PROVINSI ..
TAHUN 2015
I.
LATAR BELAKANG
1. Dasar Hukum Tugas Fungsi/Kebijakan
a. Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2002 tentang Bangunan Gedung
b. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah
c. Undang-Undang Nomor 7 Tahun 2007 tentang Sumber Daya Air
d. Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2007 tentang Penanggulangan Bencana
e. Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang;
f.
2. Gambaran Umum
Kota Hijau adalah suatu kota yang terencana dengan baik, bercirikan ramah lingkungan
yang secara efektif mampu memanfaatkan sumber daya alam secara seimbang dalam
rangka menjamin keberlanjutan kualitas dan daya dukung sumber daya alamnya.
Kota Hijau (berkelanjutan) merupakan kota yang dibangun dengan terus menerus
memupuk semua aset kota meliputi manusia, lingkungan terbangun, sumber daya alam,
lingkungan dan kualitas prasarana perkotaan. Kota Hijau juga merupakan kota yang
melakukan adaptasi dan mitigasi terhadap perubahan iklim. Pengembangan Kota Hijau
juga berarti pembangunan manusia kota yang berinisiatif dan bekerjasama dalam
melakukan perubahan dan gerakan bersama. Pengembangan Kota Hijau di Indonesia
memerlukan gerak bersama seluruh unsur pemangku kepentingan kota. Pengembangan
Kota Hijau juga memerlukan perubahan/inovasi/prakarsa mendasar (dari praktek hingga
nilai-nilai) dan masif.
Undang-Undang Nomor 26 tahun 2007 tentang Penataan Ruang (UUPR) secara tegas
mengamanatkan 30% dari wilayah kota berwujud Ruang Terbuka Hijau (RTH), 20% RTH
Publik dan 10% RTH Privat. Pengalokasian 30% RTH ini ditetapkan dalam Peraturan
Daerah (Perda) tentang RTRW Kota dan RTRW Kabupaten.
Penataan ruang sebagai matra spasial pembangunan kota merupakan alat untuk
mengkoordinasikan pembangunan perkotaan secara berkelanjutan. Selaras dengan
amanat UUPR pasal 3, perlu diwujudkan suatu bentuk pengembangan kawasan
1
untuk
membangkitkan
kepedulian
masyarakat
dan
mewujudkan
keberlangsungan tata kehidupan kota, antara lain dapat dilakukan dalam bentuk
perwujudan Kota Hijau.
Program Pengembangan Kota Hijau (P2KH) yang telah dirintis oleh Kementerian
Pekerjaan Umum c.q. Direktorat Jenderal Penataan Ruang, merupakan salah satu
langkah nyata Pemerintah Pusat bersama-sama dengan pemerintah provinsi dan
pemerintah Kota/Kabupaten dalam memenuhi ketetapan UUPR, terutama terkait
pemenuhan luasan RTH perkotaan, sekaligus menjawab tantangan perubahan iklim di
Indonesia. P2KH merupakan inovasi program perwujudan RTH perkotaan yang berbasis
komunitas.
Pada tahun 2011, kegiatan P2KH diawali dengan launching penyusunan Rencana Aksi
Kota Hijau (RAKH) 60 Kota/Kabupaten peserta P2KH oleh Menteri Pekerjaan Umum,
serta penandatanganan Piagam Komitmen Kota Hijau oleh para Walikota/Bupati pada
tanggal 7 November 2011 di Jakarta. Adapun pencanangan dimulainya P2KH
dilaksanakan bersamaan dengan puncak peringatan Hari Tata Ruang 2011, dengan
tema Empowerment for Green Cities: From Planning to Action pada tanggal 7
November 2011 di Jakarta.
Pada tahun 2012, Kementerian Pekerjaan Umum c.q. Direktorat Jenderal Penataan
Ruang
telah
memfasilitasi
perwujudan
RAKH
yang
telah
disusun
oleh
60
pengelolaan air yang efektif; (5) pengelolaan sampah ramah lingkungan; (6) bangunan
hijau; (7) penerapan sistem transportasi yang berkelanjutan; (8) peningkatan peran
masyarakat sebagai komunitas hijau.
Dalam rangka mewujudkan atribut tersebut, maka pemerintah akan melaksanakan
kegiatan Pelaksanaan Pemanfaatan Ruang Kota Hijau yang terdiri dari kegiatan
Pengembangan Atribut Kota Hijau, FGD Aspirasi dan Visi Kota Hijau, Pelaksanaan
Kegiatan Forum Komunitas Hijau (Festival Kota Hijau dan Aksi Komunitas),
Perencanaan Peningkatan Kuantitas RTH Perkotaan (DED), Fasilitasi Implementasi
Prakarsa Kota Hijau (Fisik RTH), dan Supervisi Fasilitasi Implementasi Prakarsa Kota
Hijau.
Pada tahap inisiasi, P2KH difokuskan pada perwujudan 3 (tiga) atribut, yaitu:
perencanaan dan perancangan kota yang ramah lingkungan, ketersediaan ruang
terbuka hijau, dan peningkatan peran masyarakat melalui komunitas hijau, namun pada
tahap berikutnya diharapkan akan dapat lebih diperluas sehingga mencapai delapan
atribut yang telah ditetapkan sebagai ciri Kota Hijau.
Tercapainya 8 (delapan) atribut Kota Hijau bukanlah tujuan akhir, sehingga harus
disadari bahwa perlu adanya suatu sistem manajemen yang menjamin keberlanjutan
dan eksistensi suatu kota yang beratribut hijau. Dalam hal ini peran masyarakat sebagai
mitra pemerintah daerah perlu diwujudkan dalam sistem collaborative community based
management, sehingga sejak awal peran masyarakat perlu dibangkitkan, didorong, dan
dikelola secara inklusif dan optimal untuk mewujudkan Kota Hijau yang berkelanjutan.
Tahun 2015 ini, P2KH difokuskan pada Kota/Kabupaten yang telah menunjukkan minat
secara konsisten serta mampu menyusun rencana aksi dan telah memasukkan rencana
aksi tersebut dalam rencana pembangunan daerah masing-masing. Berbagai bentuk
fasilitasi program akan diberikan kepada pemerintah daerah, namun secara perlahan
untuk mencapai ke-8 (delapan) atribut tersebut, pemerintah daerah akan didorong untuk
melakukan kemitraan dengan berbagai pemangku kepentingan.
II.
atribut lainnya yang dalam rangka implememtasi RTRW Kota/Kabupaten dan untuk
memenuhi amanat Undang-Undang Nomor 26 tahun 2007 tentang Penataan Ruang.
2. Tujuan
Tujuan dari kegiatan ini antara lain :
a. Mengembangkan atribut Kota Hijau yang lainnya secara bertahap selain
penambahan Ruang Terbuka Hijau (RTH) guna mewujudkan Kota Hijau yang
berkelanjutan;
b. Mendorong masyarakat khususnya Forum Komunitas Hijau untuk berpartisipasi
dalam merumuskan Visi Kota Hijau dalam Rekomendasi Langkah Strategis bagi
pengambil keputusan di Kota/Kabupaten untuk Perwujudan Kota Hijau di masa
mendatang dalam kurun waktu 20 (dua puluh) tahun;
c. Mendorong partisipasi masyarakat melalui kegiatan Forum Komunitas Hijau (Aksi
Komunitas Hijau dan Festival Kota Hijau) untuk memanfaatkan RTH sebagai
bentuk peningkatan kesadaran tentang pentingnya Kota Hijau secara umum,
khususnya pemanfaatan RTH yang berkonstribusi positif bagi kualitas ruang kota;
d. Menyusun Detail Engineering Design (DED) RTH berdasarkan rencana induk
(masterplan) RTH, sebagai acuan bagi kontraktor pelaksana dalam melaksanakan
pekerjaan konstruksi, serta sebagai dokumen dalam kegiatan pengadaan jasa
pemborongannya;
e. Menambah luasan RTH publik yang terintegrasi dan aksesibel bagi lingkungan
perkotaan sekitarnya serta dapat memberikan fungsi interaksi sosial secara aktif
bagi masyarakat secara umum; dan
f.
III.
SASARAN
Sasaran kegiatan ini terdiri atas :
1) Tersusunnya dokumen Desain Pengembangan Atribut Kota Hijau;
2) Terlaksananya kegiatan FGD Aspirasi dan Visi Kota Hijau serta tersusunnya
laporan penyelenggaraan yang berisi rumusan Visi Kota Hijau dalam Rekomendasi
Langkah Strategis bagi pengambil keputusan di Kota/Kabupaten untuk Perwujudan
Kota Hijau di masa mendatang dalam kurun waktu 20 (dua puluh) tahun;
4
3) Terlaksananya kegiatan Forum Komunitas Hijau (Aksi Komunitas Hijau dan Festival
Hijau) yang melibatkan partisipasi aktif masyarakat dalam pemanfaatan RTH dan
peningkatan kesadaran masyarakat tentang Kota Hijau;
4) Tersusunnya Dokumen Perencanaan Teknis (DED) RTH berdasarkan Masterplan
RTH;
5) Bertambahnya luasan RTH publik yang terintegrasi dan aksesibel bagi lingkungan
perkotaan; dan
6) Terlaksananya pendampingan implementasi fisik Kegiatan Peningkatan Kuantitas
RTH.
IV.
V.
SUMBER PENDANAAN
Untuk pelaksanaan kegiatan ini diperlukan biaya Rp. . () yang bersumber dari
dana APBN yang dilakukan secara swakelola dengan rincian kebutuhan biaya
sebagaimana RAB terlampir.
VI.
Rapat
koordinasi
Pendamping
dapat
P2KH,
mengundang
SNVT,
P2RKH,
narasumber
SKPD
(PMU,
Provinsi,
Tim
dan
Peserta
utama
adalah
FKH
dan
kelompok
masyarakat
di
Kota/Kabupaten terkait;
2) Hasil FGD akan disusun dalam bentuk laporan penyelenggaraan oleh FKH
yang berisikan rumusan Visi Kota Hijau dalam Rekomendasi Langkah
Strategis bagi pengambil keputusan di Kota/Kabupaten untuk Perwujudan
Kota Hijau di masa mendatang dalam kurun waktu 20 (dua puluh) tahun.
3) Hasil FGD akan dipresentasikan kepada Walikota/Bupati, dan DPRD,
kemudian hasil audiensi tersebut akan dicantumkan pula di dalam laporan
penyelenggaraan FKH.
Festival Kota Hijau dan Aksi Komunitas Hijau diselenggarakan oleh FKH
dan berkoordinasi dengan Tim Teknis dan Tim Swakelola P2KH
Kota/Kabupaten; dan
foto-foto kegiatan :
Siteplan;
2) Dokumen lelang :
e. Kegiatan
Pendampingan
Implementasi
Fisik
Kegiatan
Peningkatan
setiap
tahap
pelaksanaan
perwujudan
RTH
di
lapangan.
2. Lokasi
Pelaksanaan kegiatan ini akan dilakukan di Kota/KabupatenProvinsi..peserta
P2KH 2015.
VII.
METODOLOGI
Metode yang akan digunakan dalam pelaksanaan kegiatan ini antara lain terdiri atas :
1. Pengembangan Atribut Kota Hijau
Metodologi dari pelaksanaan kegiatan ini antara lain :
a) Melaksanakan diskusi dan rapat koordinasi dengan pemerintah daerah dan
instansi terkait atribut Kota Hijau lainnya ( selain tiga atribut utama) yang akan
dikembangkan; dan
b) Pelaksanaan
Workshop
Pengembangan
Atribut
Kota
Hijau
dengan
c) Perancangan/Desain
Dilakukan untuk membuat dokumen DED.
d) Diskusi
Dilakukan dalam poses pembahasan dan pelaporan proses perencanaan.
VIII.
TENAGA AHLI
Tenaga ahli yang diperlukan dalam pekerjaan ini disyaratkan dengan jenjang pendidikan
S1 dan memiliki pengalaman profesional di bidang masing-masing sekurang-kurangnya
3 (tiga) tahun antara lain :
1.
1 orang
2.
Ahli Lansekap/Arsitektur
1 orang
3.
4.
1 orang
10
Waktu pekerjaan tenaga ahli dapat dilihat dari timeline berikut ini :
No
1
BULAN
Tenaga Ahli
Ket Jumlah
5 bulan
Ahli Lansekap/Arsitektur
5 bulan
Ahli Pemetaan/Transportasi/Teknik
2 bulan
Lingkungan/Teknik Elektro
Pengembangan Atribut Kota Hijau
Penyusunan DED
4
3 bulan
Penyusunan DED
IX.
Uraian
Bulan
1
X.
OUTPUT/KELUARAN
Terdapat beberapa keluaran yang akan dihasilkan dalam kegiatan ini antara lain :
1. Kegiatan Pengembangan Atribut Kota Hijau, antara lain :
a. Dokumen Desain Pengembangan Atribut Kota Hijau dicetak dalam ukuran A3
sebanyak 10 (sepuluh) eksemplar; dan
b. Peta Rencana Pengembangan Atribut Kota Hijau dicetak dalam ukuran A2
sebanyak 10 (sepuluh) eksemplar.
2. Kegiatan FGD Aspirasi Dan Visi Kota Hijau, antara lain :
a. Laporan penyelenggaraan yang berisikan rumusan visi Kota Hijau dalam
rekomendasi langkah strategis bagi pengambil keputusan di Kota/Kabupaten
untuk perwujudan Kota Hijau di masa mendatang dalam kurun waktu 20 (dua
puluh) tahun.
3. Kegiatan Pelaksanaan Kegiatan Forum Komunitas Hijau (FKH)
a. Laporan pelaksanaan kegiatan FKH (termasuk foto-foto kegiatan) :
Laporan perencanaan arsitektur lansekap lengkap dengan perhitunganperhitungan yang bisa dipertanggungjawabkan;
Gambar DED softscape dan hardscape lengkap dalam ukuran kertas A3.
b. Dokumen lelang :
XI.
OUTCOME/MANFAAT
Terlaksananya rangkaian kegiatan P2KH untuk jangka pendek, menengah dan panjang
bagi aktor-aktor di daerah, swasta dan masyarakat sekaligus sebagai respon terhadap
perubahan iklim.
XII.
LAPORAN
Laporan-laporan yang dihasilkan dari kegiatan ini terdiri atas :
1) Laporan I (dibuat rangkap 10), memuat metode dan persiapan :
Pendampingan
Implementasi
Fisik
Kegiatan
Peningkatan
Pendampingan
Implementasi
Fisik
Kegiatan
Peningkatan
MARLINA, ST
NIP. 19750922 200812 2 001
14