bisa digunakan secara efektif, karena besar butir, bentuk butir, dan kemurnian butir bisa diatur
dengan baik sesuai dengan kebutuhan yang ada. Beberapa bahan abrasive yang dihasilkan oleh
industri, antara lain:
Oksida Alumunium (Al2O3), (A)
Paling banyak di aplikasi sebagai bahan pembuatan batu gerinda. Digunakan untuk menggerinda
material dengan tegangan tarik tinggi seperti baja karbon, baja paduan, HSS.
Silikon karbida (SiC), (C)
Butiran yang sangat keras dan mendekati kekerasan intan. Digunakan untuk menggerinda
material dengan tegangan tarik rendah. Seperti besi tuang kelabu, grafit, alumunium, kuningan,
dan karbida.
Diamond/ intan (D)
Butiran sangat keras, digunakan untuk menggerinda material dengan kekerasan sangat tinggi.
Seperti carbida semen, keramik, kaca, granit, marmer, batun permata.
Boron nitride (BN), (CBN)
Kristal bahan ini berbentuk kubus. Bahan ini digunakan untuk menggerinda benda kerja yang
sangat keras seperti karbida, baja perkakas dengan kekerasan diatas 65 HRC.
Kasar
12, 14,16,20,24
Sedang
30,36,46,56,60
Halus
70,80,90,100,120
Sangat halus
150,180,220,240
Tepung
280,320,400,500,800,1200
Angka-angka ini di dapat dari proses penyaringan, dimana saringan tersebut memiliki
lubang-lubang. Dimana Ukuran lubang didapat dari banyaknya lubang dalam saringan seluas 1
inchi2 , ukuran lubang dinamakan dengan mesh.
Sebagai contoh:
1. Jika dalam 1 inchi2 terdapat 120 lubang, berarti butiran yang dapat melewati/ lolos berukuran
120 mesh atau lebih kecil lagi.
2. Jika dalam 1 inchi terdapat 56 lubang, berarti butiran yang dapat melewati/ lolos berukuran
56 mesh atau lebih kecil lagi. Dan jika butiran yang tertahan diatas saringan berarti memiliki
besar butir 1 step lebih tinggi ( ukuran butir yang lebih kecil).
3. Tingkat Kekerasan batu gerinda
Tingkat kekerasan tidak dilihat dari kerasnya butiran abrasive yang digunakan tetapi
dilihat dari kuatnya bond (perekat) untuk mengikat butiran abrasive dari tekanan tertentu ketika
melakukan proses penggerindaan. Tingkat kekerasan dinyatakan dalam simbol huruf alfabet.
Kekerasan batu gerinda dapat dilihat pada tabel dibawah :
Tingkat kekerasan
Simbol
Sangat lunak
E,F,G
Lunak
H,I,J
Sedang
L,M,N,O
Keras
P,Q,R,S
Sangat keras
T,U,V,W
Jenis ini memiliki sifat mudah melepaskan butir asah dalam tekanan tertentu karena
memiliki Jumlah perekat sedikit. Jenis ini di gunakan untuk menggerinda benda yang keras,
karena sifat yang mudah melepas butir asah, maka permukaan benda kerja selalu mendapatkan
butiran asah yang baru dan massih tajam. Percikan bunga api yang dihasilkan banyak karena
selain partikel benda kerja, gesekan yang terjadi juga melepaskan butiran asah.
b) Struktur tertutup/ batu gerinda keras
Jenis ini memiliki sifat yang sulit melepaskan butir asah dalam tekanan tertentu karena
memiliki perekat yang banyak. Jenis ini cocok di gunakan untuk menggerinda benda yang lunak,
karena sifat benda kerja yang lunak, maka mata asah dapat lebih awet karena partikel benda kerja
akan terkikis terlebih dahulu dari pada terlepasnya butiran asah. Percikan bunga api yang
dihasilkan oleh penggerindaan sedikit.
5. Jenis-jenis Bahan Perekat pada Batu Gerinda
Tembikar / vitrified (V)
Memiliki sifat yang tidak mudah terpengaruh oleh air, minyak, ataupun perubahan suhu.
Silikat / silicate (S)
Digunakan untuk menggerinda material yang sensitif terhadap panas.
Bakelit/ resinoid (B)
Digunakan untuk menggerinda dengan kecepatan putar tinggi
Karet / rubber (R)
Digunakan pada roda gerinda yang elastis
Embalau / shellac (E)
Digunakan untuk hasil penggerindaan yang sangat halus
Perekat logam/ metal bond
Di gunakan untuk mengikat abrasive boron nitride dan intan.
C. Beberapa Faktor yang Perlu Diperhatikan Dalam Pemilihan Batu Gerinda
Besarnya busur singgung antara roda gerinda dan benda kerja, busur singgungan besar berarti
luasan gesekan juga luas, maka roda gerinda cepat aus. Untuk itu gunakan roda gerinda lunak
dengan butiran yang besar. Sedangkan untuk busur singgungan kecil atau sedikit, gunakan roda
gerinda yang keras dengan butiran halus.
Ukuran butir pengasah: besarnya butir (grain) menentukan jenis finishing dari benda kerja yang
digerinda.
Grade merupakan tingkat kekerasan roda gerinda, yang ditentukan olehkekuatan ikatan (kepadatan
ikatan antara butiran dan pengikat), dimana dalam aplikasi pemilihannya dipengaruhi beberapa
faktor, antara lain :
a. Jenis penggerindaan : gerinda dipilih sesuai dengan mesin yang digunakan serta bentuk yang
sesuai dengan pengerjaan.
b. Luasan kontak : grade lunak digunakan untuk luasan kontak benda kerja yang lebih besar,
sedangkan luasa yang lebih kecil digunakan roda gerinda yang lebih luas.
c. Struktur bahan pengasah dan ukuran butiran : dipilih roda gerinda yang sesuai dengan standar
yang dikeluarkan oleh pabrik pembuat roda gerinda yang bersangkutan.
d. Material benda kerja : roda gerinda yang keras (kepadatan tinggi) digunakan pada benda kerja
yang lunak (soft), sedangkan roda gerinda yang lunak (kepadatan rendah) digunakan pada benda
kerja yang keras.
e. Banyak bahan yang digerinda : batu gerinda dengan butiran pengasah kasar dgunakan untuk
bahan yang cukup besar, sedangkan batu gerinda dengan butiran pengasah halus digunakan
untuk pekerjaan penyelesaian dan pengasahan alat-alat potong dengan penggerindaan tipis.
f. Permukaan/hasil akhir yang diinginkan : roda gerinda dengan butiran pengasah kasar dan struktur
terbuka menghasilkan permukan yang kasar, dan butiran pengasah yang halus dengan struktur
tertutup akan menghasilkan permukaan yang halus.
g. Kecepatan roda gerinda : semakin cepat putaran roda gerinda terhadap benda kerja, semakin
lunak grade roda gerinda. Roda gerinda yang berputar pelan akan lebih cepat aus, sehingga
direkomendasikan untuk menggunakan grade keras pada kecepatan rendah.
h. Kecepatan benda kerja : makin cepat gerak benda kerja akan mengakibatkan ausnya/terkikisnya
roda gerinda, sehingga untuk kecepatan benda kerja yang lebih tinggi diperlukan batu gerinda
dengan perekat yang lebih keras.
D. Pemeriksaan Batu Gerinda
Berikut ini merupakan beberapa metode manual sederhana untuk memeriksa kerataan
permukaan batu gerinda antara lain sebagai berikut :
1. Pengamatan Langsung ( Visual )
Batu gerinda dicek dan diperiksa secara keseluruhan dengan mata apakah ada bagaian
yang mengalami retak atau pecah. Cara ini merupakan cara sederhana dan cepat dalam
pemeriksaan batu gerinda karena dengan metode visual.
2. Pengecekan suara ( sound test )
Pada metode ini pemeriksaan batu gerinda menggunakan metode sound yaitu dengan cara
dipukul sedikit. Untuk mengetahui bagian retak pada batu gerinda dengan metode sound ini
dengan mengidentifikasi suara. Apabila suara saat dipukul nyaring berati batu gerinda rata dan
tidak mengalami retak begitu pula sebaliknya.
E. Penyetimbangan Batu Gerinda
1. Penyebab Ketidakseimbangan Batu Gerinda
Ketidaksimetrisan dari elemen rotasi tersebut ( meliputi : bentuk, penempatan, rapat jenis )
Ketidaksimetrisan yang terjadi pada waktu elemen rotasi tersebut dalam keadaan berputar
( misalnya : distorsi & perubahan yang terjadi karena adanya tegangan atau stress, perubahan
temperature )
Material yang tidak homogeny : adanya lubang lubang dari inklus pada benda cor-coran, distribusi
kerapatan butiran yang tidak merata.
Toleransi didalam proses fabrikasi meliputi : pengecoran, pengerjaan, perakitan
2. Keuntungan Melakukan Balancing
Mengurangi keausan yang terjadi pada bagian penyekat / seal
Mengurangi kerusakan yang terjadi karena gejala kelelahan ( fatique ) sehingga akan menambah
umur pakai.
Kualitas permukaan lebih halus
Tidak menimbulkan getaran
F. Penyimpanan Batu Gerinda ( Storing )
Batu gerinda memerlukan penanganan khusus dalam penyimpanannya. Setiap kiriman
penyimpanan harus dicek secara visual, bila muncul keraguan jangan gunakan batu gerinda
1.
2.
3.
4.
tersebut. Batu gerinda harus diletakkan dirak yang aman dan jauh dari kerusakan dari batu
gerinda lain maupun benda lain saat berdekatan. Adapun syarat darea untuk penyimpanan roda
gerinda yaitu :
Kering
Bebas embun
Bebas dari perubahan suhu yang besar
Bebas dari getaran
Adapun hal-hal yang perlu diperhatikan dalam penyimpanan batu gerinda antara lain
sebagai berikut :
Batu gerinda yang rata dan ringan ( tipis ) ditempatkan pada permukaan yang datar dan tanpa
antara.
Batu gerinda rata dan besar diposisikan berdiri tetapi harus ada penahan agar tidak
menggelinding.
Roda gerinda mangkuk ukuran kecil dipisahkan dengan yang ukuran besar.
Batu gerinda yang ukuranya kecil ditempatkan ditempat yang sesuai ukuranya.
Batu gerinda yang perekatnya jenis vitrified dapat disimpan dalam waktu yang relative lama.
Sedangkan jenis perekat resinoid hanya dapat disimpan selama 2-3 tahun.
BAB III
PROSES MESIN GERINDA
A. Definisi Menggerinda
Kemampuan menajamkan alat potong dengan mengasahnya dengan pasir atau batu telah
ditemukan oleh manusia primitif sejak beberapa abad yang lalu. Alat pengikis digunakan untuk
membuat batu gerinda pertama kali pada zaman besi dan pada perkembangannya dibuat lebih
bagus untuk proses penajaman. Di awal tahun 1900-an, penggerindaan mengalami
perkembangan yang sangat cepat seiring dengan kemampuan manusia membuat butiran abrasive
seperti silikon karbida dan aluminium karbida. Selanjutnya dikembangkan mesin pengasah yang
lebih efektif yang disebut mesin gerinda. Mesin ini dapat mengikis permukaan logam dengan
cepat dan mempunyai tingkat akurasi yang tinggi sesuai dengan bentuk yang diinginkan.
Menggerinda sejatinya merupakan suatu proses pengerjaan mekanik yang pengerjaanya
dengan menggesekkan atau menyentuhkan benda kerja ke batu gerinda yang sedang berputar
secara perlahan dan kontinyu terus-menerus hingga sesuai hasil akhir yang diinginkan dengan
depth of cut sangat kecil.
Alasan mengapa mesin gerinda dapat mengerjakan benda kerja dengan ketelitian tinggi
dikarenakan depth of cut ( DOC ) yang digunakan dapat diatur sekecil mungkin, yaitu sekitar 2-5
mikron. Sedangkan alas an yang menyebabkan mesin gerinda dapat menghasilkan permukaan
yang sangat halus karena roda gerinda yang digunakan mempunyai sisi potong yang banyak
dengan teknik penyayatannya sedikit demi sedikit ( proses finishing ) sehingga lebih tepatnya
disebut dengan pengkikisan. Sisi potong pada roda gerinda terbentuk oleh butiran-butiran bahan
asah dalam roda gerinda tersebut. Seperti halnya cutter pisau frais apabila semakin banyak sisi
potongnya maka hasil permukaanya semakin halus.
B. Peralatan dalam Menggerinda
1. Kacamata Pelindung
2. Sarung Tangan
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
C. Jenis-Jenis Penggerindaan
1. Penggerindaan Kering
Penggerindaan kering merupakan suatu penggerindaan yang pengerjaanya tanpa
menggunakan cairan pendingin. Untuk penggerindaan kering biasanya dipasang alat bantu
penyedot udara sebagai penyaring debu agar tidak beterbangan. Pada penggerindaan kering
biasanya digunakan dalam pengasahan mata bor untuk membuat sudut puncaknya, untuk
mengasah chisel dan untuk mengasah cutter mesin milling. Bisanya hal ini dikarenakan adanya
faktor-faktor yang mempengaruhi yaitu :
a. Jenis benda kerja.
b. Jenis proses pengerjaan.
c. Jenis Mesin Gerinda
d. Roda Gerinda ( jenis batu gerinda ).
Beberapa akibat dari penggerindaan kering yaitu :
a. Suhu pengerjaan yang terjadi menjadi lebih tinggi.
b. Chip atau debu yang dihasilkan akan beterbangan.
c. Batu gerinda lebih awet.
d. Biaya yang diperlukan lebih murah.
2. Penggerindaan Basah
Penggerindaan basah merupakan suatu proses penggerindaan yang mengguanakan cairan
pendingin. Biasanya pada penggerindaan basah digunakan untuk pengasahan pahat bubut yang
tip pahatnya berasal dari bahan karbid. Hal ini dilakukan agar tip pahat karbid tidak mudah
gosong. Pada penggerindaan basah biasanya dipasang alat bantu semacam penutup pada batu
gerinda agar chip yang keluar tidak berceceran kemana-mana. Beberapa akibat dari
penggerindaan kering antara lain :
a. Suhu pengerjaan yang terjadi menjadi lebih rendah.
b. Chip atau debu yang dihasilkan tidak beterbangan.
c. Batu gerinda cepat habis.
d. Perlu biaya tambahan untuk pendinginnya.
D. Proses Pengasahan Alat Potong
1. Pengasahan Twist Drill
Ada beberapa kriteria dalam pengasahan twist drill yang harus terpenuhi dalam mengasah twist
drill yaitu:
a) Sudut Puncak ( )
Sudut puncak adalah sudut yang dibentuk oleh kedua sisi potong pada mata potong
primer. Besarnya sudut puncak dipengaruhi oleh material yang akan dikerjakan.
Rumusan standar untuk menentukan besarnya sudut puncak ini tidak ada. Data tersebut diperoleh
melalui caraeksperimen dimana ditemukan geometri yang paling cocok untuk pengerjaan
material tersebut, kemudian dibakukan dalam standar DIN1414. Pemilihan sudut puncak ini erat
kaitannya dengan type twist drill yang dipakai. Adapun datanya sebagai berikut:
a. Type N
Baja dan baja tuang dengan kekuatan tarik sampai 700 N/mm , = 118.
2
pada
twist
drill.
Posisi
sisi
potong
memungkinkan sekali munculnya gaya radial tersebut. Gaya radial yang muncul pada masingmasing sisi potong akan beresultan menjadi gaya aksial apabila besar dan arahnya tidak sama.
c) Sudut Bebas ( )
Bidang bebas pada twist drill berupa bidang lengkung, sehingga pengukurannya cukup
menyulitkan sehingga ada toleransi yang agak besar untuk itu. Sudut bebas twist drill diukur
dengan cara mencari titik singgung pertama pada punggung dari ujung mata potongnya.
Besarnya clearence yang diminta adalah 10 - 12. Besar kecilnya sudut bebas ini dipengaruhi
oleh laju pemakanan ( feed ), semakin cepat maka dibutuhkan sudut yang besar pula, dan
sebaliknya. Jika kita membesarkan sudut bebasnya perlu diperhitungkan ketegaran pada twist
drill dan kecenderungan twist drill untuk tertancap pada benda kerja dan akhirnya patah, karena
sudut bebas juga berfungsi untuk membatasi laju pemakanan ( secara manual ).
e) Kesebidangan
Kesebidangan bukan hanya merupakan syarat secara penampilan saja, tetapi akan menyangkut mengenai ketepatan
akan sudut potongnya juga umur pakai mata potongnya. Mengasah secara manual dengan tuntutan sebanyak ini tidaklah
gampang, perlu banyak
membulatkan ujungnya
I.
Pertama menggerinda bagian depan batang HSS ini (bagian yang berwarna kuning dari model
diatas). Gunakan batu gerinda kasar.Posisikan pahat agak miring ke kiri 10-15 derajat. Hal inni
akan membuat sudut pembebas,agar tidak semua bagian pahat bersentuhan dengan benda kerja
nantinya.
II.
Langkah kedua,kita akan menggerinda sisi potongnya,karena pahat yang kita buat pahat
kanan maka sisi potongnya ada di sebelah kiri(ditunjukkan warna merah pada model). Prosedur
dasarnya adalah sama kecuali bahwa kita memegang alat dengan sisi sekitar sudut 10 derajat ke
roda gerinda.
III.
Langkah ketiga,kita akan membuat sudut pembuangan tatal pada sisi atas,pada model
ditunjukkan warna biru. Pada langkah ini,kita harus lebih berhati-hati,jangan sampai bagian sisi
potongnya yaitu pertemuan sisi kiri dan atas, ikut tersapu batu gerinda. Jika terjadi maka
ketinggian sisi potongnya akan berkurang atau lebih rendah dari badan pahat itu sendiri,masih
bisa dipakai memang,namun mungkin akan membutuhkan plat ganjal tambahan saat menyetel.
IV.
Langkah keempat atau terakhir adalah membulatkan ujung sisi potongnya. Untuk tugas
membubut yang normal, ujung sisi potong yang terlalu tajam seperti gambar diatas tidak akan
bertahan lama. Karena itu kita harus membuatnya memiliki radius kecil agar bisa digunakan
dalam pemakanan yang cukup dalam. Kurang lebih bentuknya seperti gambar 4.b.
1.
2.
1.
2.
3.
1.
2.
Pahat bubut digunakan sebagai alat potong mesin bubut untuk menyayat benda kerja
menjadi bentuk yang diinginkan.Pahat bubut harus disesuaikan dengan jenis pekerjaan dan jenis
bahan benda kerja yang akan dibubut.
Material dari pahat bubut harus mempunyai sifat-sifat :
Keras, sehingga sisi potong tahan untuk memotong benda kerja; ulet, agar sisi potong tidak
mudah patah;
Tahan panas; dan secara ekonomis lebih lambat menguntungkan.
Bebrapa material pahat bubut yang sering digunakan adalah baja perkakas bukan paduan
(unalloyed tool steel ), Baja paduan ( alloy tool steel ) termasuk didalam HSS, Cemented carbide,
Diamond tips danceramis.
Pahat bubut harus gerinda untuk mengasah sisi potong. Ini bertujuan supaya sisi potong
mempunyai sisi potong mempunyai bentuk dan lokasi yang benar terhadap tangkainya.Selain itu
bentuk dari sisi potong harus dapat menusuk benda kerja secara efisien untuk memperoleh
efesiensi yang tinggi dalam penyayatan logam.Pahat yang digerinda akan menghasilkan
beberapa permukaan. Permukaan ini meliputi :
Permukaan atas
Sisi, dan
Muka
Permukaan ujung yang merupakan sisi potong didapatkan dari pertemuan ketiga
permukaan tersebut dan radius G. Permukaan-permukaan ini perlu diketahui untuk mengasah
pahat dengan sudut yang sesuai dengan pekerjaan yang diingankan .
FUNGSI SUDUT PAHAT
Terdapat 6 sudut utama yang memegang peranan penting dalam pemesinan menggunakan pahat
bubut.Sudut sudut tersebut adalah :
SUDUT RAKE SISI (SIDE RAKE ANGLE )
Istilah rake sisi menunjukan permukaan bagian atas yang digerinda miring dengan
membentuk sudut terhadap permukaan potong sisi. Sudut ini ditunjukan dengan sudut A. Sudut
rake menentukan sudut ketika tatal meninggalkan benda kerja dalam arah menjauhi permukaan
potong sisi.
SUDUT RAKE BELAKANG ( BACK RAKE ANGLE )
Istilah rake belakang menunjukan permukaan atas yang digerinda miring dengan
membentuk sudut terhadap permukaan ujung. Sudut ini diperlihatkan sebagai sudut B.Sudut rake
belakang secara total juga ditentukan oleh pemegang pahat bubut. Besar sudut ini mempengaruhi
sudut dimana tatal meninggalkan benda kerja dalam arah menjauhi permukaan ujung.Fungsi
utama dari sudut rake adalah mengarahkan aliran tatal meninggalkan permukaan benda kerja dan
mengatur gaya potong. Gaya potong ini harus didistribusikan secara merata pada masing
masing permukaan sisi dan permukaan depan.
3.
d.
e.
f.
g.
h.
i.
j.
4.
5.
a.
b.
c.
1.
2.
3.
4.
5.