Anda di halaman 1dari 2

PERANCANGAN SENSOR KELEMBABAN MENGGUNAKAN

SERAT OPTIK DENGAN CLADDING GELATIN+COCL2


HUMIDITY SENSOR DESIGN USING FIBER OPTIC WITH GELATIN+CoCl2 CLADDING
Created by :
SETA, VIDIA AYU ( 2407100036 )

Subject:
Alt. Subject :
Keyword:

Suhu atmosfer
Temperatur measurement Optical fibers
RH (Humidity Relative)
Linearitas
Sensitivitas

Description:

Kelembaban merupakan salah satu variabel yang sangat berpengaruh terhadap berbagai proses yang terjadi di alam. Untuk
menyelesaikan masalah kelembaban digunakan alat ukur kelembaban yaitu salah satunya higrometer, namun hygrometer
mempunyai kelemahan mudah terinterferensi dengan gelombang elektromagnetik. Oleh sebab itu dibutuhkan alternatif lain untuk
mengukur kelembaban ini yaitu sensor kelembaban menggunakan serat optik yang tidak terinterferensi dengan gelombang
elektromagnetik, dan dapat digunakan pada jarak jauh. Pada penelitian ini telah berhasil dibuat sensor kelembaban menggunakan
serat optik dengan cladding gelatin+CoCl2 melalui proses sol-gel. Sensor kelembaban serat optik yang telah dibuat ada 3 jenis
ukuran panjang cladding gelatin+CoCl2 yang dibuat berbeda-beda yaitu 2, 3, dan 4cm. Setelah dilakukan pengukuran sensor
kelembaban menggunakan serat optik dengan cladding gelatin+CoCl2 didapatkan sensor kelembaban yang paling sensitif dan
baik terdapat pada panjang kupasan cladding 4 cm dengan respon terbaik pada rentang kelembaban 87%-93%RH dan dengan
nilai korelasi sebesar 0,96. Hal ini dibuktikan bahwa pada panjang kupasan cladding 4 cm mempunyai nilai resolusi tinggi yaitu
0,19, nilai sensitivitas terbesar yaitu 5,17mv/%RH, nilai linearitas terbesar yaitu 0,96, nilai eror yang paling kecil yaitu 4,06%.
Pada panjang kupasan cladding 4 cm lebih sensitif dikarenakan tebal lapisan gelatin+CoCl2 untuk panjang 4 cm lebih tipis yaitu
10m dibandingkan dengan tebal lapisan untuk panjang 2 cm yaitu 30m dan tebal lapisan untuk panjang 3 cm yaitu 20m.
Sensitivitas sensor juga dipengaruhi oleh ketebalan lapisan cladding gelatin+CoCl2. Jika lapisan semakin tipis, maka sensitivitas
semakin baik.

Fiber Optik Sensor


Posted on 7 APRIL 2013 by KUSNANTO MUKTI W

Fiber Optik

Fiber optik merupakan serat yang mampu mengantarkan gelombang elektromagnetik.


Dalam menghantarkan gelombang elektromagnetik, fiber optik dipengaruhi oleh indeks

bias dan sudut dimana sinar dapat diterima oleh fiber optik. Karena pada dasarnya
perambatan cahaya dalam fiber optik memiliki sifat seperti gelombang elektromagnetik,
yaitu berjalan linier, dipantulkan dan dibiaskan. Sehingga perambatan cahaya dalam
serat optik dapat dipengaruhi oleh faktor-faktor tertentu yang mengakibatkan
terjadinya rugi-rugi.
Perkembangan fiber optik saat ini tidak lagi terpusat pada jaringan telekomunikasi
sebagai media transmisi data. Perkembangan teknologi saat ini juga berpengaruh pada
bidang optik. fiber optik menjadi teknologi alternatif yang dapat menggantikan fungsi
kabel konvensional sebagai pengalir isyarat elektrikal. Dimana fiber optik sekarang
telah dimanfaatkan sebagai sensor atau yang dikenal dengan Fiber Optic Sensor (FOS).
Pemanfaatan fiber optik sebagai sensor memiliki banyak kelebihan dibandingkan
dengan sensor elektrik yang telah dimanfatkan selama ini. Fiber optik memiliki
beberapa kelebihan, termasuk diameter kecil, ringan, tahan terhadap interferensi
elektromagnetik, dapat digunakan dalam lingkungan yang kurang ramah (seperti di
letakkan di tegangan tinggi dan suhu tinggi), sensitivitas tinggi dan kemampuan untuk
merasakan serta mengirimkan informasi (Malla, 2008). Selain itu fiber optik juga tidak
mudah korosi, mempunyai bahan isolasi elektrikal (tidak membutuhkan kabel listrik),
tidak memicu terjadinya kebakaran atau ledakan akibat dari loncatan elektron seperti
halnya pada sensor elektrik.
Sistem sensing (penginderaan)

berdasarkan

pada

fiber

optik

telah

meningkat

penggunaannya dalam telekomunikasi, perangkat listrik, struktur ruang angkasa dan di


bidang medis. Pemanfaatan sensor fiber optik sekarang ini sudah sangat beragam
seperti fiber untuk sensor gas (Sekimoto et.al., 2000 and Cao and Duan, 2005),
kelembaban (Maddu et.al., 2006), pengukuran suhu (Tam et.al., 2007), tekanan
(Urban et.al.,
2010),
sensor
getaran
(Gaikward et.al, 2012 ), dan lain sebagainya.

(Hariyanto et.al., 2011),

perpindahan

Pemanfaatan Fiber Optic Sensor (FOS) sebagai sensor tekanan, temperatur,strain,


bertumpu pada kinerja fiber optik sebagai sensor pergeseran dengan memanfaatkan
daerah kerja sensor pergeseran tersebut. Namun ada pula sensor fiber optik yang
memanfaatkan rugi-rugi pada fiber optik itu sendiri. Rugi-rugi ini terjadi karena
terjadinya pelemahan intensitas cahaya dalam fiber optik karena adanya gangguan,
seperti bengkokan (bending). Karena adanya pelemahan intensitas ini, maka intensitas
yang ditangkap oleh receiver otomatis berkurang. Prinsip inilah yang dapat
dimanfaatkan sebagai sensor. Selain itu ada pelemahan intensitas pada fiber optik juga
dapat dilakukan dengan cara menggores fiber itu sendiri. Saat cahaya yang lewat pada
fiber optik melewati daerah yang tergores, maka sebagian cahaya akan terhambur
keluar dan juga intensitas cahaya yang ditangkap receiver otomatis juga berkurang.
Prinsip ini juga dimanfaatkan untuk sensor fiber optik, seperti sensor fiber
berbasis evanescent wave (sensor gas, uap, maupun sensor berbasis kimia).

Anda mungkin juga menyukai