BAB II Nico
BAB II Nico
TINJAUAN PUSTAKA
Anemia defisiensi besi terjadi sekitar 62,3 % pada kehamilan dan merupakan
anemia yang paling sering dijumpai pada kehamilan. Hal ini disebabkan oleh kurang
masuknya besi dan makanan, karena gangguan resorpsi, ganguan penggunaan atau
karena terlampaui banyaknya besi keluar dari badan, misalnya pada perdarahan.
Manifestasi klinis dari anemia defisiensi besi sangat bervariasi, bisa hampir tanpa
gejala, bisa juga gejala-gejala penyakit dasarnya yang menonjol, ataupun bisa
ditemukan gejala anemia bersama-sama dengan gejala penyakit dasarnya. Gejalagejala dapat berupa kepala pusing, palpitasi, berkunang-kunang, perubahan jaringan
epitel kuku, gangguan sistem neuromuskular, lesu, lemah, lelah, disphagia dan
pembesaran kelenjar limpa. Berdasarkan pada kriteria World Health Organization
(WHO) tahun 1972, ditetapkan dalam 3 kategori, yaitu normal ( 11 gr/dl), anemia
ringan (8-11 g/dl), dan anemia berat ( < 8 g/dl).
2.2.2 Anemia Megaloblastik ( Anemia Defisiensi Vitamin)
Anemia Megaloblastik terjadi sekitar 29% pada kehamilan. Kekurangan vitamin
B12 atau folat adalah penyebab anemia jenis ini. Anemia defisiensi B12
adalah
anemia yang terjadi karena tubuh kekurangan vitamin B12, sedangkan tubuh
memerlukannya untuk membuat sel darah merah dan menjaga sistem saraf bekerja
normal. Hal ini biasa didapatkan pada orang yang tubuhnya tidak dapat menyerap
vitamin B12 karena gangguan usus atau sistem kekebalan tubuh atau makan
makanan yang kurang B12
Gejalanya adalah malnutrisi, glositis berat, diare dan kehilangan nafsu makan. Ciricirinya adalah megaloblast, promegaloblast dalam darah atau sumsum tulang,
anemia makrositer dan hipokrom dijumpai bila anemianya sudah berat.
.
ia disebabkan oleh
sumsum tulang kurang mampu membuat sel-sel darah baru. Etiologinya belum
dikenal pasti. Biasanya anemia hipoplastk karena kehamilan, apabila wanita tersebut
telah selesai masa nifas akan sembuh dengan sendirinya. Dalam kehamilan
berikutnya biasanya wanita mengalami anemia hipoplastik lagi. Ciri-cirinya adalah
pada darah tepi terdapat gambaran normositer dan normokrom, tidak ditemukan ciriciri defisiensi besi,asam folat atau vitamin B12, sumsum tulang bersifat normoblastik
dengan hipoplasia eritropoesis yang nyata
2.3.4 Anemia Hemolitik
Anemia hemolitik yang tidak jelas sebabnya pada kehamilan, jarang dijumpai
tetapi mungkin merupakan entitas tersendiri dan pada kelainan ini terjadi hemolisis
berat yang dimulai pada awal kehamilan dan reda dalam beberapa bulan setelah
melahirkan. Penyakit ini ditandai oleh tidak adanya bukti mekanisme imunologik atau
defek intra atau ekstraeritrosit (Starksen et al,1983). Terapi kortiko steroid terhadap
ibu biasanya efektif. Disebabkan oleh penghancuran sel darah merah berlangsung
lebih cepat daripada pembuatannya. Wanita dengan anemia ini sukar menjadi hamil,
apabila hamil maka biasanya anemia menjadi berat. Gejala proses hemolitik adalah
anemia, hemoglobinemia, hemoglobinuria, hiperbilirubinuria, hiperurobilirubinuria
Banyaknya darah yang keluar berperan pada kejadian anemia karena wanita
hamil tidak mempunyai persediaan Fe yang cukup dan absorbsi Fe ke dalam tubuh
tidak
dapat
menggantikan
hilangnya
Fe.
Perdarahan
patologis
akibat
trimester II
dalam jangka
tambah darah dengan dosis satu kali sehari selama masa kehamilan dan 40 hari
setelah melahirkan.
2.4.5 Penghasilan
Faktor yang berperan dalam menentukan status kesehatan seseorang adalah
status ekonomi, dalam hal ini adalah daya beli keluarga. Kemampuan keluarga untuk
membeli bahan makanan antara lain tergantung pada besar kecilnya pendapatan
keluarga dan harga bahan makanan itu sendiri. Keluarga dengan pendapaan terbatas
kemungkinan besar kurang dapat memenuhi kebutuhan makanannya, terutama
memenuhi kebutuhan zat gizi dalam tubuhnya. Sementara dari hasil penelitian
Hendro (2006) menyatakan bahwa keluarga yang pendapatnya di atas UMR dapat
memenuhi kebutuhan gizi keluarganya terutama ibu hamil sehingga diasumsikan
dapat mencegah terjadinya anemia, sedangkan keluarga dengan pendapatan di
gaya
hidup
sehari-hari,
khusunya
tingkat
pendidikan
wanita
sangat
dan faktor risiko lainnya. Diharapkan ibu hamil dapat mengonsumsi tablet Fe lebih
dari 90 tablet selama kehamilan. Berdasarkan laporan Riskesdas (2010) 80,7% ibu
hamil membeli tablet Fe, dengan jumlah hari minum 0-30 hari (36,3%), 90 hari atau
lebih (18%), 60-89 hari (8,3%), dan 31-59 hari (2,8%). Dijumpai 38% ibu hamil di
Sumatera Utara dan 3,6% di DI Yogyakarta yang tidak pernah minum tablet Fe.
K1 adalah kunjungan pertama ibu hamil ke fasilitas pelayanan kesehatan untuk
mendapat pelayanan antenatal yang dilakukan pada trimester pertama kehamilan.
Sedangkan K4 adalah kunjungan ibu hamil untuk mendapatkan pelayanan antenatal
minimal 4 kali yaitu 1 kali pada trimester pertama kehamilan, 1 kali pada trimester
kedua dan 2 kali pada trimester ketiga
merah mengalami penurunan. Keadaan ini tidak normal bila konsentrasi turun terlalu
rendah yang menyebabkan Hb sampai <11 gr%. Meningkatnya volume darah berarti
meningkat pula jumlah zat besi yang dibutuhkan untuk memproduksi sel-sel darah merah
sebagai kompensasi tubuh untuk menormalkan konsentrasi hemoglobin.
Pada kehamilan, fetus menggunakan sel darah merah ibu untuk pertumbuhan dan
perkembangan terutama pada tiga bulan terakhir kehamilan. Bila ibu telah mempunyai
banyak cadangan zat besi dalam sumsum tulang sebelum hamil maka pada waktu
kehamilan dapat digunakan untuk kebutuhan bayinya.Akan tetapi bila pembentukan sel-sel
darah kurang dibandingkan dengan bertambahnya plasma sehingga terjadi pengenceran
darah yang menyebabkan konsentrasi atau kadar hemoglobin tidak dapat mencapai normal
dan terjadi anemia. Keadaan ini dapat terjadi mulai sejak umur kehamilan 10 minggu dan
mencapai puncaknya dalam kehamilan umur 32 sampai 36 minggu.
Pada ibu hamil dan menyusui terdapat kebutuhan Fe dengan rincian sebagai berikut.
1.
2.
3.
4.
5.
6.
450 mg
75 mg
300 mg
200 mg
225 mg
1 mg/hari
1.000 mg
atau suplemen asam folat di samping vitamin prenatal, menambahkan lebih banyak
makanan yang tinggi zat besi dan asam folat untuk diet, mengunakan suplemen vitamin
B12.Menyertakan makanan hewani lebih dalam diet, seperti: daging, telur, dan produk
susu.
Pada laktasi efektif selama 4-5 bulan diperlukan Fe sebanyak 120-150 mg. Dalam
upaya memberikan tambahan Fe perlu diperhatikan beberapa hal sebagai berikut.
1. Kemampuan resorbsi gastrointestinal khususnya duodenum
2. Persentase jumlah Fe efektif yang dapat diserap
3. Apakah terdapat parasite yang dapat menimbulkan perdarahan menahun atau
menganngu diserapnya Fe itu
4. Bagaimana memilih tablet tambahan Fe yang paling menguntungkan (Manuaba, 2007)
sebelum dan waktu melahirkan serta pada anemia berat dapat menimbulkan kematian ibu
dan bayi. Penderita kekurangan besi akan turun daya tahan tubuhnya, sehingga mudah
terkena penyakit infeksi.
DAFTAR PUSTAKA
Manuaba, IBG. 2007. Pengantar Kuliah Obstetrik. Jakarta: EGC
Bloom, Cunningham, Hauth, Leveno, Rouse, and Spong. 2012. Obstetri Williams.
Jakarta: EGC
Sinsin, Iis. 2007. Skia: Masa Kehamilan & Persalinan. Jakarta: Elex Media Komputindo