4. Jelas
Kejeasan dalam imformasi kepada pihak-pihak yang akan memeriksa kertas kerja perlu
diusahakan oleh akuntan. Penggunaan ini istilah yang menimbulkan arti ganda perlu
dihindari. Penyajian imformasi secara sistematik perlu dilakukan.
5. Rapi
Kerapian dalam pembuatan kertas kerja dan keteraturan penyusunan kertas kerja akan
membantu akuntan senior dalam menelaah hasil pekerjaan stafnya serta memudahkan
memperoleh imformasi dari kertas kerja tersebut.
C. Tipe Kertas Kerja
1. Program Pemerisaan (Audit Program)
Merupakan daftar prosedur pemeriksaan untuk struktur rinci untuk mengumpulkan tipe bukti
pemeriksaan tertentu yang harus diperoleh pada saat tertentu dalam pemeriksaannya.
2. Working Trial Balance
Suatu daftar yang berisi saldo-saldo rekening buku pada akhir tahun pemeriksaan dan pada
akhir tahun sebelumya, kolom-kolom adjustment dan penggolongan kembali yang diusulkan
oleh akuntan, serta saldo-saldo yang telah dikoreksi akuntan yang akkan nampak dalam
laporan keuangan yang telah diperiksa akuntan.
3. Ringkasan Jurnal Adjustment
Dalam proses pemeriksaannya, akuntan mungkin memnjumpai kesalahan-kesalahan dalam
laporan keunagan dan catatan catatan akuntan kliennya, untuk memperbaiki membuat draft
jurnal adjustment yang nantinya akan dibicarakan dengan kliennya, dan disamping itu
akuntan membuat penggolongan kembali, untuk unsur, yang, meskipun tidak salah dicatat
oleh klien, tetapi demi kepentingan penyajian laporan keuangan yang wajar harus
digolongkan kembali.
4. Daftar Utama (Lead Schudule atau Top Schudule)
Adalah kertas kerja yang digunakan untuk meringkas imformasi yang dicatat dalam daftar
pendukung untuk rekening-rekening yang berhubungan. Ini digunakan untuk
menggabungkan rekening-rekening buku besar yang sejenis, jumlah saldonya akan
dicamtumkan didalam laporan keuangan dalam satu jumlah.
5. Daftar Pendukung (Supporting Schedule)
Dalam daftar pendukung ini harus mencamtumkan pekerjaan yang telah dilakukan oleh
akuntan dalam memverifikasi dan menganalisis unsur-unsur yang telah dicamtumkan dalam
daftar tersebut, metode verifikasi yang digunakan pertanyaan yang timbul dalam
pemeriksaan, serta jawaban atas pertanyaan tersebut.
D. Pemberian Indeks Pada Kertas Kerja
Setiap auditor mempunyai cara sendiri dalam memberikan indeks kertas kerja. Faktor-faktor
yang yang harus diperhatikan dalam pemberian indeks kertas kerja adalah sebagai berikut:
1. Setiap kerja harus diberi indeks, dapat disudut atas atau disudut bawah
2. Peencamtuman indeks silang (cross index) harus dilakukan sebagai berikut:
a. Indeks silang dari skedul pendukung ke skedul utama.
Rincian yang tercantum dalam suatu skedul pendukung diberi indeks silang dengan
menunjukan indeks skedul utama yang berkaitan yang memuat jumlah tersebut.
b. Indeks silang dari skedul akan pendapatan biaya.
Sering kali analisis akun nerasa berhubungan dengan analisis akun laba-rugi. Oleh karena itu
kertas kerja yang berhubungan dengan akun nerasa harus diberi indeks silang dengan kertas
kerja yang berhubungan dengan akun laba-rugi.
c. Indeks silang antar skedul pendukung.
Sering kali skedul pendukung tertentu memuat imformasi yang berkaitan dengan imformasi
lain yang tercantum dalam skedul pendukung lain. untuk saling menghubungkan imformasi
diperlukan indeks silang antar skedul pendukung.
6. Copy notulen rapat direksi, pemegang saham, dan komete-komete yang berbentuk klien.
Pembentukan arsip pamanen mempunyai tiga tujuan yaitu:
1. Untuk mengsegar ingatan auditor mengenai imformasi yang akan digunakan dalam audit
tahun-tahun mendatang.
2. Untuk memberikan ringkasan mengenai kebijakan dan organisasi klien bagi staf yang baru
pertama kali menangani audit laporan keuangan klien tersebut.
3. Untuk menghindari pembuatan kertas kerja yang sama dari tahun ketahun.
audit.
Pembuatan kertas kerja
Ada empat teknik dasar yang digunakan dalam pembuatan kertas kerja yaitu :
Pembuatan heading yang berisi nama klien dan judul untuk mengidentifikasikan
isi kertas kerja serta tanggal neraca atau periode audit.
Nomor indeks yang dimaksudkan untuk memudahkan identifikasi dan referensi
silang antar kertas kerja.
Referensi silang (cross refencing)
Trick mark yang berupa simbol-simbol yang digunakan auditor untuk membuat
referensi penjelasan naratif dimanapun dalam kertas kerja.
Pencantuman tanda tangan pembuat maupun penelaah dan tanggal
pembuatan serta penelaahan.
Isi kertas kerja
Kertas kerja biasanya berisi dokumentasi yang memperlihatkan :
Pemeriksaan telah direncanakan dan disupervisi dengan baik yang
menunjukkan dilaksanakannya standar pekerjaan lapangan yang pertama.
Pemahaman yang memadai atas struktur pengendalian intern telah diperoleh
untuk merencanakan audit dan menentukan sifat, saat, dan lingkup pengujian
yang telah dilakukan.
Bukti audit telah diperoleh, prosedur pemeriksaan yang telah diterapkan dan
pengujian yang telah dilaksanakan yang memeberikan bukti kompeten yang
cukup sebagai dasar yang memadai untuk menyatakan pendapat atas laporan
keuangan auditan yang menunjukkan dilaksanakannya standar pekerjaan
lapangan yang ketiga.
Hal-hal yang harus diperhatikan dalam membuat kertas kerja
Hal-hal yang harus diperhatikan dalam membuat kertas kerja yaitu :
Lengkap
Apabila memenuhi 2 syarat berikut :
Berisi semua informasi pokok
Tidak memerlukan penjelasan lisan sebagai tambahan
Teliti
Kertas kerja yang dibuat auditor harus bebas dari kesalahan, baik kesalahan
penulisan maupun kesalahan dalam penjumlahan. Untuk itu pembuatan kertas
kerja harus dilakukan secara cermat dan teliti.
Ringkas
Apabila hanya berisi informasi pokok dan relevan dengan tujuan pemeriksaan.
Jelas
Harus menggunakan istilah-istilah yang tidak menimbulkan pengertian ganda.
Rapi
Akan mempermudah pemahaman terhadap kertas kerja tersebut.
Prinsip umum yang berkaitan dengan pembuatan dan penyimpanan kertas kerja
yaitu :
Kertas kerja harus mempunyai maksud dan tujuan yang jelas
Hindarkan pekerjaan salin menyalin yang tidak diperlukan
Buktikan keterangan lisan yang diperoleh melalui pengajuan pertanyaan
Jangan meninggalkan suatu pertanyaan tanpa ada jawaban yang jelas
Tuliskan segala masalah relevan yang ditemukan pada saat melaksanakan audit
Kertas kerja akan mengandung kekurangan apabila tidak terdapat beberapa ciri
berikut :
Kertas kerja harus dapat memberi bukti bahwa struktur pengendalian intern
telah diperiksa.
Kertas kerja harus dapat memperjelas permasalahan yang dikemukakan pada
waktu audit sebelumnya.
Satu kertas kerja harus mempunyai hubungan erat dengan kertas kerja lainnya.
Kertas kerja harus dapat menjelaskan prosedur audit yang diikuti auditor
Kertas kerja harus dapat memberi bukti bahwa auditor telah melakukan
pemeriksaan transaksi setelah tanggal neraca.
Kertas kerja harus dapat digunakan untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan
yang diajukan klien.
Tipe kertas kerja
Ada 7 tipe kertas kerja audit :
1. Program audit
Merupakan daftar prosedur audit untuk pemeriksaan elemen-elemen tertentu.
Yang dicantumkan dalam program audit yaitu :
Pemeriksaan yang harus diikuti dalam melakukan verifikasi setiap elemen
yang tercantum dalam laporan keuangan.
Tanggal pelaksanaan prosedur audit.
Paraf pelaksan prosedur audit
Penunjukan indeks kertas kerja yang dihasilkan auditor
2. Working trial balance
Adalah suatu daftar yang berisi saldo berbagai akun buku besar pada akhir tahun
yang diaudit dan pada akhir tahun sebelumnya. Merupakan dasar untuk
pemeriksaan kertas kerja secara individual dan merupakan ringkasan semua
data yang diperoleh selama pemeriksaan.
Kertas kerja neraca saldo merupakan kertas kerja yang paling penting didalam
audit karena :
Menjadi mata rantai penghubung antara akun buku besar klien dan item-item
yang dilaporkan dalam laporan keuangan.
Memberikan dasar untuk mengendalikan seluruh kertas kerja individual
Mengidentifikasikan kertas kerja spesifik yang memuat bukti audit bagi setiap
item laporan keuangan.
3. Jurnal penyesuaian dan pengklasifikasian kembali
Adanya kesalahan perlu dikoreksi dengan membuat jurnal penyesuaian,
sedangakan jurnal pengklasifikasian ini dilakukan untuk memastikan
pengklasifikasian akun yang tepat.
4. Daftar pendukung
Digunakan oleh auditor untuk melakukan verifikasi elemen-elemen yang
terdapat dalam laporan keuangan.
5. Daftar utama
Semua informasi yang dicatat dalam daftar pendukung diringkas dalam daftar
utama, yang merupakan ringkasan akun-akun yang saling berkaitan.
6. Memorandum audit dan dokumentasi informasi penguat
Merupakan data tertulis yang disiapkan auditor dalam bentuk naratif.
7. Skedul dan analisis