Anda di halaman 1dari 19

CRITICAL BOOK REPORT

“TEKNIK MENGIKIR”
Dosen Pengampu: Drs. Robert Silaban, M.Pd

Disusun Oleh:
Jeremy Sidabutar (5233220011)
Alpryano Rahel Almosera Rajagukguk (5233220013)
Rico Harvesto Nainggolan (5233220030)
Kevin Aritonang (5233220021)
Daniel Jordan Malau (5233220018)

JURUSAN TEKNIK MESIN


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
MEDAN
2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur penyusun ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena berkatnya
kami dapat menyelesaikan tugas Critical Book Report ini. Meskipun banyak hambatan
yang kami alami dalam proses pengerjaannya, tetapi kami mampu menyelesaikan Critical
Book Repot ini tepat waktu. Oleh karena itu, kami berharap Critical Book Report ini dapat
menjadi sesuatu yang berguna bagi kita bersama. Penyusun menyadari bahwa Critical
Book Report ini masih jauh dari kesempurnaan, untuk itu kami sangat mengharapkan kritik
dan saran membangun guna kesempurnaan Critical Book Report ini. Semoga Critical Book
Report ini dapat menjadi sarana pemilihan referensi belajar bagi para pembaca yang ingin
membahas lebih lanjut mengenai teknik mengikir.

Medan, 03 September 2023

Tim Penyusun

i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ............................................................................................................ i

DAFTAR ISI ......................................................................................................................... ii

BAB I..................................................................................................................................... 1

PENDAHULUAN ................................................................................................................. 1

1. 1 Latar Belakang ........................................................................................................ 1

1. 2 Rumusan Masalah ................................................................................................... 1

1. 3 Tujuan ..................................................................................................................... 1

BAB II ................................................................................................................................... 2

PEMBAHASAN.................................................................................................................... 2

2. 1 Identitas Buku ......................................................................................................... 2

2. 2 Ringkasan Isi Buku ................................................................................................. 2

2. 3 Perbandingan ........................................................................................................ 13

BAB III ................................................................................................................................ 14

KESIMPULAN ................................................................................................................... 14

3. 1 Kekurangan ........................................................................................................... 14

3. 2 Kelebihan .............................................................................................................. 14

3. 3 Kesimpulan ........................................................................................................... 14

3. 4 Saran ..................................................................................................................... 14

DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................................... 15

ii
BAB I

PENDAHULUAN
1. 1 Latar Belakang
Pada dasarnya prakti kerja bangku merupakan proses kerja yang dilakukan secara
manual. Pekerjaan ini meliputi mengikir, mengebor, menggergaji, mengelas, dan
sebagainya.
Mempelajari kerja bangku ini sangat bermanfaat bagi mahasiswa maupun peserta didik
di tingkat SMK dikarenakan berguna untuk melatih kedisiplinan, keterampilan, kesabaran,
keuletan, dan tanggung jawab dalam menggunakan perkakas tangan selama bekerja.Selain
itu, praktek kerja bangku juga berguna untuk melatih mahasiswa ataupun peserta didik
agar mampu dalam menggunakan alat kerja dengan baik dan benar serta mampu
menghasilkan benda kerja dengan standar yang telah ditentukan.
Bedasarkan penjelasan singkat diatas terdapat satu pekerjaan yang tergolong dalam
kompetensi kerja bangku yaitu mengikir. Mengikir adalah kegiatan menyayat atau
mengikis benda kerja sehingga benda tersebut mencapai bentuk dan ukuran yang
diinginka. Jenis pekerjaan ini dilakukan dengan berbantuan alat yang disebut kikir.
Berdasarkan pemaparan diatas, penulis akan membandingkan dua buku yang
membahas tentang Teknik Mengikir untuk mendapatkan pengetahuan baru mengenai
materi Teknik Mengikir dalam bentuk Critical Book Report yang nantinya dapat menjadi
referensi sumber belajar dari sumber buku yang berbeda.

1. 2 Rumusan Masalah
1. Bagaimana perbedaan hasil mengikir dari macam-macam bentuk kikir?
2. Bagaimana sikap dalam mengikir?
3. Bagaimana cara memegang kikir?
4. Apakah ada aturan arah dalam mengikir?

1. 3 Tujuan
1. Mengetahui ketentuan alat kerja dalam hal ini kikir.
2. Mengetahui teknik mengikir yang baik.

1
BAB II

PEMBAHASAN
2. 1 Identitas Buku
A. Buku I
Judul : Teknologi Mekanik
Penulis : Agung Setyobudi
Editor : Arif Firdaus
Tahun Terbit : 2013
Kota Terbit: Jakarta

B. Buku II
Judul : Teknik Dasar Pengerjaan Logam
Penulis : Dadang
Editor : Suwardi, Tarkina
Tahun Terbit : 2013
Kota Terbit: Jakarta

2. 2 Ringkasan Isi Buku


A. Buku I
Mengikir adalah pekerjaan memotong sebagian permukaan benda kerja menjadi rata
dan mengkilap serta sangat memerlukan keterpaduan antara rasa dan ketrampilan tangan
didalam mendorong, menekan serta menarik sampai mendapatkan hasil kerja sesuai
dengan kriteria tertentu.

Masukkan tangkai kikir pada lubang tersebut dan beri pukulan ringan, dan terakhir
pukulkan gagang kikir pada landasan yang keras. Memasang gagang kikir harus kuat dan
lurus terhadap tangkai/puting kikir. Untuk melepas gagang kikir gunakan ragum dengan

2
cara membuka ragum secukupnya asal bilah kikir dapat masuk.

Menggunakan kikir haruslah sesuai dengan bentuknya seperti yang dicontohkan dalam
gambar berikut ini.
Kikir Datar:

Kikir Bujur Sangkar:

Kikir Segitiga:

Kikir Bulat:

Kikir Setengah Bulat:

3
Posisi Ragum
 Ketinggian permukaan ragum minimal
menyentuh siku pekerja yang sedang berdiri.
 Jarak maksimal kira-kira 5 sampai 8 cm
jarak antara permukaan ragum dengan siku
pekerja yang sedang berdiri.
 Mulut ragum berfungsi untuk menjepit kuat
benda kerja

Posisi Kaki Pekerja


 Kemiringan kaki kiri 30° sementara itu Kemiringan kaki
kanan 75°
 Arah pemotongan dan pandangan selama mengikir ke arah
ragum.
 Selama mengikir, pekerja berdiri disebelah kiri ragum
dengan kaki tetap pada tempatnya.
Gerakan Badan Pekerja
a. Posisi awal pengikiran
Pekerja memposisikan badan, kaki, arah pandangan kedepan
dan tata cara memegang kikir dalam kondisi siap mengikir.

4
. Proses mengikir
 Badan agak condong kedepan agar memudah kan menggerakkan
badan kedepan dan kebelakang
 Pada saat pengikiran, bobot badan diletakkan pada gerakan lengan
maju, menekan dan memotong.
 Arah gerakan kikir maju mundur berulang-ulang, merata keseluruh
permukaan bidang benda kerja.
 Gerakan memotong pada saat maju dan menekan, sedangkan
gerakan kebelakang adalah penarikan tanpa tekanan.
c. Akhir pengikiran
 Jika sampai pada ukuran yang ditentukan, pekerja boleh mengganti
kikir yang lebih halus.
 Kikir halus diperlukan untuk membentuk pelicinan permukaan agar
tampak halus, rata dan mengkilap.
 Gerakan kikir hanya diperlukan dengan tangan.

Cara Memegang Kikir


Kikir ukuran besar:
 Tangan kanan, menggenggam kikir dengan erat dan melakukan
gerakan kerja mendorong dan menarik kikir berulang-ulang
selama proses pengikiran
 Tangan kiri, diletakkan pada ujung gerakan kikir dan mengatur
tekanan pada gerakan maju dan mundur
Kikir ukuran menengah:
 Pegangan kikir digenggam dengan tangan kanan dan ibu jari
dan telunjuk tangan kiri menentukan gerakan kikir
Kikir ukuran kecil:
 Digenggam hanya tangan kanan untuk gerakan kikir dan
dituntun dengan ibu jari atau telunjuk tangan kiri diletakkan
secara ringan pada ujung kikir.
Kikir pelicinan:
 Pada pelicinan sebaiknya kikir pelicin dibubuhi atau diolesi kapur atau minyak pada
permukaan benda kerja

5
 Cara memegang kikir seperti pada gambar disamping.
 Penggosokan runcingan dilangsungkan dengan kikir yang arahnya memanjang atau
dimiringkan kesamping.
Arah Mengikir Permukaan Benda Kerja
Mengikir Rata
a. Mengikir memanjang
 Gerakan kikir sejajar dengan lebar benda kerja.
 Kerugian apabila benda kerja panjang, tidak seluruh
permukaan terkikis semuanya karena rautan kikir
terbatas.
b. Mengikir melintang
 Gerakan kikir melintang 90° dari lebar benda kerja.
 Jika menggunakan kikir besar kemungkinan tambah
banyak permukaan yang terkikis.
 Kerugian waktu pengikiran terlalu lama, karena
bidang yang dikikir menjadi panjang.
c. Mengikir menyilang
 Gerakan kikir menyilang 45° dari permukaan benda
kerja.
 Selanjutnya gerakan kikir dibalik arahnya.
 Kegunaan mengikir menyilang adalah untuk
mendeteksi hasil kerataan kikiran pada tahap gerakan
kikir pertama
Mengikir Radius Luar
Ketika mengikir bidang luar yang melengkung pada satu sisi, bekerjalah secara
sistematis. Mula-mula gambarkan radius tersebut dengan memakai jangka penggores,
kemudian bentuk bulatan dengan jalan mengikis sebanyak mungkin pada bidang datar
sampai hampir mendekati garis goresan.
Untuk dapat memperoleh pandangan yang baik terhadap benda kerja, perhatikan
setiap bidang kecil dengan arah kikiran yang berlainan. Setelah itu bidang tersebut dapat
dikikir kedalam bentuk yang melengkung sesuai dengan radius yang sudah digambar.

6
Mengikir Radius Kedalam (Cekung)
Untuk mengikir bidang cekung dalam yang melengkung ke satu sisi, pilihlah jenis
kikir setengah bundar dengan bagian bulat yang mungkin cocok dengan bentuk
kelengkungan tersebut.
Gerakan kikir ketika mengikir harus didorong maju memotong bersamaan pula
dengan menggerakkan kikir kesamping

PEMERIKSAAN KERATAAN, KESIKUAN, DAN KESEJAJARAN


Memeriksa kerataan permukaan benda kerja dapat menggunakan mistar baja atau
mal kerataan (straight gauge) dengan cara merapatkan sisi mistar/mal pada permukaan
benda kerja dari berbagai arah (digonal, membujur, dan melintang). Indikator kerataan
yaitu jika diantara mistar/mal dan permukaan benda kerja tidak ada celah cahaya yang
tampak.

Memeriksa kesikuan antara dua bidang permukaan benda kerja yang saling
berpotongan 90 dapat menggunakan siku-siku yaitu dengan cara merapatkan siku-siku

7
pada dua bidang permukaan yang diperiksa. Indikator kisikuan jika sepanjang sisi siku-
siku rapat pada permukaan benda kerja dan tanpa celah cahaya

Memeriksa kesejajaran dua permukaan bidang benda kerja yang saling berseberangan
dapat menggunakan jangka sorong atau jangka bengkok, yaitu dengan cara merapatkan
kedua rahang jangka sorong pada permukaan yang diperiksa. Indikator kesejajarannya jika
kedua rahang jangka sorong rapat pada permukaan benda kerja tanpa celah cahaya.

MEMBERSIHKAN KIKIR
a. Lekukan gigi kikir tidak boleh dibersihkan dengan runcingan yang keras, melainkan
hanya dengan pelat baja yang lunak atau pelat kuningan. Penyikatan dengan sikat kikir
dilakukan kearah guratan kikir.
b. Kikir yang sudah dilumuri minyak harus dibersihkan dengan minyak tanah.
c. Minyak yang mengering harus disingkirkan dengan penyikatan kikir agak dipanaskan.
d. Kikir yang dilengketi cat minyak harus dibersihkan dengan larutan terpentin.

8
B. Buku II
Peralatan utama dalam kegiatan mengikir adalah kikir. Dimuka telah dijelaskan bahwa
kikir terbuat dari baja perkakas berkarbon tinggi. Bentuk kikir dapat dilihat seperti gambar
berikut.

Untuk memasang dan melepas gagang atau pegangan kikir harus dengan cara yang
benar dan aman. Pertama-tama ukur panjang dan penampang tangkai kikir yang akan
diberi gagang. Kemudian siapkan gagang kikir dengan memberi lubang awal dengan
ukuran yang sesuai dengan ukuran tangkai kikir. Perhatikan gambar berikut!

Masukkan tangkai kikir pada lubang tersebut dan beri pukulan ringan, dan terakhir
pukulkan gagang kikir pada landasan yang keras. Memasang ga gang kikir harus kuat dan
lurus terhadap tangkai/puting kikir. Untuk melepas gagang kikir gunakan ragum dengan
cara membuka ragum secukupnya asal bilah kikir dapat masuk.

Menggunakan kikir haruslah sesuai dengan bentuknya seperti yang dicon tohkan
dalam gambar berikut ini.
1. Kikir Datar

9
2. Kikir Bujur Sangkar

3. Kikir Segitiga

4. Kikir Bulat

5. Kikir Setengah Bulat

Gigi Kikir:
Gigi kikir dibentuk melalui pemahatan pada bilah kikir. Untuk pengikiran
kelompok logam ferro umumnya menggunakan kikir dengan pahatan/guratan ganda.
Pahatan yang pertama adalah pahatan dalam, bersudut 70 ter hadap garis tengah kikir
dan yang kedua adalah pahatan dangkal, menyilang terhadap pahatan pertama dan bersudut
45 terhadap garis tengah kikir.

Sikap dalam Mengikir


Posisi kaki
Selama kegiatan mengikir peserta harus selalu berdiri disebelah kiri ragum dengan
posisi kaki sedemikian rupa dan tetap pada tempatnya, jarak antara kaki kanan dan kiri
menyesuaikan dengan panjang kikir yang sedang digunakan. Jika dilihat dari atas, maka
posisi telapak kaki kiri terhadap poros ragum sebesar ± 30 dan kaki kanan sebesar ± 75.

10
Perhatikan gambar berikut

Setelah posisi kaki benar, bagaimana gerakan dalam mengikir. Gerakan mengikir
yang benar adalah gerakan kedua tangan yang diikuti oleh ayunan badan supaya gerakan
kedepan mendapatkan tekanan yang memadai. Gerakan harus maksimal sepanjang kikir
dan jumlah gerakan kedepan (pemotongan) kurang lebih 40 – 50 gerakan per menit.

Pemegangan Kikir
Secara normal tangan kanan memegang gagang kikir dengan mantap dan memberikan
tekanan pada ujung gagang kikir dengan bagian tengah telapak tangan. Ibu jari terletak di
atas dan jari-jari lainnya di bawah gagang. Sedangkan tangan kiri diletakkan pada ujung
kikir dengan cara meletakkan telapak tangan dan ibu jari diatas ujung kikir, sedangkan jari-
jari yang lain merapat dilipat kebawah tanpa memegang ujung kikir.

11
Arah pengikiran
Pengikiran dapat dilakukan dalam berbagai arah, yaitu pengikiran menyilang,
memanjang, dan melintang. Pengikiran menyilang yaitu dilakukan dalam dua arah
pengikiran, arah pertama posisi kikir 45 terhadap benda kerja dan arah kedua posisi kikir
90 terhadap arah kikir yang pertama. Pengikiran memanjang jika arah pengikiran sejajar
dengan panjang benda kerja. Pengikiran melintang jika arah pengikiran melintang terhadap
panjang benda kerja.

Pemeriksaan Kerataan, Kesikuan, dan Kesejajaran


Memeriksa kerataan permukaan benda kerja dapat menggunakan mistar baja atau mal
kerataan (straight gauge) dengan cara merapatkan sisi mistar/ mal pada permukaan benda
kerja dari berbagai arah (digonal, membujur, dan melintang). Indikator kerataan yaitu jika
diantara mistar/mal dan per mukaan benda kerja tidak ada celah cahaya yang tampak

Memeriksa kesikuan antara dua bidang permukaan benda kerja yang saling
berpotongan 90 dapat menggunakan siku-siku yaitu dengan cara merapat kan siku-siku
pada dua bidang permukaan yang diperiksa. Indikator kisikuan jika sepanjang sisi siku-
siku rapat pada permukaan benda kerja dan tanpa celah cahaya.

Memeriksa kesejajaran dua permukaan bidang benda kerja yang saling berseberangan
dapat menggunakan jangka sorong atau jangka bengkok, yaitu dengan cara merapatkan

12
kedua rahang jangka sorong pada permukaan yang diperiksa. Indikator kesejajarannya jika
kedua rahang jangka sorong rapat pada permukaan benda kerja tanpa celah cahaya.

Tinggi Bangku Kerja


Tinggi bangku kerja (ragum) yang tidak sesuai (ketinggian atau kerendahan) akan
mempengaruhi ketahanan kerja maupun mutu hasil kerja. Oleh karena itu perlu dipilih
yang sesuai dengan tinggi badan penggunanya. Syarat ketinggian ragum yaitu jika kita
mengayunkan siku tangan kita maka tidak sampai menyentuh bagian atas dari ragum. Jika
ragum terlalu tinggi maka perlu disiapkan balok pijakan yang sesuai.

2. 3 Perbandingan
A. Materi
Dilihat dari segi penyampaian materi, kedua buku memiliki banyak
kesamaan materi akan tetapi pada buku I terdapat materi tambahan yang tidak ada
pada buku II yaitu mengenai cara membersihkan kikir. Maka dapat disimpulkan
bahwa buku I terlihat lebih lengkap dalam menjelaskan mengenai teknik mengikir.
B. Lembar Praktek
Ditinjau dari pemberian lembar kerja, buku I memberikan lembar kerja
setelah semua materi selesai disampaikan sementara itu pada buku II lembar kerja
diberikan langsung setelah pemberian materi.
C. Variasi Soal
Variasi soal yang diberikan oleh buku I beragam diantaranya essay,
eksperimen hingga evaluasi, sementara itu pada buku II jenis soal yang diberikan
hanyalah tes formatif.

13
BAB III

KESIMPULAN
3. 1 Kekurangan
Buku I: Variasi soal yang diberikan sudah cukup banyak tetapi penempatan soal di
akhir penjelasan materi dengan jumlah soal yang sedikit masih kurang tepat sehingga
pembaca perlu mencari sumber lain sebagai referensi untuk berlatih soal.
Buku II: Materi yang diberikan sudah cukup lengkap akan tetapi setelah dibandingkan
dengan buku utama ternyata buku II masih memeiliki materi yang kurang sehingga
pembaca perlu mencari referensi belajar lain.

3. 2 Kelebihan
Buku I: Bobot materi yang diberikan sudah cukup lengkap serta layout penulisan
sangat memudahkan pembaca dalam memahami isi tulisan.
Buku II: Penempatan soal setelah materi sangat membantu pembaca untuk memahami
hasil bacaannya sebelumnya.

3. 3 Kesimpulan
Berdasarkan paparan diatas dapat disimpulkan bahwa buku Teknologi Mekanik
karya Agung Setyobudi dapat digunakan sebagai sumber belajar materi Teknik
Mengikir dikarenakan materi yang diberikan sudah cukup lengkap selain itu soal yang
diberikan juga cukup bervariasi. Akan tetapi, buku Teknik Dasar Pengerjaan Logam
karya Dadang juga dapat digunakan sebagai buku pendukung dalam mempelajari
teknik mengikir.

3. 4 Saran
Demikian yang dapat penulis paparkan mengenai Critical Book Report materi teknik
mengikir yang sekiranya dapat menjadi pertimbangan pembaca dalam memilih rujukan
belajar teknik mengikir. Penulis mengharapkan kritik dan saran membangun dari
pembaca demi kesempurnaan riview ini. Semoga kelemahan-kelemahan dalam buku ini
dapat diperbaiki agar dapat digunakan sebagai referensi penelitian ataupun untuk
kegiatan lainnya.

14
DAFTAR PUSTAKA
Dadang. (2013). Teknik Dasar Pengerjaan Logam. Jakarta: Kementrian Pendidikan &
Kebudayaan.
Setyobudi, A. (2013). Teknologi Mekanik. Jakarta: Kementrian Pendidikan & Kebudayaan.

15

Anda mungkin juga menyukai