Anda di halaman 1dari 2

.

Batuan Metamorf
Contoh batuan metamorf: GNEISS
Gneiss adalah typical dari jenis batuan metamorf, batuan ini terbentuk pada saat batuan sediment atau
batuan beku yang terpendam pada tempat yang dalam mengalami tekanan dan temperatur yang tinggi.
Hampir dari semua jejak jejak asli batuan ( termasuk kandungan fosil) dan bentuk bentuk struktur lapisan
( seperti layering dan ripple marks) menjadi hilang akibat dari mineral-mineral mengalami proses migrasi
dan rekristalisasi.
Meskipun batuan ini terubah secara alamiah, gneiss dapat mengekalkan bukti terjadinya proses geokimia di
dalam sejarah pembentukannya, khususnya pada mineral mineral seperti zircon yang bertolak belakang
dengan proses metamorfosa itu sendiri. Batuan batuan keras yang berumur tua seperti pada batuan gneiss
yang berasal dari bagian barat Greenland, Isotop atom karbon dari batuan tersebut menunjukkan
bahwasannya ada kehidupan pada masa batuan tersebut terbentuk , yaitu sekitar 4 millyar tahun yang lalu.
a.Sifat Fisik
Pada batuan gneiss, kurang dari 50 persen dari mineral mineral menjadi mempunyai bentuk bentuk
penjajaran yang tipis dan terlipat pada lapisan-lapisan. Kita dapat melihat bahwasannya tidak seperti pada
batuan schist yang mempunyai pensejajaran mineral yang sangat kuat, batuan gneiss tidak retak atau
hancur sepanjang bidang dari pensejajaran mineral tersebut, dan terbentuk urat-urat yang tebal yang terdiri
dari butiran-butiran mineral di dalam batuan tersebut, hal ini tidak seperti kebanyakan bentuk bentuk
perlapisan yang terdapat pada batuan schist. Dengan proses metamorfosa lebih lanjut batuan gneiss dapat
berubah menjadi magmatite dan akhirnya terkristalisasi secara total menjadi batuan granit.
Pada batuan ini terbentuk goresan goresan yang tersusun dari mineral-mineral seperti hornblende yang
tidak terdapat pada batuan batuan sediment.
b.Kandungan Mineral
Gneiss terdiri dari gabungan mineral-mineral pipih (mika) dengan mineral bulat (kuarsa, garnet, silimanit,
dan lain-lain). Mineral-mineral utama dari gneiss adalah quartz, orthose, plagioclase, biotite, muscovite,
amphibole, pyroxene. Sedangkan mineral tambahan seperti apetite, zircon, sphene, grenat, cordierite,
sillimanite, epidote, pyrite, graphite.

Gneiss adalah batuan metamorf yang mempunyai ciri fisik seperti warnanya putih ke
merahan, teksturnya nematoblastik dengan struktur foliasi gneiss. Penyusun batuan ini
adalah orthoklas warnanya merah muda bentuk prismatik, plagioklas warnanya putih
bentuk prismatik, kuarsa warnanya putih transparan bentuk prismatik, hornblende
warnanya hitam bentuk menjarum.
Gneiss terbentuk oleh proses metamorf regional katazone dengan temperature 500C
1200C dengan tekanan sekitar 5 kilobar. Batuan ini termasuk dalam fasies amphibolites.
Proses penambangan menggunakan system penambangan terbuka karena segala
kegiatan yang dilakukan berada pada tempat yang terbuka atau berhubungan dengan
udara bebas. Penambangan ini dilakukan dalam skala kecil atau biasanya dilakukan oleh
penduduk setempat.
Kegunaannya untuk material bangunan, diantaranya sebagai interior dan sebagai
pengalas slab pada atap. Kadang kadang juga di gunakan sebagai paving pada jalan
atau penahan untuk menutupi aliran.

Gneiss; digunakan untuk bahan bangunan. Keterdapatan: di Indonesia jarang dijumpai.


Gneiss adalah jenis batuan metamorf khas, di mana batuan sedimen atau beku
telah terkubur dan terkena suhu tinggi dan tekanan. Hampir semua jejak
struktur asli (fosil termasuk) dan kain (seperti layering dan tanda riak) yang
dihapuskan sebagai mineral bermigrasi dan recrystallize. Garis-garis terdiri
dari mineral. Gneiss benar-benar dapat recrystallize ke granit. Meskipun sifat
yang sangat berubah gneiss, dapat melestarikan geokimia bukti sejarah,
terutama dalam mineral seperti zirkon yang menolak metamorfosis. Batuan kerak
tertua yang dikenal adalah gneisses dari Greenland barat, hampir empat miliar
tahun. Gneiss adalah kata Jerman lama yang berarti terang atau berkilau.

Gneis : typical dari jenis batuan metamorf, batuan ini terbentuk pada saat batuan
sediment atau batuan beku yang terpendam pada tempat yang dalam mengalami
tekanan dan temperatur yang tinggi. Hampir dari semua jejak jejak asli batuan
( termasuk kandungan fosil) dan bentuk bentuk struktur lapisan ( seperti layering
dan ripple marks) menjadi hilang akibat dari mineral-mineral mengalami proses
migrasi dan rekristalisasi. Pada batuan ini terbentuk goresan goresan yang
tersusun dari mineral mineral seperti hornblende yang tidak terdapat pada batuan
batuan sediment.
Pada batuan gneiss, kurang dari 50 persen dari mineral mineral menjadi mempunyai
bentuk bentuk penjajaran yang tipis dan terlipat pada lapisan-lapisan. Kita dapat
melihat bahwasannya tidak seperti pada batuan schist yang mempunyai pensejajaran
mineral yang sangat kuat, batuan gneiss tidak retak atau hancur sepanjang bidang dari
pensejajaran mineral tersebut, dan terbentuk urat-urat yang tebal yang terdiri dari
butiran-butiran mineral di dalam batuan tersebut, hal ini tidak seperti kebanyakan
bentuk bentuk perlapisan yang terdapat pada batuan schist. Dengan proses
metamorfosa lebih lanjut batuan gneiss dapat berubah menjadi magmatite dan akhirnya
terkristalisasi secara total menjadi batuan granit.
Meskipun batuan ini terubah secara alamiah, gneiss dapat mengekalkan bukti terjadinya
proses geokimia di dalam sejarah pembentukannya, khususnya pada mineral mineral seperti
zircon yang bertolak belakang dengan proses metamorfosa itu sendiri. Batuan batuan keras
yang berumur tua seperti pada batuan gneiss yang berasal dari bagian barat Greenland, Isotop
atom karbon dari batuan tersebut menunjukkan bahwasannya ada kehidupan pada masa
batuan tersebut terbentuk , yaitu sekitar 4 millyar tahun yang lalu.

Anda mungkin juga menyukai