Anda di halaman 1dari 4

Nama

: Harry Crhisnadi

NIM

: ACC 113 024

Mata Kuliah

: Pengembangan Bahan dan Sumber Belajar Berbasis Bahan Lokal

Materi Pokok
Pemebelajaran
Topik

: Senyawa hidrokarbon dalam kehidupan sehari-hari


: Mencari bahan alternatif selain dari minyak bumi dan gas
: Bahan bakar alternatif dari sampah plastik

1.1 Defenisi Sampah Plastik


Plastik merupakan produk polimer sintetik atau semi sintetik yang terbentuk dari
kondensasi organik atau senyawa polimer dan bisa juga dari zat lain dengan tujuan untuk
meningkatkan performa dan ekonomis. Senyawa polimer ini tersusun dari monomermonomer rantai karbon pendek baik hopolimer ataupun kopolimer, sedangkan menurut
jenisnya plastik dapat dibedakan menjadi dua macam diantaranya adalah :
a. Thermoset
Yaitu jenis plastik yang memiliki karakteristik keras, mempertahankan bentuknya
dan tidak dapat berubah/ diubah kembali kedalam bentuk aslinya contohnya adalah
polyurethanes, polyester, epoxy resins dan phenolic resin.
b. Thermoplas
Yaitu jenis plastik yang memiliki karakteristik yaitu dapat kembali ke bentuk aslinya
melalui pemanasan, mudah diolah dan dibentuk seperti dibentuk menjadi Film, fiber,
kemasan

(packaging).

Contoh material

termoplas

ialah:

Polyethylene

(PE),

Polyprophylene (PP), dan polyvinyl chloride (PVC). Jenis plastik inilah yang biasa
diolah menjadi bahan bakar.
Secara umum plastik dapat digolongkan menjadi dua berdasarkan jenis reaksinya, yaitu
plastik (polimer) kondensasi dan polimer adisi (poliolefin misalnya polietilen, polipropilen,
polistyrene). Polimer kondensasi diantaranya adalah poliamid, poliester, dan nilon dapat
didepolimerisasi (diurai) lewat jalur sintesis balik sehingga menghasilkan kembali monomer
diasam, diol, atau diamid. Proses tersebut yang boleh dikatakan dapat menghasilkan
monomer dengan yield sangat tinggi melibatkan reaksi kimia yang disebut alkoholisis
(penguraian alkohol), glikolisis (penguraian glikol), dan hidrolisis (penguraian oleh air).
Sebaliknya, teknik depolimerisasi serupa tidak dapat diterapkan secara langsung pada jenis
polimer adisi sehingga membutuhkan tindakan aktivasi.
Klasifikasi plastik menurut fungsinya :

a) PETE (polyethylene terephthalate)


Polietilena tereftalat adalah jenis plastik yang paling mudah untuk didaur
ulang. Botol air mineral biasanya dibuat dari jenis plastik ini. Plastik ini dapat didaur
ulang untuk membuat furniture, sleeping bag, atau life jacket.
b) HDPE (high density polyethylene)
Plastik ini dibuat dengan polietilena berdensitas tinggi. Plastik ini biasa
digunakan untuk membuat botol deterjen dan shampoo. Plastik ini dapat didaur
ulang untuk membuat tali, pipa, dan mainan.
c) PVC (polyvinyl chloride)
Polivinil klorida ini biasa digunakan untuk membuat tirai mandi, kusen
jendela, kusen pintu, pipa plastik, komponen otomotif, dll.
d) LDPE (low-density polyethylene)
Plastik ini dibuat dengan polietilena berdensitas rendah. Plastik ini dapat
ditemukan pada tas dry clean, kantong plastik, nampan serbaguna, permukaan anti
korosi, lapisan pada karton susu, perangkat keras komputer, dll.
e) PP (polypropylene)
Polipropilena atau polipropena biasa digunakan untuk membuat Tupperware,
kemasan margarin, mangkuk untuk microwave, dan tutup botol.
f) PS (polystyrene)
Polistirena ini biasa kita kenal dengan sebutan styrofoam. Plastik ini biasa
digunakan untuk membuat cangkir kopi, nampan daging, kemasan kacang, dan
peralatan makan plastik. Plastik ini dapat didaur ulang untuk membuat busa insulasi
atau barang lainnya.

g) OTHER
Plastik ini digunakan untuk plastik yang tidak termasuk kategori a sampai f.
Plastik ini biasanya tidak dikumpulkan untuk daur ulang, karena dianggap sebagai
plastik yang paling sulit untuk didaur ulang.
1.2 Kandungan Sampah Plastik
Ikatan kimia dalam struktur plastik adalah ikatan kovalen, yaitu ikatan antar atom
dengan cara berbagi elektron diantara dua atom. Ikatan ini dapat terdiri dari beberapa
elektron. Plastik merupakan bagian dari molekul hidrokarbon zat yang penyusun dasarnya

adalah karbon dan hidrogen. Contoh dari ikatan kovalen diantaranya Ikatan tunggal (C-C) ,
ikatan ganda (C=C), atau ikatan rangkap 3.
Plastik yang mempunyai struktur paling sederhana adalah polyethylene (PE).
Umumnya susunan molekul dari PE terdiri dari sekitar 1000 atom karbon didalam tulang
punggungnya. Molekul dari plastik sering disebut dengan macro molekul karena ukurannya
sangat besar dilihat dari panjang rantai karbonnya. Untuk menyederhanakan struktur kimia
dari macro molekul, maka digunakan penyingkatan. Bagian terkecil dari rantai karbon yang
panjang disebut dengan mer atau monomer. Sering dituliskan seperti berikut.
-[CH2-CH2]nDimana n adalah jumlah atau derajat dari polimerisasi. Polimerisasi berarti
penggabungan bersama monomer. Sekarang ini ada ribuan jenis plastik, tapi pada dasarnya,
atom-atom penyusun inti plastik adalah Karbon (C), Hidrogen (H) dan beberapa tambahan
atom Oksigen (O), nitrogen (N), Klor (Cl), Fluor (F), dan belerang (S). Penyusun kimia
paling dasar dari plastik disebut dengan homopolymer karena hanya terdiri dari satu struktur
dasar.
1.3 Proses Pemanfaatan Sampah Plastik menjadi Bahan Bakar
Plastik adalah bahan yang sangat sulit terurai. Dibutuhkan waktu yang sangat lama
untuk bisa mengurainya, sehingga diperlukan cara-cara untuk mengurangi jumlah sampah
plastik yang juga semakin meningkat seiring dengan kenaikan angka konsumtivitasnya.
Metode yang biasa digunakan untuk mengurangi sampah plastik adalah reuse dan recycle.
Reuse berarti penggunaan kembali, dan recycle adalah pengolahan sampah plastik sehingga
bisa digunakan kembali.
Proses pengolahan limbah plastic menjadi bahan bakar meliputi beberapa proses,
diantaranya :
a) Proses Pirolisis
Prirolisis adalah dekomposisi kimia bahan organik melalui proses pemanasan
tanpa atau sedikit oksigen atau reagen kimia lainya dimana material mentah akan
mengalami pemecahan stuktur kimia menjadi fase gas. Teknik seperti ini mampu
menghasilkan gas pembakaran yang berguna dan aman bagi lingkungan Proses pirolisis
ini akan memecah hidrokarbon rantai karbon panjang dari polimer plastik menjadi
rantai hidrokarbon berantai pendek, selanjutnya molekul-molekul ini didinginkan
menjadi fase cair.
b) Proses Hydrotreating (Hidrocracking)
Yaitu proses penyulingan yang memisahkan unsur-unsur yang dihasilkan pada
proses pirolisis. Proses ini bertujuan untuk mengurangi atau menghilangkan senyawa
aromatic dan senyawa polar.
c) Proses hidro-isomerisasi

Pada proses ini digunakan katalis yang berfungsi menjadikan molekul-molekul


isomer mempunyai viskositas yang tinggi.
Selain bisa digunakan sebagai bahan baku pengganti bensin (gasolin) plastik yang
diproses bisa juga dibentuk menjadi bahan bakar pengganti minyak tanah (kerosin) dan bahan
bakar diesel (solar) dengan destilasi ulang yang mengacu pada titik uap dari produk yang
dihasilkan ataupun dengan menambah proses dan bahan yang digunakan. Bensin merupakan
hidrokarbon berantai pendek antara C4-C10 yang biasa digunakan untuk bahan bakar
kendaraan bermotor bisa juga digunakan sebagai pelarut organik. Sedangkan minyak tanah
merupakan rantai mempunyai rantai hidrokarbon antara C11-C15 dan solar mempunyai
panjang hidrokarbon antara C16-C20.
Untuk mengetahui kualitas dari bahan bakar yang dihasilkan ini, perlu dilakukan
pengujian lanjutan dalam menentuka sifat fisik ataupun kimianya diantarnya adalah densitas,
specific gravity, viskositas, titik nyala, titik tuang, angka oktan dll. Pengujian sifat fisik dan
kimia ini mengacu pada pengujian yang dikeluarkan oleh American Society for Testing and
Material (ASTM). Di Indonesia sendiri terdapat berbagai jenis bensin, yang memiliki angka
oktan yang berbeda-beda. Angka oktan merupakan ukuran dari kemampuan bahan bakar
untuk mengatasi ketukan sewaktu terbakar dalam mesin. Angka ini menunjukan mutu bakar
dari bensin, semakin tinggi angka oktannya maka semakin bagus pula kualitas dari
pembakaran bensin tersebut.
1.3 Keuntungan dan Kerugian Bahan Alternatif daru Sampah Plastik
Pirolisis limbah plastik sebagai salah satu solusi yang menguntungkan dan lebih
ramah lingkungan, dibandingkan dengan melakukan proses pembakaran sampah plastik yang
tentunya sangat berdampak negatif bagi kesehatan dan mengakibatkan pencemaran
lingkungan selain itu proses ini juga dianggap sebagai suatu solusi yang lebih ekonomis.
Disamping itu perlu adanya penelitian untuk mengetahui jumlah konversi, kandungan kimia
hasil konversi, sifat fisik dan kimia darikonversi yang dihasilkan. Pengolahan limbah plastik
menjadi bahan bakar cair ini merupakan salah satu solusi, terdapat beberapa solusi lain yang
dapat dikembangkan dalam penerapan pada sector energi. Oleh karena itu pengembangan
ilmu pengetahuan sangatlah penting.

Anda mungkin juga menyukai