Anda di halaman 1dari 23

BAB II

KONSEP DASAR

A.

Pengertian
Post partum adalah periode 6 minggu antara kelahiran sampai
kembalinya organ reproduksi pada kondisi normal seperti kondisi sebelum
hamil. (Bobak : 2003).
Post partum (masa puerperium) juga disebut masa setelah partus selesai
dan berakhir setelah kira-kira 6 minggu, akan tetapi alat genetalia baru pulih
kembali seperti sebelum ada kehamilan dalam waktu 3 bulan (Prawiroharjo :
1996).

B.

Anatomi Fisiologis
1.

Anatomi panggul
Untuk memahami mekanisme persalinan, terlebih dahulu dibicarakan
panggul wanita yang memegang peranan penting dalam proses kehamilan,
persalinan, dan kala nifas. Panggul wanita terdiri dari :
a.

Bagian keras yang dibentuk oleh empat buah tulang :


1) 2 tulang pangkal paha (os coxae)
2) 1 tulang kelangkang (os sacrum)
3) 1 tulang tungging (os coccygis )

b.

Bagian lunak : diafragma pelvis, dibentuk oleh :


6

1) Pars muskularis levator ani, yang terdiri dari :


a) muskulus pubococcygeus dari os pubis ke septum anoccygeum.
b) Muskulus ilicoccygeus, dari arkus tendineus muskulus levator
ani ke os coccygis dan septum anacoccysigeum.
c) Muskulus ischioccoccygeus dari spira ischladila ke pinggir os
sacrum.
2) Pars membranasea
a) Hiatus urugenitalis :
(1) Terletak antara kedua muskulus pubococcygeus.
(2) Berbentuk segitiga.
b) Diafragma urogenitas :
(1) Menutupi hiatus urogenitalis.
(2) Di bagian depannya ditembus oleh uretra dan vagina.
3) Region perineum
Merupakan bagian permukaan pintu bawah panggul menjadi :
a) Bagian anal (sebelah belakang)
Terdapat muskulus sfingter ani eksternum yang mengelilingi
anus dan liang senggama bagian bawah.
b) Regio urugenitalis
Terdapat muskulus ischiokavernosus dan muskulus transverses
perimei superfisialis.

2.

Fungsi umum panggul wanita


Fungsi panggul wanita adalah sebagai berikut :
a.

Bagian keras panggul wanita, terdiri dan berfungsi :


1) Panggul besar (pelvis mayor)
Menyangga isi abdomen (perut)
2) Panggul kecil (pelvis minor)
a) Membentuk jalan lahir
b) Tempat alat genetalia

b.

Bagian lunak panggul wanita, terdiri dan berfungsi :


1) Membentuk lapisan dalam jalan lahir.
2) Menyangga alat genetalia agar tetap dalam posisi yang normal saat
hamil maupun saat kala nifas.
3) Saat persalinan, berperan dalam proses kelahiran dank kala uri.

C.

Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Proses Persalinan


Faktor-faktor

yang

mempengaruhi

proses

persalinan

menurut

Prawiroharjo (1996) adalah sebagai berikut :


1.

Paritas
Serviks yang pernah mengalami pembukaan sampai pembukaan yang
lengkap memberikan tahanan yang lebih baik. Dasar panggul seorang
multipara tidak memberikan suatu tahanan banyak terhadap kemampuan
anak.
8

2.

Serviks yang kaku


Serviks yang kaku memberikan tahanan yang jauh lebih besar dan dapat
memperpanjang persalinan. Serviks yang kaku ialah serviks yang kerasnya
seperti ujung hidung, sedangkan yang dinamakan serviks yang lunak ialah
yang konsistennya seperti bibir.

3.

Umur penderita
Pada primigravida muda yaitu 12-16 tahun sering didapatkan toxemia,
sedangkan umur yang lanjut biasanya membawa hipertensi obesitas dan
myioma uteri. Penyulit obstetrinya ialah letak sungsang partus prematurus
dan kelainan bawaan seperti mongolisnus, grande multipara (yang telah
melahirkan 8 orang anak atau lebih) penyulitnya ialah perdarahan karena
robekan rahim, plasenta preora dan solution placenta.

4.

Interval (jangka waktu) antara persalinan


Kalau interval melebihi 10 tahun maka kehamilan dan persalinan
menyerupai kehamilan dan persalinan pada primidua.

5.

Besarnya anak
Hal ini akan cenderung pada partus yang lebih lama baik dalam kala I
maupun kala II.

D.

Teori Persalinan
Proses terjadi persalinan diantaranya meliputi :
1.

Teori Keregangan
Otot rahim mempunyai kemampuan untuk meregang dalam batas tertentu.
Setelah melewati batas-batas tersebut terjadi kontraksi shg persalinan dapat
dimulai.

2.

Teori Penurunan Progesteron.


Efek progesterone adalah untuk dilatasi otot-otot rahim jika progesterone
turun dalam batas-batas tertentu maka akan mengakibatkan kontraksi otot
rahim.

3.

Teori Oksitosin Internal.


Oksitosin dikeluarkan oleh kelenjar hipofisis posterior.
Perubahan keseimbangan estrogen dan progesterone dapat mengubah
sensifitas otot rahim, sehingga sering terjadi kontraksi Braxton Higcks.
Menurunnya konsentrasi progesterone akibat tuanya kehamilan maka
oksitosin dapat meningkatkan aktifitas sehingga persalinan dapat dimulai.

4.

Teori Prostaglandin.
Konsentrasi prostaglandin meningkat sejak umur hamil 15 minggu, yang
dikeluarkan oleh desidua.
Prostaglandin merupakan pemicu terjadinya persalinan karena dapat
menimbulkan kontraksi otot rahim.

5.

Teori Hipotalamus
10

Teori hipotalamus pituitary dan glandula suprarenalis.


Teori ini menunjukkan pada kehamilan dengan anencefalus sering terjadi
keterlambatan persalinan karena tidak terbentuk hipotalamus.
Pemberian kortekosteroid yang dapat menyebabkan maturitas janin,
enduksi (mulainya) persalinan.
Glandula suprarenal merupakan pemicu terjadi persalinan.

E.

Faktor Penting dalam Persalinan


1.

Power (tenaga)
Power utama pada persalinan adalah tenaga atau kekuatan yang dihasilkan
oleh kontraksi dan retraksi otot-otot rahim. Power/kontraksi dan retraksi
otot-otot rahim plus kerja otot-otot valunter dari ibu, yaitu kontraksi otot
perut dan diafragma sewaktu ibu mengejan.

2.

Passage (lintasan)
Janin harus berjalan lewat rongga panggul, serviks dan vagina sebelum
dilahirkan untuk dapat dilahirkan, janin harus mengatasi pula tahanan atau
resistensi yang ditimbulkan oleh struktur dasar panggul dan sekitarnya.

3.

Passanger
Passanger utama lewat jalan lahir adalah janin dan bagian janin yang paling
penting (karena ukurannya paling besar) adalah kepala janin. Ukuran kepala
lebih besar dari pada bahu dan kurang lebih seperempat dari panjang bayi.

11

Sembilan puluh enam persen bayi dilahirkan dengan bagian kepala lahir
pertama
4.

Posisi
Merupakan indikator untuk menetapkan arah bagian terbawah janin, apakah
sebelah kiri, depan atau belakang terhadap sumbu itu.

5.

Pisikologi.
Pengalaman persalinan sebelumnya membawa trauma psikis atau
menyenangkan. Kesiapan emosi pasien menerima kelahiran dan proses
persalinan juga tergantung dari persiapan finansial,

suport sistem dari

keluarga, teman dekat dan lingkungan.

F.

Adaptasi Fisiologi dan Psikologis Pada Ibu Post Partum Normal


1.

Adaptasi Fisiologi
Pada ibu post partum akan mengalami beberapa perubahan fisiologi yang
umumnya kembali setelah 6 minggu, seperti :
a.

Perubahan pada corpus uteri


Pada pemulihan uterus lebih dikenal dengan involusio uteri, dimana
uterus kembali pada ukurannya dan kondisi normal setelah kelahiran
bayi 12 jam. Setelah persalinan tinggi fundus uteri (tfu) sekitar 1 cm di
atas umbilicus. Pada hari keenam tfu sekitar 2 jari di bawah umbilicus
dan uterus tak teraba lagi, pada abdomen setelah hari kesembilan
setelah persalinan. Berat uterus pada minggu kesatu persalinan adalah
12

500 gram, pada minggu kedua sekitar 350 gram, setelah minggu
keenam berat uterus hanya seberat 50-60 gram.
b.

Perubahan pada serviks


Bagian atas serviks sampai segmen bawah uterus sedikit odema dan
mengalami penipisan. Pada ekstroserviks terasa lembut dan sedikit
memar, bahkan kadang tampak terkoyak yang memungkinkan
terjadinya infeksi.

c.

Tempat pelepasan plasenta


Setelah persalinan terjadi vasokonstriksi vaskuler dan diikuti
pertumbuhan endometrium untuk mencegah scar dan kembali
sempurna

pada

akhir

minggu

ketiga

persalinan.

Kegagalan

penyembuhan disebut sebagai sub involutio, dari bekas pelepasan


plasenta akan keluar lochea. Macam-macam lochea :
1) Lochea rubra
Lochea awal setelah persalinan, berwarna merah terang, atau
coklat kemerah-merahan. Lochea ini berisi darah, berisi desidua,
robekan trolostrik, bakteri.
2) Lochea serosa
Berwarna coklat atau pink yang timbul setelah hari ketiga atau hari
keempat setelah persalinan. Lochea ini berisi sel darah yang sudah
tua, serum leucosit dan jaringan yang mengalami regenerasi.

13

3) Lochea alba
Lochea ini muncul pada hari kesepuluh setelah persalinan dan
keluar selama 2-6 minggu setelah persalinan, berwarna kuning atau
putih.
d.

Vagina dan perineum


Terjadi perpisahan mukosa dan tidak ditemukan adanya penonjolan
rugae. Rugae atau tonjolan pada vagina akan kembali setelah 4 minggu
persalinan, sedangkan vagina dan perineum akan pulih setelah 6-8
minggu.

e.

Payudara
Sekresi dan ekskresi kolostrum berlangsung pada hari kedua dan ketiga
setelah persalinan. Payudara menjadi penuh, tegang, dan kadang nyeri,
tetapi setelah proses laktasi maka payudara akan terasa lebih nyaman.

f.

Sistem kardiovaskuler
Tekanan darah perlu diukur setelah plasenta lahir, hasilnya perlu
dibandingkan dengan pengukuran sebelumnya. Perbedaan yang
menyolok dari perbandingan ini misalnya systole dari 100 menjadi 60
atau 50, menunjukkan bahwa pekerjaan jantung kurang normal. Jika
terlalu lambat memompakan darah ke dalam arteri, dapat dianggap
sebagai salah satu gejala permulaan shock.
Tanda-tanda vital setelah persalinan

14

Suhu
Selama 24 jam pertama, mungkin meningkat sampai
100,4oF (38oC) sebagai suatu akibat dari dehidrasi.
Persalinan setelah 24 jam wanita tidak boleh demam, bila
demam berlangsung selama 2 hari kemungkinan lain
adalah mastitis, endometritis.

Nadi
Bradicardi pada 6 8 jam pertama setelah persalinan ini
merupakan suatu konsekwensi peningkatan cardiacoutput
dan strok volume. Nadi kembali normal setelah
persalinan nadi 50 70 kali per menit dianggap normal.
Bila nadi cepat/bila lebih, mungkin indikasi hipofalemia
sekunder dan perdarahan.

Tekanan darah
TD sedikit berubah biasanya terjadi hipotensi yang
diindikasikan dengan perasaan pusing/pening setelah
berdiri, berkembang dalam 24 jam pertama sebagai suatu
akibat gangguan daerah persyarafan yang mungkin
terjadi setelah persalinan. Jika terjadi hipertensi pada
periode pertama post partum, evaluasi rutin tekanan
darah bila diperlukan. Analgetik diberikan jika tensi
tinggi dan istirahat di tempat tidur.
15

Respirasi
Akan menurun sampai keadaan normal spt sebelum
hamil dalam 6 bulan setelah persalinan. Bila terjadi
peningkatan subarachnoid (spinal) block maka akan
terjadi hipoventilasi dan hipotensi.

g.

Sistem urinaria
Setelah partus akan terasa pedih bila buang air kemih, ini kemungkinan
disebabkan iritasi pada uretra sebagai akibat persalinan, sehingga
penderita takut buang air kemih. Bila kandung kemih penuh harus
diusahakan agar pasien dapat buang air kemih sehinggga tidak
dilakukan kateterisasi, karena akan menimbulkan infeksi.

h.

Sistem gastro intestinal


Ibu akan merasa lelah dan lemas setelah bayi lahir karena kehabisan
tenaga. Hendaknya lekas diberikan minum hangat dan manis. Bila ibu
menghendaki makan, berikanlah makan yang sifatnya ringan walaupun
dalam proses persalinan. Lambung dan otot pencernaan tidak langsung
turut mengadakan proses persalinan tersebut, tetapi sedikit atau banyak
pasti dipengaruhi proses persalinan tersebut, sehingga alat pencernaan
perlu istirahat guna memulihkan keadaan kembali.

i.

Sistem endokrin
Perubahan yang terjadi pada sistem endokrin yaitu hormon plasenta
penurunan HTC (Human Chrorionic Somatropin) estrogen, kortisol
16

serta enzim plasenta mengembalikan efek diabetik janin, menghasilkan


tinggi gula darah yang cukup pada nifas pertengahan. Tingkat penurunan estrogen dan progesterone sangat mencolok setelah
pengeluaran plasenta yaitu terjadi satu minggu post partum. Penurunan
tersebut mencapai 10 % dari nilai ketika hamil dalam 3 jam post
partum. Tingkat terendah terjadi pada hari ke 7 pada hormon pituitary
keadaan prolaktin pada darah meninggi selama kehamilan dan
persalinan. Pada ibu yang tidak menyusui prolaktin menurun sampai
keadaan sebelum hamil pada waktu 2 minggu. (Bobak, 1993)
j.

Sistem muskuluskeletal
Adaptasi muskuluskeletal ibu terjadi selama kehamilan akan kembali
seperti semula pada poerperium , adaptasi ini termasuk relaksasi dan
mobilitas berlebihan dari

tulang sendi dan perubahan dalam pusat

grafitas ibu untuk merespon terhadap pembesaran uterus. Tulang sendi


akan stabil semua dalam 6 sampai 8 minggu post partum, walaupun
seluruh tulang sendi seperti hamil, tetapi tidak demikian dengan ukuran
kaki ibu. Ibu biasanya mengatakan ukuran kakinya bertambah besar.
(Bobak : 1993).
k.

Hematokrit dan hemoglobin


Pada 72 jam pertama persalinan kehilangan volume plasma dari sel
darah. Pada hari ke 3 sampai 7 setelah persalinan terjadi peningkatan
keadaan hematokrit dan Hb. Masa peurpurium bukan penghancuran
17

RBC, tetapi tambahan-tambahan akan menghilang secara perlahan


sesuai waktu hidup RBC. Hematokrit dan Hb kembali normal dalam 4
sampai 5 minggu post partum.
-

Jumlah sel darah putih (SDP)


Leukositosis rata-rata pada ibu hamil 12.000/mm3. Selama 10 12
persalinan bernilai 20.000 25.000/mm3. Neutropil lebih banyak
dari sel darah putih mungkin sulit diinterprestasikan jika terjadi.

Faktor pembekuan
Aktivasi ekstensif terjadi setelah persalinan secara bersamaan
dengan tidak adanya pergerakan, trauma/sepsis yang mendorong
terjadinya tromboembolisme beberapa hari sampai keadaan
sebelum hamil.
- Trombosis
Kaki ibu diperiksa setiap hari untuk mengetahui adanya tandatanda trombosis, yaitu nyeri hangat dan lemas, vena bengkak,
kemerahan yang dirasakan keras/padat ketika disentuh. Bila positif
terdapat tanda-tanda Homans Sign yang menyebabkan otot betis
mengkonpulsi vena dan akan nyeri.
- Varises
Varises pada kaki dan sekitar anus adalah umum dalam kehamilan.
Varises pada vulva kurang dan akan kembali setelah persalinan.

18

2.

Adaptasi Psikologis
a. Taking In (dependent)
Taking in terjadi 1-2 hari post partum. Ibu didominasi oleh tingkah laku
dependent dan pasif, sebagian besar kebutuhannya dipenuhi orang lain.
Fase dependent suatu waktu yang menyenangkan dan kebanyakan orang
tua berbicara semangat, mereka menceritakan ketika hamil dan
melahirkan. Memusatkan, menganalisa, memperhatikan pengalaman ini
membantu orang tua untuk melanjutkan pada fase selanjutnya.
b. Taking Hold (dependent-independent)
Pada fase ini bersifat antara dependent dan independent. Ibu secara
berselang menerima pemeliharaan yang ekstensif dan dukungan dari
orang lain, serta sekali-kali menginginkan untuk melakukan sendiri.
Fase ini merupakan fase yang baik untuk melakukan penyuluhan pada
ibu dan secara psikologis seorang ibu mempunyai tanggung jawab yang
benar-benar melimpah sebagai orang tua.
c. Letting Go (independent)
Ibu sudah mulai independent pada peranannya yang baru. Terjadi pada
hari-hari terakhir pada minggu pertama post partum. Ibu dan
keluarganya harus segera menyesuaikan diri terhadap suatu sistem
interaksi antar anggota keluarga. Pada fase ini sering kali menyebabkan
stress bagi kedua orang tuanya.

19

G.

Pengkajian Dasar
1.

Aktifitas dan istirahat


Dapat tampak berenergi atau kelelahan/keletihan, mengantuk.

2.

Sirkulasi
Nadi biasanya lambat 50 70 dpm karena hipersensitif fagal. Tekanan
darah bervariasi mungkin lebih rendah pada respon terhadap analgesia atau
anastesia atau meningkat pada respon terhadap pemberian oksitoksin atau
hipertensi karena kehamilan. Edema bila ada mungkin dependen misal
ditemukan pada ekstremitas bawah atau dapat meliputi ekstremitas atas dan
bawah. Kehilangan darah selama persalinan dan kelahiran sampai 400
500 ml untuk kelahiran vaginal atau 600 800 ml untuk kelahiran sesaria.

3.

Integritas ego
Reaksi emosional bervariasi dan dapat berubah-ubah misalnya eksitasi atau
perilaku menunjukkan kurang kedekatan, tidak berminat (kelelahan) atau
kecewa. Dapat mengekspresikan masalah atau meminta maaf untuk
perilaku intrapartum atau kehilangan kontrol, dapat mengekspresikan rasa
takut mengenai kondisi bayi baru lahir dan perawatan segera pada neonatal.

4.

Eleminasi
Hemaroid sering ada atau menonjol. Kandung kemih mungkin teraba di atas
simphisis atau kateter urinalis mungkin dipasang. Deulisis dapat terjadi bila
tekanan bagian presentasi mengambil aliran urinarius

20

5.

Makanan dan cairan


Dapat mengeluh haus lapar dan mual.

6.

Neurosensori
Sensasi gerakan estremitas bawah menurun pada adanya anesthesia spinal
atau analgesia kaudal/epidural.
Hiperrefleksia mungkin ada menunjukkan terjadinya atau menetapnya
hipertensi, khususnya pada diabetik remaja atau klienprimipara

7.

Nyeri ketidaknyamanan
Dapat melaporkan ketidaknyamanan dari berbagai sumber misalnya setelah
nyeri trauma jaringan/perbaikan episiotomi, kandung kemih penuh atau
perasaan dingin/otot tremor dengan menggigil.

8.

Keamanan
Pada awalnya suhu tubuh meningkat sedikit (pengerahan tenaga, dehidrasi)
perbaikan episiotomi utuh dengan tepi jaringan merapat.

9.

Seksualitas
Fundus keras terkontraksi pada garis tengah dan terletak setinggi umbilicus.
Drainase vagina atau lokhla jumlahnya sedang, merah gelap dengan hanya
beberapa bekuan kecil (sampai ukuran paling kecil). Perenium bebas sari
kemerahan , edema, ekimosis atau rebas. Striae mungkin ada pada
abdomen, paha dan payudara. Payudara lunaj dengan putting tegang.

10. Penyuluhan/pembelajaran
Catat obat-obatan yang diberikan, termasuk waktu dan jumlah.
21

11. Pemeriksaan diagnostik


Hemoglobin/hematoksid (Hb/Ht) jumlah darah lengkap, urindisis,
pemeriksaan lain. Mungkin dilakukan sesuai indikasi dari temuan fisik.

H.

Pathway

22

I.

Diagnosa Keperawatan
1.

Nyeri berhubungan dengan involusi uterus, nyeri setelah melahirkan.

2.

Resiko tinggi shock berhubungan dengan trauma jalan lahir.

3.

Resiko tinggi infeksi berhubungan dengan laserasi dan proses persalinan.

4.

Gangguan eliminasi BAB/BAK berhubungan dengan ketidak nyamanan


post partum.

5.

Proses laktasi tidak adekuat berhubungan dengan kurang pengetahuan


tentang perawatan payudara.

6.

Kurang pengetahuan mengenal kondisi berhubungan dengan kurangnya


informasi.

7.
J.

Gangguan kebutuhan istirahat berhubungan dengan kelelmahan fisik.

Fokus Intervensi dan Rasional


1.

Diagnosa keperawatan : Nyeri berhubungan dengan involusi uterus, nyeri


setelah melahirkan.
Tujuan

: - Pasien mampu mentolelir nyeri setelah dilakukan


tindakan keperawatan.

Kriteria

: - Ekspresi wajah tenang


- Pasien memahami proses involusi uterus
- Tanda-tanda vital

Intervensi

TD

: 120/80 mmHg

: 36,5 oC

: 84 x/menit

RR

: 20 x /menit

Pantau intensitas, lokasi nyeri dan frekuensi


23

Rasional

: Untuk menentukan intervensi yang tepat

Rasional

Mengurangi kelelahan

Intervensi

Ciptakan lingkungan yang nyaman dan tenang mengganti


alat tenun setiap hari dan batasi pengunjung.

2.

Rasional

Meningkatkan kenyamanan local

Intervensi

Bantu aktifitas perawatan (mandi, gosok gigi).

Rasional

Mengurangi kelelahan

Intervensi

Jelaskan proses fisiologi involusi pada pasien.

Rasional

Klien memahami kontraksi uterus berlangsung 2 3 hari

Intervensi

Kolaborasi pemberian analgesik sesuai program.

Rasional

: Untuk mengurangi rasa nyeri

Diagnosa keperawatan : Resiko tinggi shock berhubungan dengan


perdarahan
Tujuan

: - Perdarahan dapat diatasi/berhenti setelah dilakukan


tindakan keperawatan

Kriteria hasil : -

Tidak ada perdarahan


Tanda-tanda vital :
TD
S

: 120/80 mmHg

: 84 x / menit

: 36,5 O C

RR

: 20 x / menit

Intervensi

Monitor perdarahan (jumlah, warna, bau).

Rasional

Potensial hemorargi

Intervensi

Monitor tanda-tanda vital


24

Rasional

: Untuk mengetahui gejala shock

Intervensi

Monitor out put yang meliputi warna, jumlah, bau.

Rasional

Untuk analisa keseimbangan cairan

Intervensi

Mengecek HB jika ada tanda-tanda tidak normal dan


monitor keadaan klien.

3.

Rasional

HB tidak turun dari 2 gr/100 ml

Intervensi

Terapi oksigen sesuai indikasi

Rasional

Membantu pernapasan.

Diagnosa keperawatan : resiko tinggi infeksi berhubungan dengan


dilakukan tindakan keperawatan.
Tujuan

: Mencegah terjadinya infeksi

Kriteria hasil : - Tanda-tanda infeksi tidak ada (rubor, dolor, kolor,


fungsiolaesa)
- Dapat melaksanakan tindakan pencegahan terhadap
infeksi
- Mencapai penyembuhan sesuai waktu
Intervensi

: Monitor tanda-tanda infeksi

Rasional

: Diagnosa dini dari infeksi lokal dapat dicegah

Intervensi

: Pertahankan tehnik antiseptik dalam perawatan luka

Rasional

: Mencegah kontaminasi

Intervensi

: Melakukan tindakan vulva hygiene

Rasional

: Mencegah penyebaran infeksi


25

4.

Intervensi

: Kolaborasi dengan dokter untuk pemberian antibiotik.

Rasional

: Mencegah infeksi

Diagnosa Keperawatan : Gangguan eliminasi BAK/BAB berhubungan


dengan ketidaknyamanan post partum.
Tujuan

: pola eliminasi BAK/BAB normal

Intervensi

: menganjurkan pada klien segera ke kamar kecil bila ingin


BAB/BAK.

Rasional

: Agar tidak mengganggu involusi uteri

Intervensi

: Motivasi klien untuk mengkonsumsi makanan yang tinggi


Serat

Rasional

: Meningkatkan kembali defikasi normal

Intervensi

: Ajarkan pada klien menggunakan supocitoria untuk


merangsang pengeluaran feses

Rasional
5.

: Merangsang eliminasi

Diagnosa keperawatan : Proses laktasi tidak adekuat berhubungan dengan


kurangnya pengetahuan tentang perawatan payudara.
Tujuan

: Proses laktasi adekuat

Kriteria hasil: -

Meningkatkan ASI
Menyusui berhasil/efektifnya laktasi

Intervensi

: Kaji faktor ketidak efektifan

Rasional

: Untuk intervensi selanjutnya

Intervensi

: Jelaskan cara menyusui yang nyaman


26

Rasional

: Tidak melelahkan bayi dan ibu.

Intervensi

: Bantu ibu selama menyusui pertama dengan memberi posisi


yang benar.

Rasional
6.

: Memberi pengetahuan mengenai laktasi

Diagnosa keperawatan : Kurang pengetahuan mengenai prognosis dan


kebutuhan berhubungan dengan kurangnya informasi
Tujuan

: Paham tentang perawatan bayi

Kriteria hasil: - Klien mampu menjelaskan prosedur tindakan keperawatan


memandikan bayi dan perawatan tali pusat.
-

7.

Klien dapat melakukan perawatan bayi

Intervensi

: Beri penjelasan tentang prosedur tindakan keperawatan

Rasional

: Menambah pengetahuan

Intervensi

: Lakukan demonstrasi dan penyuluhan cara perawatan

Rasional

: Lebih menjelaskan dan mengerti.

Diagnosa keperawatan : gangguan kebutuhan istirahat berhubungan dengan


kelemahan fisik.
Tujuan

: Kebutuhan istirahat terpenuhi.

Kriteria hasil : Pasien tidur 7 8 jam per hari.


Intervensi

: Kaji pola tidur pasien

Rasional

: Menentukan waktu tidur

Intervensi

: Ganti alat tenun tiap hari

Rasional

: Rapi dan bersih


27

Intervensi

: Ciptakan lingkungan yang tenang batasi pengunjung

Rasional

: Bisa istirahat dengan tenang

Intervensi

: Kaji kebiasaan pasien sebelum tidur

Rasional

: Mempercepat istirahat

28

Anda mungkin juga menyukai