Anda di halaman 1dari 21
Dori Wuwur Hendrikus a Tart Terampil berpidato, Berdiskusi, CTT CLA Se RR i Retorika 027964 ©Kanisius 1991 PENERBIT KANISIUS (Anggota IKAP]) Jl. Cempaka 9, Deresan, Yogyakarta 55281 Kotak Pos 1125/Yk, Yogyakarta 55011 Telepon (0274) 588783, 565996; Fax (0274) 563349 Website: www.kanisiusmedia.com E-mail : office@kanisiusmedia.com Cetakan ke- 13 12 ll 10 Tahun 09 08 07 ISBN 979-413-494-5 Hak Cipta dilindungi Undang-undang. Dilarang memperbanyak karya tulis ini dalam bentuk dan dengan cara apa pun, termasuk fotokopi, tanpa izin tertulis dari penerbit. Dicetak oleh Percetakan Kanisius Yogyakarta DAFTAR ISI KATA PENGANTAR DAFTAR ISI Bab 1. Retorika 13 A. PENGERTIAN RETORIKA 4 1. Arti ik: 2. Retorika, Dialektika dan Elocutio 15 B. APAKAH RETORIKA DAPAT DIPELAJARI?. 15 1. Demosthenes (384-322) 15 2. Winston Churchill (1874-1965). 16 C. PEMBAGIAN RETORIKA 16 1. Monologika 16 2. Dialogika 17 3. Pembinaan Teknik Bicara 17 D. ALASAN UNTUK MEMPELAJARI RETORIKA 17 1, Kemampuan Pribadi 18 2. Keberhasilan Pribadi 19 3. Tugas dan Jabatan 19 4. Kehidupan pada Umumnya 20 5. Rangkuman 20 E. SEJARAH RETORIKA 21 1. Zaman Yunani Kuno 21 2. Zaman Romawi Kuno 23 3. Abad Pertengahan .............. . 25 4. Zaman Renaisans dan Humanisme. 27 5. Zaman Modern... eecsoreeererenneen 28 E_RETORIKA SEBAGAI SATU PROSES 1. Apa itu Komunikasi? .............. ise 40 # Retorika sebagai Proses Komunikasi Sia tate 42 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Efektivitas ikasi Retori 42 4. Kegunaan Komunikasi Retoris 0c 45 Bab 2. Monologika css etn 47 A. JENIS-JENIS PIDATO wu 48 1. Bidang Politik .... Hlimmliciimiizatiowss. | (AR 2. Kesempatan Khusus 49 3._Kesempatan Resmi 49 4. “Pertemusin Informatif. oo AD B__CIRI-CIRI SUATU PIDATO YANG BAIK 51 1, Pidato yang Saklik 0... eens ee eee 2 PIG AE Fa I RAS siete anmcennpeaaencraneRNA. Sl 3._Pidato yang Hidup ....... 51 4. Pidato yang Memiliki Tujuan ou... ou. §B 5,_Pidato yang Memiliki Klimaks .... i 52 6. _Pidato yang Memiliki Pengulangan 52 7. Pidato yang Berisi Hal-hal yang Meseeiean ius 5S 8. Pidato yang Dibatasi... Seeman 53 9. Pidato yang Mengandung Humor . Ss 54 C. SKEMA PIDATO ..... oe so 54 1. Tujuan Skema Pidato a i 54 2. Skema Pidato... 55 D. TEKNIK MEMPERSIAPKAN PIDATO. 63 1. Sumber untuk Menemukan Bahan 63 2. Teknik Mempersiapkan Pidato .... 66 E. CONTOH-CONTOH RUMUSAN PIDATO 1. Menyusun Suatu Referat/Makalah 2. Pokok-pokok yang Harus Diperhatikan dalam Mengolah Suatu Tema 3. Rumusan-rumusan Pidato Bab 3. Dialogika PENDAHULUAN A. DISKUSI Bentuk-bentuk Diskusi Persiapan Diskusi Pemimpin Diskusi Proses Diskusi Peserta Diskusi Rangkuman PE ON TANYA JAWAB 1. Pengertian dan Bentuk Tanya Jawab 2. Interview 3. Teknik Bertanya. DEBAT. Bentuk-bentuk Debat Patokan dalam Berdebat Skema Pembicaraan dalam Debat Petunjuk-petunjuk Teknis Kegunaan Debat vReRS . SARANA-SARANA DIALOGIKA 1. Mendengar 2. Taktik-taktik Retoris. 85 85 85 86 95 96 96 97 99 103 104 109 113 113 113 114 116 120 121 123 126 127 128 129 129 132 beberapa ahli pidato yang sangat dikagumi seperti ALKIBIADES, TuHerAMeNes dan Kririos. Pada mulanya para ahli pidato di Yunani hanya berbicara di da- lam ruangan pengadilan. Tetapi sesudah memperhatikan bahwa ke- pandaian berbicara berguna untuk memimpin negara, maka orang mulai menyusunnya dan disebut retorika, sehingga mudah dipelajari. Usaha ini dijalankan pertama-tama di daerah koloni Yunani di Sisilia, di mana kekuasaan tiran mulai punah dan di mana kebebasan berbicara mulai dijunjung tinggi. Usaha yang sama segera dikembangkan di kota Athena dan di seluruh Kerajaan Yunani. Sejak abad ke-5 mulai didirikan sekolah-sekolah retorika di dalam wilayah-wilayah yang berkebudayaan helenistis. Dengan itu retorika menjadi salah satu bidang ilmu yang diajarkan kepada generasi muda yang dipersiapkan untuk memimpin negara. Retorika dalam abad-abad ini menjadi salah satu bidang ilmu yang menyaingi filsafat. Ia menjadi kesenian untuk membina dan memimpin manusia. Beberapa ahli pidato pada masa ini adalah Goraias dari Leontinoi (485-380); Proracoras dari Abdera (480-410) dan THrasymacuus dari Kalsedon (300-200). Selain itu muncul juga ahli-ahli pidato lain yang terkenal seperti Socrates (470-399). Menurut Socrates, yang juga abli filsafat, retorika adalah seni untuk membawakan dan menyampaikan pengetahuan yang sudah ada secara meyakinkan. Retorika harus mencari kebenaran dan bukannya mempermainkan kata-kata kosong. Seorang muridnya bernama AristoTeLes (384-322). la sangat menghargai retorika sebagai partner yang otonom dari dialektika. [a mengarang sebuah buku retorika yang terkenal dan masih memiliki pengaruh yang kuat ter- hadap retorika dewasa ini. Ahli pidato terbesar sepanjang masa dari zaman Yunani kuno adalah DemostHeNnes (384-322). Dia adalah putra seorang Yunani yang menikah dengan wanita Skyth. Tentang Demostnencs dikatakan bahwa ia mengalami tekanan batin yang berat dan rasa takut yang besar. Tetapi berkat latihan yang tabah, ia dapat mengatasi segala kesulitan itu, sehingga akhirnya menjadi seorang retor yang terkenal. Setelah meninggal, warga kota Athena mendirikan satu tugu dan sebuah patung untuk memperingati dia. Pada tugu itu tertulis, "Hai Demostuenes, andaikan engkau memiliki cukup kuasa, seperti kebijaksanaanmu, maka tak pernah Raja Makedonia akan menjadi penguasa bangsa Yunani.” 2 Amerika Serikat pada tahun 1776. James Monroe (1758-1831) adalah Presiden Amerika Serikat yang kelima. Dia juga adalah pencetus Doktrin Monroe, yang disusun bersama Jon Quincy ADAMs. Doktrin ini dimaklumkan secara meyakinkan kepada Kongres pada tahun 1828. 2) Selama Perang Saudara (1861-1865) Secara historis, Perang Saudara ini menentukan hidup dan mati- nya Amerika Serikat sebagai satu bangsa dan negara. Masalah yang pada waktu itu menjadi pokok percekcokan adalah penghapusan perdagangan budak di negara bagian selatan. Dalam situasi ini mun- cul beberapa ahli pidato terkenal seperti: Henry Cray (1777-1852) Dia adalah seorang Senator dan anggota Kongres, seorang kompromis terkenal. Lewat seni berbicara ia menghindarkan per- pecahan antara negara bagian utara dan selatan. Joun Catnoun (1782-1850) Ia memiliki kepandaian berbicara, khususnya dalam diskusi dan debat. Bakat retorisnya sangat membantu Henry Chay. Danie. Werster (1782-1852) Seorang Senator dan Demagog terbesar pada masanya. ladijuluki ”Demosthenesnya orang-orang Yankee”. Dalam pidato yang di- bawakan pada tanggal 7 Maret 1850, ia mencoba dengan segala daya dan keterampilan retorisnya untuk meyakinkan rakyat Amerika, supaya tetap mempertahankan persatuan bangsa. Argumentasi WER- ster begitu kuat dan tidak pernah habis sehingga eseis Emerson pernah mengatakan tentang dia’’Meriam yang persiapan amunisinya tidak habis-habis”. Seorang cendekiawan dari Havard University melukiskan daya sugesti retoris Wesster sebagai berikut, ’Belum pernah satu pidato begitu mengesankan saya. Tiga atau empat kali saya takut, jangan sampai jantung saya berhenti berdenyut. Kata- katanya begitu merasuki pembuluh darah saya ... saya menjadi begitu terpukau.” 34 ABRAHAM LINCOLN (1809-1865) Dia adalah Presiden Amerika Serikat yang keenam belas. Pidatonya yang diucapkan dalam perdebatan dengan Senator DouGLas dari Illinois mengenai penghapusan perbudakan, dapat dibandingkan dengan tese-tese yang dikedepankan Martin Luter pendiri Reformasi di Wittenberg. Pada tanggal 1 Januari 1863, ia memak- lumkan pembebasan bagi para budak berkulit hitam. Salah satu pi- datonya yang dibawakan ketika meresmikan Taman Pahlawan Gettys- burg, pada tanggal 19 November 1863, adalah yang paling singkat, tetapi sangat berkesan dan tak pernah lagi akan dilupakan di dalam sejarah bangsa manusia. Pidato itu berakhir dengan kata-kata: "bahwa Pemerintahan dari Rakyat, oleh Rakyat dan untuk Rakyat tidak akan lenyap dari muka bumi ini.” Pada tanggal 4 Maret 1865, dalam pidato pelantikannya untuk masa jabatan Presiden yang kedua kalinya, ia menghimbau negara- negara bagian selatan Amerika Serikat, supaya jangan membalas dendam. Beberapa minggu kemudian, ia mati ditembak. 3) Abad XIX-XX Tokoh-tokoh retorika yang terkenal dalam abad ini adalah: Tueopore Roosevett (1858-1919) Dia adalah Presiden Amerika serikat yang kedua puluh enam. Seorang yang pandai mempergunakan kata-kata secara tepat dalam berpidato sehingga membawa dampak dan pengaruh besar terhadap pendengarnya. Tentang Terusan Panama yang pada waktu itu diper- masalahkan, ia mengatakan dalam satu pidatonya sebagai berikut, ” Andaikan saya menanti putusan Kongres, maka mereka akan berdebat kira-kira lima puluh tahun lagi. Saya mengambil keputusan, dan mulai membangun terusan ini. Sesudah itu saya akan menyerahkan kepada Kongres untuk diperdebatkan... tetapi bukan soal terusan, melainkan tentang cara saya bertindak. Saya menangani masalah terusan itu dan membiarkan Kongres berdebat... sehingga selama perdebatan dalam Kongres mencapai kemajuan, pembangunanterusan juga mencapai kemajuan.” Taeopore Roosevett adalah juga seorang politikus yang memiliki taktik yang besar dalam masalah luar negeri. 35 Dalam hubungan dengan negara-negara Amerika Latin, ia berpegang pada peribahasa ini, “Bicaralah lembut, tetapi bawa serta sebuah tongkat pendek, maka anda akan berhasil!” Ia bercita-cita menjadi seorang Presiden yang kuat seperti Wastivcton dan Lincoin. FRANKLIN DELANO Roosevett (1882-1945) Presiden Amerika Serikat yang ketiga puluh dua. Tahun 1933 terjadi krisis ekonomi dunia yang juga menimpa Amerika Serikat. Dalam situasi ini ia tampil dalam pemilihan Presiden. Dalam masa kampanye ia terkenal, karena kalimatnya: “Satu-satunya hal yang harus kita takuti adalah ketakutan itu sendiri.” Kalimat ini memi dampak psikologis yang tinggi. Dengan kalimat ini ia menghapuskan rasa takut pada hati banyak rakyat Amerika dan dengan itu ia membangun semangat dan rasa percaya diri pada mereka. Sesudah menjadi Presiden, dalam seratus hari awal masa jabatannya, ia sudah mengatasi krisis ekonomi di Amerika Serikat. Hal ini terjadi berkat kepandaian retorisnya yang dipergunakan untuk “menjual” program New Deal-nya lewat radio dan televisi. FRANKLIN DELANO ROOSEVELT juga dekat dengan para wartawan, karena dia yakin bahwa melalui mereka pendapat umum dapat dipengaruhi. Dalam kunjungan- kunjungan ke daerah, ia senantiasa berusaha untuk dekat dengan rakyat kecil. Joun FrtzGeracp Kennepy (1917-1963) Kennepy adalah Senator dan Presiden Amerika Serikat yang ketiga puluh lima. Seorang yang agresif dalam kampanye pemilihan Presiden. Ini tampak jelas dalam debat televisi melawancalon Presiden R. Nixon pada tahun 1960. Pada saat itu Kennepy tahu bahwa jumlah orang Amerika yang akan mendapat penjelasan lewat siaran televisi mengenai kampanye pemilihan Presiden, dua kali lebih besar daripada lewat Surat Kabar dan Majalah. Sebab itu kesempatan ini dipersiapkan dan dipergunakannya dengan sangat baik. Perdebatan itu disaksikan oleh sekitar tujuh puluh juta orang, di mana J, F. Kennepy keluar sebagai pemenang. Taterkenal karena kepintaran yang brilian dan karenakemampuan retorisnya yang tinggi. Kepandaiannya dalam seni berbicara ini dide- monstrasikan dalam pidato pelantikannya pada tahun 1961, di mana 36 ia tidak hanya membeberkan angka dan fakta-fukta secara tepat dan lancar, tetapi juga dengan permainan kata yang mengandung humor yang efektif dan berkesan. Ketika mengunjungi Jerman Barat dan membawakan pidato di kota Berlin Barat, ia mengucapkan satu kalimat yang masyhur, yang hingga kini tak terlupakan dalam sejarah, /ch bin ein Berliner! (1963) SORENSEN, penulis pidato-pidato Presiden KENNEDY mengakui, “Bagi kami, yang terutama adalah memukau publik dan itu berarti: Sedapat mungkin pidato yang singkat, kalimat yang pendek dan kata-kata yang padat; Menyebutkan pokok-pokok atau anjuran-anjuran dalam urutan yang logis dan teratur,; Menyederhanakan struktur kalimat untuk menjelaskan dan menekankan bagian yang paling penting...” Kenney mencintai gaya bahasa aliterasi bukan hanya atas dasar ilmu retorika, tetapi karena gaya bahasa itu memungkinkan para pendengar Jebih mudah mengingat isi pidato. Menurut dia, kata adalah alat untuk membuat lukisan yang tepat. Sebab itu kata-kata harus dipilih secara teliti dan dipergunakan secara tepat. Pada tanggal 22 November 1963, dalam kampanye pemilihan Presiden, ia mati ditembak. Rosert Francis Kennepy (1925-1968) Robert adalah saudara J. F. Kennepy. Dia juga seorang Senator dan terakhir menjabat Menteri Pengadilan, yang kemudian dalam kampanye pemilihan Presiden, juga mati karena ditembak. Dalam kampanye pemilihan Presiden ia menunjukkan sikap agresif seperti J. F. Kennepy. Berbeda dengan saudaranya, Robert memiliki gaya retoris yang lebih sederhana tetapi berkesan. Pidatonya sebagai calon Presiden yang diucapkannya pada tanggal 16 Maret 1968, merupakan karya retoris dan psikologis yang berbobot. Martin Lurner Kine (1925-1968) Pada zaman Kenneby, harus juga disebut Martin LUTHER KING, seorang pengkhotbah kulit berwarna dan pejuang hak i golongan kulit hitam yang berasal dari Alabama. Dia akhirnya juga menjadi korban pembunuhan politis. Dalam perjuangan untuk menuntut per- samaan hak bagi orang-orang kulit berwarna di Amerika Serikat. Martin L. King mengembangkan pidato-pidato yang bersifat dema- 37 gogis dan memiliki nilai retoris yang tinggi. Pidatonya yang berjudul, "I have a dream’, yang diucapkannya di depan 200.000 pendengar pada tanggal 28 Agustus 1963, di tugu Lincoln di kota Washington, merupakan pidato yang tetap akan tercatat dalam Sejarah Dunia. Kata kunci yang senantiasa kembali dalam pidato ini adalah kebebasan. Seruannya: "We want freedom, freedom, freedom! ”, akan tetap dikenang oleh generasi-generasi mendatang. Berbeda dari Jerman Barat, Amerika Serikat memiliki sistem pembinaan dan pendidikan dalam ilmu retorika. Di sekolah-sekolah dan kolese selalu ada pendidikan ilmu berpidato dan latihan-latihan berbicara. Di setiap Negara Bagian, selalu diadakan kompetisi untuk berpidato, berdiskusi dan berdebat. Dari kompetisi ini ditentukan pembicara yang terbaik. Di setiap Universitas selalu ada Speech Department, yang me- nangani bidang studi seni berbicara, disertai latihan-latihan praktis dan penelitian-penelitian retoris. Dari sana berasal buku-buku ilmiah mengenai ilmu retorika. Di samping itu ada juga kursus-kursus privat. Tokoh terkenal yang menangani kursus privat ini adalah Date Carnecr (1888- 1955). Kursus-kursus ini terkenal di seluruh dunia. Carnecie sendiri menulis banyak buku mengenai teknik berbicara. Seorang lain yang juga memimpin kursus retorika privat adalah Ravru Smeptey. Pada tahun 1924 ia mendirikan Toastmasters Inter- national di California. Dalam kursus ini orang dilatih untuk mendengar, berpikir dan berbicara secara lebih baik. Dewasa ini, organisasi ini sudah tersebar ke seluruh dunia dan terdapat di lima puluh negara. Ada kira-kira empat ribu kelompok diskusi dan pidato di seluruh dunia. Para anggota mengadakan pertemuan sekali seminggu. Dalam pertemuan itu mereka membuat latihan berbicara, berdiskusi, me- mimpin sidang atau konperensi. Setiap dua tahun diadakan kompetisi membawakan pidato. Pembicara yang paling baik akan diumumkan ke semua negara-negara anggota. Ini adalah suatu contoh dari semangat untuk mempelajari ilmu retorika secara angloamerikanis. D. JERMAN Sampai saat Reformasi, ilmu retorika di Jerman tidak dapat berkem- bang pesat. Karena bangsa Jerman dikuasai oleh para Kaisar yang 38 terlalu otoriter, orang bawahan atau rakyat jelata tidak memiliki kebebasan untuk berbicara. Oleh munculnya Reformasi yang di- prakarsai oleh Martin Lutuer. kepandaian dan seni berbicara mulai dikembangkan, khususnya pada mimbar-mimbar Gereja, baik oleh pemimpin agama Protestan maupun oleh pemimpin agama Katolik. Sekitar Perang Dunia Kedua, ilmu kepandaian berbicara meng- alami perkembangan yang pesat. Sesudah kaum Nazi (National- sozialisten) pada tahun 1933 mengambil alih pucuk pemerintahan, retorika dijadikan wadah untuk menanamkan pengaruh di antara rakyat Jerman, khususnya di kalangan generasi muda. Demagog terkenal pada zaman ini adalah Apor Hirer (1889- 1945). Dia adalah Kanselir Jerman yang mengantar Jerman menuju Perang Dunia Kedua dan serentak pula membawa Jerman kepada ke- runtuhan dan perpecahan. ALLAN BuLLock, seorang sejarawan Inggris menamakan Hrtter: “Seorang demagog terbesar dalam Sejarah.” Hitter sudah mulai tampil sebagai seorang demagog yang menarik, sekitar tahun 1920, ketika masih hidup dan bertugas di negara bagian Bayern. Setelah percobaan coup yang gagal pada tahun 1923, sebagai tawanan ia mengarang buku: Mein Kampf. yang berisi program po- litiknya. Dalam bab 1,6 ia menyajikan propaganda perang; Dalam bab II,6 ia melukiskan arti pidato dan dalam bab XI ia menulis tentang propaganda dan organisasi. Pidato-pidato Hier memiliki daya sugesti yang kuat dan meyakinkan. la dapat dengan mudah menguasai dan meyakinkan massa rakyat meskipun tidak pernah belajar psikologi massa. Seorang demagog lain yang juga terkenal di zaman Nazi adalah Herman Gorrinc (1893-1946). Gorrinc adalah Presiden Kerajaan yang kelak menjadi Marsekal. Demagog lain yang juga terkenal di samping Hier dan Gorrinc adalah JoserH Goespets (1897-1945), Dia adalah Menteri yang me- nangani bagian propaganda pada zaman Hirer. Dia juga yang men- ciptakan Fuehrer Mythos (Mitos tentang Hier). Gorppets adalah seorang demagog yang paling brilian. Hal itu dibuktikannya tidak hanya lewat pidato-pidato, tetapi juga lewat tulisan-tulisannya. Dia menyadari dengan sungguh-sungguh bahwa ilmu retorika adalah alat untuk berkuasa. 39 Hitter dan Goepssets memberikan bukti historis bagaimana retorika yang disalahgunakan, akan membawa malapetaka bagi suatu bangsa dan negara. Malapetaka ini tidak akan terlupakan baik dalam Sejarah Dunia, khususnya dan terutama dalam Sejarah bangsa Jerman sendiri. Sesudah Perang Dunia Kedua tidak ada ahli pidato yang muncul di Jerman. Konrap ADENAUER (1876-1967), HeLMuT ScHMipt dan Joser Strauss adalah orang-orang yang pandai berbicara, tetapi mereka bukanlah demagog terkenal di dunia. F. RETORIKA SEBAGAI SATU PROSES KOMUNIKASI 1. Apa itu Komunikasi? Komunikasi adalah proses pengalihan makna antarpribadi manusia atau tukar-menukar berita dalam sistem informasi. Ada empat faktor yang menjadi prasyarat terjadinya suatu proses komunikasi yaitu: ¢ — Komunikator (K), adalah orang atau pribadi yang mengatakan, mengucapkan atau menyampaikan sesuatu. + Warta, Pesan atau informasi (I), yaitu apa yang diucapkan; apa yang disampaikan. * Resipiens(R), adalah orang yang mendengar atau menerima apa yang dikatakan atau disampaikan oleh komunikator. * Medium (M), adalah tanda yang dipergunakan oleh komunikator untuk menyampaikan warta atau pesan. K—————- M——_>R (BarTHoLomaus, W, Kleine Predigtlehre, 1974, him. 41) Supaya komunikasi dapat terjadi, dalam arti terjadi saling pe- ngertian antara komunikator dan resipiens, harus ada perbendaharaan tanda (T), yang dimiliki oleh komunikator dan resipiens, dan dapat dimengerti oleh keduanya. Perbendaharaan tanda bersama ini akan 40 mempermudah proses komunikasi. Untuk memperjelas, lihat skema di bawah ini: K M (bid. him. 41) Apabila komunikator ingin menyampaikan sesuatu kepada resipiens, berarti dia memiliki suatu maksud di dalam pikiran. "Se- suatu” yang ada di dalam pikiran komunikator ini, harus diterjemahkan ke dalam kode-kode yang dapat dimengerti oleh resipiens. Proses menerjemahkan sesuatu ke dalam kode-kode ini disebut kodefikasi (Kodierung) (D).Pendengar menangkap sesuatu yang dikodefikasikan oleh komunikator, lalu menerjemahkan ke dalam pengertiannya. Proses yang dilakukan resipiens ini disebut dekodefikasi (Dt) (Dekodierung). Lihat skema di bawah ini: K [D M Dk} R (Ibid. him. 42) a Secara singkat proses komunikasi ini dapat dirumuskan sebagai berikut: Siapa yang mengatakan (Wer): apa yang dikatakan (sagt was); kepada siapa (zu wem); melalui medium apa (durch welches Medium); dengan efek apa (mit welcher Wirkung). ESS ee) Jadi, komunikasi adalah saling hubungan antara komunikator dan resipiens, di mana komunikator menyampaikan sesuatu pesan kepada resipiens, melalui medium untuk mencapai suatu tujuan tertentu. 2. Retorika sebagai Proses Komunikasi Sebuah contoh: Sebuah mobil bekas akan dijual. Pemilik mobil tentu ingin menjualnya dengan harga yang memuaskan (tujuan). Dalam pembicaraan dengan calon pembeli, penjual tentu tidak hanya men- jelaskan tentang merk, tipe, tahun keluaran dan ciri khas mobil, tetapi dia pasti juga akan memuji-muji mobil tersebut. Misalnya: terpelihara baik, bentuknya sangat cocok dengan keadaan jalan dan tidak pernah terjadi kecelakaan. Singkatnya: mobil bekas yang paling ideal, yang apabila dibandingkan dengan harga, sebenarnya masih terlalu murah! Di lain pihak calon pembeli juga ingin supaya dapat membeli mobil itu dengan harga yang murah (tujuan). Oleh karena itu terjadi tawar-menawar dalam perdagangan, di mana penjual dan pembeli saling memberi argumentasi untuk mencapai tujuannya masing- masing. Dari contoh di atas dapat dilihat aspek-aspek komunikasi retoris sebogsi berikut: + Seorang pembicara, menyampaikan kepada; * Seorang pendengar sebagai kawan bicara atau pelanggan,; + Sesuatu; * Dengan maksud dan tujuan tertentu (menjual mobil); * Memberikan argumen-argumen terhadap isi pembica- raan; * Sambil mendengar dan mempertimbangkan argumen- argumen balik dari pendengar. 3. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Efektivitas Komunikasi Retoris Ada banyak faktor yang dapat mempengaruhi efektivitas dalam pro- ses komunikasi retoris. Faktor-faktor ini terdapat pada setiap unsur komunikasi seperti: komunikator, pesan, medium dan resipiens. A. Papa KomuNIKATOR Faktor-faktor yang dapat mempengaruhi efektivitas dalam proses komunikasi retoris adalah: 1) Pengetahuan tentang komunikasi dan keterampilan berkomunikasi. Yang dimaksudkan adalah penguasaan bahasa dan keterampi- lan mempergunakan bahasa; keterampilan mempergunakan media komunikasi untuk mempermudah proses pengertian pada resipiens; kemampuan untuk mengenal dan menganalisis situasi pendengar sehingga dapat memberikan sesuatu yang sesuai dengan kebutuhan mereka. Di samping itu jenis hubungan antara komunikator dan resipiens dapat juga mempengaruhi efektivitas proses komunikasi. 2) Sikap komunikator Sikap komunikator seperti agresif (menyerang) atau cepat mem- bela diri, sikap yang mantap dan meyakinkan; sikap rendah hati, rela mendengar dan menerima anjuran dapat memberi dampak yang besar dalam proses komunikasi retoris. 3) Pengetahuan umum Demi efektivitas dalam komunikasi retoris, komunikator se- baiknya memiliki pengetahuan umum yang luas, karena dengan begitu dia dapat mengenal dan menyelami situasi pendengar dan dapat mengerti mereka secara lebih baik. Dia harus mengetahui dan menguasai bahan yang dibeberkan secara mendalam, teliti dan tepat. Dia juga hendaknya mengetahui dan mengerti hal-hal praktis dari kehidupan harian para pendengarnya, supaya dapat menyampaikan sesuatu yang mampu menggugah hati mereka. 4) Sistem sosial Setiap komunikator berada dan hidup di dalam sistem masya- rakat tertentu. Posisi, pangkat atau jabatan yang dimiliki komunika- tor di dalam masyarakat sangat mempengaruhi efektivitas komu- nikasi retoris (misalnya: sebagai pemimpin atau bawahan; sebagai orang yang berpengaruh atau tidak). 5) Sistem kebudayaan Di samping sistem sosial, sistem kebudayaan yang dimiliki se- orang komunikator juga dapat mempengaruhi efektivitas komunikasi 48 retoris. Tingkah laku, tata adab dan pandangan hidup yang diwa- risinya dari suatu kebudayaan tertentu akan juga mempengaruhi efektivitas dalam proses komunikasi retoris dengan manusia lain. B. FAKTOR-FAKTOR PADA RESIPIENS Faktor-faktor ini pada umumnya sama dengan faktor-faktor yang mempengaruhi komunikator. 1) Pengetahuan tentang komunikasi dan keterampilan berkomunikasi Supaya dapat terjadi komunikasi, resipiens harus menguasai bahasa yang dipergunakan. Keduanya hanya dapat saling berko- munikasi dan saling mengerti apabila mereka mempergunakan per- bendaharaan kata yang sama dan yang dimengerti oleh kedua belah pihak. Komunikasi tidak akan terjadi apabila bahasa yang diperguna- kan oleh komunikator tidak dimengerti oleh resipiens. Dalam hu- bungan dengan hal ini, perlu diperhatikan bahwa pendengar mempu- nyai cara mendengar dan mengerti sendiri, yang dapat berbeda dari apa yang sebenarnya dimaksudkan oleh komunikator. 2) Sikap resipiens Faktor ini juga ikut menentukan efektivitas komunikasi retoris, Sikap-sikap positif seperti terbuka, senang, tertarik dan simpatik akan memberi pengaruh positif dalam proses komunikasi; Sebaliknya sikap-sikap negatif seperti tertutup, jengkel, tidak simpatik terhadap komunikator akan mendatangkan pengaruh negatif. 3) Sistem sosial dan kebudayaan Sistem sosial dan kebudayaan tertentu dapat menghasilkan sifat dan karakter khusus pada resipiens. Orang dapat bersifat patuh, rendah hati, suka mendengar, tidak banyak bicara atau tidak berani menantang. Di lain pihak orang bisa menjadi kritis, suka membantah dan tidak mudah tunduk kepada pimpinan. Juga cara menyampaikan sesuatu tidak sama di antara masyarakat yang satu dengan yang lain. Sebab itu komunikator harus memperhatikan segala faktor ini, apa- bila dia mau mengharapkan efek yang besar dalam proses komunikasi dengan para pendengarnya. 44 c. FAKTOR-FAKTOR PADA Pesan DAN MEDIUM Antara komunikator dan resipiens ada pesan dan medium. Kedua faktor ini perlu diperhatikan oleh komunikator secara khusus dalam proses komunikasi retoris. 1) Elemen-elemen Pesan Komunikator menerjemahkan pesan dengan mempergunakan medium. Dalam proses ini, komunikator harus memperhatikan elemen- elemen yang membentuk pesan, supaya komunikasi dapat membawa efek yang besar. Elemen-elemen itu berupa kata-kata dan kalimat, pi- kiran atau ide yang dibeberkan, alat peraga yang dipakai untuk meng- konkretisasi pesan, suara, tekanan suara, artikulasi, mimik dan gerak- gerak untuk memperjelas pesan yang disampaikan. 2) = Struktur Pesan Struktur pesan yang ingindisampaikan juga dapat mempengaruhi efektivitas proses komunikasi retoris. Yang perlu diperhatikan adalah susunan organis di mana elemen-elemen itu dikedepankan untuk mengungkapkan pesan. Pada prinsipnya struktur atau susunan pesan harus jelas dan mudah dimengerti. 3) Isi Pesan Isi pesan yang diungkapkan lewat medium harus dipertenggang- kan dengan situasi resipiens. Isi pesan seharusnya mudah ditangkap, tidak boleh terlalu sulit, dan tidak mengandung terlalu banyak ke- benaran, karena dapat membingungkan resipiens. Sebaiknya isi pesan dibatasi pada satu atau dua pokok pikiran yang diuraikan secara jelas, terinci dan tepat. 4) Proses Pembeberan Yang dimaksudkan adalah cara membawakan dan mengemuka- kan pesan dari komunikator. Ada tiga kemungkinan yang dapat di- pilih, yaitu membawakan secara bebas, tanpa teks, terikat pada teks, atau setengah bebas. Ketiga kemungkinan ini membawa efek yang berbeda dalam proses komunikasi. Tentang hal ini akan dibicarakan Jebih lanjut. 45 2. Kesempatan Khusus Ada banyak kesempatan atau pertemuan tidak resmi, di mana orang harus membawakan pidato, Suasana pertemuan semacam ini pada umumnya akrab, sebab para peserta sudah saling mengenal, seperti: pertemuan keluarga, sidang organisasi dan sidang antara para anggota dan pimpinan perusahaan. Bentuk pidato yang dibawakan biasanya disebut Kata Sambutan, lamanya antara 3 —5 menit. Pidato atau sam- butan ini lebih diarahkan untuk menggerakkan hati dan bukan pikiran pendengar. Sasaran utamanya adalah perasaan, bukan pengertian. Jenis-jenis pidato yang dibawakan pada kesempatan ini adalah: pidato ucapan selamat datang, pidato untuk memberi motivasi, pidato ucapan syukur, pidato pembukaan dan pidato penutup. 3. Kesempatan Resmi Dalam kehidupan bermasyarakat sering diselenggarakan berbagai pertemuan karena alasan-alasan resmi. Para peserta yang hadir adalah para pejabat, para pembesar atau orang-orang terkemuka yang datang dalam suasana formal. Bentuk pidato pada kesempatan ini juga di- sebut Kata Sambutan. Dalam kesempatan resmi, pidato atau sam- butan yang dibawakan seharusnya singkat, meskipun disampaikan secara bebas. Sasarannya lebih untuk menggerakkan perasaan dan bukan untuk menanamkan pengertian rational. Jenis-jenis pidato yang diucapkan pada kesempatan seperti ini adalah: pidato Hari Ulang Tahun (HUT), pidato pernikahan, pidato perpisahan, pidato pelantikan, pidato pesta perak dan pesta emas. 4. Pertemuan Informatif Dalam hubungan dengan pembinaan, sering diselenggarakan per- temuan-pertemuan informatif. Maksudnya adalah pertemuan dalam kelompok-kelompok kecil atau besar, baik dalam dunia pendidikan, maupun dalam bidang kehidupan lain, dengan maksud untuk mem- beri dan membagi informasi atau untuk membahas suatu masalah secara ilmiah. Pidato yang dibawakan pada kesempatan ini juga bersifat sung- guh-sungguh, ilmiah, objektif dan rasional. Konsentrasi pembeber- annya lebih pada penalaran rasional. 49 berlangsung selama dua jam, pada akhir upacara Mark TWAIN bu- kannya memberi derma, tetapi justru mengambil satu dollar dari kotak derma. Alasan Mark Twain: Dia berkhotbah terlalu lama, se- hingga menyita waktu saya. Waktu adalah uang. Jadi harus dibayar!” 9. Pidato yang Mengandung Humor Humor dalam pidato itu perlu, hanya saja tidak boleh terlalu banyak, sehingga memberikesan bahwa pembicara tidak bersungguh-sungguh. Humor itu dapat menghidupkan pidato dan memberi kesan yang tak terlupakan pada para pendengar. Humor dapat juga menyegarkan pikiran pendengar, sehingga mencurahkan perhatian yang lebih besar kepada pidato selanjutnya. Dalam salah satu sidang parlemen, berkatalah Konrap ADEN- Auer kepada pimpinan Partai Komunis, ”Betul kan, Tuan, andaikan anda memegang pucuk pemerintahan, pasti anda akan menggantung saya!” Pemimpin Partai Komunis langsung menjawab, "Itu sudah pasti tuan Apenaurr, tetapi dengan penghormatan yang besar!” C. SKEMA PIDATO 1. Tujuan Skema Pidato Sebuah pidato harus disusun sebaik mungkin, sebagaimana meng- olah suatu karya seni. Sebuah rumah yang bagus, harus juga dibangun menurut ukuran, skema dan aturan tertentu. Onggokan batu dan pasir, meskipun banyak sekalipun, belum menjadi satu rumah. WELLER me- ngatakan: Satu onggokan besar batu belum bisa disebut rumah. Untuk membangun dibutuhkan perencanaan, konstruksi, sistematisasi, sta- tistik dan logik. Pikiran-pikiran yang terpencar-pencar tanpa hubung- an satu sama lain selalu menghasilkan pidato yang buruk, yang tanpa ujung pangkal. Jadi setiap pejabat, atau orang yang mempunyai posisi tertentu dalam masyarakat, sangat dianjurkan supaya jangan pernah berbicara bebas, tanpa persiapan; tetapiharus berbicara dengan mempergunakan skema tertentu atau dengan mempergunakan kata-kata kunci. Hal ini 54 RETORIKA adalah seni berkomunikasi efextif dengan wicara. Dalam sejarah, banyak orang sukses dalam karier dan hidupnyasebagai pemimpin karena penguasacn iimu retorika, Penguasaian teknik berbi- cara mempertinggi rasa percaya diri dan memberikan rasa pasti. Bag! para pemimpin, retorika adalah alat penting untuk mempengaruhi dan menguasai manusia. Pada zaman modern ini penguasaan seni berbicara menjadi sangat penting. Berbicara di depan publik, baik di atas mimbar maupun Peeler amino ut nls olsen Cell oro oN eled memberi kuliah, berbicara dalam diskusi, beradu argumentasi dalam Reeeimeent claineciero Aue ero Nelsen

Anda mungkin juga menyukai