Anda di halaman 1dari 10

Patofisiologi

- Demam reumatik adalah suatu hasil respon imunologi abnormal yang disebabkan
oleh kelompok kuman A beta-hemolitic treptococcus yang menyerang pada pharynx
- Streptococcus diketahui dapat menghasilkan tidak kurang dari 20 prodak
ekstrasel; yang terpenting diantaranya ialah streptolisin O, streptolisin S,
hialuronidase, streptokinase, difosforidin nukleotidase, deoksiribonuklease serta
streptococca erythrogenic toxin. Produk-produk tersebut merangsang timbulnya
antibodi. Demam reumatik yang terjadi diduga akibat kepekaan tubuh yang
berlebihan terhadap beberapa produk tersebut.
- Sensitivitas sel B antibodi memproduksi antistreptococcus yang membentuk imun
kompleks. Reaksi silang imun komleks tersebut dengan sarcolema kardiak
menimbulkan respon peradangan myocardial dan valvular. Peradangan biasanya
terjadi pada katup mitral, yang mana akan menjadi skar dan kerusakan permanen.
- Demam rematik terjadi 2-6 minggu setelah tidak ada pengobatan atau
pengobatan yang tidak tuntas karena infeksi saluran nafas atas oleh kelompok
kuman A betahemolytic.
- Mungkin ada predisposisi genetik, dan ruangan yang sesak khususnya di ruang
kelas atau tempat tinggal yang dapat meningkatkan risiko.
- Penyebab utama morbiditas dan mortalitas adalah fase akut dan kronik dengan
karditis.
http://httpyasirblogspotcom.blogspot.com/2009/04/asuhan-keperawatan-pada-anakdengan.html
E. Pemeriksaan diagnostik
- Riwayat adanya infeksi saluran nafas atas dan gejala
- Positif antistretolysin titer O
- Positif stretozyme positif anti uji DNAase B
- Meningkatnya C-reaktif protein
- Meningkatnya anti hyaluronidase, meningkatnya sedimen sel darah merah
(eritrosit)
- Foto rontgen menunjukkan pembesaran jantung
- Elektrokardiogram menunjukkan arrhtythmia E
- Ehocardiogram menunjukkan pembesaran jantung dan lesi
F. Penatalaksanaan teraupetik
- Pemberian antibiotik
- Mengobati gejala peradangan, gagal jantung, dan chorea
- Pilihan pengobatan adalah antibiotik pencillin dan anti peradangan misalnya;
aspirin atau penggantinya untuk 2-6 minggu.
G. Penatalaksanaan perawatan
a. Pengkajian
Riwayat penyakit

Monitor komplikasi jantung (CHF dan arrhythmia)


Auskultasi jantung; bunyi jantung melemah dengan irama derap diastole
Tanda-tanda vital
Kaji adanya nyeri
Kaji adanya peradangan sendi
Kaji adanya lesi pada kulit
b. Diagnosa keperawatan
1. Kurangnya pengetahuan orang tua/ anak berhubungan dengan pengobatan,
pembatasan aktivitas, risiko komplikasi jantung
2. Tidak efektif koping individu berhubungan dengan kondisi penyakit
3. Nyeri berhubungan dengan polyartritis.
4. Risiko ijury berhubungan dengan infeksi streptococcus
c. Perencanaan
1. Orang tua dan anak akan memahami tentang regimen pengobatan dan
pembatasan aktivitas.
2. Anak tidak akan menunjukakan stress emosional dan dapat menggunakan
strategi koping yang efektif
3. Anak dapat menunjukkan dalam pengontrolan nyeri sesuai tingkat kesanggupan.
4. Anak akan memperlihatkan tidak adanya gejala-gejala sakit menelan untuk
pertama kali atau tidak ada injury
d. Imlementasi
1. Mencegah atau mendeteksi komplikasi
Auskultasi bunyi jantung untuk mengetahi adanya perubahan irama
Pemberian antibiotik sesuai program
Pembatasan aktivitas sampai manifestasi klinis demam reumatik tidak ada dan
berikan periode istirahat.
Berikan terapi bermain yang sesuai dan tidak membuat lelah.
2. Support anak dalam pembatasan aktivitas
Kaji keinginan untuk bermain sesuai dengan usia dan kondisi
Buat jadual aktivitas dan istirahat
Ajarkan untuk partisipasi dalam aktivitas kebutuhan sehari-hari
Ajarkan pada anak/ orang tua bahwa pergerakan yang tidak disadari adalah
dihubungkan dengan Chorea dan temporer.
3. Memberikan kontrol nyeri yang adekuat
Kaji nyeri dengan skala
Pemberian analgeik, anti peradangan dan antipiretik sesuai program
Reposisi untuk mengurangi stress sendi
Berikan terapi hangat dan dingin pada sendi yang sakit
Lakukan distraksi misalnya; teknik relaksasi dan hayalan.
4. Mencegah infeksi dan injury
Monitor temperatur setiap 4 jam selama dirawat.
Pemberian antibiotik sesuai program
Lihat juga dalam perencanaan pemulangan
Anak diistirahatkan

e. Perencanaan pemulangan
Berikan informasi tentang kebutuhan aktivitas bermain yang sesuai dengan
pembatasan, aktivitas
Istirahat 2-6 minggu, bantu segala pemenuhan aktivitas kebutuhan sehari-hari
Jelaskan pentingnya istirahat dan membuat jadual istirahat dan aktivitas sampai
tanda-tanda klinis tidak ada.
Jelaskan terapi yang diberikan; dosis, efek samping, risiko komplikasi jantung
Berikan support lingkungan yang aman, jangan biarkan anak tidur di lantai
Instruksikan untuk menginformasikan jika ada tanda sakit menelan
Tekankan pentingnya kontrol ulang.

Patofisiologi
Menurut hipotesa Kaplan dkk (1960) dan Zabriskie (1966), DR terjadi karena terdapatnya proses
autoimun atau antigenic similarity antara jaringan tubuh manusia dan antigen somatic
streptococcus. Apabila tubuh terinfeksi oleh Streptococcus beta-hemolyticus grup A maka
terhadap antigen asing ini segera terbentuk reaksi imunologik yaitu antibody. Karena sifat
antigen ini sama maka antibody tersebut akan menyerang juga komponen jaringan tubuh dalam
hal ini sarcolemma myocardial dengan akibat terdapatnya antibody terhadap jaringan jantung
dalam serum penderiat DR dan jaringan myocard yang rusak. Salah satu toxin yang mungkin
berperanan dalam kejadian DR ialah stretolysin titer 0, suatu produk extraseluler Streptococcus
beta-hemolyticus grup A yang dikenal bersifat toxik terhadap jaringan myocard.
Beberapa di antara berbagai antigen somatic streptococcal menetap untuk waktu singkat dan
yang lain lagi untuk waktu yang cukup lama. Serum imunologlobulin akan meningkat pada
penderita sesudah mendapat radang streptococcal terutama Ig G dan A.
http://hidayat2.wordpress.com/2009/04/24/askep-penyakit-jantung-rematik-pada-anak/
Pemeriksaan Diagnostik/peninjang
a. Pemeriksaan darah
LED tinggi sekali
Lekositosis
Nilai hemoglobin dapat rendah
b. Pemeriksaan bakteriologi

Biakan hapus tenggorokan untuk membuktikan adanya streptococcus.


Pemeriksaan serologi. Diukur titer ASTO, astistreptokinase, anti hyaluronidase.
c. Pemeriksaan radiologi
Elektrokardoigrafi dan ekokardiografi untuk menilai adanya kelainan jantung.
Diagnosis
Diagnosis demam reumatik akut ditegakkan berdasarkan kriteria Jones yang telah direvisi.
Karena patologis bergantung pada manifestasi klinis maka pada diagnosis harus disebut
manifestasi kliniknya, misalnya demam rematik dengan poliatritis saja. Adanya dua kriteria
mayor, atau satu mayor dan dua kriteria minor menunjukkan kemungkinan besar demam rematik
akut, jika didukung oleh bukti adanya infeksi sterptokokus grup A sebelumnya.

Komplikasi
a. Dekompensasi Cordis
Peristiwa dekompensasi cordis pada bayi dan anak menggambarkan terdapatnya
sindroma klinik akibat myocardium tidak mampu memenuhi keperluan metabolic
termasuk pertumbuhan. Keadaan ini timbul karena kerja otot jantung yang berlebihan,
biasanya karena kelainan struktur jantung, kelainan otot jantung sendiri seperti proses
inflamasi

atau

gabungan

kedua

faktor

tersebut.

Pada umumnya payah jantung pada anak diobati secara klasik yaitu dengan digitalis dan
obat-obat diuretika. Tujuan pengobatan ialah menghilangkan gejala (simptomatik) dan
yang paling penting mengobati penyakit primer.
b. Pericarditis
Peradangan pada pericard visceralis dan parietalis yang bervariasi dari reaksi radang yang
ringan sampai tertimbunnnya cairan dalam cavum pericard.
Pengobatan/penatalaksanaan
Karena demam rematik berhubungan erat dengan radang Streptococcus beta-hemolyticus grup A,
maka pemberantasan dan pencegahan ditujukan pada radang tersebut. Ini dapat berupa :
a. Eradikasi kuman Streptococcus beta-hemolyticus grup A
Pengobatan adekuat harus dimulai secepatnya pada DR dan dilanjutkan dengan
pencegahan. Erythromycin diberikan kepada mereka yang alergi terhadap penicillin.

b. Obat anti rematik


Baik cortocisteroid maupun salisilat diketahui sebagai obat yang berguna untuk
mengurangi/menghilangkan gejala-gejala radang akut pada DR.
c. Diet
Makanan yang cukup kalori, protein dan vitamin.
d. Istirahat
Istirahat dianjurkan sampai tanda-tanda inflamasi hilang dan bentuk jantung mengecil pada
kasus-kasus kardiomegali. Biasanya 7-14 hari pada kasus DR minus carditis. Pada kasus
plus carditis, lama istirahat rata-rata 3 minggu 3 bulan tergantung pada berat ringannya
kelainan yang ada serta kemajuan perjalanan penyakit.
e. Obat-obat Lain
Diberikan sesuai dengan kebutuhan. Pada kasus dengan dekompensasi kordis diberikan
digitalis, diuretika dan sedative. Bila ada chorea diberikan largactil dan lain-lain.
KONSEP KEPERAWATAN
Pengkajian
Lakukan pengkajian fisik rutin
Dapatkan riwayat kesehatan, khususnya mengenai bukti-bukti infeksi streptokokus
antesenden.
Observasi adanya manifestasi demam rematik.
Diagnosa Keperawatan
1. Resiko tinggi penurunan curah jantung berhubungan dengan disfungsi myocardium
2. Peningkatan suhu tubuh (hipertermia) berhubungan dengan proses infeksi penyakit.
3. Nutrisi kurang dari kebutuhan berhubungan dengan mual, muntah, anoreksia.
4. Nyeri berhubungan dengan proses inflamasi.

Rencana Keperawatan
1. Resiko tinggi penurunan curah jantung berhubungan dengan disfungsi myocardium
Tujuan : Pasien dapat menunjukkan perbaikan curah jantung.
Intervensi & Rasional

Beri digoksin sesuai instruksi, dengan menggunakan kewaspadaan yang sudah


ditentukan untuk mencegah toksisitas.
Kaji tanda- tanda toksisitas digoksin (mual, muntah, anoreksia, bradikardia,
disritmia)
Seringkali diambil strip irama EKG
Jamin masukan kalium yang adekuat
Observasi adanya tanda-tanda hipokalemia
Beri obat-obatan untuk menurunkan afterload sesuai instruksi dapat meningkatkan
curah jantung
Untuk mencegah terjadinya toksisitas
Mengkaji status jantung
Penurunan kadar kalium serum akan meningkatkan toksisitas digoksin
2. Peningkatan suhu tubuh (hipertermia) berhubungan dengan proses infeksi penyakit.
Tujuan : Suhu tubuh normal (36 37 C)
Intervensi & Rasional
Kaji saat timbulnya demam
Observasi tanda-tanda vital : suhu, nadi, TD, pernafasan setiap 3 jam
Berikan penjelasan tentang penyebab demam atau peningkatan suhu tubuh
Berikan penjelasan pada klien dan keluarga tentang hal-hal yang dilakukan
Jelaskan pentingnya tirah baring bagi klien dan akibatnya jika hal tersebut tidak
dilakukan
Anjurkan klien untuk banyak minum kurang lebih 2,5 3 liter/hari dan jelaskan
manfaatnya
Berikan kompres hangat dan anjurkan memakai pakaian tipis
Berikan antipiretik sesuai dengan instruksi Dapat diidentifikasi pola/tingkat demam
Tanda-tanda vital merupakan acuan untuk mengetahui keadan umum klien
Penjelasan tentang kondisi yang dilami klien dapat membantu mengurangi
kecemasan klien dan keluarga

Untuk mengatasi demam dan menganjurkan klien dan keluarga untuk lebih
kooperatif
Keterlibatan keluarga sangat berarti dalam proses penyembuhan klien di RS
Peningkatan suhu tubuh mengakibatkan penguapan cairan tubuh meningkat sehingga
perlu diimbangi dengan asupan cairan yang banyak
Kompres akan dapat membantu menurunkan suhu tubuh, pakaian tipis akan dapat
membantu meningkatkan penguapan panas tubuh
Antipiretika yang mempunyai reseptor di hypothalamus dapat meregulasi suhu tubuh
sehingga suhu tubuh diupayakan mendekati suhu normal
3. Nutrisi kurang dari kebutuhan berhubungan dengan mual, muntah, anoreksia.
Tujuan :
Kebutuhan nutrisi klien terpenuhi, klien mampu menghabiskan makanan yang telah
disediakan.
Intervensi Rasional
Kaji faktor-faktor penyebab
Jelaskan pentingnya nutrisi yang cukup
Anjurkan klien untuk makan dalam porsi kecil dan sering, jika tidak muntah teruskan
Lakukan perawatan mulut yang baik setelah muntah
Ukur BB setiap hari
Catat jumlah porsi yang dihabiskan klien
Penentuan factor penyebab, akan menentukan intervensi/ tindakan selanjutnya
Meningkatkan pengetahuan klien dan keluarga sehingga klien termotivasi untuk
mengkonsumsi makanan
Menghindari mual dan muntah dan distensi perut yang berlebihan
Bau yang tidak enak pada mulut meningkatkan kemungkinan muntah
BB merupakan indikator terpenuhi tidaknya kebutuhan nutrisi
Mengetahui jumlah asupan / pemenuhan nutrisi klien
4. Nyeri berhubungan dengan proses inflamasi.
Tujuan : Nyeri berkurang atau hilang
Intervensi Rasional

Kaji tingkat nyeri yang dialami klien dengan memberi rentang nyeri (1-10), tetapkan
tipe nyeri dan respon pasien terhadap nyeri yang dialami
Kaji factor-faktor yang mempengaruhi reaksi pasien terhadap nyeri
Berikan posisi yang nyaman, usahakan situasi ruangan yang tenang
Berikan suasana gembira bagi pasien, alihkan perhatian pasian dari rasa nyeri
(libatkan keluarga)
Berikan kesempatan pada klien untuk berkomunikasi dengan teman/ orang terdekat
Berikan obat-obat analgetik sesuai instruksi Untuk mengetahui berapa tingkat nyeri
yang dialami
Reaksi pasien terhadap nyeri dapat dipengaruhi oleh berbagai factor begitupun juga
respon individu terhadap nyeri berbeda dab bervariasi
Mengurangi rangsang nyeri akibat stimulus eksternal
Dengan melakukan aktifitas lain, klien dapat sedikit melupakan perhatiannya
terhadap nyeri yang dialami
Tetap berhubungan dengan orang-orang terdekat/teman membuat pasien gembira /
bahagia dan dapaty mengalihkan perhatiannya terhadap nyeri
Mengurangi nyeri dengan efek farmakologik
http://hidayat2.wordpress.com/2009/04/24/askep-penyakit-jantung-rematik-pada-anak/
DIAGNOSA KEPERAWATAN
oGangguan rasa nyaman dan nyeri b.d
Gangguan rasa nyaman dan nyeri b.d
nyeri dada sebelah kiri
nyeri dada sebelah kiri
oGangguan nutrisi b.d anoreksia
Gangguan nutrisi b.d anoreksia
oGangguan mobilisasi b.d nyeri
Gangguan mobilisasi b.d nyeri
persendian dan nyeri tekan
persendian dan nyeri tekan
INTERVENSI KEPERAWATAN
INTERVENSI KEPERAWATAN
oKaji penyebab nyeri lebih dalam.
Kaji penyebab nyeri lebih dalam.
oLakukan tirah baring & mobilisasi bertahap
Lakukan tirah baring & mobilisasi bertahap

sesuai dengan keadan jantung.


sesuai dengan keadan jantung.
oBantu klien mengurangi rasa nyeri dg latihan
Bantu klien mengurangi rasa nyeri dg latihan
nafas.
nafas.
oBerikan nutrisi yang sesuai dg diet penyakit
Berikan nutrisi yang sesuai dg diet penyakit
jantung rematik (kolaborasi dg ahli gizi).
jantung rematik (kolaborasi dg ahli gizi).
oPantau tanda-tanda vital setiap saat.
Pantau tanda-tanda vital setiap saat.
oBerikan obat anti inflamasi (kolaborasi dg
Berikan obat anti inflamasi (kolaborasi dg
dokter).
dokter)
IMPLENTASI KEPERAWATAN
IMPLENTASI KEPERAWATAN
oMengkaji penyebab nyeri lebih dalam.
Mengkaji penyebab nyeri lebih dalam.
oMelakukan tirah baring & mobilisasi bertahap
Melakukan tirah baring & mobilisasi bertahap
pada klien sesuai dg keadaan jantung.
pada klien sesuai dg keadaan jantung.
oMembantu klien mengurangi rasa nyeri dg
Membantu klien mengurangi rasa nyeri dg
latihan nafas panjang & dalam.
latihan nafas panjang & dalam.
oMemberikan nutrisi yang sesuai dg diet jantung
Memberikan nutrisi yang sesuai dg diet jantung
rematik.
rematik.
oMemberikan obat anti inflamasi.
Memberikan obat anti inflamasi.
oMemantau tanda-tanda vital klien setiap saat.
Memantau tanda-tanda vital klien setiap saat
EVALUASI
oSetelah dilakukan tirah baring & mobilisasi
Setelah dilakukan tirah baring & mobilisasi
bertahap, klien menunjukan tanda membaik &
bertahap, klien menunjukan tanda membaik &
nyeri berkurang.
nyeri berkurang.
oKlien dapat melakukan nafas panjang & dalam

Klien dapat melakukan nafas panjang & dalam


untuk mengurangi rasa nyeri dg mandiri tanpa
untuk mengurangi rasa nyeri dg mandiri tanpa
bimbingan dari perawat.
bimbingan dari perawat.
oKlien menunjukan adanya peningkatan BB.
Klien menunjukan adanya peningkatan BB.
oKeadaan umum klien membaik.
Keadaan umum klien membaik.
oKlien menunjukan tanda adanya harapan
Klien menunjukan tanda adanya harapan
sembuh.
Sembuh
http://www.scribd.com/doc/6240612/Rheumatic-Heart-Diseases
Apa jadinya bila hormon remaja tidak seimbang?
Salah satu gejala ketidakseimbangan hormon yang paling umum pada remaja adalah mudah
tersinggung. Gejalanya mencakup beberapa perubahan perilaku serta fisik pada remaja. Gejala
ini hilang setelah tubuh menyesuaikan perubahan hormon tersebut. Namun, jika gejala-gejala
ketidakseimbangan hormon pada remaja terus terjadi untuk waktu yang lama, maka diperlukan
perhatian medis.
Kelenjar adrenal
http://kolom-inspirasi.blogspot.com/2011/04/pengetahuan-seputar-hormon-remaja.html

Anda mungkin juga menyukai