Oleh :
Steffi Meidiana
G99141076
Periode :
2 April 2015 4 April 2015
Pembimbing :
dr. Guntur Surya Alam, Sp. BA
STATUS PASIEN
A. ANAMNESIS
1. IDENTITAS PASIEN
Nama
Umur
Jenis kelamin
Agama
Alamat
Tanggal Masuk
Tanggal Periksa
No. RM
: By. Ny. P
: 0 hari
: Laki-laki
: Islam
: Selogono, Girimargo, Miri, Sragen
: 2 April 2015
: 2 April 2015
: 01295861
2. KELUHAN UTAMA
Benjolan di daerah pusar
3. RIWAYAT PENYAKIT SEKARANG
Empat jam SMRS, pasien lahir dari seorang ibu G4P4A0, dengan usia
kehamilan 39 minggu. Pasien lahir spontan dibantu oleh bidan. Berat badan lahir
3000 gram, panjang badan 49 cm. Setelah lahir, pasien tidak langsung menangis
kuat, hanya menangis lemah. Setelah dibersihkan oleh bidan, pasien baru mulai
menangis. Benjolan di pusar sudah tampak sejak pasien lahir. Benjolan berukuran
4x6 cm, berselaput, keluar dari pusar. Darah (-), pus (-).
4. RIWAYAT PENYAKIT KELUARGA
Riwayat keluhan yang sama
: disangkal
5. RIWAYAT KELAHIRAN
Pasien lahir dari ibu usia 35 tahun G4P4A0 secara spontan, dengan usia
kehamilan 39 minggu. Saat lahir pasien menangis lemah, ketuban jernih, tidak
berbau. Mekoneum keluar terlambat.
Usia kehamilan
:39 minggu
: 3000 gram
: disangkal
: disangkal
7. RIWAYAT IMUNISASI
: mesocephal
: konjungtiva pucat (-/-), sklera ikterik (-/-), cekung (-/-)
: sekret (-/-), darah (-/-), nyeri tekan mastoid (-/-)
nyeri tragus (-/-)
: bentuk asimetris, napas cuping hidung (-), sekret (-)
keluar darah (-)
: mukosa basah (+), sianosis (-), lidah kotor (-), jejas (-)
: pembesaran tiroid (-), pembesaran limfonodi (-)
: bentuk normochest, ketertinggalan gerak (-)
:
f. Hidung
g.
h.
i.
j.
Mulut
Leher
Thoraks
Jantung
Inspeksi
Palpasi
Perkusi
k. Pulmo
Inspeksi
Palpasi
Perkusi
: sonor/sonor.
: timpani
Palpasi
m. Genitourinaria
: BAK pada pangkal penis, BAK darah (-), BAK nanah (-)
nyeri BAK (-).
n. Muskuloskeletal : nyeri pada anggota gerak (-), kelemahan pada anggota gerak
(-), ROM terbatas pada anggota gerak (-)
o. Ekstremitas
Akral dingin
p. Status Lokalis
Oedema
-
C. ASSESMENT I
Omphalocele
D. PLANNING I
O2 3 lpm
Inf. D5 NS 20 tpm
Rawat omphalocele tegak kering dengan kassa steril
Pro herniorepair
TINJAUAN PUSTAKA
A. DEFINISI
Omphalocele secara bahasa berasal dari bahasa yunani omphalos yang berarti
umbilicus = tali pusat dan cele yang berarti bentuk hernia. Omphalocele diartikan
sebagai suatu defek sentral dinding abdomen pada daerah cincin umbilikus (umbilical
ring) atau cincin tali pusar sehingga terdapat herniasi organ-organ abdomen dari
cavum abdomen namun masih dilapiasi oleh suatu kantong atau selaput. Selaput
terdiri atas lapisan amnion dan peritoneum. Diantara lapisan tersebut bisa terdapat
lapisan whartons jelly. Omphalocele dideskripsikan pertama kali oleh seorang ahli
bedah Prancis bernama Ambroise Pare pada tahun 1634. Ambroise Pare
mendeskripsikan omphalocele secara akurat dan melakukan penatalaksanaan secara
konservatif pada permukaan selaput omphalocele untuk merangsang epitelisasi.
Pendekatan penatalaksanaan tersebut memerlukan waktu yang lama, serta selaput
dapat pula pecah yang berakibat terjadinya infeksi.1
Pada tahun 1948, Robert Gross di Boston memperkenalkan suatu metode
penutupan omphalocele. Robert Gross mendeskripsikan penutupan omphalocele
melalui 2 tahap. Tahap pertama ialah membuat skin flap untuk melindungi organorgan abdomen yang mengalami herniasi. Tahap kedua ialah me-repair hernia
ventralis.1
Schuster pada tahun 1967 kemudian memperkenalkan penggunaan material
prostetik untuk memproteksi organ-organ abdomen selama tahapan pertama tersebut.
Akhirnya pada tahun 1969, Allen dan Wrenn memeperkenalkan teknik Silo, di
mana organ-organ abdomen yang mengalami herniasi ditutup dengan satu lapis
elastis yang dilekatkan ke fascia dinding abdomen. Organorgan abdomen tersebut
kemudian dimasukkan secara bartahap ke dalam kavum abdomen melalui progressiv
tightening/tekanan manual dalam beberapa hari. Hingga saat ini berbagai usaha
dilakukan untuk mendapatkan hasil klinik yang memuaskan.1
Omphalocele merupakan suatu keadaan dimana viseral abdominal terdapat di
luar cavum abdomen tetapi masih di dalam kantong amnion. Omphalocele dapat
diartikan sebagai kantong bening tidak berpembuluh darah yang terdiri dari lapisan
peritoneum dan lapisan amnion pada pangkal tali pusat. Omphalocele adalah herniasi
sebagian isi intra abdomen melalui cincin umbilikus yang terbuka ke dalam dasar tali
pusat. Ukurannya bervariasi dalam sentimeter, di dalamnya berisi
seluruh midgut,
gaster dan hepar. Sekitar 70% kasus, omphalocele berhubungan dengan kelainan yang
lain. Kelainan terbanyak adalah kelainan kromosom.
Pada perawatan konservatif kendala yang ada adalah perawatan yang lama, hasil
yang meragukan dengan peningkatan risiko infeksi. Sedang pada pendekatan operatif
kendala perlunya reintervensi. Pada omphalocele besar reparasi dinding abdomen
sebaiknya dilakukan pada umur 3-6 bulan. Penderita omphalocele besar dengan
kelainan ganda mempunyai prognosis yang buruk.
Penatalaksanaan secara
Kegagalan
perkembangan
lapisan
somatic
lipatan
kepala
akan
of
Cantrell)
berupa
upper
midline
omphalocele,
anterior
diaphragmatic hernia, sternal cleft, cardiac anomaly berupa ektopic cordis dan
vsd
2. syndrome
of
omphalocele)
lower
atau
midline
cloacal
development
extrophy,
berupa
inferforate
bladder
anus,
(hipogastric
colonic
atresia,
Sumber www.medicalstudent.com
D. DIAGNOSIS
Diagnosis omphalocele adalah sederhana, namun perlu waktu khusus sebelum
operasi dikerjakan, pemeriksaan fisik secara lengkap dan perlu suatu rontgen dada
serta ekokardiogram. Pada saat lahir, omphalocele diketahui sebagai defek dinding
abdomen pada dasar cincin umbilikus. Defek tersebut lebih dari 4 cm (bila defek
kurang dari 4 cm secara umum dikenal sebagai hernia umbilikalis) dan dibungkus
oleh suatu kantong membran atau amnion. Pada 10% sampai 18%, kantong mungkin
ruptur dalam rahim atau sekitar 4% saat proses kelahiran. Omphalocele raksasa
(giant omphalocele) mempunyai suatu kantong yang menempati hampir seluruh
dinding abdomen, berisi hampir semua organ intraabdomen dan berhubungan dengan
tidak berkembangnya rongga peritoneum serta hipoplasi pulmoner. Klasifikasi
menurut Omphalocele menurut Moore ada 3,yaitu:
1. Tipe 1 : diameter defek < 2,5 cm
2. Tipe 2 : diameter defek 2,5 5 cm
3. Tipe 3 : diameter defek > 5 cm
Suatu defek yang sempit dengan kantong yang kecil mungkin tak terdiagnosis
saat lahir. Dalam kasus ini timbul bahaya tersendiri bila kantong terjepit klem dan
sebagian isinya berupa usus, bagiannya teriris saat ligasi tali pusat. Bila omphalocele
dibiarkan tanpa penanganan, bungkusnya akan mengering dalam beberapa hari dan
akan tampak retak-retak. Pada saat tersebut akan menjalar infeksi dibawah lapisan
yang mengering dan berkrusta. Kadang dijumpai lapisan tersebut akan terpecah dan
usus akan prolap. Diagnosis omphalocele ditegakkan berdasarkan gambaran
klinis.dan dapat ditegakkan pada waktu prenatal dan pada waktu postnatal. 2
Diagnosis Prenatal
Diagnosis prenatal terhadap omphalocele sering ditegakkan dengan bantuan
USG. Defek dinding abdomen janin biasanya dapat dideteksi pada saat minggu ke 13
kehamilan, dimana pada saat tersebut secara normal seharusnya usus telah masuk
seluruhnya kedalam kavum abdomen janin. Pada pemeriksaan USG Omphalocele
tampak sebagai suatu gambaran garisgaris halus dengan gambaran kantong atau
selaput yang ekhogenik pada daerah tali pusat (umbilical cord) berkembang. Berbeda
dengan gastroschisis, pada pemeriksaan USG tampak gambaran garis-garis yang
kurang halus, tanpa kantong yang ekhogenik dan terlihat defek terpisah dari tali pusat.
Pemeriksaan penunjang yang dapat dilakukan pada masa prenatal selain USG
diantaranya ekhocardiografi, MSAPF (maternal serum alpha-fetoprotein), dan analisa
kromosom melaui amniosintesis. Pemeriksaan tersebut dilakukan dengan tujuan
selain menunjang diagnosis sekaligus menilai apakah ada kelainan lain pada janin.
Diagnosis Postnatal
Gambaran klinis bayi baru lahir dengan omphalocele ialah terdapatnya defek
sentral dinding abdomen pada daerah tali pusat. Defek bervarasi ukurannya, dengan
diameter mulai 4 cm sampai dengan 12 cm, mengandung herniasi organorgan
abdomen baik solid maupaun berongga dan masih dilapisi oleh selaput atau kantong
serta tampak tali pusat berinsersi pada puncak kantong. Kantong atau selaput tersusun
atas 2 lapisan yaitu lapisan luar berupa selaput amnion dan lapisan dalam berupa
peritoneum. Diantara lapisan tersebut kadang-kadang terdapat lapisan Wartons jelly.
Wartons jelly adalah jaringan mukosa yang merupakan hasil deferensiasi dari
jaringan mesenkimal (mesodermal). Jelly mengandung kaya mukosa dengan sedikit
serat
dan
tidak
mengandung
vasa
atau
nervus.
(2)
Pada giant omphalocele, defek biasanya berdiameter 8-12 cm atau meliputi seluruh
dinding abdomen (kavum abdomen sangat kecil) dan dapat mengandung seluruh
organ-organ abdomen termasuk liver.Kantong atau selaput pada omphalocele dapat
mengalami ruptur. Glasser (2003) menyebutka bahwa sekitar 10-20 % kasus
omphalocelee terjadi ruptur selama kehamilan atau pada saat melahirkan. Disebutkan
pula bahwa omphalocele yang mengalami ruptur tersebut bila diresorbsi akan menjadi
gastroschisis. Apabila terjadi ruptur dari selaput atau kantong maka oergan-organ
abdomen janin/bayi dapat berubah struktur dan fungsi berupa pembengkakan,
pemendekan atau eksudat pada permukan organ abdomen tersebut Perubahan
tersebut tergantung dari lamanya infeksi dan iskemik yang berhubungan dengan
lamanya organ-organ terpapar cairan amnion dan urin janin. Bayi-bayi dengan
omphalocelee yang intak biasanya tidak mengalami distres respirasi, kecuali bila ada
hipoplasia
paru
yang
biasanya
ditemukan
pada
giant
omphalocele.
(2)
Kelainan lain yang sering ditemukan pada omphalocele terutama pada giant
omphalocele
ialah
malrotasi
usus
serta
kelainan-kelainan
kongenital
lain.
Pemeriksaan penunjang yang dapat dilakukan pada saat bayi lahir untuk mendukung
diagnosis diantaranya pemeriksaan laboratorium darah dan radiologi. Pemeriksaan
radiologi dapat berupa rongent thoraks untuk melihat ada tidaknya kelainan paru-paru
dan ekhocardiogram untuk melihat ada tidaknya kelainan jantung.
E. DIAGNOSIS BANDING
omphalocele
hernis
gastroschisis
umbilikalis
kongenital
Lokasi defek
Pada
cincinPada
umbilikus
(umbilikal ring)
umbilikus
cincinTerpisah
(biasanya lateral
dari)
umbilikus
cincin
Diameter/ukuran 4-12 cm
< 4 cm
< 4 cm
terutamaNormal
normal
defek (cm)
Kavum abdomen Kecil
pada
giant
omphalocele
Kantong
Kandungan
Seluruh
organBeberapa
kantong
abdomen
usus
puncakPada
loopBiasanya gaster
atau usus
puncakTerpisah dengan
kantong
kantong,
biasanya
di
lateral
Keadaan
normal
Normal
Memendek atau
permukaan organ
terdapat
abdomen/usus
eksudat
Malrotasi
Atresia
Sering
jarang
danJarang
sering
bercak
strangulasi
Hubungan denganSering
sering
terdapatjarang
kelainan
divertikulum
kongenital
Meckel)
F. PENATALAKSANAAN
Penatalaksanaan Prenatal
Apabila terdiagnosa omphalocele pada masa prenatal maka sebaiknya
dilakukan informed consent pada orang tua tentang keadaan janin, resiko tehadap ibu,
dan prognosis. Informed consent sebaiknya melibatkan ahli kandungan, ahli anak dan
ahli bedah anak. Keputusan akhir dibutuhkan guna perencanaan dan penatalaksanaan
berikutnya berupa melanjutkan kehamilan atau mengakhiri kehamilan. Bila
melanjutkan kehamilan sebaiknya dilakukan observasi melaui pemeriksaan USG
berkala juga ditentukan tempat dan cara melahirkan. Selama kehamilan omphalocele
mungkin berkurang ukurannya atau bahkan ruptur sehingga mempengaruhi pronosis.
Oak Sanjai (2002) meyebutkan bahwa komplikasi dari partus pervaginam pada bayi
dengan defek dinding abdomen kongenital dapat berupa distokia dengan kesulitan
persalinan dan kerusakan organ abdomen janin termasuk liver. Walaupun demikian,
sampai saat ini persalinan melalui sectio caesar belum ditentukan sebagai metode
terpilih pada janin dengan defek dinding abdomen. Ascraft (1993) menyatakan bahwa
beberapa ahli menganjurkan pengakhiran kehamilan jika terdiagnosa omphalocele
yang besar atau janin memiliki kelainan konggenital multipel.
Penatalaksanaan postnatal
Penatalaksannan postnatal meliputi penatalaksanaan segera setelah lahir
(immediate postnatal), kelanjutan penatalakasanaan awal apakah berupa operasi atau
nonoperasi
(konservatif)
dan
penatalaksanaan
postoperasi.
Secara
umum
awal
cairan
dibanding
bayi
dengan
gastroschisis.
(2)
Antibiotika
Konservatif
dengan
diameter
>
cm
Perawtan secara :
1. Bayidijaga agar tetap hangat
2. Kantongditutup kasa steril dan ditetesi NaCl 0,9% kalo perlu ditutup
dengan lapisan silo yang dikecilkan secara bertahap
3. Posisipenderita miring
4. NGT diisap-isap tiap 30 menit
Penatalaksanaan nonoperatif
Penatalaksanaan omphalocele secara konservatif dilakukan pada kasus
omphalocele besar atau terdapat perbedaan yang besar antara volume organ-organ
intraabdomen yang mengalami herniasi atau eviserasi dengan rongga abdomen seperti
pada giant omphalocele atau terdapat status klinis bayi yang buruk sehingga ada
kontra indikasi terhadap operasi atau pembiusan seperti pada bayi-bayi prematur yang
memiliki hyaline membran disease atau bayi yang memiliki kelainan kongenital berat
yang lain seperti gagal jantung. Pada giant omphalocele bisa terjadi herniasi dari
seluruh organ-organ intraabdomen dan dinding abdomen berkembang sangat buruk,
sehingga sulit dilakukan penutupan (operasi/repair) secara primer dan dapat
membahayakan bayi. Beberapa ahli, walaupun demikian, pernah mencoba melakukan
operasi pada giant omphalocele secara primer dengan modifikasi dan berhasil.
Tindakan nonoperatif secara sederhana dilakukan dengan dasar merangsang
epitelisasi dari kantong atau selaput. Suatu saat setelah granulasi terbentuk maka
dapat dilakukan skin graft yang nantinya akan terbentuk hernia ventralis yang akan
direpair pada waktu kemudian dan setelah status kardiorespirasi membaik.
Beberapa obat yang biasa digunakan untuk merangsang epitelisasi adalah 0,25 %
merbromin (mercurochrome), 0,25% silver nitrat, silver sulvadiazine dan povidone
iodine (betadine). Obat-obat tersebut merupakan agen antiseptik yang pada awalnya
memacu pembentukan eskar bakteriostatik dan perlahan-lahan akan merangsang
epitelisasi. Obat tersebut berupa krim dan dioleskan pada permukaan selaput atau
kantong dengan elastik dressing yang sekaligus secara perlahan dapat menekan dan
menguragi isi kantong.
Penatalaksanaan operatif
Tujuan mengembalikan organ visera abdomen ke dalam rongga abdomen dan
menutup defek. Dengan adanya kantong yang intak, tak diperlukan operasi emergensi,
sehingga seluruh pemeriksaan fisik dan pelacakan kelainan lain yang mungkin ada
dapat dikerjakan. Keberhasilan penutupan primer tergantung pada ukuran defek serta
kelainan
lain
yang
mungkin
ada
(misalnya
kelainan
paru)
Tujuan operasi atau pembedahan ialah memperoleh lama ketahanan hidup yang
optimal dan menutup defek dengan cara mengurangi herniasi organ-organ
intraabomen, aproksimasi dari kulit dan fascia serta dengan lama tinggal di RS yang
pendek. Operasi dilakukan setelah tercapai resusitasi dan status hemodinamik stabil.
Operasi dapat bersifat darurat bila terdapat ruptur kantong dan obstruksi usus.
Operasi dapat dilakukan dengan 2 metode yaitu primary closure (penutupan secara
primer atau langsung) dan staged closure (penutupan secara bertahap). Standar
operasi baik pada primary ataupun staged closure yang banyak dilakukan pada
sebagiaan besar pusat adalah dengan membuka dan mengeksisi kantong. Organ-organ
intraabdomen kemudian dieksplorasi, dan jika ditemukan malrotasi dikoreksi.
1. Primary Closure
Primary closure merupakan treatment of choice pada omphalocele kecil dan
medium atau terdapat sedikit perbedaan antara volume organ-organ intraabdomen
yang mengalami herniasi atau eviserasi dengan rongga abdomen. Primary closure
biasanya dilakukan pada omphalocele dengan diameter defek < 5-6 cm. Operasi
dilakukan dengan general anestesi dengan obat-obatan blok neuromuskuler. Mulamula hubungan antara selaput dengan kulit serta fascia diinsisi dan vasavasa
umbilkus dan urakus diidentifikasi dan diligasi. Selaput kemudian dibuang dan
organ-organ intraabddomen kemudian diperiksa. Sering defek diperlebar agar
dapat diperoleh suatu insisi linier tension free dengan cara memperpanjang irisan
2
cm
ke
superior
dan
inferior.
terabsorbsi. Standar operasi ialah dengan mengeksisi kantong dan pada kasus
giant omphalocele biasanya dilakukan tindakan konservatif dahulu, namun
demikian beberapa ahli pernah mencoba melakukan operasi langsung pada kasus
tersebut dengan teknik modifikasi
2. Staged closure
Pada kasus omphalocele besar atau terdapat perbedaan yang besar antara volume
organ-organ intraabdomen yang mengalami herniasi atau eviserasi dengan rongga
abdomen seperti pada giant omphalocele, dapat dilakukan tindakan konservatif.
Cara tersebut ternyata memakan waktu yang lama, membutuhkan nutrisi yang
banyak dan beresiko terhadap pecahnya kantong atau selaput sehingga dapat
timbul infeksi. Juga pada keadaan tertentu selama operasi, ternyata tidak semua
pasien dapat dilakukan primary closure. Yaster M. et al (1989) dari suatu studinya
melaporkan bahwa kenaikan IGP (intra gastricpressure) > 20 mmHg dan CVP >
4 mmHg selama usaha operasi primer dapat menyebabkan kenaikan tekanan
intraabdomen yang dapat berakibat gangguan kardiorespirasi dan dapat
membahayakan bayi sehingga usaha operasi dirubah dengan metode staged
closure.21 Beberapa ahli kemudian mencari solusi untuk penatalaksanaan kasuskasus tersebut, yang akhirnya ditemukan suatu metode staged closure.4 Staged
closure telah diperkenalkan pertama kali oleh Robet Gross pada tahun 1948
dengan teknik skin flap yang kemudian tejadi hernia ventralis dan akhirnya cara
tersebut dikembangkan oleh Allen dan Wrenn paada tahun 1969 dengan suatu
teknik silo
prosedur
ini,
dibuat
skin
flap
melalui
cara
undermining
Teknik silo
Teknik silo dapat dilakukan juga bila terdapat omphalocele yang sangat besar
sehingga tidak dapat dilakukan dengan teknik skin flap. Silo merupakan suatu
suspensi prostetik yang dapat menjaga organ-organ intraabdomen tetap hangat
dan menjaga dari trauma mekanik terutama saat organ-organ tersebut
dimasukkan ke dalam rongga abdomen. Operasi diawali dengan mengeksisi
kantong atau selaput omphalocele. Kemudian cara yang sama dilakukan
seperti membuat skin flap namun dengan lebar yang sedikit saja sehingga
cukup untuk memaparkan batas fascia atau otot. Suatu material prostetik silo
(Silastic reinforced with Dacron) kemudian dijahitkan dengan fascia dengan
benang nonabsorble, sehingga terbentuk kantong prostetik ekstraabdomen
yang akan melindungi organ-organ intraabdomen. Organ-organ intraabdomen
dalam silo kemudian secara bertahap dikurangi dan kantong diperkecil. Usaha
reduksi dapat dilakukan tanpa anestesi umum, tetapi bayi harus tetap
dimonitor di ruangan neonatal intensiv care. Reduksi dapat dicapai seluruhnya
dalam beberapa hari sampai beberapa minggu. Pada beberapa kasus, reduksi
komplet dapat dicapai dalam 7-10 hari. Ashcraft (2000) menyebutkan adanya
kegagalan reduksi lebih dari 2 minggu dapat berakibat infeksi dan terpisahnya
silo dari jaringan. Kimura K dan Soper R.T (1992) melaporkan dari kasusnya,
bahwa penggunaan dacron felt pledgets dapat mengurangi resiko terlepasnya
atau kerusakan sambungan karena terlalu tegang dan lama. Setelah seluruh isi
kantong masuk ke rongga abdomen kemudian dilakukan operasi untuk
mengambil
silo
dan
menutup
kulit.
sampai pubis serta dijahitkan pada garis tengah. Bila anak tersebut
bertahan, hernia ventralis yang besar tersebut direpair 1 tahun kemudian.
2. Pilihan yang paling sering dilakukan adalah secara manual menekan
dinding abdomen dengan membangun suatu tudung bungkus silastik
untuk menutup usus. Tudung (silo) tersebut secara progresif ditekan ke
arah profunda kantong amnion dan isinya ke dalam cavum abdomen dan
mendekatkan tepi linea alba oleh peregangan otot abdomen. Prosedur ini
memerlukan waktu 5 sampai 7 hari, sebelum defek ditutup secara primer.
Menurut Steven (1992) penanganan emergensi omphalocele dibagi 2, yaitu:
Kantong intak
Ruptur kantong
melapisi usus yang terburai dengan kasa salin dan bungkus bayi dengan
kain kering dan handuk steril untuk mencegah kehilangan panas.
pasang infus.
viabilitas usus mungkin kurang baik pada defek yang sempit pada
segmen usus yang terjebak. Perlu memperlebar dengan incisi ke arah
kranial atau kaudal untuk membebaskan organ visera yang strangulasi.
Penanganan pascaoperasi
Hiperalimentasi perifer dianjurkan pada hari ke-2 atau ke-3 pascaoperasi atau jika
penutupan kulit dapat dicapai, hiperalimentasi sentral is inserted. Resiko sepsis
meningkat
saat
kateter
sentral
terpasang
pada
bayi
dengan
pemasangan
silastic.Konsekuensinya pada bayi ini tidak ada alternatif selain alimentasi perifer.
Gastrostomi meningkatkan resiko infeksi. Konsekuensinya lambung didrainase
dengan kateter plastik kecil. Fungsi usus pada bayi dengan omphalocele adalah
tertunda. Disfungsi usus membutuhkan waktu lama untuk normal, dari 6 minggu
sampai beberapa bulan. Dalam waktu kurang dari 2 minggu pasca penutupan primer ,
mereka
jarang
toleransi
penuh
dengan
makanan
oral
terdorong ke rongga thoraks yang menyebabkan naiknya tekanan airway dan beresiko
terjadinya barotrauma dan insufisiensi paru.7 Keadaan itu semua dapat menimbulkan
hipotensi, iskemia usus, gangguan respirasi (ventilasi) serta gagal ginjal. Termasuk
dari komplikasi awal operasi adalah timbulnya obtruksi intestinal, NEC, infeksi yang
dapat berakibat sepsis, juga dapat terjadi kegagalan respirasi yang menyebabkan
pasien tergantung pada ventilator yang lama sehingga timbul pneumonia. Wakhlu A
(2000) melaporkan dari kasusnya bahwa obstruksi usus dapat disebabkan karena
adhesi usus dengan jaringan fibrous pada penutupan skin flap. NEC dapat disebabkan
karena iskemia usus karena volvulus atau karena tekanan intraabdomen yang
meningkat.5 Infeksi biasanya terjadi pada staged closure dimana terdapat pemaparan
luka berulang dan penggunaan material prostetik. Komplikasi lanjut dari operasi
termasuk hernia ventralis dan lambatnya pertumbuhan anak.
DAFTAR PUSTAKA
1. Benson CD, Mustard WT. Pediatric Surgery. Volume 1. 1962. Year Book Medical
Publishers, Inc. USA. p. 580-582
2. Sjamsuhidajat R. dan Jong W.D., Buku Ajar Ilmu Bedah, Edisi 4, Jakarta, EGC, 1997
3. James M Becker. Essentials of Surgery. Edisi 1. Saunders Elsevier. Philadelphia. p
118-129
4. www.medicastudents.com diakses pada 3 April 2015.