Anda di halaman 1dari 19

Teknik Mesin

MESIN GERINDA

A. Pendahuluan
Mesin Gerinda adalah salah satu mesin perkakas dengan mata potong jamak, dimana
mata potongnya berjumlah sangat banyak yang digunakan untuk mengasah/memotong benda
kerja dengan tujuan tertentu. Prinsip kerja mesin gerinda adalah batu gerinda berputar
bersentuhan dengan benda kerja sehingga terjadi pengikisan, penajaman, pengasahan, atau
pemotongan.

B. Jenis-Jenis Mesin Gerinda


Berdasarkan hasil operasi penggerindaan, mesin gerinda dikelompokkan atas :
a. Mesin gerinda datar / surface grinding machine
Adalah mesin gerinda dengan teknik penggerindaan mengacu pada pembuatan bentuk
datar, bentuk, dan permukaan yang tidak rara pada sebuah benda kerja yang berada di bawah
batu gerinda yang berputar. Pada umumnya mesin ini di gunakan untuk menggerinda permukaan
yang meja mesinnya bergerak horizontal bolak-balik. Meja ini dapat diopersikan manual
maupun otomatis. Pencekaman benda kerja dengan cara diikat pada kotak meja magnetik.

Menurut sumbunya, mesin ini dibagi menjadi 4 jenis, yaitu:


 Mesin gerinda datar horizontal dengan gerakan meja bolak-balik. Mesin ini digunakan untuk
menggerinda benda-benda dengan permukaan rata dan menyudut.

 Mesin gerinda datar horizontal dengan gerakan meja berputar. Mesin jenis ini digunakan untuk
menggerinda permukaan rata poros.
 Mesin gerinda datar vertikal dengan gerakan meja bolak-balik. Mesin ini digunakan untuk
menggerinda benda kerja dengan permukaan rata dan lebar serta menyudut.

 Mesin gerinda datar vertikal dengan meja berputar, fungsi mesin ini sama dengan mesin gerinda
datar horizontal meja bolak-balik.
Bagian-bagian utama mesin gerinda datar:

Keterangan:
1) Spindel pemakanan batu gerinda
2) Pembatas gerak langkah meja mesin/ stopper
3) Sistem hidrolik mesin
4) Spindel penggerak meja mesin naik turun
5) Spindel penggerak meja memanjang
6) Tuas kontrol meja mesin
7) Panel kontrol
8) Meja mesin
9) Spindel utama batu gerinda
Untuk merk dan type terkadang letak posisi spindel, tuas dan panel kontrol mesin berbeda.
Perlengkapan mesin gerinda datar:
1) Meja magnet listrik
2) Meja magnet permanen
3) Ragum mesin
4) Meja sinus
5) Meja sinus universal
6) Blok pencekam khusus
7) Pengasah batu gerinda/ dresser

b. Mesin gerinda silinder / cylindrical grinding machine


Adalah jenis mesin gerinda dengan benda kerja yang mampu di kerjakan adalah benda
dengan bentuk silinder. Jenis mesin ini dibagi menjadi 4 macam, yaitu:
 Mesin gerinda silindris luar
 Mesin gerinda silindris dalam
 Mesin gerinda silindris universal
 Mesin gerinda silindris luar tanpa senter

Bagian –bagian mesin gerinda silinder:

Keterangan:
 Kepala utama
 Spindel utama benda kerja
 Kaki mesin
 Panel kontrol
 Meja bawah
 Meja atas
 Kepala lepas
 Perlengkapan pendingin
Perlengkapan mesin gerinda silinder :
1) Cekam rahang 3
Berfungsi untuk mencekam benda yang akan di gerinda
2) Collet
Berfungsi untuk mencekam benda yang akan di gerinda tetapi memiliki permukaan yang halus
3) Face plat
Berfungsi mencekam benda dengan permukaan dalam yang akan digerinda
4) Pembawa / lathe dog
Untuk mencekam benda kerja dengan pencekaman beetwen senter
5) Senter ulir
Sebagai penyangga ujung benda kerja pada pencekaman beetwen senter dan dipasang di spindel
utama
6) Senter konis
Sebagai penyangga pada tail stok
7) Cekam magnet
Untuk mencekam dengan diameter lebar dan pendek. Prinsip kerjanya sama dengan meja magnet
pada mesin gerinda ratal
8) Dial indikator
Untuk mengecek kesenteran/ kelurusan meja mesin terhadap sumbu gerinda
9) Penyangga tetap
Untuk menyangga benda kerja yang panjang agar tidak terjadi defleksi pada saat proses
penggerindaan
10) Pengasah batu gerinda/ dresser
Untuk mengasah batu gerinda jika sudah tidak rata.

b. Mesin gerinda alat potong / tool grinding machine


Mesin ini hanya digunakan untuk pekerjaan presisi, yaitu menajamkan (mengasah)
berbagai jenis cutting tool seperti mata pahat bubut, mata bor, dan lain-lain. Juga digunakan
memperhalus (finishing) bentuk silinder, taper, internal, dan surface dari benda kerja yang
mengharuskan ketelitian. Mesin gerinda ini dibagi menjadi dua, yaitu :
1. Mesin gerinda untuk pengasahan perkakas potong seperti pisau frais, reamer, dan sejenisnya.
Perlengkapan mesinnya untuk pengasahan dapat diputa-putar atau digeser sesuai dengan bentuk
benda kerja yang diasah. Batu gerinda pada waktu pengasahan digerakkan dengan tangan
melalui handelnya secara bolak-balik. Benda kerjaq diputar dengan tangan melalui perlengkapan
penjepitnya.

2. Mesin gerinda untuk pengasahan perkakas potong seperti pahat potong mesin bubut dan
pengasahan mata bor.
Benda kerjanya didorong ke arah batu gerinda yang berputar. Mesinnya tidak mempunyai meja,
diganti dengan perlengkapan lainyang dapat digeser derajatnya sesuai dengan sudut-sudut pada
benda kerja yang diasah.

c. Internal grinding machine


Mesin gerinda ini digunakan untuk menggerinda bagian dalam (suatu lubang) suatu
benda kerja seperti pada dinding dalam suatu silinder.

d. Mesin gerinda sabuk (Abrasive belt grinding machine)


Mesin gerinda sabuk merupakan mesin gerinda dengan abrasive menyerupai sabuk pada
suatu konveyor. Sabuk abrasif terpasang vertikal, dimana masing-masing ujungnya dihubungkan
dengan poros motor dan spindle pulley. Sabuk abrasif terletak pada rumah sabuk yang
mempunyai kecepatan putar antara 75-1800 m/min. Gerinda jenis ini juga disebut high energy
grinding.

e. Mesin gerinda centreless (centreless grinding machine)


Mesin gerinda ini digunakan untuk menggerinda permukaan benda kerja silindris yang tidak
mempunyai lubang senter. Benda kerja diletakkan diantara roda gerinda dengan roda pengarah
(regulating wheel), dimana roda-roda berputar lambat. Regulating wheel akan berputar sehingga
benda kerja akan bergerak sambil berputar mengikuti perputaran roda.

Berdasarkan konstruksinya, mesin gerinda dikelompokkan menjadi :


a. Mesin gerinda berdiri
Mesin gerinda berdiri merupakan mesin gerinda yang terpasang pada kakinya yang tinggi. Mesin
gerinda ini juga disebut dengan mesin gerinda lantai, karena diletakkan langsung pada lantai.

b. Mesin gerinda duduk ( bench grinder)


Mesin gerinda duduk merupakan mesin gerinda yang pemasangannya dengan cara diikat
dengan baut pada meja kerja. Mesin gerinda ini digunakan untuk mengasah perkakas potong
berukuran kecil seperti mata bor, pahat dingin/pahat tangan, pahat bubut, dan pahat sekrap serta
untuk penggerindaan benda kerja dengan pengurangan bahan yang kecil. Batu gerinda dipasang
pada kedua ujung poros dan digerakkan dengan motor listrik atau tangan, dimana pada poros
sebelah kanan dipasang batu gerinda halus. Hal ini dimaksudkan supaya mesin gerinda ini
memiliki dua kegunaan, yaitu sebagai pemotong benda kerja dengan batu gerinda kasar dan
sebagai pengasah perkakas potong dengan batu gerinda halus.

c. Mesin gerinda tangan


Mesin gerinda tangan merupakan mesin gerinda dengan gaya penggerak diteruskan dari
engkol ke roda gerinda melalui transmisi roda gigi. Biasanya dipergunakan pada bengkel kecil
atau unutk keperluan rumah tangga.

d. Mesin gerinda horizontal


Mesin gerinda ini digunakan untuk menggerinda benda kerja dengan bidang rata. Benda
kerja dijepit pada meja yang dapat bergerak lurus bolak-balik secara otomatis atau dengan
gerakan tangan. Roda gerinda dapat digerakkan melintang meja dan naik turun.

B. Bagian-bagian Utama Mesin Gerinda


a. Abrasive wheel (piringan abrasif) atau batu gerinda/batu amplas/batu asah
Komponen ini adalah salah satu faktor utama dalam penentuan hasil akhir penggerindaan.
Untuk mendapatkan hasil penggerindaan yang maksimal, pemilihan batu gerinda dipengaruhi
oleh beberapa hal yang akan dijelaskan di bawah., sebenarnya batu gerinda terdiri dari 2 bahan
penyusun utama, yaitu butiran asah / abrasive dan perekat / bond.

b. Identifikasi batu gerenda


Pada setiap batu gerinda pasti terdapat simbol/ tanda yang menyebutkan identitas batu
gerinda tersebut. Indentitas batu berisi informasi, antara lain:
1. Jenis bahan asah
2. Ukuran butiran asah
3. Tingkat kekerasan
4. Susunan butiran asah
5. Jenis bahan perekat

Sebagai contoh:
35 C 60 R 8 S 15

Artinya:
35 : prefix, kode pabrik
C : jenis abrasive, terdiri dari dua simbol yaitu A (aluminium oksida atau alundun) dan C (silikon
karbida atau crystolon)
60 : ukuran abrasive
R : tingkat kekerasan
8 : susunan abrasive
S : jenis bond
Cara membaca kode diatas adalah, batu gerinda dengan bahan abrasive oksida alumunium
dengan ukuran 60 mesh dengan susunan keras dan menggunakan perekat sodium silikat.

C. Beberapa Faktor yang Perlu Diperhatikan Dalam Pemilihan Batu Gerinda


- Besarnya busur singgung antara roda gerinda dan benda kerja, busur singgungan besar berarti
luasan gesekan juga luas, maka roda gerinda cepat aus. Untuk itu gunakan roda gerinda lunak
dengan butiran yang besar. Sedangkan untuk busur singgungan kecil atau sedikit, gunakan roda
gerinda yang keras dengan butiran halus.
- Ukuran butir pengasah: besarnya butir (grain) menentukan jenis finishing dari benda kerja yang
digerinda.
- Grade merupakan tingkat kekerasan roda gerinda, yang ditentukan olehkekuatan ikatan
(kepadatan ikatan antara butiran dan pengikat), dimana dalam aplikasi pemilihannya dipengaruhi
beberapa faktor, antara lain:
a. Jenis penggerindaan : gerinda dipilih sesuai dengan mesin yang digunakan serta bentuk yang
sesuai dengan pengerjaan.
b. Luasan kontak : grade lunak digunakan untuk luasan kontak benda kerja yang lebih besar,
sedangkan luasa yang lebih kecil digunakan roda gerinda yang lebih luas.
c. Struktur bahan pengasah dan ukuran butiran : dipilih roda gerinda yang sesuai dengan standar
yang dikeluarkan oleh pabrik pembuat roda gerinda yang bersangkutan.
d. Material benda kerja : roda gerinda yang keras (kepadatan tinggi) digunakan pada benda kerja
yang lunak (soft), sedangkan roda gerinda yang lunak (kepadatan rendah) digunakan pada benda
kerja yang keras.
e. Banyak bahan yang digerinda : batu gerinda dengan butiran pengasah kasar dgunakan untuk
bahan yang cukup besar, sedangkan batu gerinda dengan butiran pengasah halus digunakan
untuk pekerjaan penyelesaian dan pengasahan alat-alat potong dengan penggerindaan tipis.
f. Permukaan/hasil akhir yang diinginkan : roda gerinda dengan butiran pengasah kasar dan
struktur terbuka menghasilkan permukan yang kasar, dan butiran pengasah yang halus dengan
struktur tertutup akan menghasilkan permukaan yang halus.
g. Kecepatan roda gerinda : semakin cepat putaran roda gerinda terhadap benda kerja, semakin
lunak grade roda gerinda. Roda gerinda yang berputar pelan akan lebih cepat aus, sehingga
direkomendasikan untuk menggunakan grade keras pada kecepatan rendah.
h. Kecepatan benda kerja : makin cepat gerak benda kerja akan mengakibatkan ausnya/terkikisnya
roda gerinda, sehingga untuk kecepatan benda kerja yang lebih tinggi diperlukan batu gerinda
dengan perekat yang lebih keras.
D. Bentuk Piringan Gerinda
Batu gerinda terdiri dari beribu-ribu sisi potong. Sisi potong batu gerinda jauh lebih
banyak dan lebih tajam bila dibandingkan dengan mesin frais, sehingga batu gerinda digunakan
untuk membentuk permukaan yang halus dan teliti.

Struktur butiran menunjukkan jarak antara masing-masing butiran pengasah dalam batu
gerinda, ditentukan oleh susunan dan ukuran butiran pengasah serta jenis bahan perekatnya. Bila
jaraknya kecil, maka strukturnya rapat dan bila jaraknya besar, maka strukturnya terbuka.

A. Jenis-jenis Bahan Abrasive


Bahan abrasive (pengasah) dibagi menjadi dua, yaitu:
a. Bahan abrasive alami
Bahan abrasive alami berupa batu pasir, emery, quartz, dan korundun. Bahan abrasive ini masih
sering digunakan pada industri umah tangga yang sederhana, seperti industri alat-alat pertanian
yang diproduksi secara tradisional. Sedangkan pada industri-industri di negara maju sudah tidak
menggunakan bahan pengasah ini.
b. Bahan abrasive buatan
Bahan abrasive buatan merupakan bahan abrasive yang dihasilkan oleh industri. Bahan abrasive
ini bisa digunakan secara efektif, karena besar butir, bentuk butir, dan kemurnian butir bisa
diatur dengan baik sesuai dengan kebutuhan yang ada. Beberapa bahan abrasive yang dihasilkan
oleh industri, antara lain:
 Oksida Alumunium (Al2O3), (A)
Paling banyak di aplikasi sebagai bahan pembuatan batu gerinda. Digunakan untuk menggerinda
material dengan tegangan tarik tinggi seperti baja karbon, baja paduan, HSS.
 Silikon karbida (SiC), (C)
Butiran yang sangat keras dan mendekati kekerasan intan. Digunakan untuk menggerinda
material dengan tegangan tarik rendah. Seperti besi tuang kelabu, grafit, alumunium, kuningan,
dan karbida.
 Diamond/ intan (D)
Butiran sangat keras, digunakan untuk menggerinda material dengan kekerasan sangat tinggi.
Seperti carbida semen, keramik, kaca, granit, marmer, batun permata
 Boron nitride (BN), (CBN)
Kristal bahan ini berbentuk kubus. Bahan ini digunakan untuk menggerinda benda kerja yang
sangat keras seperti karbida, baja perkakas dengan kekerasan diatas 65 HRC.

B. Jenis-jenis bond
 Tembikar / vitrified (V)
Memiliki sifat yang tidak mudah terpengaruh oleh air, minyak, ataupun perubahan suhu.
 Silikat / silicate (S)
Digunakan untuk menggerinda material yang sensitif terhadap panas.
 Bakelit/ resinoid (B)
Digunakan untuk menggerinda dengan kecepatan putar tinggi
 Karet / rubber (R)
Digunakan pada roda gerinda yang elastis
 Embalau / shellac (E)
Digunakan untuk hasil penggerindaan yang sangat halus
 Perekat logam/ metal bond
Di gunakan untuk mengikat abrasive boron nitride dan intan.

C. Ukuran Butir Asahan


Ukuran butir asah dinyatakan dalam bentuk angka. Dimana semakin kecil angka
menunjukan semakin besar ukuran butir abrasive dan semakin besar angka maka ukuran butir
abrasive semakin kecil. Batu gerinda dengan butir kasar (angka kecil) memiliki kemampuan
potong yang baik tetapi hasilnya kasar sedangkan batu gerinda dengan butir halus (angka besar)
memiliki kemampuan daya bentuk yang baik dan hasil penggerindaan yang baik.

Tingkat kekasaran Ukuran butir (mesh)


Kasar 12, 14,16,20,24
Sedang 30,36,46,56,60
Halus 70,80,90,100,120
Sangat halus 150,180,220,240
Tepung 280,320,400,500,800,1200

Angka-angka ini di dapat dari proses penyaringan, dimana saringan tersebut memiliki
lubang-lubang. Dimana Ukuran lubang didapat dari banyaknya lubang dalam saringan seluas 1
inchi2 , ukuran lubang dinamakan dengan mesh.
Sebagai contoh:
1. jika dalam 1 inchi2 terdapat 120 lubang, berarti butiran yang dapat melewati/ lolos berukuran
120 mesh atau lebih kecil lagi.
2. Jika dalam 1 inchi terdapat 56 lubang, berarti butiran yang dapat melewati/ lolos berukuran 56
mesh atau lebih kecil lagi.
Dan jika butiran yang tertahan diatas saringan berarti memiliki besar butir 1 step lebih tinggi (
ukuran butir yang lebih kecil).

D. Struktur batu gerinda


Struktur batu gerinda di pengaruhi dan di tentukan oleh perbandingan 2 faktor, yaitu
ukuran butiran dan perekat yang digunakan. Perbandingan perekat dengan butir asah dalam batu
gerinda berkisar antara 10-30 % dari volume total batu gerinda. Dilihat dari perbandingan
tersebut, terdapat 2 jenis batu gerinda, yaitu:
1. Struktur terbuka/ batu gerinda lunak
Jenis ini memiliki sifat mudah melepaskan butir asah dalam tekanan tertentu karena
memiliki Jumlah perekat sedikit. Jenis ini di gunakan untuk menggerinda benda yang keras,
karena sifat yang mudah melepas butir asah, maka permukaan benda kerja selalu mendapatkan
butiran asah yang baru dan massih tajam. Percikan bunga api yang dihasilkan banyak karena
selain partikel benda kerja, gesekan yang terjadi juga melepaskan butiran asah.

2. Struktur tertutup/ batu gerinda keras


Jenis ini memiliki sifat yang sulit melepaskan butir asah dalam tekanan tertentu karena
memiliki perekat yang banyak. Jenis ini cocok di gunakan untuk menggerinda benda yang lunak,
karena sifat benda kerja yang lunak, maka mata asah dapat lebih awet karena partikel benda kerja
akan terkikis terlebih dahulu dari pada terlepasnya butiran asah. Percikan bunga api yang
dihasilkan oleh penggerindaan sedikit.

a. Kekerasan batu gerenda


Tingkat kekerasan tidak dilihat dari kerasnya butiran abrasive yang digunakan tetapi
dilihat dari kuatnya bond (perekat) untuk mengikat butiran abrasive dari tekanan tertentu ketika
melakukan proses penggerindaan. Tingkat kekerasan dinyatakan dalam simbol huruf alfabet.
Kekerasan batu gerinda dapat dilihat pada tabel dibawah :

Tingkat kekerasan Simbol


Sangat lunak E,F,G
Lunak H,I,J
Sedang L,M,N,O
Keras P,Q,R,S
Sangat keras T,U,V,W

E. Pekerjaan Menggerinda
1. Langkah pada proses penggerindaan :
a. Langkah gerakan
Gerakan utama (V) dilakukan oleh cakram asah yang berputar dengan angka putaran tetap.
Gerakan laju (Vw) dilakukan oleh benda kerja atau cakram asah, tergantung ada konstruksi mesin
gerinda. Pada pengasahan bidang, gerakan ini berupa gerakan maju mundur, sedang pada
pengasahan bidang meja bundar berupa gerakan melingkar, serta pada pengasahan bundar berupa
gerakan keliling benda kerja. Gerakan memanjang (s) ialah pergeseran cakam asah atau benda
kerja pada posisi tegak lurus terhadap gerakan laju. Setelah penyelesaian tiap siklus, akram asah
bergerak ke samping sejauh kira-kira selebar cakram. Gerakan penyetelan digunakan untuk
mengatur kedalaman tusukan pengasah. Pada umumnya gerakan ini dilakukan setelah
penyelesaian satu siklus pengasahan.

Keterangan :
1. Pengasahan keliling 4. Pengasahan bundar dalam
2. Pengasahan muka 5. Pengasahan bundar anpa senter
3. Pengasahan bundar luar 6. Pengasahan alat perkakas

b. Langkah pembentukan serpih


Pada proses pemotongan, butir pengasah menyeret serpihdi depan tepi penyayatan. Ruang antara
butir asahan dipenuhi dengan serpih yang tergaruk sampai pengakhiran pengasahan yang
dilakukancakram. Kemudian serpih itu terlontar keluar dengan sendirinya akibat gaya
sentrifugal.

2. Penyetimbangan Batu Gerinda


Sebelum batu gerinda dipasang dan digunakan atau setelah pemakaian dalam jangka
waktu tertentu, sebaiknya batu gerinda di cek keseimbangannya agar saat berputar tidak goyang.
Hal ini perlu dilakukan karena pada setiap batu gerinda tidak memiliki kerapatan yang sama pada
setiap titiknya. Batu gerinda dapat dikatakan setimbang apabila jika diputar akan berhenti dititik
mana saja, tidak pada titik tertentu.
Metode penyetimbangan batu gerinda adalah:
1. Gantung batu gerinda dengan menggunakan tali
2. Putar batu gerinda hingga diam, tandai bagian atas dengan kapur
3. Putar kembali batu gerinda hingga diam, jika berhenti pada titik yang sama berarti batu gerinda
tidak setimbang. Pasang bobot penyetimbang pada titik yang ditandai.
4. Putar kembali batu gerinda, tandai kembali seperti pada poin 1.
5. Putar kembali hingga berhenti pada titik tertentu. Pasang bobot penyetimbang pada bagian yang
ditandai.
6. Ulangi hingga batu gerinda berhenti di sembarang titik.
7. Pemasangan penyetimbang maksimal 3 titik
Beberapa metode penyetimbangan batu gerinda:
1. Mengurangi bagian tertentu, dilakukan oleh pabrik
2. Dengan menggunakan 2 buah bobot penyeimbang
3. Dengan menggunakan 3 buah bobot penyeimbang
Batu gerinda yang tidak setimbang di sebabkan beberapa faktor, antara lain:
a) Campuran antara abrasive dan bond yang tidak merata
b) Batu gerinda tidak sentris karena pemakaian
c) Bagian dari batu basah terkena air atau minyak
d) Lubang poros yang tidak sesuai dengan porosnya yang menyebabkan kelonggaran.
Kondisi batu seperti diatas akan menyebabkan :
a) Kualitas hasil penggerindaan yang buruk.
b) Getaran yang terjadi akan mempengaruhi mesin
c) Rusaknya bantalan poros.

3. Pemasangan batu gerinda


Pemasangan batu gerinda pada mesin akan mempengaruhi kualitas penggerindaan.
Pemasangan yang salah akan berakibat fatal baik pada hasil penggerindaan, mesin gerinda dan
operatornya. Untuk mencegah hal-hal yang tidak diinginkan,dalam pemasangan batu gerinda
harus mengikuti langkah-langkah yang sudah ditentukan. Pemasangan batu gerinda ada 2
macam, langsung dan tak langsung. Pada pemasangan langsung, batu gerinda langsung di pasang
pada poros. Ini berlaku di mesin gerinda meja. Pemasangan batu gerinda tak langsung harus
melalui langkah-langkah dibawah ini:
1. Periksa batu gerinda. Cek fisik dari batu gerinda dari keretakan dan pastikan batu gerinda
setimbang.
2. Pastikan kertas pelapis masih menempel pada kedua sisi batu dengan baik.
3. Cek permukaan batu. Pastikan tidak cacat, bebas dari oli/gemuk
4. Masukan batu gerinda pada poros. Pastikan tidak terlalu longgar/ terlalu sempit.
5. Kondisikan seluruh permukaan ring pelapis, flens dan batu gerinda benar-benar rapat, tidak ada
celah. Tebal ring pelapis maksimal 0,5 jika terbuaat dari kertas, dan maksimal 3,2 jika terbuat
dari kulit. Diameter flens minimal 1/3 diameter batu gerinda , harus memiliki pembatas dan
diameter lubang harus sesuai dengan diameter poros mesin gerinda.
6. Pastikan putaran ulir pada poros memiliki arah yang berlawanan dengan putaran sumbu mesin.
7. Ikat dengan kuat mur/ baut pengikat. Baut bersinggungan dan menekan flens. Tidak pada
permukaan batu gerinda. Pengencangan jangan terlalu kencang atau terlalu kendor, karena akan
membuat cacat batu gerinda.

4. Pengasahan Batu Gerinda


Pengasahan ini bertujuan untuk mempertajam atau memperata batu gerinda dan menghilangkan
kotoran yang menyumbat pori-pori bidang potong dan membuat batu gerinda ke dalam bentuk
yang diinginkan.

Alat pengasah gerinda berupa beberapa keping baja bergerigi yang disatukan, kemudian
dipasang pada sebuah pemegang, yang dapat berputar apabila ditekan ke roda gerinda yang
berputar. Alat lain untuk mengasah batu gerinda adalah intan. Agar hasil pengasahan (dressing)
baik, digunakan roda intan tunggal dengan mengarahkan 10 hingga 15 derajat dari sumbu
horizontal roda gerinda dan 1,8 sampai 1,4 inchi dibawah center. Untuk dressing sebaiknya
digunakan depth of cut 0,005 mm sampai dengan 0,01mm.

Pemasangan roda gerinda bisa dilakukan dengan langkah-langkah sebagai berikut:


a. Atur kedudukan penyangga benda kerja sehingga sisi dalam penyangga benda kerja bisa
digunakan sebagai lintasan pemegang pengasah (dresser).
b. Periksa pelindung roda gerinda apakah sudah terpasang dan terikat dengan baik.
c. Pakailah kaca mata pelindung sebelum meangasah roda gerinda
d. Hidupkan mesin sehingga roda gerinda bisa berputar secara baik.
e. Tempatkan pengasah didepan roda gerinda dan letakkan pemegang mata pengasah pada
penyangga sampai roda gerinda tajam kembali.

5. Pekerjaan-pekerjaan menggerinda antara lain:


a. Menggerinda permukaan sejajar (horizontal grinding)
1. Pilih roda gerinda yang sisi-sisinya baik auat perbaiki dulu permukaan/sisinya dengan
menggunakan pengasah intan (diamond dresser).
2. Pasang benda kerja pada chuck magnet pada kedudukan yang sesuai untuk penggerindaan.
3. Periksa kerataan benda kerja dengan menggunakan dial indicator (jam ukur).
4. Perinda permukaan benda kerja dengan menggunakan gerakan meja.
b. Menggerinda permukaan vertikal (Vertical Grinding)
1. Pilih roda gerinda yang sisi-sisinya baik auat perbaiki dulu permukaan/sisinya dengan
menggunakan pengasah intan (diamond dresser).
2. Pasang benda kerja pada chuck magnet pada kedudukan yang sesuai untuk penggerindaan.
3. Periksa kerataan benda kerja dengan menggunakan dial indicator (jam ukur).
4. Gerinda permukaan bagian belakang dengan menggunakan gerakan meja.
5. Pindah roda gerinda ke depan untuk menggerinda permukaan benda kerja bagian depan dan
periksa kedudukan benda kerja.
6. Gerinda sisi muka benda kerja dengan menggunakan gerakan meja.

c. Menggerinda pahat
1. Periksa secara visual keadaan sudut potong dan pertahankan jika sudah benar.
2. Pegang pahat dengan tangan kiri dan sagga (sokong) dengan tangan pada dudukan. Pegangan
jari-jari dan ibu jari tangan kiri sangat penting pengaruhnya pada pengasahan pahat.
3. Pegang kepala pahat dengan tangan kanan dan gerakan sehingga sisi potong perlahan-lahan ke
muka dan ke belakang, serta gerakkan pahat melintang bidang roda gerinda.
4. Balikkan pahat, kemudian gerinda sisi potong yang lain.
Kirimkan Ini lewat EmailBlogThis!Berbagi ke TwitterBerbagi ke Facebook
Reaksi:

Related Posts:

 Mesin Gerinda MESIN GERINDA A. Pendahuluan Mesin Gerinda adalah


salah satu mesin perkakas dengan mata potong jamak, dimana mata potongnya berjumlah
sangat banyak yang digunakan untuk mengasah/memotong benda kerja dengan tujuan t…
Read More

 Mesin Bubut PROSES PEMBUBUTAN Mesin bubut adalah salah satu


mesin perkakas yang paling banyak digunakan dibengkel-bengkel karena memiliki fungsi
yang bervariasi dalam pengerjaan berbagai bentuk benda kerja, seperti membentuk
benda… Read More
 Water Jet A. Pengertian water jet Water jet adalah sebuah alat yang
digunakan dalam proses pemotongan dingin dengan jalan menyemprotkan air yang
bertekanan dan kecepatan tinggi ke permukaan benda kerja. Untuk mendapat kan
konsen… Read More

← Posting Lebih Baru Posting Lama → Beranda

0 komentar:

Poskan Komentar

Search

 Popular
 Tags
 Blog Archives

Mesin Gerinda

MESIN GERINDA A. Pendahuluan Mesin Gerinda adalah salah satu mesin perkakas
dengan mata potong jamak, dimana mata potongnya be...

Total Tayangan Laman


23247

Blog Archive
 ▼ 2014 (16)
o ▼ Mei (16)
 Proses Kerja Motor 2 Langkah
 Prinsip Kerja Motor Bensin 4 Langkah
 Jumlah dan Penempatan Silinder
 Proses Pembakaran
 Cerita Bermakna
 Pembelajaran Konstruktivisme
 Nilai Ambang Batas (NAB)
 Paparan Partikel Debu
 Paparan Kebisingan
 Islam dalam Sepakbola
 Keselamatan Kerja
 Besaran Dan Satuan
 Menggambar Teknik
 Water Jet
 Mesin Gerinda
 Mesin Bubut

Mengenai Saya

Deny
Mahasiswa PTM FKIP UNS
Lihat profil lengkapku

Labels
 Hiperkes
 Motor Bakar
 Teori Pemesinan

TulisanBloggerTeknik
MesinBloggerNewWpThemesLasanthaPremiumBloggerTemplates.comNewBloggerThemes.co
m

Anda mungkin juga menyukai