Anda di halaman 1dari 61

1

DASAR PENETAPAN
Dalam rangka peningkatan kapasitas penelitian dan
percepatan penyebarluasan IPTEK serta asas
manfaat hasil litbang pertanian, Badan Litbang
Pertanian mengupayakan kerjasama dengan pihak
lain, baik dalam maupun luar negeri.

DASAR HUKUM
Terutama antara lain :
UU 18 Tahun 2002 Tentang Sistem Nasional Penelitian,
Pengembangan, dan Penerapan IPTEK
PP No. 20 Tahun 2005 Tentang Alih Teknologi Kekayaan
Intelektual serta Hasil Penelitian dan Pengembangan oleh
Perguruan Tinggi dan Lembaga Penelitian dan
Pengembangan
PP lainnya.

PERBEDAAN PEDOMAN LAMA DAN


BARU
Pedoman Lama
(Juklak Kerjasama Dalam Negeri
Tahun 2000)

Pedoman Baru
(Permentan Pedoman Kerjasama
Litbang Pertanian Tahun 2006)

Tujuan :
Meningkatkan PNBP, hanya mengatur
kerjasama dalam negeri

Tujuan :
Meningkatkan pelaksanaan kerjasama
dalam dan luar negeri (Tidak melalui
mekanisme PNBP)

Isi :
- Terdiri dari 7 lampiran
- Litbang side
- Belum mengakomodir desentralisasi
kewenangan UK/UPT
- Birokrasi relatif panjang

Isi :
- Terdiri dari 3 lampiran
- Lebih sejajar dengan mitra
- Adanya desentralisasi kewenangan
UK/UPT
- Birokrasi lebih pendek

Pendapatan Kerja sama :


- harus disetor terlebih dulu ke kas
negara
- Mekanisme PNBP

Pendapatan Kerja sama :


- Tidak perlu disetor ke kas negara
tetapi
dapat langsung digunakan (menunggu
juknis Menteri Keuangan)
4
- Digunakan bagi pengembangan

PERATURAN MENTERI PERTANIAN


No
53/Permentan/OT.140/10/2006
tanggal 20 Oktober 2006
Tentang

PEDOMAN KERJA SAMA


PENELITIAN DAN
PENGEMBANGAN PERTANIAN
5

STRUKTUR PERMENTAN
No. 53 Tahun 2006
Terdiri atas 10 BAB :
I
II
III
IV
V
VI
VII
VIII
IX
X

:
:
:
:
:
:
:
:
:
:

KETENTUAN UMUM
LINGKUP KERJA SAMA
PRINSIP KERJA SAMA
SYARAT DAN TATA CARA PELAKSANAAN KERJA SAMA
PENGELOLAAN PELAKSANAAN KERJA SAMA
HAK DAN KEWAJIBAN
SUMBER PEMBIAYAAN
MEKANISME PELAKSANAAN KERJA SAMA
KETENTUAN PERALIHAN
PENUTUP

LAMPIRAN
1.
Juklak Kerjasama Dalam Negeri
2.
Juklak Kerjasama Luar Negeri
3.
Juklak Kerjasama Alih Teknologi

LINGKUP KERJASAMA
1. Kerjasama Dalam Negeri
2. Kerjasama Luar Negeri
3. Alih Teknologi

PRINSIP-PRINSIP
KERJASAMA DALAM NEGERI
Tujuan KDN
a. mempercepat penemuan atau perakitan teknologi
baru berdasarkan penguasaan iptek
b. meningkatkan promosi dan mempercepat
diseminasi/penyebarluasan inovasi teknologi
pertanian
c. meningkatkan peran serta mitra kerja sama dalam
kegiatan penelitian, pengkajian dan
pengembangan khususnya, dan pembangunan
sektor pertanian pada umumnya
8

PRINSIP-PRINSIP
KERJASAMA DALAM NEGERI

lanjutan

d. mengoptimalkan penggunaan tenaga dan sarana


UK/UPT serta meningkatkan pelayanan kepada
pihak-pihak yang membutuhkan
e. meningkatkan pemanfaatan fasilitas dan
sumberdaya lainnya yang dimiliki oleh mitra kerja
sama dengan pertimbangan bahwa fasilitas
tersebut tidak tersedia di Badan Litbang Pertanian

PRINSIP-PRINSIP
KERJASAMA DALAM NEGERI

lanjutan

Lingkup KDN
Meliputi kerja sama dengan:
instansi pemerintah,
lembaga penelitian,
perguruan tinggi,
BUMN,
swasta,
koperasi,
kelompok tani dan/atau LSM dalam bidang penelitian
dan pengembangan serta alih teknologi
10

PRINSIP-PRINSIP
KERJASAMA DALAM NEGERI

lanjutan

Prinsip
Kerja sama dalam negeri dilakukan melalui
hubungan kelembagaan formal antara Badan
Penelitian dan Pengembangan Pertanian dengan
mitra kerja sama yang mengacu pada program
penelitian dan pengembangan.
Kerja sama bersifat saling menguntungkan dan
mampu meningkatkan efisiensi dan produktivitas
sektor agribisnis serta meningkatkan kinerja
UK/UPT
11

PRINSIP-PRINSIP
KERJASAMA LUAR NEGERI
Tujuan :
a.meningkatkan alih teknologi yang relevan
yang telah dihasilkan oleh lembaga-lembaga
penelitian internasional;
b.memperoleh
metode/teknik/inovasi
baru
yang dihasilkan oleh lembaga penelitian
internasional untuk mendukung kegiatan
inovasi teknologi yang dihasilkan oleh Badan
Penelitian dan Pengembangan Pertanian;
c. meningkatkan kompetensi peneliti
Badan
Penelitian dan Pengembangan Pertanian di
dunia internasional;
12

PRINSIP-PRINSIP
KERJASAMA LUAR NEGERI

lanjutan

Tujuan :
d. mempromosikan
hasil-hasil
Badan
Penelitian dan Pengembangan Pertanian
pertanian kepada dunia internasional;
e. meningkatkan
akses
pemanfaatan
sumberdaya dan sarana penelitian yang
dimiliki oleh
lembaga internasional;
dan/atau
f. meningkatkan partisipasi peneliti Badan
Penelitian dan Pengembangan Pertanian
dalam
kehidupan
masyarakat
ilmiah
internasional.
13

PRINSIP-PRINSIP
KERJASAMA LUAR NEGERI

lanjutan

Lingkup KLN
Meliputi kerja sama dengan institusi dan/atau
badan hukum antara lain lembaga penelitian,
organisasi internasional, perguruan tinggi,
swasta, dan/atau LSM dalam bidang penelitian
dan pengembangan serta alih teknologi.
Bilateral, regional, dan atau multilateral.

14

PRINSIP-PRINSIP
KERJASAMA LUAR NEGERI

lanjutan

Prinsip KLN

Atas dasar persamaan kedudukan yang saling


menguntungkan dan tidak bertentangan dengan peraturan
perundang-undangan yang berlaku.
Dilaksanakan dengan sistem pengendalian yang ketat, al.
melalui perizinan dari instansi pemerintah yang berwenang
bagi aspek-aspek yang terkait dengan :
a. penggalian data/informasi di luar kontek perjanjian
kerja sama penelitian;
b. penggunaan sumber plasma nutfah; dan/atau peta,dll.
yang
dapat
merugikan
dan
membahayakan
kepentingan /keamanan nasional.
15

SYARAT DAN TATA CARA


PELAKSANAAN KERJA SAMA (Pasal
10-16)
Peneliti/
Perekayasa/
Penyuluh

Ditugaskan UK/UPT
Keahlian sesuai kerjasama
Mematuhi peraturan

UK/UPT

Tupoksi sesuai dengan topik kerjasama


Memiliki peneliti/perekayasa/penyuluh dengan keahlian
yang sesuai
Memiliki renja bersama mitra
Sanggup bahwa kepemilikan HKI dan kekayaan negara
tidak akan beralih ke mitra

Mitra Kerjasama

Komitmen
Mematuhi perjanjian kerjasama dan UU yang berlaku
Menyanggupi dana dan/fasilitas pendukung

16

PENGELOLAAN PELAKSANAAN
KERJA SAMA
(Pasal 17-19)
UK/UPT membahas rencana kerja sama dan menyiapkan
Naskah Perjanjian Kerja sama.
Naskah Perjanjian Kerja sama di tingkat Badan Litbang
Pertanian ditandatangani oleh Kepala Badan, di tingkat
UK/UPT ditandatangani oleh Kepala UK atau Kepala UPT
dengan diketahui/disyahkan oleh pejabat setingkat di
atasnya, serta pimpinan mitra kerja sama.
Kepala
UK/UPT
wajib
melakukan
pengawasan,
pengendalian, dan laporan pelaksanaan kegiatan

17

PENGELOLAAN PELAKSANAAN
KERJA SAMA
(Pasal 17-19)

lanjutan

Kepala UK/UPT wajib membuat rekapitulasi dan laporan


teknis kerja sama tengah tahun dan akhir tahun sesuai
dengan format yang berlaku.
Rekapitulasi disampaikan kepada Sekretaris Badan
Penelitian dan Pengembangan Pertanian pada bulan Juni
tahun berjalan.
Laporan teknis kerja sama tengah tahun dan akhir tahun
disampaikan kepada Sekretaris Badan Penelitian dan
Pengembangan Pertanian.
18

SUMBER PEMBIAYAAN
(Pasal 21)
a. Mitra Kerja Sama;
b. Badan Penelitian dan Pengembangan
Pertanian; atau
c. Mitra Bersama Badan Penelitian dan
Pengembangan Pertanian (Cost Sharing);

19

KETENTUAN PERALIHAN
(Pasal 23)
Perjanjian kerja sama penelitian dan pengembangan dan
atau alih teknologi yang telah ditandatangani dan sedang
dilakukan sebelum ditetapkannya Peraturan ini, sepanjang
tidak bertentangan dinyatakan masih tetap berlaku.
Perjanjian kerja sama penelitian dan pengembangan dan
atau alih teknologi yang bertentangan dengan Pedoman ini
harus disesuaikan dalam jangka waktu paling lambat 1
(satu) tahun sejak ditetapkannya Peraturan ini.

20

PENUTUP
Dengan ditetapkannya Peraturan ini, maka
Keputusan
Kepala
Badan
Penelitian
dan
Pengembangan Pertanian No. KL.010.50.2000,
dinyatakan tidak berlaku.
Peraturan ini mulai berlaku pada tanggal ditetapkan.

21

MANAJEMEN KERJASAMA
KEMITRAAN KEDEPAN
Desentralisasi Manajemen di Unit Kerja dan
tingkat UPT, dengan koordinasi Sekretariat
Badan
Hubungan Kerjasama yang bersifat Institusional
Sharing dana (porsi) antara Badan Litbang
dengan Mitra bersifat fleksibel
Berbasis negosiasi
22

TINDAK LANJUT
BAGI SELURUH UK/UPT
Melakukan sosialisasi internal UK/UPT
baik bagi para pejabat struktural maupun
fungsional
Melakukan sosialisasi ke mitra kerja secara
proaktif
Mereview seluruh kerjasama yang sedang
berjalan dengan memperhatikan aturan peralihan

23

TINDAK LANJUT
BAGI SELURUH UK/UPT
(lanjutan)
Memahami dan melaksanakan PP dan
Pedoman lainnya terkait dengan UU 18 tahun
2002, antara lain :
- PP tentang BLU
- RPP tentang Kerjasama/Perizinan
penelitian Asing
- RPP Penelitian Berisiko tinggi, dll
24

TINDAK LANJUT
BAGI SELURUH UK/UPT
(lanjutan)

Memahami dan melaksanakan UU dan


PP lainnya terkait, antara lain :
- HKI, MTA
- Manajemen Keuangan
(Unified Budgeting System)

25

26

LAMPIRAN 1

(PERMENTAN No 53/Permentan/OT.140/10/2006 tanggal 20 Oktober


2006)

PETUNJUK PELAKSANAAN
KERJA SAMA PENELITIAN DAN
PENGEMBANGAN PERTANIAN
DALAM NEGERI
27

RUANG LINGKUP
1. Jenis kegiatan: penelitian, perekayasaan, pengkajian,
dan pengembangan dalam bidang pertanian;
2. Mitra kerja sama: instansi
pemerintah, lembaga
penelitian, perguruan tinggi, BUMN/BUMD, swasta,
koperasi, kelompok tani, LSM, dan lain lain.

SASARAN DAN SIFAT KERJA SAMA


Untuk menghasilkan keluaran antara lain berupa teknologi,
formula, data, informasi, prototype, rekomendasi, varietas,
dan lain-lain
Dilakukan dengan cara berkontribusi dalam hal
sumberdaya : teknologi, SDM, peralatan, dana, sarana
dan/atau fasilitas lainnya
28

TATA CARA PELAKSANAAN KERJA SAMA


A. Persiapan
1. UK/UPT dan mitra kerja sama merumuskan
sasaran kerja sama dan peran masing-masing
2. UK/UPT bersama-sama dengan mitra kerja sama
menyusun rencana kerja berikut rincian rencana
biaya dan teknis pelaksanaan dalam kerangka
acuan
3. UK/UPT bersama-sama dengan mitra kerja sama
menyusun naskah perjanjian, dibuat minimal
rangkap 4 (empat),
29

TATA CARA PELAKSANAAN KERJA SAMA


B. Penandatanganan Naskah Kerja Sama
1. Di tingkat UPT nilai kontrak kurang 300 juta, ditandatangani
oleh Kepala UPT dan mitra.
2. Di tingkat UPT, nilai kontrak 300 500 juta, ditandatangani
oleh Kepala UPT dan mitra disahkan oleh atasan langsung
UPT yang bersangkutan.
3. Di tingkat UK, nilai kontrak sampai 500 juta, ditandatangani
oleh Kepala UK dan
mitra.
30

lanjutan

TATA CARA PELAKSANAAN KERJA SAMA


B.

Penandatanganan Naskah Kerja Sama

4. Perjanjian kerja sama berikut memerlukan pengesahan Kepala Badan


Litbang
Pertanian :
a. Kerja sama di tingkat UK/UPT dengan nilai kontrak di atas 500 juta
rupiah
b. Kerja sama yang melibatkan lintas departemen
c. Kerja sama yang melibatkan lintas sektoral eselon I lingkup
Departemen Pertanian
d. Kerja sama yang mempunyai nilai resiko kontrak melebihi dari dana
cadangan
e. Kerja sama menyangkut kebijakan strategis dan/atau kebijakan
Menteri Pertanian
f. Kerja sama jangka panjang (lebih dari lima tahun)
g. Kerja sama yang mengubah peruntukan atas lahan/kebun/kolam/
tambak/bengkel percobaan misalnya dengan mendirikan bangunan
31
permanen dan lain-lain.

TATA CARA PELAKSANAAN KERJA SAMA


1. UK/UPT wajib melakukan penatausahaan kerja sama, dilaksanakan
oleh bidang atau seksi yang menangani kegiatan kerja sama di
UK/UPT yang bersangkutan.
2. Bidang atau seksi tsb melaporkan hasil penatausahaan kerja sama
kepada Kepala UK/UPT. Kepala UK/UPT secara berjenjang
menyampaikan laporan tengah dan akhir tahun kepada Sekretariat
Badan.
3. Barang-barang bergerak dan tidak bergerak yang digunakan dalam
pelaksanaan kerja sama dapat menjadi barang inventaris UK/UPT,
sesuai dengan kesepakatan atau sebagaimana tertuang dalam
perjanjian, diproses dalam
berita acara serah terima barang.
4. UK/UPT yang tidak menyampaikan laporan dapat dikenai sanksi
administratif .

32

HAK DAN KEWAJIBAN


A. HAK DAN KEWAJIBAN
PENELITI/PEREKAYASA/PENYULUH
1. Hak Peneliti/Perekayasa/Penyuluh
a. Menggunakan hasil penelitian dan pengembangan
berupa data, informasi, teknologi, prototipe dan/
rekomendasi untuk pengembangan penelitian;
b. Dapat menerima imbalan sesuai peraturan yang
berlaku.

33

HAK DAN KEWAJIBAN

lanjutan

2. Kewajiban Peneliti/Perekayasa/Penyuluh
a. Menyiapkan rancangan kegiatan teknis/ilmiah;
b. Melaksanakan penelitian dan pengembangan sesuai
kerangka acuan;
c. Membuat laporan ilmiah pelaksanaan kerja sama;
d. Merahasiakan hasil penelitian dan pengembangan
sesuai dengan perjanjian;
e. Memberikan bimbingan teknis kepada mitra sesuai
perjanjian kerja sama.
34

HAK DAN KEWAJIBAN

lanjutan

B. HAK DAN KEWAJIBAN UK/UPT


1. Hak UK/UPT
a. Menggunakan hasil penelitian dan pengembangan
b. Mengoreksi/memperbaiki dan atau menghentikan kerja sama
yang pelaksanaannya tidak sesuai dengan perjanjian dengan
terlebih dahulu memberitahukan kepada mitra kerja sama;
c.

Mengelola biaya kerja sama

d. Dapat menerima imbalan sesuai dengan perjanjian kerja


sama.

35

HAK DAN KEWAJIBAN

lanjutan

2. Kewajiban UK/UPT
a. Menyusun rencana kerja bersama dengan mitra kerja sama;
b. Menyediakan peneliti/perekayasa/penyuluh, dana, sarana, dan atau
bimbingan yang diperlukan sesuai perjanjian;
c.

Melaksanakan kegiatan kerja sama;

d. Mengarahkan, membimbing, memberikan masukan dan saran


kepada para pelaksana guna keberhasilan kerja sama;
e. Merahasiakan hasil penelitian dan pengembangan sesuai dengan
perjanjian; dan
f.

Menyampaikan laporan hasil pelaksanaan kerja sama penelitian


dan pengembangan kepada Sekretariat Badan Penelitian dan
Pengembangan Pertanian dan pihak-pihak yang terkait lainnya.

36

HAK DAN KEWAJIBAN

lanjutan

C. HAK DAN KEWAJIBAN MITRA KERJA SAMA


1. Hak Mitra Kerja Sama
a. Mendapatkan bimbingan teknis sesuai dengan perjanjian;
b. Menggunakan hasil penelitian dan pengembangan;
c.

Mengoreksi/memperbaiki dan atau menghentikan kerja sama


yang pelaksanaanya tidak sesuai dengan perjanjian dengan
terlebih dahulu memberitahukan kepada UK/UPT;

d.

Menerima laporan hasil pelaksanaan kerja sama dari


UK/UPT sesuai dengan perjanjian.

37

HAK DAN KEWAJIBAN

lanjutan

2. Kewajiban Mitra Kerja Sama


a. Menyusun rencana kerja bersama-sama UK/UPT yang
dituangkan dalam Kerangka Acuan;
b. Menyediakan dana, sarana, SDM, dan atau fasilitas
lain yang diperlukan sesuai perjanjian;
c. Merahasiakan hasil penelitian dan pengembangan
sesuai dengan perjanjian.

38

HASIL KERJA SAMA


1. Berupa data, informasi, teknologi, formula,
prototipe dan atau rekomendasi dapat digunakan
oleh UK/UPT dan atau mitra kerja sama untuk
keperluan sendiri sesuai dengan perjanjian;
2. Hasil samping berupa produk dapat dimanfaatkan
secara proposional sesuai dengan perjanjian,
yang menjadi hak/bagian UK/UPT disetor ke kas
negara;

39

lanjutan

HASIL KERJA SAMA


3. Hasil kerja sama berpotensi
pemanfaatannya diatur sbb :

menjadi

kekayaan

intelektual,

a. Kedua belah pihak berkewajiban menjaga kerahasiaan pelaksanaan


dan hasil kerja sama sampai dengan permohonan HKI dikabulkan
oleh instansi yang berwenang;
b. Kerja sama penelitian dan pengembangan di mana UK/UPT
menyediakan seluruh dana sarana, teknologi, sementara mitra kerja
sama hanya menyediakan lahan, tempat, dan alat maka HKI
sepenuhnya milik UK/UPT;

40

lanjutan

HASIL KERJA SAMA


c.

Kerja sama penelitian dan pengembangan di mana teknologi, dana,


sarana, prasarana, serta rancangan penelitian dan pengembangan
disediakan oleh mitra kerja sama, sedangkan UK/UPT hanya
menyediakan tenaga kerja maka HKI dapat sepenuhnya menjadi
milik mitra kerja sama;

d. Kerja sama penelitian dan pengembangan yang sumber dayanya


merupakan kontribusi dari kedua belah pihak, maka HKI dari hasil
kerja sama tersebut menjadi milik bersama dimana pemanfaatannya
secara komersial diatur sesuai dengan kontribusi masing-masing
pihak.
4. Hasil kerja sama penelitian dan pengembangan yang berupa plasma
nutfah menjadi milik Pemerintah, sedangkan kepemilikan yang
berupa galur/strain/ klon/varietas diatur sesuai dengan perjanjian.

41

LAMPIRAN 2

(PERMENTAN No 53/Permentan/OT.140/10/2006 tanggal 20 Oktober


2006)

PETUNJUK PELAKSANAAN
KERJA SAMA PENELITIAN DAN
PENGEMBANGAN PERTANIAN
LUAR NEGERI
42

JUKLAK KERJASAMA
PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN
PERTANIAN
LUAR NEGERI
Ruang Lingkup
1. Jenis
kegiatan
:
penelitian,
perekayasaan,
pengkajian,
pengembangan dan alih teknologi dalam bidang
pertanian;
2. Meliputi kerja sama dengan lembaga penelitian
asing, organisasi internasional, perguruan tinggi
asing, swasta asing, dan LSM asing.
Dilakukan
dalam skema bilateral, regional, dan multilateral.
43

lanjutan

Sasaran
1. Untuk memperoleh dan menghasilkan keluaran berupa
teknologi (paket, komponen), formula, data, informasi,
prototype, rekomendasi, varietas, dll.
2. Meningkatkan akses pemanfaatan sumberdaya dan
sarana penelitian yang dimiliki oleh lembaga internasional
3. Meningkatkan partisipasi peneliti Badan Litbang
Pertanian
dalam
kehidupan
masyarakat
ilmiah
internasional.

44

TATA CARA PELAKSANAAN KERJASAMA


Penyusunan Naskah Perjanjian Kerjasama
Mitra Kerjasama

Format Kerjasama

lembaga internasional formal atau


bersifat kenegaraan (FAO, APEC,
dsb)

sesuai format pada lembaga


internasional tsb. MOU

lembaga internasional yang


mewajibkan mitranya untuk mengikuti
format perjanjian kerja sama yang
berlaku di lembaga tersebut (ACIAR).

Sesuai format lembaga tsb.

45

Penyusunan Naskah Perjanjian Kerjasama


Mitra Kerjasama

Format Kerjasama

lembaga internasional yang akan


melibatkan penempatan tenaga ahli
dalam jangka panjang
dan/pemberian peralatan dalam
jumlah besar dan atau memerlukan
sistem pengendalian yang ketat
secara politis dan atau lembaga
internasional yang mempunyai
kantor perwakilan di Indonesia

Format Setneg. Kerja sama


untuk kategori ini disebut
MOU.

lembaga internasional diluar butir 1


sampai 3

Perjanjian dapat dilakukan


oleh UK/UPT,dengan format
sesuai
kesepakatan
seperti dalam bentuk
Arrangement, Letter of
Intent (LoI), Exchange of
Notes, Technical
Arrangement, dan lain lain.

46

TATA CARA PELAKSANAAN KERJA SAMA


Persetujuan Kerja Sama

Kondisi Kerja Sama

Persetujuan

Ada ikatan komitmen dengan lembaga


internasional (seperti ACIAR, CGIAR, FAO,
ASEAN, APEC, JIRCAS, dan lain-lain)

Kepala Badan Penelitian


dan Pengembangan
Pertanian

Peneliti

Kepala Badan Penelitian


dan Pengembangan
Pertanian

Melibatkan tenaga ahli dari lembaga


internasional dalam jangka panjang dan/
memberikan hibah peralatan dalam jumlah
besar dan/bidang kerja sama yang perlu
sistem pengendalian yang ketat secara
politis dan/ lembaga internasional yang
mempunyai kantor perwakilan di Indonesia

Sekretariat Negara Republik


Indonesia dan Departemen
Luar Negeri.

47

HAK DAN KEWAJIBAN


Sama dengan hak dan kewajiban pada
Kerja sama Dalam Negeri.

HASIL KERJA SAMA


Sama dengan hasil pada Kerja sama
Dalam Negeri.

48

MONITORING DAN EVALUASI


1.

Kepala UK/UPT wajib melakukan monef selama


pelaksanaan kegiatan dan menyampaikan laporan

2.

Bila mitra tidak melaksanakan kewajiban sesuai perjanjian


kerjasama, UK/UPT wajib memberi peringatan tertulis
sekurang-kurangnya 2 x selang waktu satu bulan

3.

Bila mitra menghentikan kerjasama, biaya yang telah


dikeluarkan tidak dapat diambil kembali

49

LAMPIRAN 3

(PERMENTAN No 53/Permentan/OT.140/10/2006 tanggal 20 Oktober


2006)

PETUNJUK PELAKSANAAN
KERJA SAMA ALIH TEKNOLOGI

50

Ruang Lingkup
kerja sama alih teknologi meliputi kerja sama komersial
pemanfaatan hasil penelitian yaitu alih teknologi melalui
lisensi dan alih teknologi tidak melalui lisensi.

51

SYARAT DAN TATA CARA PELAKSANAAN


ALIH TEKNOLOGI
1. Peneliti /Inventor
a. Terlibat dalam perakitan teknologi pada UK/UPT;
b. Keahlian sesuai
teknologi;

tujuan

pelaksanaan

alih

c. Menyatakan
kesanggupan
mengalihkan
teknologi dan atau hasil penelitian kepada
pihak lain;
d. Menyatakan kesanggupan mematuhi perjanjian
sesuai dengan peraturan perundangan yang
berlaku.
52

lanjutan

SYARAT DAN TATA CARA PELAKSANAAN


ALIH TEKNOLOGI
2. UK/UPT
a.

Menghasilkan inovasi teknologi bernilai kekayaan intelektual


dan atau yang layak dikomersialkan;

b.

Mengevaluasi kelayakan ekonomi teknologi yang akan


dialihkan bersama dengan unit pengelola alih teknologi;

c.

Menyatakan kesanggupan tidak mengalihkan hak kepemilikan


kekayaan intelektual kepada mitra kerja sama;

d.

Menyatakan kesanggupan mematuhi perjanjian sesuai dengan


peraturan perundangan yang berlaku.

53

lanjutan

SYARAT DAN TATA CARA PELAKSANAAN


ALIH TEKNOLOGI
3. Mitra
a. Merupakan Badan Hukum yang sesuai dengan ketentuan
peraturan perundangan yang berlaku;
b. Memiliki kesungguhan yang tinggi, untuk memanfaatkan
teknologi, dan melaksanakan pembagiankeuntungan
secara adil dan terbuka;
c. Menyatakan sanggup mematuhi perjanjian sesuai dengan
peraturan perundangan yang berlaku.

54

lanjutan

SYARAT DAN TATA CARA PELAKSANAAN


ALIH TEKNOLOGI
Penandatanganan Naskah Perjanjian
Perjanjian alih teknologi ditanda-tangani oleh Kepala UPT dan atau
Kepala UK dengan mitra kerja sama, dan disahkan oleh Kepala Badan
Penelitian dan Pengembangan Pertanian;
Perjanjian alih teknologi melalui lisensi harus didaftarkan pada
instansi yang berwenang. Untuk paten kepada instansi
di Departemen Kehakiman dan HAM dan untuk varietas yang
dilindungi kepada Kantor Pusat Perlindungan Varietas Tanaman (PVT)
Departemen Pertanian.

55

HAK DAN KEWAJIBAN


A. Hak dan Kewajiban Peneliti
1. Hak
a. Menerima bagian royalti/jasa alih teknologi sesuai dengan
peraturan yang berlaku;
b. Menggunakan teknologi yang dialihkan untuk keperluan
pengembangan penelitian.
2. Kewajiban
a. Melaksanakan kegiatan sesuai kerangka acuan;
b. Memberikan bimbingan/konsultasi teknis, pengawalan
teknologi dan proses produksi;
c. Merahasiakan teknologi yang dilisensikan dan tidak
mengalihkan HKI kepada pihak lain;
d. Menandatangani pengalihan hak kepada UK/UPT dalam
proses perlindungan HKI;
e. Membuat laporan pelaksanaan alih teknologi.

56

HAK DAN KEWAJIBAN


B. Hak dan Kewajiban UK/UPT
1. Hak
a. Menandatangani perjanjian alih teknologi;
b. Sebagai pemegang/pemilik HKI sesuai peraturan perundangundangan;
c. Mengoreksi/memperbaiki dan atau menghentikan alih teknologi
yang pelaksanaannya tidak sesuai dengan perjanjian dengan
terlebih dahulu memberitahukan kepada mitra dan unit pengelola
alih teknologi;
d. Menerima bagian royalti/jasa alih teknologi
sesuai dengan
ketentuan;
e. Melakukan verifikasi terhadap akurasi laporan/catatan jumlah
produksi/penjualan teknologi dan pembayaran royalti/jasa alih
teknologi yang disampaikan oleh unit pengelola alih teknologi;
f. Memanfaatkan dan menggunakan teknologi yang dialihkan untuk
keperluan pengembangan teknologi.

57

lanjutan

HAK DAN KEWAJIBAN


2. Kewajiban
a. Menyusun perjanjian alih teknologi dan rencana kegiatan yang
dituangkan dalam Kerangka Acuan bersama dengan unit pengelola
alih teknologi;
b. Mengalihkan teknologi sesuai dengan perjanjian;
c.

Menyediakan tenaga, sarana, dan atau bimbingan sesuai perjanjian;

d. Merahasiakan dan tidak mengalihkan teknologi yang dilisensikan


kepada pihak lain;
e. Menetapkan peneliti yang terdiri atas peneliti utama dan anggotaanggotanya sesuai dengan kontribusinya;
f.

Menyampaikan laporan pelaksanaan kerja sama kepada Sekretariat


Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian dan pihak-pihak
yang terkait.

58

HAK DAN KEWAJIBAN


C.

Hak dan Kewajiban unit pengelola alih teknologi adalah


1. Hak
a. Menetapkan prioritas teknologi yang potensial untuk
dikomersialkan;
b. Memilih dan menetapkan penerima alih teknologi bersama
UK/UPT;
c. Menerima bagian royalti/jasa alih teknologi dari kegiatan alih
teknologi sesuai dengan ketentuan.
2. Kewajiban
a. Menyusun perjanjian alih teknologi dan rencana kerja bersama
UK/UPT
dan dituangkan dalam kerangka acuan;
b. Memproses aplikasi perlindungan HKI atas teknologi/penemuan
yang
dihasilkan oleh UK/UPT;
c. Mempromosikan dan menegosiasikan inovasi teknologi;
d. Melaksanakan proses komersialisasi teknologi;
e. Merahasiakan dan tidak mengalihkan HKI kepada pihak lain;
f. Mengurus royalti/jasa alih teknologi dari mitra sesuai perjanjian;
59 dan
g. Menyampaikan laporan jumlah penjualan/produksi teknologi

HASIL ALIH TEKNOLOGI


1. Hasil alih teknologi melalui lisensi diatur sebagai berikut:
a. Peneliti sebagai penemu mendapat imbalan sebesar 20-40 %
dari royalti;
b. UK/UPT mendapat imbalan sebesar 25-50% dari royalti;
c. Unit pengelola alih teknologi mendapat imbalan sebesar 105% dari royalti.
2.

Hasil alih teknologi yang tidak melalui lisensi diatur sebagai


berikut:
a. Peneliti sebagai penemu mendapat imbalan sebesar 20-40 %
dari jasa alih teknologi;
b. UK/UPT mendapat imbalan sebesar 30-50% dari jasa alih
teknologi;
c. Unit pengelola alih teknologi mendapat imbalan sebesar 1030% dari jasa alih teknologi.

60

61

Anda mungkin juga menyukai