GRINDING
2021
BAB I
PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
Mesin gerinda adalah salah satu mesin yang digunakan untuk mengasah
atau memotong benda kerja. Sejarah awal penggunaan batu gerinda yang
digunakan sebagai alat pengikis yaitu sejak zaman besi dan perunggu. Pada
zaman itulah mata gerinda sudah dibuat lebih lebih baik dan bagus untuk
proses penajaman alat buru maupun alat perkakas. Prinsip kerja mesin gerinda
adalah batu gerinda berputar bersentuhan dengan benda kerja sehingga terjadi
gesekan yang akan membuat pengikisan, penajaman, pengasahan, pemolesan,
atau pemotongan. Jadi mesin gerinda ini merupakan salah satu jenis mesin
perkakas dengan mata potong jamak, atau lebih adari satu yang mana
digunakan untuk mengasah maupun sebagai alat potong benda kerja.
Kelompok 6
gerinda. Untuk mengetahui hubungan ketiga faktor tersebut maka dilakukan
percobaan, hasil yang diperoleh kemudian dianalisa secara statistik dengan
menggunakan regresi linier. Hasil dari analisa diperoleh suatu persamaan yang
menunjukkan adanya hubungn dari ketiga faktor tersebut terhadap kekerasa
permukaan. Semakin besar kekerasan benda kerja dan kecepatan dalam
pemakanan pemakanan, maka permukaan benda kerja yang dihasilkan
semakin kasar, sedangkan semakin besar harga grit batu gerinda, maka
permukaan benda kerja yang dihasilkan semakin halus.
2. Tujuan Praktikum
Pada praktikum grindding kali ini ada beberapa tujuan yang diharapkan
dapat dicapai oleh praktikan.
A. Tujuan umum
Tujuan umum merupakan tujuan penelitian secara keseluruhan dari
yang ingin dicapai dalam penelitian itu sendiri. Berikut merupakan tujuan
umum praktikum ini:
B. Tujuan Khusus
Tujuan khusus merupakan tujuan dari praktikum yang lebih spesifik.
Berikut merupakan tujuan khusus praktikum ini:
Kelompok 6
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
1. MESIN GERINDA
Mesin gerinda merupakan salah satu mesin perkakas yang dbiasa digunakan
untuk mengasah, memotong ataupun menggerus benda kerja dengan tujuan
atau kebutuhan tertentu. Prinsip kerja mesin gerinda adalah batu gerinda
berputar bersentuhan dengan benda kerja sehingga terjadi pengikisan,
penajaman, pengasahan, atau pemotongan. Menggerinda yang dilakukan
untuk memudahkan suatu pengerjaan benda kerja seperti mengasah benda
kerja, atau dapat pula digunakan untuk membuat benda kerja seperti
merapihkan bekas hasil pemotongan, merapihkan bekas pengerjaan hasil las,
membentuk sebuah lengkungan pada suatu benda kerja yang bersudut,
membersihkan permukaan benda kerja untuk dilakukan proses pengelasan,
dan lain sebagainya.
Kelompok 6
2. MACAM MACAM GERINDA
A. MESIN GERINDA TANGAN
Kelompok 6
Mesin gerinda duduk yaitu mesin gerinda yang bekerja memutar
roda abrasif. Berbeda dengan mesin gerinda tangan, cara penggunaan
mesin ini dengan mendekatkan benda kerja ke roda abrasif yang duduk
berputar tersebut. Sehingga permukaan benda kerja yang menyentuh dan
bergesekan denagn roda abrasif yang kemudian akan terpotong atau
terkikis. Mesin ini biasanya digunakan untuk mengasah alat potong seperti
mata bor dan pahat bubut. Namun sebagian para pengerajin ada juga yang
menggunakannya untuk mengasah atau membentuk batu akik. Umumnya
mesin gerinda duduk ini diletakan pada meja ataupun lantai dan diikat
dengan sambungan mur dan baut. Penggiling alas adalah versi gerinda
yang serupa atau lebih besar yang dipasang pada alas, yang dapat dibaut ke
lantai atau dapat diletakkan di atas kaki karet.
Kelompok 6
Kelebihannya adalah dapat memotong benda kerja yang telah
dikeraskan, dapat menghasilkan permukaan yang sangat halus hingga N6,
dapat memotong benda kerja dengan tuntutan ukuran yang sangat presisi.
Kekurangannya adalah Skala pemakanan (depth of cut) harus kecil, waktu
yang diperlukan untuk pemotongan cukup lama, biaya yang diperlukan
untuk pengerjaan cukup mahal.
Mesin gerinda datar merupakan salah satu jenis mesin gerinda yang
digunakan untuk proses penggerindaan datar dan bertujuan untuk
meratakan suatu permukaan benda kerja yang tidak rata. Bidang datar atau
rata dimaksud mencakup, datar paralel, datar bertingkat, datar miring, datar
alur dan datar profil. Pengikatan benda kerja yang dilaksanakan dengan
mencekam pada meja magnetik atau mengaplikasikan alat pencekam
lainnya, yang bergerak untuk mencontoh gerakkan meja mendatar arahnya
dapat bergerak bolak balik atau berputar.
Kelompok 6
macam yaitu, menurut posisi sumbu spindel utama dan gerakan meja, dan
menurut pelayanan pengoperasiannya.
(sumber : https://arunajayametric.wordpress.com/mesin-grinding-bekas/)
Kelompok 6
2) Mesin gerinda silindris dalam, jenis mesin gerinda ini digunakan
untuk menggerinda diameter dalam dari benda kerja yang berbentuk
silindris atau tirus.
Kelompok 6
meningkatkan produksi akhir benda kerja. Selain itu, cutting fluid juga dapat
menurunkan keausan tool sehingga umur tool lebih lama. cutting fluid
digolongkan menjadi dua jenis utama, yaitu:
Cutting fluid berbahan dasar air dibagi menjadi dua, yaitu emulsifiable
dan water-soluble. Cutting fluid berupa larutan atau emulsi merupakan
cutting fluid yang dapat dicampurkan dengan sedikit minyak murni,
minyak sintetis, atau kombinasi keduanya. Selain cutting fluid berbahan
dasar minyak dan cutting fluid berbahan dasar air, terdapat mineral oil atau
synthetic lubricant. Mineral oil adalah jenis cutting fluid yang paling
banyak digunakan oleh industri. Cutting fluid berupa larutan atau emulsi
merupakan cutting fluid yang dapat dicampurkan dengan sedikit minyak
murni, minyak sintetis, atau kombinasi keduanya Senyawa dari mineral oil
terdiri dari karbon dan hidrogen, dan seperti biasanya dirujuk sebagai
“hidrokarbon”. Cairan pendingin yang biasa digunakan untuk proses
pemesinan dapat dikategorikan menjadi empat jenis, yaitu:
Kelompok 6
1) Soluble Oil
Soluble oil terbuat dari hasil pengolahan minyak bumi atau minyak
nabati yang ditambahkan aditif dan diemulsikan dengan air sehingga
partikel minyak tersebar secara merata dan stabil di dalam air. Dromus
oil adalah minyak mineral hasil penyulingan dan aditif, komposisi
kimia dan sifatnya. Biasanya dromus oil dapat diemulsikan dengan
rasio air dan dromus yaitu 20:1 sampai 40:1.
Straight oil terbuat dari hasil pengolahan bahan dasar minyak bumi
atau nabati yang ditambahkan zat-zat aditif dan tanpa yang memiliki
kandungan air.
3) Minyak Sintetis
4. Batu Gerinda
Batu Gerinda Sampai saat ini belum ditemukan jenis batu gerinda ideal
yang berarti dapat digunakan untuk berbagai kondisi proses penggerindaan.
Batu gerinda yang ada dipasaran terdiri dari berbagai jenis, masing-masing
dengan karakteristik tertentu yang hanya sesuai dengan beberapa kondisi
Kelompok 6
penggerindaan saja. Sebelum menentukan variabel dari proses penggerindaan
(kecepatan putar, gerakan meja, dan sebagainya), sangat logis jika jenis batu
gerinda yang ditentukan terlebih dahulu, sehingga kondisi penggerindaan
optimum dapat dicapai terlebih dahulu. Batu gerinda dibuat dari campuran
serbuk abrasif dengan bahan pengikat yang kemudian dibentuk menjadi
bentuk tertentu (silindris, roda, cakram, piringan, kronis, mangkuk, dan
sebagainya),Parameter utama dari batu gerinda adalah :
5. Bahan Serbuk
Serbuk abrasive adalah bagian aktif yang merupakan mata potong yang
tersebar diseluruh permukaan batu gerinda. Terdapat 4 jenis serbuk yang
umum digunakan sebagai bahan batu gerinda, yaitu alumunium oxide, silicon
carbide, boron carbide / nitride, dan diamond.
Kelompok 6
hancurkan, dibersihkan, disaring, dan dipisahkan dari partikel-partikel besi.
Aluminium oxide putih dibuat dengan cara yang sama, tetapi material
awalnya alumina murni tanpa ditambah kokas dan besi. Aluminium oxide
biasanya dikunakan untuk roda gerinda yang keras, ulet, dan mampu
menahan tegngan yang terus menerus.
Kelompok 6
D. Diamond.
Adalah zat mineral yang paling keras. Merupakan suatu alat potong
yang mempunyai kekerasan dan kualitas yang tinggi. Bila dipilih dengan
tepat aplikasinya dapat menggerinda lebih ekonomis dan optimal.
(Prastiawan, 2010).
6. Kekuatan Ikatan
Keras atau tidaknya butiran abrasive terlepas, sehingga hal ini sangat
berkaitan dengan kemampuan perekat dalam mengikat butiran abrasive. Batu
gerinda lunak digunakan untuk benda kerja yang keras dan sebaliknya.
Sebagai ukuran kekuatan ikatan serbuk atau kekerasan batu gerinda digunakan
kode huruf abjad dari A sampai Z secara berurutan dengan tingkat kekerasan
yang semakin tinggi. Grade yang digunakan untuk mengklasifikasikan batu
gerinda yang dihasilkan oleh suatu perusahaan pembuat batu gerinda
berdasarkan pengalamannya dalam cara pembuatan maupun cara
pengetesannya.
Sementara belum ada standart test yang dapat diterima dan digunakan oleh
seluruh pabrik pembuat batu gerinda, maka batu gerinda yang dibuat oleh
pabrik yang berbeda dengan tanda grade yang sama belum tentu mempunyai
karakteristik kekerasan yang sama. Kerapatan serbuk abrasif ini dapat diatur
sewaktu batu gerinda di buat, yaitu dengan mengatur tekanan pencetakan
campuran serbuk dengan bahan pengikat keramik sebelum proses
pembakaran. Untuk batu gerinda aluminium oxide atau silicon carbide dengan
bahan pengikat keramik biasanya perbedaan angka strutur tidak banyak
mempengaruhi proses penggerindaan. Kadangkala kode angka struktur ini
tidak dicantumkan karena pabrik pembuat menganggap bahwa jenis batu
gerinda yang dibuatnya telah ditentukan strukturnya yang paling baik
sehingga tidak perlu membuat jenis yang lain yang hanya beda strukturnya.
Kelompok 6
7. Grinding Wheel
A. Geometri
Geometri menggambarkan tipe dan ukuran dari grinding wheel yang
akan digunakan sehingga memiliki kecocokan dengan mesin yang dipakai
dan material yang digunakan. Pada proses surface grinding hanya ada 2
type grinding wheel yang akan dipakai yaitu straight cup dan cylinder cup.
B. Spesifikasi
Spesifikasi dari grinding wheel merupakan spesifikasi structure dari
grinding wheel yang akan digunakan terdiri dari abrasive (jenis material
abrasive yang akan digunakan untuk mengikis benda kerja), grit size
(ukuran butir abrasive), grade (tingkat kekerasan abrasive yang akan
digunakan), structure (mengacu kepada jarak antar butir abrasive) dan
bond (material pengikat abrasive). (Ikhwan Arief, 2014).
8. Bahan Pengikat
Ada enam jenis-jenis bahan dari pengikat yang umum atau biasa
digunakan, antara lain :
Kelompok 6
A. Vitrified (keramik).
Merupakan bahan pengikat yang paling banyak digunakan. Porositas
dan kekuatan dari batu gerinda yang dihasilkan memungkinkan untuk
digunakan pada proses penggerindaan dengan kecepatan pembuangan
geram yang besar dan ketelitian bentuk dari produk cukup baik.
C. Rubber.
Terutama dipakai pada saat dalam proses pengerjaan penggerindaan
dengan hasil yang kehalusan permukaan yang tinggi seperti alur dari
bantalan peluncur.
D. Shellac.
Memungkinkan penggerindaan yang halus seperti halnya pada
pengerjaan akhir dari produk baja.
E. Silicate.
Hanya digunakan untuk menggerinda mata pahat, karena panas yang
ditimbulkan harus serendah mungkin untuk menghindari kehangusan pada
ujung pahat yang runcing. Serbuk abrasive mudah terlepas sehingga hanya
sesuai bagi batu gerinda yang besar. (Ikhwan Arief, 2014).
9. Dimensi Bentuk
Dimensi dan bentuk batu gerinda yang dipilih dapat disesuaikan dengan
jenis dari mesin gerindanya, dimensi utamanya, serta dapat dipilih dari jenis
operasi penggerindaannya. Pemilihan bentuk dan dimensi dari batu gerinda
Kelompok 6
tersebut tidak begitu sulit, begitu juga sebaliknya pemilihan karakteristik batu
gerinda hanya memerlukan pertimbangan yang lebih dalam agar gerinda tahan
lama atau lebih awet dalam proses penggerindaannya. Ada juga beberapa
faktor-faktor yang dalam menentukan jenis batu gerinda yang sesuai dengan
jenis pekerjaannya antara lain :
Kelompok 6
Kekasaran permukaan tergantung pada kondisi pemotongan mesin
gerinda, karena ketelitian bentuk benda kerja dicapai dengan pemakanan yang
terjadi. Proses pemotongan benda kerja mengakibatkan temperatur menjadi
lebih tinggi, sehingga diperlukan cairan pendingin untuk mengurangi
peningkatan temperatur tersebut. Temperatur sangat berpengaruh terhadap
kekasaran permukaan benda kerja, karena peningkatan yang tinggi pada
temperatur dapat mengakibatkan efek yang merugikan pada permukaan.
Kelompok 6
11. Teknik Perawatan Perkakas Pemesinan
Tahap Analisis. Hasil dari tahapan ini adalah beberapa kebutuhan atau
tuntutan yang harus dipenuhi dalam pengembangan mesin universal
cylindrical grinding attachment, kebutuhan akan fungsi mesin yaitu bisa
menggerinda internal dan eksternal, kekuatan mesin, kemudahan dalam proses
assembly komponen mesin, kemudahan dalam proses setting pada mesin
bubut dan kinerja mesin.
Kelompok 6
BAB III
METODOLOGI PRAKTIKUM
2)
1)
4)
3)
6)
5)
1) Wheel guard
2) Dinamo penggerak
Kelompok 6
3) Mika pelindung
5) Saklar On/Off
6) Tool Rest
Tool Rest berfungsi untuk menyangga atau menyokong suatu
benda kerja yang akan di gerinda jika ukurannya cukup panjang.
B. Sarung Tangan
Kelompok 6
C. Face Shield
D. Masker
E. Apron Set
Kelompok 6
F. Penggaris Siku
G. Sepatu Safety
Kelompok 6
I. Pipa Besi 1,25inch
2. Prosedur Praktikum
Adapun prosedur yang digunakan pada praktikum Grinding adalah sebagai
berikut.
Kelompok 6
B. Saat Menjalankan Mesin
1) Menyalakan mesin dengan menekan tombol switch on
2) Melakukan pengerindaan secara perlahan untuk menghindari
kerusakan batu grinding dan kerusakan pada benda kerja.
3) Merapikan sisi baju, Gelang Tangan, Jam Tangan atau yang dapat
terkena mesin grinding terutama pada bagian Pergelangan lengan yang
mudah tersangkut, serta singkirkan benda yang dapat menghalangi
proses penggerindaan untuk menghindari kecelakaan.
4) Mendinginkan benda kerja ketika mengalami panas akibat dari proses
penggeridaan, dengan cara dicelupkan ke cairan pendigin atau air.
5) Mematikan mesin jika terjadi gangguan.
Kelompok 6
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
1. Hasil
Mesin gerinda merupakan suatu alat yang digunakan untuk proses
pengikisan logam secara abrasif melalui gesekan antara material abrasif
dengan benda kerja (logam). Pada mesin gerinda, putaran batu pengasah pada
penyayatan benda kerja diperlukan putaran kecepatan pemotongan yang
sangat tinggi. Mesin gerinda digunakan untuk pengasahan benda kerja yang
bulat, pengasahan benda kerja permukaan rata, pengasahan benda kerja
bentuk, dan pengasahan pahat pemotong (cutting tool) mesin-mesin perkakas.
Kelompok 6
2. Pembahasan
Pada saat melakukan praktikum, dapat dilhat faktor-faktor yang
mempengaruhi proses operasi grinding diantaranya adalah sebagai berikut :
A. Bentuk butiran bahan jika ukuran butiran yang akan digrinding lebih
besar maka diperlukan waktu penggerindaan yang lebih lama dan
begitupun sebaliknya.
B. Penggerindaan (grinding) jika ingin menghasilkan bahan menjadi lebih
halus itu dapat dipengaruhi dari jenis mata gerindanya.
C. Jenis bahan yang digerinda akan menentukan waktu penggerindaan, ada
bahan yang keras, sedang, dan bahan yang mudah untuk di gerinda.
D. Bahan-bahan yang digunakan yaitu, plat besi eser (ketebalan 2mm), pipa
besi (diameter 1,2 inch), besi nako (16mm).
Kelompok 6
BAB V
PENUTUP
1. Kesimpulan
Setelah melakukan praktikum grinding ini mahasiswa dapat menyimpulkan
beberapa hal yaitu :
A. Mahasiswa dapat menggunakan alat grinda secara baik dan benar .
B. Plat besi eser di potong atau dibentuk menjadi lingkaran dengan diameter
30 cm.
C. Benda kerja dipoles di gerinda hingga sisi dari plat besi tersebut halus
tidak ada sisa bekas pemotongan.
D. Penggerindaan harus secara perlahan guna menghindari kerusakan batu
grindang dan kerusakan pada benda kerja.
E. Dalam menggunakan mesin harus disesuaikan dulu dengan cara sistem
pengerjaan suatu benda agar hasilnya mampu menjadi sempurna dan presisi
sesuai dengan yang diharapkan.
2. Saran
Setelah melakukan praktikum grinding ini mahasiswa dapat menyarankan
beberapa hal yaitu :
A. Praktikan lebih memperhatikan keselamatan dan kesehatan kerja, yang
berupa penggunaan sepatu safety, sarung tangan, kaca pelindung dan lain
sebagainya, agar selalu aman dalam melakukan praktikum.
B. Memperhatikan kebersihan alat secara teliti.
C. Berhati-hati dalam melakukan praktikum yang sedang berjalan.
D. Menggunakan ear plug walaupun itu tidak diwajibkan.
E. Mengenakan pakaian yang rapi dan tidak mengenakan aksesoris tidak
penting guna menghindari kecelakaan akibat mesin grinding.
DAFTAR PUSTAKA
Kelompok 6
Afrian, A. 2016. Pengaruh Feeding dan cutting Fluid Terhadap kekasaran
Permukaan Baja EMS 45 Pada Proses Surface Grinding . 12.
Ikhwan Arief, A. N. 2014. Indikator Proses Utama Pada Proses Ginding Dengan
Pendekatan Manajemen Pengetahuan. Jurnal Optimasi Sistem Industri,
743-749.
Kelompok 6