Anda di halaman 1dari 4

PRAKTIK PERENCANAAN KOTA SEMARANG

Ghavi Yuda Sefaji

I0613021

M. Arwanda Agam N.

I0613027

Praktek Perencanaan di Kota Semarang


Kota Semarang, adalah ibu kota Provinsi Jawa Tengah, dan salah satu pusat
perdagangan Negara Indonesia dengan adanya Pelabuhan Tanjung Mas yang
merupakan salah satu pelabuhan kargo besar di Negara Indonesia. Batas wilayah
administratif Kota Semarang sebelah barat adalah Kabupaten Kendal, sebelah
timur dengan Kabupaten Demak, sebelah selatan dengan Kabupaten Semarang
dan sebelah utara dibatasi oleh Laut Jawa dengan panjang garis pantai mencapai
13,6 kilometer. Kota Semarang memiliki posisi astronomi di antara garis 6 050
7010 Lintang Selatan dan garis 1090 35 1100 50 Bujur Timur.
Kota Semarang memiliki posisi geostrategis karena berada pada jalur lalu lintas
ekonomi pulau Jawa, dan merupakan koridor pembangunan Jawa Tengah yang
terdiri dari empat simpul pintu gerbang

yakni koridor pantai Utara;

koridor

Selatan ke arah kota-kota dinamis seperti Kabupaten Magelang, Surakarta yang


dikenal dengan koridor Merapi-Merbabu, koridor Timur ke arah Kabupaten
Demak/Grobogan; dan Barat menuju Kabupaten Kendal. Dalam perkembangan
dan pertumbuhan Jawa Tengah, Semarang sangat berperan terutama dengan
adanya pelabuhan, jaringan transport darat (jalur kereta api dan jalan) serta
transport udara yang merupakan potensi bagi simpul transportasi Regional Jawa
Tengah dan Kota Transit Regional Jawa Tengah. Posisi lain yang tak kalah
pentingnya adalah kekuatan hubungan dengan luar Jawa, secara langsung
sebagai pusat wilayah nasional bagian tengah.
Kota Semarang dengan luas wilayah 373,70 Km. Secara administratif Kota
Semarang terbagi menjadi 16 Kecamatan dan 177 Kelurahan. Secara topografis
Kota Semarang terdiri dari daerah perbukitan, dataran rendah dan daerah
pantai, dengan demikian topografi Kota Semarang menunjukkan adanya
berbagai kemiringan dan tonjolan. Daerah pantai 65,22% wilayahnya adalah
dataran dengan kemiringan 25% dan 37,78 % merupakan daerah perbukitan
dengan kemiringan 15-40%.
Untuk mengelola dan merencanakan Tata guna Lahan yang baik untuk penduduk
dan alamnya, Pemerintah kota Semarang telah mengeluarkan beberapa Perda
tentang Perencanaan Tata Ruang beserta Rencana Pembangunannya (diurutkan
berdasarkan Hierarki Rencana), yaitu:

PERENCANAAN KOTA 2015

PRAKTIK PERENCANAAN KOTA SEMARANG

1.
2.
3.
4.
5.
6.

RPJPD Kota Semarang 2005 2025


RPJMD Kota Semarang 2005 2010
RPJMD Kota Semarang 2010 2015
RTRW Kota Semarang 2011 2031
RDTRK BWK I X Kota Semarang 2000 2010
RTBL Kawasan Kota Lama Semarang

Konsep hirarkis dalam penyusunan dokumen rencana tata ruang digunakan


dengan tujuan agar fungsi yang ditetapkan antar-dokumen tata ruang tetap
sinergis dan tidak saling bertentangan karena dokumen tata ruang yang berlaku
pada lingkup mikro merupakan penjabaran dan pendetilan dari rencana tata
ruang yang berlaku pada wilayah yang lebih makro.
Untuk Rencana rencana Pembangunan dan Rencana Tata Ruang Kota, wilayah
cakupannya menjangkau seluruh bagian Kota Semarang. Rencana Detail Tata
Ruang memiliki cakupan wilayah Bagian Wilayah Kota yang menjadi subjek
rencananya, sementara Rencana Tata Bangunan dan Lingkungannya hanya
mengatur Kawasan Kota Lama Semarang saja.
Rencana rencana tersebut memiliki masa berlaku yang berbeda, sesuai dengan
isi UU no. 25/2004 tentang Sistem Penyelenggaraan Perencanaan Nasional dan
UU no 26/2007 tentang Penataan Ruang. RPJP dan RTRW memiliki masa berlaku
yang sama, yaitu 20 tahun. RPJM memiliki masa berlaku 5 tahun, sesuai dengan
hierarkinya yaitu langsung dibawah RPJP. RDTR memiliki masa berlaku 20 tahun,
dan RTBL masa berlakunya tidak ditentukan atau habis ketika RTBL dinyatakan
tidak berlaku lagi. Dan karena semua rencana ini bersifat dinamis, untuk rencana
yang memiliki jangka waktu berlaku 20 tahun dapat ditelaah kembali per 5 tahun
pelaksanaannya.
Sementara RPJPD, menurut UU no. 25/2004 tentang SPPN Pasal 5 ayat 1
memuat:
1. Visi Misi Pemimpin Daerah
2. Arahan Pembangunan Daerah yang mengacu pada RPJPN
Dan RPJPD Kota Semarang juga sudah memuat keduanya, dengan rincian isi
RPJPD Kota Semarang memuat:
1. Pendahuluan
2. Kondisi Umum Kota Semarang
3. Visi, Misi, dan Strategi Pembangunan Daerah Kota Semarang tahun 2005
2025
4. Sasaran,

Arah,

Tahapan,

dan

Prioritas

Pembangunan

Daerah

Kota

Semarang
Dan RPJMD sebagai penjabaran RPJPD harus memuat (UU no. 25/2004 tentang
SPPN):
PERENCANAAN KOTA 2015

PRAKTIK PERENCANAAN KOTA SEMARANG

1. Visi, Misi, dan Program Kepala Daerah dengan berpedoman pada RPJPD
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.

dan RPJMN
Arah kebijakan Keuangan Daerah
Strategi Pembangunan Daerah
Kebijakan Umum
Program SKPD dan lintas SKPD
Program kewilayahan
Kerangka regulasi rencana Kerja, dan
Indikasi Kerangka Pendanaan

RPJMD Kota Semarang telah memenuhi kesemuanya, dengan isi dari RPJMD Kota
Semarang sendiri adalah:
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.

Pendahuluan
Gambaran Umum Kondisi Daerah
Gambaran Pengelolaan keuangan Daerah dan Kerangka Pendanaan
Analisis Isu isu Strategi
Visi, Misi, serta Tujuan dan Sasaran
Strategi dan Arah Kebijakan
Kebijakan Umum dan Program Pembangunan Daerah
Indikasi Rencana Program Prioritas yang disertai Rencana Kebutuhan

Pendanaan
9. Penetapan Indikator Kinerja Daerah, dan
10.Pedoman Transisi dan Kaidah Pelaksanaan
Isi

dari

Rencana

Tata

Ruang

Wilayah

sendiri,

menurut

Permen

PU

no.17/PRT/M/2009 tentang Pedoman Penyusunan Rencana Tata Ruang Wilayah,


menyebutkan bahwa muatan RTRW adalah:
1. Tujuan, kebijakan, dan strategi penataan ruang wilayah kota (penataan
2.
3.
4.
5.
6.

kota);
Rencana struktur ruang wilayah kota;
Rencana pola ruang wilayah kota;
Penetapan kawasan strategis kota;
Arahan pemanfaatan ruang wilayah kota; dan
Ketentuan pengendalian pemanfaatan ruang wilayah kota.

Rencana Tata Ruang Wilayah Kota Semarang sudah mengandung keenam hal
hal diatas.
Tentu saja, pada Hierarki di bawah RTRW, yaitu RDTR, menurut Permen PU no.
20/2011 tentang Pedoman Penyusunan RDTR dan Zonasi Blok, memuat:
1.
2.
3.
4.

Tujan Penataan Ruang Wilayah Perencanaan


Rencana Pola Ruang
Rencana Jaringan Prasarana
Penetapan bagian dari Wilayah Perencanaan

yang

Diprioritaskan

Penanganannya
5. Arahan Pemanfaatan Ruang
6. Peraturan Zonasi

PERENCANAAN KOTA 2015

PRAKTIK PERENCANAAN KOTA SEMARANG

Untuk butir terakhir, yaitu Peraturan Zonasi, apabila dipisahkan dari RDTR,
namanya menjadi Ketentuan Tambahan dan Ketentuan Khusus Peraturan Zonasi.
Sedangkan RDTRK BWK I X Kota Semarang, kesemuanya mengandung:
1.
2.
3.
4.
5.

Azas, Maksud, dan Tujuan RDTR


Ruang Lingkup
Rencana Struktur dan Pola Pemanfaatan Ruang (BWK I X)
Pelaksanaan RDTR (BWK I X)
Pengawasan dan Pengendalian Pemanfaatan Ruang

Dapat dilihat bahwa RDTR Kota Semarang belum memasukkan peraturan zonasi
dan Penetapan wilayah Prioritas pada isinya, karena RDTR ini dikeluarkan pada
periode sebelum adanya perubahan isi dari Pedoman Penyusunan RDTR pada
tahun 2011 (RDTR Kota Semarang yang kami jadikan acuan adalah RDTR Kota
Semarang periode 2000 2010)

PERENCANAAN KOTA 2015

Anda mungkin juga menyukai