PENDAHULUAN
program pemberian imunisasi dasar, yaitu imunisasi BCG, Polio, Hepatitis B, DPT,
dan Campak, yang diberikan kepada bayi di bawah 1 tahun. Imunisasi dasar adalah
pemberian imunisasi awal untuk mencapai kadar kekebalan di atas ambang
perlindungan. Imunisasi merupakan suatu metode yang terbukti dan terpercaya dapat
mengontrol dan mengeliminasi penyakit-penyakit infeksi yang mengancam nyawa
dan diperkirakan mampu mengurangi angka kematian hingga 2-3 juta kematian
setiap tahunnya
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
II.1 Imunisasi
Imunisasi berasal dari kata imun berasal dari bahasa Latin immunitas yang
berarti kebal atau resisten, jadi pengertian imunisasi adalah suatu tindakan untuk
memberikan kekebalan dengan cara memasukan vaksin ke dalam tubuh. Pengertian
lain dari imunisasi adalah pemberian suatu zat secara sengaja yang mengandung
bibit penyakit yang telah dilemahkan atau dimatikan dan menimbulkan reaksi
kekebalan dari tubuh, sehingga bila suatu waktu mendapat infeksi tidak akan
menimbulkan gejala yang lebih berat atau menjadi cacat. Dapat disimpulkan
imunisasi merupakan upaya pencegahan yang sangat efektif, mudah, serta ekonomis
untuk menghindari terjangkitnya
waktu, jumlah zat anti dalam tubuh akan berkurang. Untuk mempertahankan agar
tubuh tetap kebal, perlu diberikan penambahan antigen yang dapat berbentuk
suntikan imunisasi berulang.11
Imunisasi dapat dibagi dalam dua jenis , yaitu imunisasi aktif dan imunisasi
pasif. Imunisasi aktif ialah pemberian zat sintetis spesifik, sehingga tubuh dengan
aktif membentuk zat antibodi. Proses pembentukan zat antibodi dalam pemberian
imunisasi aktif membutuhkan waktu, namun zat antibodi yang terbentuk dapat
bertahan lebih lama apabila dibandingkan dengan imunisasi pasif. Imunisasi pasif
ialah pemberian zat antibodi spesifik secara langgsung sehingga tubuh tidak lagi
memerlukan proses pembentukan zat antibodi terhadap zat antigen yang
masuk.Imunisasi pasif memberikan waktu kekebalan yang bersifat singkat. Sebagai
contoh : pemberian ATS (Anti Tetanus Serum ) pada anak yang terluka akibat
menginjak paku. Pemberian imunisasi pada bayi/balita merupakan pemberian
imunisasi secara aktif. Imunisasi pasif hanya diberikan dalam keadaan yang sangat
mendesak, seperti pada keadaan dimana diduga tubuh belum mempunyai kekebalan
ketika terinfeksi oleh kuman yang dapat menimbulkan penyakit yang fatal. Imunisasi
aktif maupun pasif dapat didapatkan secara alami, biasanya bawaan atau didapat.11
Imunisasi merupakan tindakan kesehatan sebagai pencegahan tingkat
pertama. Ada dua program imunisasi berdasarkan PP IDAI. Program Pengembangan
Imunisasi (PPI) yang diwajibkan dan Program Imunisasi Non PPI yang dianjurkan.
Dikatakan wajib jika penyakit yang ditimbulkan memiliki angka kesakitan yang
cukup tinggi dan dapat menyebabkan cacat tubuh atau kematian. Sedangkan
imunisasi yang dianjurkan untuk penyakit-penyakit khusus yang biasanya tidak
seberat kelompok pertama.12
Imunisasi dibagi menjadi 3 jenis, yaitu:
a. Imunisasi dasar adalah pemberian imunisasi awal untuk mencapai kadar kekebalan
di atas ambang perlindungan.
b. Imunisasi lanjutan adalah imunisasi ulangan untuk mempertahankan tingkat
kekebalan di atas ambang perlindungan atau untuk memperpanjang masa
perlindungan.
c. Imunisasi khusus adalah imunisasi yang diberikan kepada penyakit tertentu.
-Imunisasi yang menjadi program yaitu meningitis, demam kuning dan rabies.
-Imunisasi yang tidak masuk ke dalam program seperti Hepatitis A, Influenzae,
Haemophilus influenzae tipe b, Kolera, Japanese encephalitis, Tifus abdominalis,
Pneumoni pneumokokus, Shigellosis, Rubbella, Varicella, Parotitis epidemica,
Rotavirus.8
II.2. Campak
Campak atau dalam bahasa lokal disebut juga tampek, gabagen, adalah suatu
penyakit yang disebabkan oleh virus, yang disebut paramyxovirus, dan bukan oleh
bakteri.2,16
Gambar 2.1
Measless Virus
GEJALA KLINIS
Gejala penyakit ini biasanya mulai muncul sekitar 10-12 hari setelah
seseorang terkena virus. Biasanya ia akan mengalami panas tinggi (39,5 40,5C)
selama 2-4 hari diikuti batuk, pilek dan konjungtivitis (peradangan selaput ikat
mata/konjungtivis) dan ruam. Ruam atau bintik-bintik merah biasanya muncul 14
hari setelah terjangkit oleh virus dan selanjutnya hilang sendiri dalam 5-6 hari.
Ruam atau bintik-bintik merah itu biasanya muncul pertama kali di wajah dan leher
pasien, dan dalam 3 hari bintik-bintik merah itu menyebar ke seluruh tubuh
termasuk tangan dan kaki. Pada umumnya ruam atau bintik-bintik merah itu tidak
terlalu jelas terlihat dan tidak menyebabkan gatal. Seringkali juga muncul di bagian
dalam mulut pasien beberapa hari sebelum semua ruam menghilang.2,16
Gambar 2.2
Ruam Kemerahan di Wajah dan
Mukosa mulut
Gambar 2.3
Bagan Patogenesis Campak
KOMPLIKASI
Dari keseluruhan kasus campak yang dilaporkan, sekitar 20% di
antaranya disertai oleh satu atau lebih komplikasi. Komplikasi ini umum
terjadi pada anak-anak berusia di bawah 5 tahun (balita) dan orang dewasa
berusia di atas 20 tahun. Anak tidak meninggal dunia karena campak secara
langsung. Campak menyerang permukaan kulit dan sIstem daya tahan tubuh
(imun) yang menyebabkan anak-anak itu meninggal karena komplikasi
pneumonia/radang paru-paru (1:20 anak yang menderita campak), radang
otak (1:1000 anak yang akhirnya mengakibatkan anak tersebut menjadi tuli
atau terbelakang.2,16
Campak juga dapat menyebabkan infeksi telinga dan kebutaan. Dari
setiap 1000 anak yang terkena campak, 2-3 anak meninggal karenanya. Di
negara-negara berkembang, di mana gizi buruk dan kekurangan vitamin A
sangat umum terjadi, campak telah membunuh 1 dari 4 orang setiap
tahunnya. Campak juga menjadi penyebab utama kebutaan di antara anakanak Afrika. Dan campak telah membunuh lebih dari 1/2 juta anak setiap
tahunnya di seluruh dunia.2,16
PENCEGAHAN
Imunisasi campak berisi virus hidup yang telah dilemahkan. Virus lemah
ini mampu merangsang sistem kekebalan tubuh kita untuk membuat
antibodi yang dapat mencegah masuknya campak dalam tubuh kita, dan
virus hidup ini tidak cukup kuat untuk membuat seseorang terjangkiti
penyakit campak.
BAB III
PENUTUP
memberikan pemahaman kepada ibu si bayi tentang imunisasi campak dan gambaran
penyakit campak dan komplikasinya dengan kegiatan promotif dari puskesmas
berupa sosialisasi Door to Door. Kegiatan penyuluhan tersebut hendaknya mendapat
dukungan dan partisipasi dari berbagai pihak kesehatan yang terkait dan juga
berbagai elemen masyarakat agar dapat memberikan hasil yang optimal.
DAFTAR PUSTAKA
1. Maldonado, Y., 1996, Measles, in Nelson (Ed.), Textbook of Pediatrics, 15th
edition. WB Sounders Company, Philadelphia. 868-870.
Diakses
Februari 2012.
5. MCC Indonesia/Immunization Project. Buku Acuan Pelatihan Peningkatan
Cakupan dan Mutu Pelayanan Imunisasi di Puskesmas. Jakarta: Departemen
Kesehatan Indonesia, Oktober 2007.
6. Kemkes Tergetkan Tahun 2014 Seluruh Desa/Kelurahan 100% UCI. Departemen
Kesehatan Indonesia. Jakarta: 2012. Available from URL: HYPERLINK
http://depkes.go.id/index.php/berita/press-release/1106-kemkes-tergetkan-tahun2014-seluruh-desakelurahan-100-uci.html. Diakses pada tanggal 20 Februari
2012.
7. Sedyaningsih ER, Rencana Strategis Kementrian Kesehatan Tahun 20102014. Jakarta: Kementrian Kesehatan RI; 2010.
8. Program Penyelenggaraan Imunisasi. 2005. Available from: URL: HYPERLINK
http://125.160.76.194/peraturan/Himp.%20Cetak%2006/Cetak%20Himp.
%20Jilid%20IV/Imunisasi/Lampiran%20Kepmenkes%20Imunisasi.pdf. Diakses
pada tanggal , 03 Maret 2012.
9. Imunisasi Anak. April, 2006.
Available
from:
URL:
HYPERLINK
http://www.prodia.co.id/files/smartliving/Edisi2/14.%20SL%20Edisi
%202%20(Sehat%20Anak).pdf. Diakses pada tanggal 3 Maret 2012.
10. Hadinegoro SR, Pusponegoro HD & Soedjatmiko Panduan
Imunisasi
from:
URL:
HYPERLINK
http://ridwanamiruddin.wordpress.com/2007/12/11/isu-mutakhir-imunisasi/.
Diakses pada tanggal 03 Maret 2012.
12. Program Imunisasi dan Permasalahannya di Indonesia. 1990. Available from:
URL:
HYPERLINK