WAHYU KRISTIANI
Jurusan Akuntansi
Fakultas Ekonomi Universitas Gunadarma
ABSTRACT
This research was conducted with purpose to know and analyzing whether effectiveness of
accounting information system technology influential on individual performance. The
effectiveness of technology accounting information systems measured by using six variables
namely the ability to accomplish a task, the availability of technology, security of system
technology, the maintenance of technology, complexity and social factors whose data is
being processed by the program SPSS 17. The result obtained show that in partial, variable
maintenance technology significantly influential to individual performance and for variable
complexity although there are influences that influence however insignificant. Meanwhile
for variables ability to accomplish a task, the availability of technology, security of system
technology and social factors didnt influence significantly on the individual performance.
While simultaneously all these variables have influence on individual performance.
Keywords: Effectiveness of Accounting Information System Technology, Individual
Performance
I. PENDAHULUAN
Kemajuan dan perkembangan teknologi yang diiringi dengan perkembangan
sistem informasi berbasis teknologi terjadi begitu pesat di era globalisasi ini. Hal tersebut
tidak hanya membawa pengaruh pada pengelolaan suatu perusahaan, tetapi juga telah
memberikan pengaruh yang signifikan terhadap sistem informasi akuntansi dalam suatu
organisasi bisnis. Perkembangan yang telah terjadi menunjukkan bahwa teknologi sistem
informasi saat ini bukan menjadi tuntutan lagi bagi perusahaan atau organisasi,
melainkan sudah menjadi kebutuhan untuk menunjukkan kerja entitas perusahaan atau
organisasi tersebut. Ini dikarenakan salah satu cara agar suatu organisasi atau perusahaan
dapat bersaing dengan para kompetitornya adalah dengan menggunakan sistem informasi
yang baik, sehingga tidak sedikit organisasi atau perusahaan yang mengeluarkan dana
yang begitu besar dalam investasi sistem informasi tersebut.
Meskipun demikian, keberhasilan suatu sistem informasi juga bergantung pada
kemudahan sistem dan pemanfaatan sistem tersebut oleh pemakai sistem karena
informasi perusahaan/organisasi
hendaknya
dominan
mempengaruhi
kinerja
individual
pegawai
perusahaan
yang
bersangkutan.
Teknologi
Secara umum, teknologi diartikan sebagai suatu koleksi teknik produksi,
pengetahuan, dan keterampilan untuk mengubah input menjadi output. Penggunaan
teknologi informasi telah menjadi hal yang umum bagi perusahaan atau organisasi, tetapi
baru sebagian kecil fungsi teknologi informasi tersebut yang dimanfaatkan dari seluruh
kemampuan teknologi informasi dalam dunia usaha. Pada prinsipnya teknologi informasi
yang digunakan disesuikan dengan kebutuhan organisasi atau perusahaan yang
menggunakannya. Perusahaan tidak harus selalu memakai teknologi yang baru selama
kebutuhan organisasi terhadap teknologi informasi yang telah ada sudah terpenuhi. Selain
dari itu, investasi di bidang teknologi informasi dalam suatu organisasi perusahaan
umumnya dimaksudkan untuk memberikan kontribusi terhadap kinerja individual
anggota organisasi dan institusi.
mengemukakan pendapatnya bahwa kinerja individual dapat dipengaruhi oleh dua faktor,
yaitu:
a. Faktor kemampuan
Pengetahuan
Keterampilan
b. Faktor motivasi
Kondisi sosial seperti lingkungan keluarga dan tempat tinggal
Fisiologis (persepsi) dan egoistis (sifat egois).
Penilaian kinerja pada dasarnya merupakan penilaian perilaku menusia dalam
melakukan peran yang dimainkannya untuk mencapai tujuan organisasi. Menurut
Faustino Cardoso Gomes (2003) dalam Helena Novita (2011) ada delapan kriteria yang
dapat dipergunakan untuk mengukur kinerja individual, yaitu:
a.
Quantity of work, merupakan jumlah kinerja yang dilakukan dalam suatu periode
waktu.
b.
c.
d.
Creativeness, yaitu keaslian gagasan-gagasan yang dimunculkan dan tindakantindakan untuk menyelesaikan persoalan-persoalan yang timbul.
e.
f.
g.
h.
Personal qualities, yaitu menyangkut kepribadian, kepemimpinan, keramahtamahan, dan integrasi pribadi.
organisasi secara keseluruhan. Melalui penilaian kinerja individual maka kita dapat
mengetahui kondisi sebenarnya tentang bagaimana kinerja karyawan. Penilaian kinerja
adalah suatu evaluasi yang dilakukan secara periodik dan sistematis tentang prestasi kerja
atau jabatan seorang tenaga kerja, termasuk potensi pengembangannya (Bambang
Wahyudi, 2002:10). Penilaian kinerja individu pada dasarnya merupakan penilaian
perilaku manusia dalam melakukan peran yang dimaiankannya untuk mencapai tujuan
organisasi.
Dalam konteks penelitian sistem informasi, pemakai akan diberikan evaluasi
berdasarkan pada suatu kenyataan apakah suatu sistem informasi yang di terapkan dalam
perusahaan sesuai dengan kebutuhan dan kemampuan mereka. Secara umum, konsep
evaluasi pemakai adalah suatu penilaian yang dilakukan kepada pemakai suatu barang
atau jasa tersebut. Pencapaian kinerja individual berkaitan dengan pencapaian
serangkaian tugas-tugas individu dengan dukungan teknologi informasi yang ada.
Pengukuran kinerja individual melihat dampak teknologi sistem informasi terhadap
efektivitas penyelesaian tugas, membantu meningkatkan kinerja dan menjadikan
pemakainya lebih produktif dan kreatif.
Kerangka Pemikiran
Dalam penelitian ini Efektivitas Sistem Informasi Akuntansi diukur melalui
Kemampuan Menyelesaikan Tugas, Ketersediaan Teknologi, Keamanan Sistem
Teknologi, Pemeliharaan Teknologi, Kompleksitas Sistem dan Faktor Sosial
yang
menjadi prinsip untuk mengevaluasi suatu sitem. Sementara itu Kinerja Individual
sendiri dipengaruhi oleh dua faktor yaitu faktor motivasi seperti kondisi sosial, fisiologi
dan egoistis para pegawai, serta faktor kemampuan dalam hal pengetahuan dan
keterampilan
Gambar 2.1
Kerangka Konseptual Pemikiran
Ketersediaan Teknologi
Keamanan Sistem
Pemeliharaan Teknologi
Kinerja Individual
Kompleksitas Sistem
Faktor Sosial
Kinerja Individual (Y) adalah pencapaian serangkaian tugas oleh pengguna tenologi
sistem informasi akuntansi. Kinerja yang semakin tinggi melibatkan kombinasi dari
peningkatan efisiensi, efektivitas, produktivitas, dan kualitas.
2.
3.
4.
Keamanan sistem (X3) merupakan seberapa besar tingkat suatu data dalam sebuah
teknologi sistem informasi dikatakan aman sehingga suatu informasi yang vital bagi
perusahaan tetap terjaga dan dapat dipergunakan dengan semestinya guna membantu
penyelesaian tugas individu yang bersangkutan.
5.
6.
7.
Faktor sosial (X6) merupakan dukungan seseorang atau kelompok kepada orang lain
untuk memanfaatkan teknologi sistem informasi dalam melaksanakan pekerjaan.
Faktor sosial ditunjukan dari besarnya dukungan teman kerja, atasan, dan organisasi
atas pemanfaatan teknologi sistem informasi dalam melaksakan pekerjaan.
Status
Sangat Reliabel
Reliabel
Cukup Reliabel
Kurang Reliabel
Tidak Reliabel
Hipotesis Penelitian
Ho1 : Tidak terdapat pengaruh antara efektivitas teknologi sistem informasi akuntansi
yang diproyeksikan dengan kemampuan menyelesaikan tugas, ketersediaan teknologi,
keamanan sistem, pemeliharaan teknologi, kompleksitas teknologi, dan faktor sosial
terhadap kinerja individual secara simultan.
Ho2 : Tidak terdapat pengaruh antara efektivitas teknologi sistem informasi akuntansi
yang diproyeksikan dengan kemampuan menyelesaikan tugas, ketersediaan teknologi,
keamanan sistem, pemeliharaan teknologi, kompleksitas teknologi, dan faktor sosial
terhadap kinerja individual secara parsial.
Ha1 : Terdapat pengaruh antara efektivitas teknologi sistem informasi akuntansi yang
diproyeksikan dengan kemampuan menyelesaikan tugas, ketersediaan teknologi,
keamanan sistem, pemeliharaan teknologi, kompleksitas teknologi, dan faktor sosial
secara simultan terhadap kinerja individual.
Ha2 : Terdapat pengaruh antara efektivitas teknologi sistem informasi akuntansi yang
diproyeksikan dengan kemampuan menyelesaikan tugas, ketersediaan teknologi,
keamanan sistem, pemeliharaan teknologi, kompleksitas teknologi, dan faktor sosial
secara parsial terhadap kinerja individual.
Nilai r Kritis
Keterangan
0,3
0,3
0,3
0,3
0,3
0,3
0,3
0,3
0,3
0,3
0,3
0,3
0,3
0,3
0,3
0,3
0,3
0,3
0,3
0,3
0,3
0,3
0,3
0,3
0,3
0,3
0,3
0,3
0,3
0,3
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
N of Items
0.933
30
Pada grafik normal plot terlihat bahwa tebaran titik-titik umumnya tersebar di
sekitar garis diagonal serta penyebarannya mengikuti arah garis diagonal. Dengan
demikian bisa dikatakan bahwa sisaannya menyebar normal, maka hal ini dapat
membuktikaan bahwa asumsi kenormalan dapat dipenuhi.
Pengujian multikolinearitas dilakukan dengan maksud untuk membuktikan ada
atau tidaknya hubungan yang linear antara variabel independen yang satu dengan
variabel independen yang lain (Sudarmanto, 2008: 136). Untuk mengetahui ada tidaknya
gejala multikolinearitas dapat dilakukan dengan melihat nilai Variance Inflation Factor
(VIF) melalui SPSS 17.0. Jika nilai tolerance-nya di atas 0,1 dan nilai VIF-nya di bawah
10, maka dapat dikatakan bahwa model regresi bebas dari multikolinearitas. Dari hasil
output uji multikolinearitas dengan program SPSS 17.0, maka diperoleh nilai tollerance
dan Variance Inflation Faktor (VIF) dari tiap-tiap variabel seperti yang telah terangkum
pada tabel berikut :
Hasil Uji Multikolinearitas
No
Variabel
Tollerance
1. Kemampuan Menyelesaikan
0,154
Tugas
2. Ketersediaan Teknologi
3. Keamanan Sistem
4. Pemeliharaan Teknologi
5. Kompleksitas
6. Faktor Sosial
Sumber: Hasil Output SPSS
0,459
0,491
0,574
0,103
0,450
VIF
6.510
2.177
2.036
1.743
9.663
2.222
Data yang terdapat pada tabel di atas menunjukkan bahwa nilai tollerance dari
keseluruhan variabel bebas lebih besar dari 0,1 dengan nilai VIF kurang dari 10. Jadi
dapat disimpulkan bahwa tidak ada multikolinearitas antar variabel independen (variabel
bebas) dalam model regresi.
Uji asumsi heterokedastisitas dimaksudkan untuk mengetahui apakah terjadi
ketidaksamaan variance residual dalam sebuah model regresi. Model regresi yang baik
adalah model regresi yang homokedastisitas. Untuk menguji hal ini dapat dilakukan
dengan cara melihat grafik plot, dimana sumbu X adalah nilai-nilai ZPRED (Regression
Standardized Predicted Value) dan sumbu Y adalah nilai dari ZRESID (Regression
Standarized Residual Value).
Grafik plot yang menunjukkan tidak terjadi heterokedastisitas adalah grafik
dengan titik-titik menyebar diatas dan dibawah atau disekitar angka 0, titik-titik yang ada
tidak berkumpul, serta penyebaran titik-titik datanya tidak membentuk pola. Di bawah ini
merupakan gambar hasil uji heterokedastisitas berupa grafik plot.
Grafik Scatterplots
Dari grafik plot yang ada dapat dilihat bahwa titik-titik menyebar secara acak
serta tersebar baik di atas maupun di bawah angka 0. Maka dapat disimpulkan bahwa
tidak terjadi heterokedastisitas pada model regresi, sehingga model regresi layak untuk
digunakan.
Pengujian Autokorelasi dilakukan guna menguji apakan terdapat korelasi antar
anggota serangkaian observasi yang diurutkan menurut waktu atau ruang. Ada tidaknya
autokorelasi dapat dideteksi dengan menggunakan uji Durbin Watson (DW) yang telah
diklasifikasikan untuk menilai perhitungan yang didapatkan. Dari perhitungan yang telah
dilakukan dengan SPPS 17 untuk n = 45, k = 6 diperoleh nilai Durbin Watson sebesar
2,220 yang berada pada interval 1,66-2,34 (daerah No Autocorelasi).
Hasil Uji Autokorelasi
b
Model Summary
Change Statistics
Model
R
Adjusted Std. Error of R Square
F
Sig. F DurbinSquare R Square the Estimate Change Change df1 df2 Change Watson
R
.878a
.771
.735
1.142
.771 21.296
38
.000
2.220
Pengujian Hipotesis
Pengujian hipotesis yang dilakukan dalam penelitian ini disusun menggunakan
metode analisis regresi berganda dengan bantuan program SPSS versi 17,0. Metode ini
digunakan guna mengetahui pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen.
Dari pengujian yang dilakukan maka akan diperoleh koefisien regresi yang dapat
memperlihatkan arah hubungan antara variabel independen dan variabel dependen.
Berdasarkan hasil perhitungan komputer dengan program statistik SPSS 17 diperoleh
hasil output seperti yang telah terangkum dalam tabel berikut
ANOVA (b)
Model
1
Sum of Squares
Regression
Residual
Total
Df
Mean Square
166,728
27,788
49,583
38
1,305
216,311
44
F
21,296
Sig.
0,000a
Hasil Uji Parsial (Uji t) dan Uji Simultan dengan Anova (Uji F)
Pengujian secara parsial dilakukan guna menguji seberapa besar pengaruh yang
ditimbulkan oleh masing-masing variabel bebas yaitu kemampuan menyelesaikan tugas,
ketersediaan
teknologi,
keamanan
sistem
teknologi,
pemeliharaan
teknologi,
kompleksitas, dan faktor sosial terhadap kinerja individual sebagai variabel terikat.
Berdasarkan hasil output pengolahan data menggunakan SPSS 17.0 yang
terangkum pada tabel diatas memperlihatkan bahwa variabel yang memiliki nilai
probability 0.05 adalah variabel X2 (Ketersediaan Teknologi) dengan probability 0.027
dan variabel X4 (Pemeliharaan Teknologi) dengan probability 0.000. Berdasarkan hal
tersebut maka disimpulkan bahwa dari keenam variabel independen yang ada, yang
berpengaruh secara parsial terhadap variabel dependennya (kinerja individu) yaitu
variabel X2 dan X4.
Sementara itu uji F anova digunakan untuk mengetahui ada tidaknya pengaruh
secara bersama-sama (simultan) antara variabel independen terhadap variabel dependen.
Dalam analisis ini, apabila diperoleh probabilitas kurang dari 0,05 berarti secara
keseluruhan variabel independen berpengaruh terhadap variabel dependen. Dari output
SPSS yang terangkum pada tabel diatas hasilnya diperoleh nilai probabilitas (signifikasi)
sebesar 0,000. Dapat dikatakan bahwa seluruh variabel independen yang terdiri dari
kemampuan menyelesaikan tugas, ketersediaan teknologi, keamanan teknologi sistem,
pemeliharaan teknologi, kompleksitas, dan faktor sosial yang menjadi indikator untuk
mengukur efektivitas teknologi sistem informasi akuntansi pada PT. KIM ENG Sekuritas
secara bersama-sama (simultan) berpengaruh terhadap kinerja individual.
Hasil Uji Koefisien Determinasi (R2)
Uji koefisien determinasi dilakukan guna mengetahui derajat hubungan antara
variabel independen terhadap variabel dependennya. Guna mengetahui derajat hubungan
dan besarnya pengaruh antara variabel-variabel independen terhadap variabel dependen
dapat diketahui dari besarnya nilai koefisien korelasi determinasi antara variabel
independen yang dikuadratkan atau adjusted R2. Dari uji koefisien determinasi yang
terangkum dalam tabel diatas nilai koefisien korelasi determinasi (R2) yang dihasilkan
adalah sebesar 0,735.
Dengan nilai koefisien korelasi determinasi sebesar 0,735, maka dapat diartikan
bahwa 73,5% kinerja individual dapat dijelaskan dan terpengaruh oleh variabel
independen yang terdapat dalam penelitian. Sedangkan sisanya sebesar 26,5% dapat
dijelaskan serta dipengaruhi oleh faktor-faktor lain yang tidak dimasukkan dalam model
penelitian yang ada.
memiliki
DAFTAR PUSTAKA
Agustiani, Nurul Huda. 2010. Pengaruh Pemanfaatan Sistem Informasi Akademik Terpadu
(SIKADU) terhadap Kinerja Individual dengan Kemudahan Penggunaan Sebagai
Variabel Moderating. Tesis Universitas Negeri Semarang.
Algifari. 2000. Analisis Regresi: Teori, Kasus, dan Solusi. Yogyakarta : Liberty
Almilia, Luciana Spica dan Irmaya Briliantien. 2007. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi
Kinerja Sistem Informasi Akuntansi pada Bank Umum Pemerintah di Wilayah
Surabaya dan Sidoarjo.
Amalia, Soraya. 2010. Persepsi Pegawai Pajak terhadap Pemanfaatan Teknologi Informasi
pada Kinerja Individual.
Sari, Maria M.Ratna. 2009. Pengaruh Efektivitas Penggunaan dan Kepercayaan terhadap
Teknologi Sistem Informasi Akuntansi terhadap Kinerja Individual pada Pasar
Swalayan di Kota Denpasar. Ekonomi Audi : Audi Jurnal Akuntansi dan Bisnis
Volume : 4 No 1 Januari 2009.
Siregar, Astuti Handayani dan I Ketut Suryanawa. 2008. Pemanfaatan Teknologi Informasi
dan Pengaruhnya terhadap Kinerja Individual pada Kantor Pelayanan Pajak
Pratama Denpasar Barat. Jurnal Universitas Udayana.
Sudarmanto, R. Gunawan. 2005. Analisis Regresi Linear Ganda dengan SPSS. Yogyakarta :
Graha Ilmu.
Sugiyono. 2011. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung : Alfa Beta.
Supranto, J. 1990. Statistika Teori dan Aplikasi. Jakarta : Erlangga.
Sutabri, Tata. 2004. Sistem Informasi Akuntansi. Yogyakarta : Andi.
Utami, Wiwik. Pengaruh Kepuasan Pengguna Sistem Informasi terhadap Kinerja Individu.
Jurnal Universitas Mercubuana.
Wirjono, Endang Raino. Pengaruh Kepercayaan dan Umur terhadap Kinerja Individual
dalam Penggunaan Teknologi Informasi. Jurnal Universitas Adma Jaya
Yogyakarta.
http://ejournal.unud.ac.id/abstrak/ok_dodik.pdf
http://eprints.undip.ac.id/17986/1/JOHANNA_MUDJIATI.pdf
http://jurnal.pdii.lipi.go.id/admin/jurnal/41095163.pdf
www.google.com
www.wikipedia.com