Laporan Kasus
Laporan Kasus
LAPORAN KASUS
Topik
Tanggal Presentasi
: 14 Januari
2012
Tempat Presentasi
: RSUD Solok
Narasumber
Pendamping
Objektif Presentasi
Dewasa
Interne
Deskripsi
Tujuan
Bahan Bahasan
:S
Umur
: 58 tahun
Jenis kelamin
: pria
Alamat
: Koto Sani
No.MR
: 022487
Page 1
: sedang
Kesadaran
: CMC
Tekanan darah
: 120/70mmHg
Page 2
: 74x /menit
Suhu
: 36,8 0C
: 160 cm
Berat badan
: 60 kg
Kulit
Leher
:JVP = 5 + 1 cmH2O
Dada
Perkusi
RIC V.
medial LMCD RIC V
batas jantung kiri terletak pada 1 jari lateral
LMCS RIC V
Auskultasi : gallop (+)
Abdomen: Inspeksi
Page 3
14-12-11
Bilirubin total
Bilirubin direct
SGOT
SGPT
HbsAg
Ureum
Kreatinin
EKG
Page 4
: 1,02 mg/dl
: 0,54 mg/dl
: 64,5 U/L
:43,2 U/L
: (-)
: 31,2 mg/dl
: 0,91 mg/dl
Page 5
O2 2 liter/menit
IVFD Rl 12jam/kolf
Inj Furosemid 1x1 ampul
Furosemid tablet 1x 40 mg
Spironolakton 1x25 mg
Captopril 2x6,25 mg
KSR 2x600 mg
Aminophilin 3x225 mg
Ambroxol 3x30 mg
FOLLOW UP
13/12/11
S/ batuk berdahak, dengan dahak kuning
sesak napas masih dirasakan
perut masih terasa sangat buncit
O/ Keadaan umum
:sedang
Kesadaran
:CMC
Tekanan darah
:120/80
Nadi
:84/menit
Pernapasan
:28x/menit
Suhu
:36,6 C
PF/ Toraks: suara napas , wheezing +/+ di kedua lapangan paru, ronki +
di paru kanan, gallop (+)
Abdomen: lingkar perut 97,5 cm, shifting dullness (+)
Extrimitas: pitting edema tungkai (+)
P. penunjang/
EKG
Hb
: 15,5 g/dl
LED
: 2 mm/jam
Leukosit
: 5.300 mm3
Hematokrit : 57 %
Dr. Astrid Cundikiawan
Page 6
: 222.000 mm3
O2 2 liter/menit
IVFD RL 12 jam/kolf
Furosemid tablet 1x 40 mg
Spironolakton 1x25 mg
Captopril 2x6,25 mg
KSR 2x600 mg
Aminophilin 3x225 mg
Ambroxol 3x30 mg
14/12/11
S/ batuk berdahak (+) , dengan dahak kuning
sesak napas masih dirasakan
perut buncit berkurang
O/ Keadaan umum
:sedang
Kesadaran
:CMC
Tekanan darah
:110/80
Nadi
:84/menit
Pernapasan
:25x/menit
Suhu
:36,6 C
: 1,02 mg/dl
Bilirubin direct
: 0,54 mg/dl
Page 7
: 64,5 U/L
SGPT
:43,2 U/L
HbsAg
: (-)
Ureum
: 31,2 mg/dl
Kreatinin
: 0,91 mg/dl
O2 2 liter/menit
Furosemid tablet 2x 40 mg
Spironolakton 1x25 mg
Captopril 2x6,25 mg
KSR 2x600 mg
Aminophilin 3x225 mg
Ciprofloxacin 2x500 mg
Ambroxol 3x30 mg
15/12/11
S/ batuk berdahak (+) , dengan dahak kuning
sesak napas dirasakan sedikit berkurang
perut buncit sedikit berkurang
O/ Keadaan umum
:sedang
Kesadaran
:CMC
Tekanan darah
:110/80
Nadi
:82/menit
Pernapasan
:26x/menit
Suhu
:36,6 C
Page 8
O2 2 liter/menit
Furosemid tablet 2x 40 mg
Spironolakton 1x25 mg
Captopril 2x6,25 mg
KSR 2x600 mg
Aminophilin 3x225 mg
Ciprofloxacin 2x500 mg
Ambroxol 3x30 mg
16/12/11
S/ batuk berdahak (+) , dengan dahak kuning
sesak napas dirasakan sedikit berkurang
perut buncit sedikit berkurang
O/ Keadaan umum
:sedang
Kesadaran
:CMC
Tekanan darah
:120/80
Nadi
:86/menit
Pernapasan
:24x/menit
Suhu
:36,7 C
PF/ Toraks: wheezing (+) ,ronki +di paru kanan ,gallop (+)
Abdomen: lingkar perut 93 cm, shifting dullness (+)
Extrimitas: pitting edema tungkai (+)
A/ : - COPD
- CPC stadium dekompensata
Terapi:
O2 2 liter/menit
Page 9
Furosemid tablet 2x 40 mg
Spironolakton 1x25 mg
Captopril 2x6,25 mg
KSR 2x600 mg
Aminophilin 3x150 mg
Ciprofloxacin 2x500 mg
Prednison 2x5 mg
Ambroxol 3x30 mg
17/12/11
S/ batuk berdahak (+) , dengan dahak kuning
sesak napas dirasakan sedikit berkurang
perut buncit sedikit berkurang
Pasien pulang atas permintaan sendiri
O/ Keadaan umum
:sedang
Kesadaran
:CMC
Tekanan darah
:110/80
Nadi
:82/menit
Pernapasan
:26x/menit
Suhu
:36,6 C
O2 2 liter/menit
Furosemid tablet 2x 40 mg
Spironolakton 1x25 mg
Captopril 2x6,25 mg
Page 10
KSR 2x600 mg
Aminophilin 3x225 mg
Ciprofloxacin 2x500 mg
Prednison 2x5 mg
Ambroxol 3x30 mg
RANGKUMAN
a. Subjektif
Telah diaporkan suatu kasus seorang pasien priaberusia 58 tahun
dengan diagnosis Kord Pulmonal Kronik Stadium Dekompensata. Dasar
diagnosis pada pasien ini diperoleh dari anamnesis yaitu pembengkakan
kedua tungkai yang hilang timbul dalam 6 bulan terakhir, perut yang
Dr. Astrid Cundikiawan
Page 11
Page 12
TINAUAN PUSTAKA
Dr. Astrid Cundikiawan
Page 13
1,2.
Stenosis Mitral, Kelainan Jantung Bawaan atau Gagal Jantung Kiri yang
juga dapat menyebabkan dilatasi dan hipertrofi ventrikel kanan.
Penyakit
Bronkiektasis
Sistik Fribrosis
Pneumokoniasis
Sarcoidosis
2.
Kifoskloliosis
Miastenia gravis
3.
4.
Page 14
Schitosomiasis
Skleroderma
Patofisiologi
Seperti yang telah disebutkan , COPD adalah penyebab tersering CP
kronis (lebih dari 50%). COPD mengakibatkan: (1) berkurangnya vascular
bed paru, dapat diakibatkan oleh semakin terdesaknya pemuluh darah
oleh paru yang mengembang atau kerusakan paru; (2) asidosis
respiratorik dan hiperkapnea; (3) hipoksia alveolar, yang akan
merangsang vasokontriksi pembuluh paru; (4) polisitemia dan
hiperviskositas darah. keempat kelainan ini akan menyebabkan timbulya
hipertensi pulmonal (perjalannya lambat). Dalam jangka panjang akan
mengakibatkan hipertrofi dan dilatasi ventrikel kanan. Keadaan ini disebut
CP.Jika mekanisme kompensasi ini gagal maka akan terjadi gagal jantung
kanan.1,2
Gambaran Klinis
Anamnesis
Perlu dilakukan anamnesis yang teliti ada tidaknya penyakit paru
yang mendasari dan jenis kelainan paru. Informasi yang didapat pada
anamnesis dapat berbeda antara satu penderita dengan penderita lain
tergantung pada penyakit dasar yang menyebabkan CP. Pada penderita
CP dengan COPD sebagai penyakit dasarnya, keluhannya berupa sesak
napas yang progresif yang bertambah berat dengan aktivitas dan
persisten, batuk kronik yang produktif (banyak sputum), napas yang
berbunyi, mudah fatig, lemah serta adanya riwayat terpajan faktor resiko
seperti asap rokok, debu, bahan kimia, asap dapur.
2,3,4,5
Page 15
Takipnea
Sianosis
Jari tabuh
Pemeriksaan Penunjang
1. Laboratorium1
Pemeriksaan analisa gas darah dapat menunjukkan hipoksia dan
atau hiperkapnea/ asidosis respiratorik. Pada beberapa penderita CP,
analisa gas darahnya dapat normal pada saat istirahat, tapi pada saat
berakitivitas, pemeriksaan gas darahnya menunjukkan hipoksia berat
Dr. Astrid Cundikiawan
Page 16
1.2,3,4,5
Page 17
Diagnosis1,2,3,4,5
Dengan melakukan anamnesis dan pemeriksaan fisik yang teliti
ditunjang dengan pemeriksaan laboratorium, foto toraks, dan EKG
biasanya diagnosis CP sudah dapat ditegakkan. Bila masih meragukan,
pemeriksaan Ekokardiografi dapat membantu menegakkan diagnosis.
Kriteria untuk menegakkan diagnosis CP adalah adanya penyakit paru
atau kelainan dinding toraks yang berat, dibuktikan dengan foto toraks,
tes faal paru, dan analisa gas darah, disertai adanya hipertrofi ventrikel
kanan yang dibuktikan dengan cara (salah satu atau lebih) pemeriksaan
fisik, X-foto toraks, EKG, Ekokardiografi.
Diagnosis Banding1,4
Hipertensi Vena Pulmonalisdisebabkan oleh stenosis mitral atau
gagal jantung kiri. Sesak napasnya berupa orthopnea dan Paroxysmal
Nocturnal Dyspnea (PND)
Page 18
Page 19
Page 20
Page 21
DAFTAR PUSTAKA
1. Yogiarto M, Baktiyasa B. Cor Pulmonale. In : Joawono, BS, editor. Ilmu
Penyakit Jantung. Surabaya: Airlangga University Press; 2003. h. 69-77.
2. Harun S, W IP. Kor Pulmonal Kronik. In: Sudoyo AW, Setiohadi B, editors.
Ilmu Penyakit Dalam. Edisi keempat. Jakarta: Pusat Penerbitan Ilmu
Penyakit Dalam Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia;2007. h. 168081.
3. Perhimpunan Dokter Paru Indonesia (PDPI). Diagnosis dan
Penatalaksanaan Penyakit Paru Obstruktif Kronik. Jakarta: Perhimpunan
Dokter Paru Indonesia; 2011.
Page 22
Page 23