Anda di halaman 1dari 16

TOKSIKOLOGI

SIANIDA

NAMA KELOMPOK :

DEWA AYU INTEN SEPTIA DEWI ( 09.131.0132 )

I NYOMAN PRIANANTA PERMANA

( 09.131.0143 )

NI PUTU PUSPITA DEWI

( 09.131.0159 )

NI PUTU SRIWEDARI

( 09.131.0160 )

PUTU EKA ARISTYA PUSPANTI

( 09.131.0168 )

PUTU EKA MERISA DEWI

( 09.131.0169 )

STIKES WIRA MEDIKA PPNI BALI


2010 / 2011

PENDAHULUAN
Kasus yang Pernah Terjadi

Enam Tewas Keracunan Asam Sianida Pada Tiwul


Selasa, 18 Januari 2011 | 11:38 WIB
kesehatananda.com

TEMPO Interaktif, Jepara - Zat asam sianida menjadi penyebab kematian enam korban anak
pasangan Jamhamid (45) dengan Siti Junaiyah (40), warga Desa Jebol, Kecamatan Mayong,
Kabupaten Jepara, Jawa Tengah.

Asam sianida (HCN) itu meracuni makanan tiwul (makanan dari tepung
singkong). Diduga kuat asam sianida ini penyebab kematian enam korban, Ajun
Komisaris Besar Ruslan Ependi, Kapolres Jepara, membeberkan hasil Laboratorium
Kesehatan Daerah Provinsi Jawa Tengah dan Laboratorium Foreksik Kepolisian Daerah
Jawa Tengah, Selasa (18/1).
Korban tewas adalah Lutfiana (24), Abdul Amin (3), Ahmad Kusriyanto (5), M.
Hisyam Ali (13), Faridatun Sholeh (15) dan Saidatul Kusniah (8).
Menurut penuturan Jamhamid, mereka meninggal gara- gara sarapan pagi dengan
makan tiwul. Sedangkan Jamhamid dan istrinya Siti Juaniyah selamat, karena keduanya
belum sempat menikmati makanan tiwulnya.
Bermula pada Jumat (31/12), Siti Junaiyah menanak tepung singkong untuk
dibuat tiwul, untuk srapan pagi. Seusai tiwul matang, pagi itu, Jamhamid, Siti Junaiyah
dan Fikri (74), orangtua Junaiyah, berikut enam putranya menyantapnya. Tapi pada
sorenya, dalam waktu yang hampir bersamaan, mereka mengalami pusing dan mual lalu
disusul muntah- muntah. Kami menyangka, mereka sakit masuk angin, kata Jamhamid.
Tidak berapa lama, ketika masih di rumah, Lutfiana kejang- kejang dan tewas.
Melihat kondisi korban lainnya tampak serius, kemudian sore itu mereka dilarikan ke RS
PKU Muhammadiyah Mayong, dan oleh pihak PKU merujuknya ke RSUD RA.Kartini

Jepara. Setelah tiga hari kemudian, dalam perawatan rumah sakit, mereka bergantian
kemudian tewas. Sedangkan Fikri, kondisinya kritis, sekarang sudah membaik.
Hasil otopsi yang dilakukan tim medis dari Bidang Kedokteran dan Kesehatan
Polda Jateng di bawah pimpinan Komisaris Hestry terhadap dua sample, yakni Abdul
Amin dan A.Kusriyanto, terdapat jamur jenis aspergillus sp, melinium sp,dan negli sp
pada makanan tiwul, potongan singkong, tepung ubi dan muntahan korban. Pada jamur
tersebut terdapat kuman jenis enterobackter cloacoe, providencia rettgeri, bacillus sp dan
citrobacktercliversus. Hasilnya positif teracuni asam sinaida (HCN), ujar Inspektur
Satu Rismanto, Kepala Satuan Reserse Kriminal Polres Jepara.
(Bandelan Amarudin)

Pengertian
Sianida adalah zat beracun yang sangat mematikan. Sianida telah
digunakan sejak ribuan tahun yang lalu. Sianida juga banyak digunakan pada saat
perang dunia pertama. Efek dari sianida ini sangat cepat dan dapat mengakibatkan
kematian dalam jangka waktu beberapa menit.
Hidrogen sianida disebut juga formonitrile, sedang dalam bentuk cairan
dikenal sebagai asam prussit dan asam hidrosianik. Hidrogen sianida adalah
cairan tidak berwarna atau dapat juga berwarna biru pucat pada suhu kamar.
Bersifat volatile dan mudah terbakar. Hidrogen sianida dapat berdifusi baik
dengan udara dan bahan peledak.Hidrogen sianida sangat mudah bercampur
dengan air sehingga sering digunakan. Bentuk lain ialah sodium sianida dan
potassium sianida yang berbentuk serbuk dan berwarna putih.
Sianida dalam dosis rendah dapat ditemukan di alam dan ada pada setiap
produk yang biasa kita makan atau gunakan. Sianida dapat diproduksi oleh
bakteri, jamur dan ganggan. Sianida juga ditemukan pada rokok, asap kendaraan
bermotor, dan makanan seperti bayam, bambu, kacang, tepung tapioka dan
singkong. Selain itu juga dapat ditemukan pada beberapa produk sintetik. Sianida
banyak digunakan pada industri terutama dalam pembuatan garam seperti

natrium, kalium atau kalsium sianida. Sianida yang digunakan oleh militer NATO
(North American Treaty Organization) adalah yang jenis cair yaitu asam
hidrosianik (HCN).
Asam sianida adalah bersifat asam lemah, garam sianida baik KCN
maupun NaCN dalam ruangan yang berkelembapan tinggi mudah bereaksi dan
membentuk gas HCN :
KCN + H2O

HCN + KOH

Bila kita membuka botol wadah yang berisi KCNdi dalam laboratorium
kita akan membau gas HCN dengan contoh reaksi seperti di atas tersebut. Adanya
air disekitar ruangan tidak cepat membentuk HCN, kecuali bila kita menghirup
udara di sekitar ruangan tersebut, sehingga reaksi pembentukan gas HCN akan
terjadi.
Hubungan antara Konsentrasi HCN di Udara dengan Efek Bila Seseorang
Menghirup Gas Tersebut
Konsentrasi (mg/)

Efek

300

Kematian dengan cepat

200

Mati dalam waktu10 menit

150

Mati setelah 30 menit

120 150

Sangat berbahaya (fatal) setelh 30-60 menit.

50 60

Dapat bertahan selama 20 menit 1 jam tanpa


pengaruh.

20 40

Sifat Fisika dan Kimia

Gejala ringan setelah beberapa jam

Natrium sianida dan kalium sianida berbentuk bubuk putih dengan bau
yang menyerupai almond. Adanya hidrolisis dari KCN dan NaCN, HCN dapat
terbentuk dengan reaksi sebagai berikut:
NaCN + H2O HCN + NaOH
KCN + H2O HCN + KOH
Natrium sianida dengan rumus kimia NaCN, merupakan padatan
berbentuk kristal yang bersifat racun, dengan titik leleh dan titik didih masingmasing 5630oC dan 1490oC. Daya uap 1.1 x 106 mg/m3 pada 25 C 2.6 x 106 mg/m3
pada

12.9

C.

Daya larut dalam air dan dalam bahan pelarut yang lain komplit pada suhu 250 C.
Dapat dicampur sempurna pada bahan pelarut organik lainnya 6.9 g/100 mL pada 20 C.
Bisa dicampur dengan bahan organik lainnya tapi campurannya tidak stabil.
Dekontaminasi pada kulit bila terkena Dengan air atau dengan air sabun.

REAKSI SPESIFIK
Reaksi spesifik sianida adalah dengan melakukan uji biru Prusia. Ini merupakan
uji yang sulit dan dilakukan sebagai berikut:

Larutan sianida tsb dijadikan basa dengan larutan natrium hidroksida.

Kemudian ditambahkan dengan larutan besi (II) sulfat dan campuran di


didihkan.

Diasamkan lagi dengan menambahkan asam klorida( untuk menetralkan setiap


alkali bebas yang mungkin ada). Yang dilanjutkan dengan penambahan besi
(III) sulfat lagi. Sehingga diperoleh endapan biru Prusia. Reaksi Kimia:
KCN + NaOH NaCN + KOH
6NaCN + 3FeSO4 3[Fe(CN)6]4- + 3Na2SO4
[Fe(CN)6]4- + 2HCl + FeSO4 biru Fe4[FeCN6]3 + 2H2SO4 + 2Cl-

Mekanisme kerja sianida menyebabkan asfiksia dengan ara berikatan secara


irreversibe dengan sitokrom oksidase seluler menghambat penggunaan oksigen. Sianda
yang tidak terikat didetoksifikasi oleh tubuh menjadi tiosinat.
REAKSI PENEGASAN
Reaksi penegasan sangat banyak diantaranya adalah:

Larutan Sianida ditambahkan dengan AgNO3 akan terbentuk endapan putih


yang tidak larut dalam asam nitrat tapi larut AgNO3 dalam berlebih, NH3,
Na2S2O3
KCN + AgNO3 AgCN putih + KNO3.

Larutan Sianida ditambahkan dengan Pb(CH3COO)2 akan terbentuk endapan


berwarna putih dan tidak larut dalam penambahan HNO3.
2KCN + Pb(CH3COO)2 Pb(CN)2 putih + CH3COOK.

Larutan sianida ditambahkan dengan larutan CuSO4akan terbentuk endapan


hijau.
2KCN + CuSO4 Cu(CN)2 hijau + K2SO4.

Larutan sianida ditambahkan dengan larutan HgNO3 akan terbentuk endapan


abu-abu merkurium logam.
KCN + HgNO3 HgCN abu-abu + KNO3.

Larutan sianida ditambahkan dengan larutan H2SO4 pekat akan dilepaskan


karbon monoksida, yang dapat dinyalakan dan terbakar dengan nyala biru.
2KCN + 2H2SO4 + 2H2O 2CO + K2SO4 + (NH)2SO4.

Larutan sianida ditambahkan dengan larutan HCl encer akan menimbulkan


asam sianida yang berbau seperti amandel pahit, dilepaskan dalam keadaan
dingin.
KCN + HCL HCN + KCl

Gejala Keracunan
Efek utama dari racun sianida adalah timbulnya hipoksia jaringan yang
timbul secara progresif. Gejala dan tanda fisik yang ditemukan sangat tergantung
dari;

Dosis sianida

Banyaknya paparan

Jenis paparan

Tipe komponen dari sianida


Sianida dapat menimbulkan banyak gejala pada tubuh, termasuk pada

tekanan darah, penglihatan, paru, saraf pusat, jantung, sistem endokrin, sistem
otonom dan sistem metabolisme. Biasanya penderita akan mengeluh timbul rasa
pedih dimata karena iritasi dan kesulitan bernafas karena mengiritasi mukosa
saluran pernafasan. Gas sianida sangat berbahaya apabila terpapar dalam
konsentrasi tinggi. Hanya dalam jangka waktu 15 detik tubuh akan merespon
dengan hiperpnea, 15 detik setelah itu sesorang akan kehilangan kesadarannya. 3
menit kemudian akan mengalami apnea yang dalam jangka waktu 5-8 menit akan
mengakibatkan aktifitas otot jantung terhambat karena hipoksia dan berakhir
dengan kematian.
Dalam konsentrasi rendah, efek dari sianida baru muncul sekitar 15-30
menit kemudian, sehingga masih bisa diselamatkan dengan pemberian antidotum.
Tanda awal dari keracunan sianida adalah :

Hiperpnea sementara,

Nyeri kepala,

Dispnea

Kecemasan

Perubahan perilaku seperti agitasi dan gelisah,


Berkeringat banyak, warna kulit kemerahan, tubuh terasa lemah dan vertigo
juga dapat muncul.

Hubungan Antara kandungan Sianida dalam Darah dan Gejala Khas yang
Timbul.
Kandungan CN (mg/L)
0,5 1,0

Derajat keracunan
Ringan

Gejala
Denyut nadi cepat
Sakit kepala
Lemah

1,0 2,5

Moderat

Stupor tetapi ada reaksi


Takikardia
Takipnea

2,5 - lebih

Parah

Koma, tak ada reaksi


hipertensi
respirasi lambat
pupil dilatasi
sianosis
Kematian jika tak tertolong

Tanda akhir sebagai ciri adanya penekanan terhadap CNS adalah koma
dan dilatasi pupil, tremor, aritmia, kejang-kejang, koma penekanan pada pusat
pernafasan, gagal nafas sampai henti jantung, tetapi gejala ini tidak spesifik bagi
mereka yang keracunan sianida sehingga menyulitkan penyelidikan apabila
penderita tidak mempunyai riwayat terpapar sianida.
Karena efek racun dari sianida adalah memblok pengambilan dan
penggunaan dari oksigen, maka akan didapatkan rendahnya kadar oksigen dalam

jaringan. Pada pemeriksaan funduskopi akan terlihat warna merah terang pada
arteri dan vena retina karena rendahnya penghantaran oksigen untuk jaringan.
Peningkatan kadar oksigen pada pembuluh darah vena akan mengakibatkan
timbulnya warna kulit seperti cherry-red, tetapi tanda ini tidak selalu ada.

Daya Kerja
Mekanisme Toksisitas Sianida
Sianida menjadi toksik bila berikatan dengan trivalen ferric (Fe+++).
Tubuh yang mempunyai lebih dari 40 sistem enzim dilaporkan menjadi inaktif
oleh cyanida. Yang paling nyata dari hal tersebut ialah non aktif dari dari sistem
enzim cytochrom oksidase yang terdiri dari cytochrom a-a3 komplek dan sistem
transport elektron. Bilamana cyanida mengikat enzim komplek tersebut, transport
elektron akan terhambat yaitu transport elektron dari cytochrom a3 ke molekul
oksigen di blok. Sebagai akibatnya akan menurunkan penggunaan oksigen oleh
sel dan mengikut racun PO2.
Sianida dapat menimbulkan gangguan fisiologik yang sama dengan
kekurangan oksigen dari semua kofaktor dalam cytochrom dalam siklus respirasi.
Sebagai akibat tidak terbentuknya kembali ATP selama proses itu masih
bergantung pada cytochrom oksidase yang merupakan tahap akhir dari proses
phoporilasi oksidatif.
Selama siklus metabolisme masih bergantung pada sistem transport
elektron, sel tidak mampu menggunakan oksigen sehingga menyebabkan
penurunan respirasi serobik dari sel. Hal tersebut menyebabkan histotoksik seluler
hipoksia. Bila hal ini terjadi jumlah oksigen yang mencapai jaringan normal tetapi
sel tidak mampu menggunakannya. Hal ini berbeda dengan keracunan CO dimana
terjadinya jarinngan hipoksia karena kekurangan jumlah oksigen yang masuk.
Jadi kesimpulannya adalah penderita keracunan cyanida disebabkan oleh ketidak
mampuan jaringan menggunakan oksigen tersebut.

Efek Terhadap Kesehatan

Inhalasi
Sisa pembakaran produk sintesis yang mengandung karbon dan
nitrogen seperti plastik akan melepaskan sianida. Rokok juga mengandung
sianida, pada perokok pasif dapat ditemukan sekitar 0.06g/mL sianida dalam
darahnya, sementara pada perokok aktif ditemukan sekitar 0.17 g/mL sianida
dalam darahnya. Hidrogen sianida sangat mudah diabsorbsi oleh paru, gejala
keracunan dapat timbul dalam hitungan detik sampai menit. Ambang batas
g/ml tetapi angkaminimal hydrogen sianida di udara adalah 0,02-0,20 ini
belum dapat memastikan konsentrasi sianida yang berbahaya bagi orang
disekitarnya. Selain itu, gangguan dari saraf-saraf sensoris pernafasan juga
sangat terganggu. Berat jenis hidrogen sianida lebih ringan dari udara
sehingga lebih cepat terbang ke angkasa. Anak-anak yang terpapar hidrogen
sianida dengan tingkat yang sama pada orang dewasa akan terpapar hidrogen
sianida yang jauh lebih tinggi

Mata dan Kulit


Paparan hidrogen sianida dapat menimbulkan iritasi pada mata dan
kulit. Muncul segera setelah paparan atau paling lambat 30 sampai 60 menit.
Kebanyakan kasus disebabkan kecelakaan pada saat bekerja sehingga cairan
sianida kontak dengan kulit dan meninggalkan luka bakar.

Saluran Pencernaan ( ingested )


Tertelan dari hidrogen sianida sangat fatal. Karena sianida sangat
mudah masuk ke dalam saluran pencernaan. Tidak perlu melakukan atau
merangsang korban untuk muntah, karena sianida sangat cepat berdifusi
dengan jaringan dalam saluran pencernaan.

Terapi
Prinsip pertama dari terapi ini adalah mengeliminasi sumber-sumber yang
terus-menerus mengeluarkan racun sianida. Pertolongan terhadap korban
keracunan sianida sangat tergantung dari tingkat dan jumlah paparan dengan
lamanya waktu paparan.

Segera menjauh dari tempat atau sumber paparan. Jika korban berada di dalam
ruangan maka segera keluar dari ruangan.

Jika tempat yang menjadi sumber, maka sebaiknya tetap berada di dalam
ruangan. Tutup pintu dan jendela, matikan pendingin ruangan, kipas maupun
pemanas ruangan sampai bantuan datang.

Cepat buka dan jauhkan semua pakaian yang mungkin telah terkontaminasi
oleh sianida. Letakkan pakaian itu di dalam kantong plastik, ikat dengan kuat
dan rapat. Jauhkan ke tempat aman yang jauh dari manusia, terutama anakanak.

Segera cuci sisa sianida yang masih melekat pada kulit dengan sabun dan air
yang banyak. Jangan gunakan pemutih untuk menghilangkan sianida.
Tindakan pertama adalah segera cari udara segar. Jika berada di dekat balai
pengobatan tertentu maka dapat diberikan oksigen murni. Berikan antidotum
seperti sodium nitrite dan sodium thiosulfat untuk mencegah keracunan yang
lebih serius. Bila korban dalam keadaan tidak sadar maka harus segera
ditatalaksana di rumah sakit karena bila terlambat dapat berakibat kematian.
Penggunaan oksigen hiperbarik untuk mereka yang keracunan sianida masih
sering dipakai. Penambahan tingkat ventilasi oksigen ini akan meningkatkan
efek dari antidotum. Asidosis laktat yang berasal dari metabolisme anaerobik
dapat diterapi dengan memberikan sodium bikarbonat secara intravena dan
bila pendertia gelisah dapat diberikan obat-obat antikonvulsan seperti
diazepam. Perbaikan perfusi jaringan dan oksigenisasi adalah tujuan utama

dari terapi ini. Selain itu juga, perfusi jaringan dan tingkat oksigenisasi sangat
mempengaruhi tingkat keberhasilan pemberian antidotum. Obat vasopressor
seperti epinefrin bila timbul hipotensi yang tidak memberi respon setelah
diberikan terapi cairan. Berikan obat anti aritmia bila terjadi gangguan pada
detak jantung. Setelah itu berikan sodium bikarbonat untuk mengoreksi
asidosis yang timbul. Cara kerja obat-obatan diatas adalah dengan
menghambat pembentukan ikatan sianida pada sitokrom oksidase dengan
bantuan methemoglobin. Methemoglobin akan mengikat sianida dan
membuangnya dari dalam sel maupun cairan ekstra seluler. Salah satu
keterbatasan mengenai antidotum ini adalah hanya berdasar dari eksperimen
menggunakan hewan. Karena itu cukup sulit untuk menilai keberhasilannya
pada manusia. Selain itu juga, penelitian ini tidak dibuat bila sedang berada
dalam situasi yang besifat emergensi.

Tahap Analisa

Penyediaan Sampel
Sampel yang akan di analisa berupa limbah cair. Sampel tersebut
diambil langsung dari perusahaan. Sampel diambil dengan cara memasukkan
botol aqua kedalam air limbah sampai botol tersebut terisi penuh kemudian
botoldiangkat ditutup dengan rapat. Setelahsampel diambil, langsung dianalisa
di laboratorium dan batas penyimpanan sampel 14 hari.

Persiapan Reagen
Reagent yang dipakai pada penentuan kadar amoniak dalam bentuk
baku yaitu sachet yang langsung di beli oleh laboratorium.

Penentuan Kadar Sianida


Tekan power pada alat spektrofotometer DR/2010.

Tekan nomor program 160 enter, layar akan menunjukkan dial pada
612 nm.
Putar panjang gelombang hingga pada layar menuntjukkan 612
nm.
Tekan enter, layar akan menunjukan mg/L CN.
Dimasukkan Cell Riser kedalam spektrofotometer DR/2010 untuk
ukuran kuvet 10 ml.
Pipet 10 ml sampel yang akan dianalisa ke dalam kuvet.
Pipet 10 ml aquadest kedalam kuvet ( sebagai blanko ).
Ditambahkan 1 sachet Cyanifer 3 Cyanide Reagent Power Pillow
kedalam sampel dan blanko.
Ditutup kuvet, kemudian diaduk selama30 detik hinggahomogen.
Diaduk selama 30 detik.
Ditambahkan 1 sachet Cyanifer 4 Cyanide Reagent Powder Pillow
kedalam sampel dan blanko.
Ditutup kuvet, kemudian diaduk selama 10 detik hingga homogen.
Ditambahkan 1 sachet Cyanifer 5 Cyanide Reagent Powder Pillow
kedalam sampel dan blanko.
Ditutup kuvet, diaduk hingga homogen
Tekan SHIFT TIMER, 30 menit masa reaksi akan dimulai.
Setelah waktu tercapai, masukkan kuvet yang berisi blanko
kedalam spektrofotometer DR/2010, kemudian tutup.

Tekan ZERO, layar akan menampilkan 0.00 mg/L CN.


Setelah itu masukkan kuvet yang berisi sampel kedalam
Spektrofotometer DR/2010, kemudian tutup.
Tekan READ, catat hasil analisa yang akan ditunjuk pada layar.

d. Pemeriksaan Laboratorium
Dari pemeriksaan laboratorium menunjukkan adanya penurunan tekanan
partial oksigen (PO2) dengan adanya asidosis laktat. Pemeriksaan darah dan urin
sangat penting pada mereka yang sering terpapar agen ini. Selain itu juga,
pemeriksaan ini akan menentukan pemberian jenis terapi. Konsentrasi sianida dalam
darah sangat berhubungan dengan gejala klinis yang akan ditimbulkannya.
Karena sel darah merah banyak mengandung sianida di dalam darahnya,
maka pemeriksaan seluruh komposisi darah sangat diperlukan. Hal ini cukup sulit
dilakukan karena waktu paruh sianida yang pendek sehingga kandungan sianida
dalam darah dengan cepat dapat berkurang. Oleh sebab itu, faktor waktu dan kondisi
tempat penyimpanan sangat penting dalam menentukan hasil pemeriksaan.1,5

KESIMPULAN
Sianida adalah zat beracun yang sangat mematikan. Hidrogen sianida adalah
cairan tidak berwarna atau dapat juga berwarna biru pucat pada suhu kamar. Bersifat
volatile dan mudah terbakar. Sianida ditemukan pada rokok, asap kendaraan bermotor,
dan makanan seperti bayam, bambu, kacang, tepung tapioka dan singkong. Selain itu juga
dapat ditemukan pada beberapa produk sintetik. Gejala yang ditimbulkan oleh zat kimia
sianida ini bermacam-macam : mulai dari rasa nyeri pada kepala, mual muntah, sesak
nafas, dada berdebar, selalu berkeringat sampai korban tidak sadar. Sianida termasuk
dalam kelas A yaitu Anion yang melepaskan gas saat ditambahkan dengan asam klorida.
Uji spesifik Sianida yaitu dengan menggunakan uji Biru Prussia, yang nantinya akan
menghasilkan endapan biru. Dalam pengujian terhadap Sianida sebaiknya berhati-hati

karena sinida ini sendiri sangat beracun bila melepaskan gas maka sebaiknya dilakukan di
lemari asam.

DAFTAR PUSTAKA
Baskin SI, Brewer TG. Cyanide Poisoning. Chapter. Pharmacology Division. Army
Medical Research Institute of Chemical Defense, Aberdeen Proving Ground, Maryland.
USA. Available from: www.bordeninstitute.army.mil/cwbw/Ch10.pdf. Access on: Nov
29, 2006.
Anonymus.

Hydrogen

Cyanide

(HCN).UN.

available

from

www.atsdr.cdc.gov/mhmi/mmg8.pdf. Access on: November 29, 2006


Centers for Disease Control and Prevention. The Facts About Cyanides. New York State
Department

Of

Health.

New

York.

2004.

Available

from:

www.health.state.ny.us/nysdoh/bt/chemical_terrorism/docs/cyanide_general.pdf. Access
on: November 29, 2006.
Anonymus. Fact About Cyanide.C. Departement Of Health and Human Service. Center
for

Disease

Control

and

Prevention.

2003.

Available

from:

www.bt.cdc.gov/agent/cyanide/basics/pdf/cyanide-facts.pdf. Access on: November 29,


2006.
Agency for Toxic Substances and Disease Registry. Cyanide. Division of Toxicology and
Environmental Medicine. Atlanta. 2006. Available from: www.atsdr.cdc.gov/tfacts8.pdf.
Access on: November 29, 2006
http://klikharry.wordpress.com/2006/12/14/keracunan-sianida/
http://en.wikipedia.org/wiki/Cyanide
http://emergency.cdc.gov/agent/cyanide/basics/facts.asp
http://www.atsdr.cdc.gov/toxprofiles/tp8.pdf

Anda mungkin juga menyukai