Anda di halaman 1dari 1

Review Jurnal :

Pengaruh Intensitas dan Durasi Naungan pada Penyakit Karat Kedelai Asia yang
Disebabkan oleh Phakopsora pachyrhizi
Penyakit karat kedelai (Soybean Rust, SBR), yang disebabkan oleh Phakopsora
pachyrhizi Syd. & P.yd., adalah penyakit jamur pada kedelai yang dapat menyebabkan defoliasi
dini pada tanaman. Penyakit ini banyak terjadi terutama di wilayah dengan cuaca hangat dan
hujan selama musim tanam. SBR biasanya terdeteksi selama tahap reproduksi.
Studi lapangan untuk mengukur efek dari intensitas naungan dan durasi dari karat kedelai
disebabkan oleh Phakopsora pachyrhizi dilakukan di Florida pada tahun 2006 dan 2007.
Tujuannya adalah untuk mengukur perbedaan intensitas penyakit yang dihasilkan dari berbagai
intensitas dan durasi dari naungan tersebut. Tanaman kedelai pada tahap V4 disuntik dengan
urediniospora pada pukul 21:00, 00:00, dan 02:00 dinihari. Tanaman suntikan ditempatkan di
area yang tertutup kain dengan ketebalan berbeda yang memungkinkan transmisi 70, 50, atau
20% dari sinar matahari atau tidak tertutup sehingga tanaman menerima 100% sinar matahari.
Untuk semua eksperimen, karat kedelai terjadi 12 hari setelah penyuntikan. Tingkat yang lebih
tinggi dari penyakit dan keparahan terdeteksi pada tanaman di bawah naungan dibandingkan
dengan yang di bawah sinar matahari penuh.
Hasil dari percobaan laboratorium dan observasi lapangan menunjukkan bahwa P.
pachyrhizi sensitif terhadap cahaya. Intensitas naungan memiliki efek yang umumnya lebih besar
dalam kondisi teduh dibandingkan dengan sinar matahari penuh di setiap percobaan. Untuk daun
yang terinfeksi di setiap percobaan, daun pada perlakuan ternaungi memiliki tingkat keparahan
penyakit lebih tinggi dan lebih besar dibandingkan dengan daun yang berada di bawah sinar
matahari penuh. Secara umum, peningkatan durasi naungan mengakibatkan peluang terjadinya
SBR menjadi lebih besar. Sebagian perkecambahan dan pembentukan appresorium terjadi
selama periode pertama setelah penyuntikan dan proses ini tidak terpengaruh oleh intensitas
cahaya siang hari. Investigasi efek sinergis dari faktor-faktor lingkungan pada wabah SBR dapat
memfasilitasi model sistem peramalan dan pengelolaan penyakit yang lebih baik.
Mutia Nailil Muna
H0814084
Septian N R
Agribisnis C

Anda mungkin juga menyukai

  • 20171102014615
    20171102014615
    Dokumen1 halaman
    20171102014615
    Anonymous Lcza9LrFN
    Belum ada peringkat
  • Kata Pengantar Makalah SPTB
    Kata Pengantar Makalah SPTB
    Dokumen2 halaman
    Kata Pengantar Makalah SPTB
    Anonymous Lcza9LrFN
    Belum ada peringkat
  • Syarat Beasiswa BBP-PPA 2015
    Syarat Beasiswa BBP-PPA 2015
    Dokumen1 halaman
    Syarat Beasiswa BBP-PPA 2015
    Anonymous Lcza9LrFN
    Belum ada peringkat
  • SAP Etika Dan Pengembangan Pribadi
    SAP Etika Dan Pengembangan Pribadi
    Dokumen4 halaman
    SAP Etika Dan Pengembangan Pribadi
    Anonymous Lcza9LrFN
    Belum ada peringkat
  • Melahirkan Kebatinan
    Melahirkan Kebatinan
    Dokumen35 halaman
    Melahirkan Kebatinan
    Anonymous Lcza9LrFN
    Belum ada peringkat
  • Dapus Kel 9
    Dapus Kel 9
    Dokumen2 halaman
    Dapus Kel 9
    Anonymous Lcza9LrFN
    Belum ada peringkat
  • 339 901 1 PB
    339 901 1 PB
    Dokumen10 halaman
    339 901 1 PB
    Anonymous Lcza9LrFN
    Belum ada peringkat
  • Dampaknya Uang Kuliah Mahasiswa Pasti Akan Naik
    Dampaknya Uang Kuliah Mahasiswa Pasti Akan Naik
    Dokumen1 halaman
    Dampaknya Uang Kuliah Mahasiswa Pasti Akan Naik
    Anonymous Lcza9LrFN
    Belum ada peringkat
  • Rancangan Model Sistem Pertanian Berkela
    Rancangan Model Sistem Pertanian Berkela
    Dokumen34 halaman
    Rancangan Model Sistem Pertanian Berkela
    Anonymous Lcza9LrFN
    Belum ada peringkat
  • 12350658
    12350658
    Dokumen70 halaman
    12350658
    Devi Cita
    Belum ada peringkat
  • Jawaban No 1
    Jawaban No 1
    Dokumen1 halaman
    Jawaban No 1
    Anonymous Lcza9LrFN
    Belum ada peringkat
  • 22 Prinsip
    22 Prinsip
    Dokumen12 halaman
    22 Prinsip
    Anonymous Lcza9LrFN
    Belum ada peringkat
  • Alur Magang PDF
    Alur Magang PDF
    Dokumen1 halaman
    Alur Magang PDF
    Anonymous Lcza9LrFN
    Belum ada peringkat
  • Tipus UMKM
    Tipus UMKM
    Dokumen3 halaman
    Tipus UMKM
    Anonymous Lcza9LrFN
    Belum ada peringkat
  • 6.3 Sia
    6.3 Sia
    Dokumen11 halaman
    6.3 Sia
    Anonymous Lcza9LrFN
    Belum ada peringkat
  • 30 54 1 SM
    30 54 1 SM
    Dokumen7 halaman
    30 54 1 SM
    Anonymous Lcza9LrFN
    Belum ada peringkat
  • HVJH
    HVJH
    Dokumen2 halaman
    HVJH
    Anonymous Lcza9LrFN
    Belum ada peringkat
  • Kartini Fix
    Kartini Fix
    Dokumen2 halaman
    Kartini Fix
    Anonymous Lcza9LrFN
    Belum ada peringkat
  • Budidaya Pisang Yang
    Budidaya Pisang Yang
    Dokumen22 halaman
    Budidaya Pisang Yang
    Anonymous Lcza9LrFN
    Belum ada peringkat
  • Hgfcyuhxc
    Hgfcyuhxc
    Dokumen9 halaman
    Hgfcyuhxc
    Anonymous Lcza9LrFN
    Belum ada peringkat
  • 3536 11109 1 PB - 2
    3536 11109 1 PB - 2
    Dokumen6 halaman
    3536 11109 1 PB - 2
    Anonymous Lcza9LrFN
    Belum ada peringkat
  • HVJH
    HVJH
    Dokumen2 halaman
    HVJH
    Anonymous Lcza9LrFN
    Belum ada peringkat
  • Kartini Fix
    Kartini Fix
    Dokumen2 halaman
    Kartini Fix
    Anonymous Lcza9LrFN
    Belum ada peringkat
  • Contoh Lembar Persiapan Penyuluhan
    Contoh Lembar Persiapan Penyuluhan
    Dokumen2 halaman
    Contoh Lembar Persiapan Penyuluhan
    AbiezaBudiHastomo
    100% (1)
  • BJ
    BJ
    Dokumen2 halaman
    BJ
    Anonymous Lcza9LrFN
    Belum ada peringkat
  • Contoh Lembar Persiapan Penyuluhan
    Contoh Lembar Persiapan Penyuluhan
    Dokumen2 halaman
    Contoh Lembar Persiapan Penyuluhan
    AbiezaBudiHastomo
    100% (1)
  • Indo 03 7
    Indo 03 7
    Dokumen6 halaman
    Indo 03 7
    Anonymous Lcza9LrFN
    Belum ada peringkat
  • Indo 11 3
    Indo 11 3
    Dokumen6 halaman
    Indo 11 3
    Anonymous Lcza9LrFN
    Belum ada peringkat
  • JK
    JK
    Dokumen2 halaman
    JK
    Anonymous Lcza9LrFN
    Belum ada peringkat