Dalam pemilihan material seperti lembaran plat untuk pembuatan komponen yang harus
diperhatikan adalah sifat-sifat material antar lain; kekuatan (strength), keliatan (ductility),
kekerasan dan kekuatan lelah. Sifat mekanik material untuk membawa atau gaya atau
tegangan. Pada saat menahan beban, struktur molekul berada dalam keseimbangan. Gaya
3.1. Elastisitas
Sebuah benda terdiri dari partikel – partikel kecil atau molekul – molekul. Diantara molekul –
molekul ini bekerjalah gaya – gaya yang biasa disebut gaya molekuler. Gaya – gaya
molekuler ini memberi perlawanan terhadap gaya – gaya luar yang berusaha mengubah
bentuk benda itu sampai terjadi suatu keseimbangan antara gaya – gaya luar dan gaya – gaya
dalam. Selanjutnya benda itu dikatakan berada dalam keadaan regang ( state of strain ).
Elastisitas adalah sifat yang dimiliki oleh suatu material yang menyebabkan benda /
material akan kembali ke bentuk seperti semula setelah diberi beban dan mengalami
perubahan bentuk kemudian beban dihilangkan. Sebuah benda yang kembali sepenuhnya
kepada bentuk semula kita namakan elastis sempurna, sedangkan apabila tidak sepenuhnya
kembali kepada bentuk semula kita namakan elastis parsial (sebagian). (S. Timoshenko dan
Goodier. 1986).
suatu bahan didapat dari hasil bagi antara tegangan dan regangan.
𝜎
E=
є
Dimana :
σ = Tegangan (Mpa)
ε = Regangan
Garis modulus berupa garis lurus pada kurva beban dan perpanjangan, yang menunjukkan
bahwa beban berbanding lurus dengan perpanjangan seperti gambar 3.1
Bila garis modulus itu membuat sudut besar dengan sumbu horizontal, berarti bahan itu
sangat tahan terhadap perubahan bentuk elastik (kaku), memiliki modulus elastisitas tinggi
3.2. Plastisitas
Plastisitas adalah sifat yang dimiliki oleh suatu material, yaitu ketika beban yang diberikan
kepada suatu benda / material hingga mengalami perubahan bentuk kemudian dihilangkan
lalu benda tidak bisa kembali sepenuhnya ke bentuk semula. Peningkatan pembebanan yang
melebihi kekuatan luluh (yield strength) yang dimiliki plat mengakibatkan aliran deformasi
permanen yang disebut plastisitas. Menurut Mondelson (1983) teori plastis terbagi menjadi
dua kategori:
1. Teori fisik
Teori fisik menjelaskan aliran bagaimana logam akan menjadi plastis. Meninjau
terhadap kandungan mikroskopik material seperti halnya pengerasan kristal atom dan
2. Teori matematik
Teori matematik berdasarkan pada fenomena logis alami dari material dan kemudian
a. Tegangan ( Stress )
Tegangan adalah tahanan material terhadap gaya atau beban. Tegangan diukur dalam
bentuk gaya per luas. Tegangan normal adalah tegangan yang tegak lurus terhadap
permukaan dimana tegangan tersebut diterapkan. Tegangan normal berupa tarikan atau
tekanan. Satuan SI untuk tegangan normal adalah Newton per meter kuadrat (N/m2) atau
Pascal (Pa). Tegangan dihasilkan dari gaya seperti : tarikan, tekanan atau geseran yang
menarik, mendorong, melintir, memotong atau mengubah bentuk potongan bahan dengan
berbagai cara. Perubahan bentuk yang terjadi sering sangat kecil dan hanya testing machine
adalah contoh peralatan yang dapat digunakan untuk mendeteksi perubahan bentuk yang
kecil dari bahan yang dikenai beban. Cara lain untuk mendefinisikan tegangan adalah dengan
menyatakan bahwa tegangan adalah jumlah gaya dibagi luas permukaan dimana gaya
tersebut bereaksi.
Tegangan normal dianggap positif jika menimbulkan suatu tarikan (tensile) dan
tegangan yang bekerja tegak lurus terhadap bidang luas (Timoshenko dan Goodier, 1986).
𝐹𝑛
σ=
𝐴
Tegangan adalah besaran pengukuran intensitas gaya atau reaksi dalam yang timbul
persatuan luas. Tegangan menurut Marciniak dkk. (2002) dibedakan menjadi dua yaitu,
Engineering stress dan true stress. Engineering stress dapat dirumuskan sebagai berikut :
Dimana :
Sedangkan True stress adalah tegangan hasil pengukuran intensitas gaya reaksi yang dibagi
dengan luas permukaan sebenarnya (actual). True stress dapat dihitung dengan :
Dimana :
Tegangan normal dianggap positif jika menimbulkan suatu tarikan (tensile) dan dianggap
Regangan didefinisikan sebagai perubahan ukuran atau bentuk material dari panjang awal
sebagai hasil dari gaya yang menarik atau yang menekan pada material. Apabila suatu
spesimen struktur material diikat pada jepitan mesin penguji dan beban serta pertambahan
panjang spesifikasi diamati serempak, maka dapat digambarkan pengamatan pada grafik
Batasan sifat elastis perbandingan regangan dan tegangan akan linier akan berakhir
sampai pada titik mulur. Hubungan tegangan dan regangan tidak lagi linier pada saat material
mencapai pada batasan fase sifat plastis. Menurut Marciniak dkk. (2002) regangan dibedakan
Engineering strain adalah regangan yang dihitung menurut dimensi benda aslinya (panjang
awal). Sehingga untuk mengetahui besarnya regangan yang terjadi adalah dengan membagi
Dimana :
True strain regangan yang dihitung secara bertahap (increment strain), dimana
regangan dihitung pada kondisi dimensi benda saat itu (sebenarnya) dan bukan dihitung
berdasarkan panjang awal dimensi benda. Maka persamaan regangan untuk true strain (ε)
adalah :
Dimana :
Є= True strain
Menurut Marciniak dkk. (2002) ada beberapa hal yang harus diketahui dalam hal Tegangan-
1. Kurva true stress and true strain, Proses pengepresan (stamping) atau sheet metal
forming menggunakan sifat plastis (plasticity) dari material logam yang akan
menyebabkan bahan pelat menjadi bentuk baru apabila diregang melebihi batas
plastisitas dari material saat pelat diberi gaya. Dengan memanfaatkan tahap
plastisitas tersebut maka proses pembentukan dapat dicapai, dimana bentuk pelat
akan sesuai dengan bentuk cetakan yang diinginkan (Rao, 1987). Konsep ini
pada Gambar 3.2. Daerah plastis terdapat pada garis kurva diatas titik mulur batas
tegangan dimana material tidak akan kembali ke bentuk semula apabila beban
dilepas, dan akan mengalami deformasi tetap yang disebut permanent set
Dimana ;
K = Strenght coefficient
n = Hardening exponent
Gambar 3.2. Kurva True stress and True strain
Prinsip tegangan pada kondisi plastis dengan teori von mises stress. Kriteria ukuran terjadinya
keluluhan yang digunakan secara luas adalah ketika luasan bidang mulai terdeformasi plastis
sampai tegangan pada permukaan luasan mencapai nilai maksimum (kritis). Beberapa
peneliti telah menyatakan menggunakan kriteria ini. Teori ini disebut dengan teori batas luluh
Kriteria luluh (yield) pada penelitian ini menggunakan persamaan von mises yield
Kondisi luluh pada suatu bidang menggunakan angka perbandingan tegangan (stress ratio)
α.
2. Jenis – jenis kurva Stress – Strain
. Setiap material mempunyai kurva Stress-Strain yang berbeda – beda tergantung dari
komposisi dan beberapa faktor seperti perlakukan panas. Beberapa jenis kurva Stress - Strain
sebagai berikut:
a) Perfectly elastic
➢ Strain rate , adalah laju deformasi benda Ketika mendapat beban. Dalam proses
beban yang diterimanya. Strain rate merupakan fungsi perubahan geometri benda /
spesimennya. Efek dari strain rate pada flow stress adalah semakin tinggi strain rate,
makin tinggi flow stress. Efek ini adalah kebalikan dari efek temperature pada flow
stress.
Secara umum, dengan naiknya strain rate, maka kekuatan material akan meningkat.
➢ Efek tekanan hidrostatik, Efek tekanan hidrostatik mempengaruhi dari sifat material
sebagai berikut:
Regangan
c. Tak ada efek pada strain atau beban maksimum saat necking.
➢ Efek radiasi, perubahan sifat material karena efek radiasi mengakibatkan kondisi
3. Ductility
Keuletan suatu bahan menggambarkan seberapa besar ketahanan meregang suatu bahan
sampai tidak terjadi kerusakan. Jika material dibebani sampai mencapai UTS, maka regangan
akan merata. Regangan yang terjadi sampaititik UTS-nya dinamakan uniform strain,
sedangkan memanjangnya material sampai terjadi retak disebut total elongation. Dua
kuantitas yang umum dipakai untuk mendefinisikan ductility suatu bahan dalam uji tarik
Sifat plastis suatu material bisa dtunjukkan oleh yield point dan post yield. Pergeseran dari
elastis ke plastis terjadi pada suatu titik tertentu yang biasanya dikenal sebagai batas
regang. ketika logam mengalami pembebanan maka akan mengalami regangan yang apabila
berlanjut maka tegangan yang terjadi menjadi tidak linier dengan pertambahan regangan, hal