Anda di halaman 1dari 16

BAB I

Pendahuluan
1.1. Latar Belakang
Pesatnya perkembangan pembangunan kota Malang ditambah dengan kondisi
terbatasnya prasarana dan sarana yang ada semakin memberikan dampak yang
cukup menyesakkan bagi masyarakat didalamnya serta lingkungan sekitarnya.
Terlebih lagi dengan adanya arus deras migrasi penduduk dari pedesaan ke
perkotaan menyebabkan pembangunan kawasan permukiman untuk tempat
tinggal terus berkembang. Hal ini jika tidak dilakukan penataan suatu kawasan
yang baik dapat berakibat penyalahgunaan peruntukan lahan yang
mengakibatkan terpuruknya kualitas hidup kota Malang. Salah satu area yang
tidak banyak mendapat perhatian adalah area sempadan sungai.
Sempadan sungai merupakan area yang sangat rentan terhadap aktivitas
manusia, berkenaan dengan pemanfataan lahan yang tidak sesuai dengan daya
dukung dan peruntukannya. Pembangunan infrastruktur di area sempadan sungai
Brantas yang jelas nyata merupakan kawasan lindung dan reservasi di dalam
kota Malang menjadi pemicu bencana banjir dan longsor pada area tersebut.
Fenomena diatas bukan hanya terjadi di Malang, namun merupakan kondisi
nyata gambaran permasalahan perkotaan yang dilalui sungai di Indonesia secara
umum. Untuk itu, perlu adanya penanganan yang bijak dalam menanggapinya
sehingga dapat menyelesaikan permasalahan kota atau setidaknya adalah
meminimalisir permasalahan kota yang kompleks, dimana salah satu
rekomendasi yang disarankan oleh para Urban Planner dan Urban Designer
adalah dengan cara meningkatkan rasa sense of belonging terhadap kawasan
huniannya sehingga dapat menanamkan rasa tanggung jawab mulai lingkup
terkecil yakni diri sendiri hingga ke tataran masyarakat. Kearifan lokal suatu
kawasan/area -dalam makalah ini berupa area sempadan sungai- secara umum
dapat digambarkan sebagai peran serta sosial masyarakatnya dalam usaha
meningkatkan kualitas lingkungan hidup yang ada dimana kondisi ini merupakan
gambaran nyata pelaksanaan trendsetter perencanaan kota secara global saat ini
yaitu suatu konsep Sustainability. Kearifan lokal juga diwujudkan dalam

pengaturan dan perencanaan yang menghormati tapak atau site kawasan tersebut
sehingga terwujud kawasan yang livable, nyaman dan memiliki sense of place.
Dalam mendukung penataan ruang secara teknis, maka dipandang perlu bagi
Urban Planner dan Urban Designer untuk mewujudkannya dalam suatu sistem
mulai dari pembangunan database suatu wilayah hingga simulasi analisis
keruangan dalam suatu wilayah yang terintegrasi secara universal dan dapat
digunakan oleh semua kalangan, mulai dari masyarakat, perencana hingga
pengambil keputusan. Sehingga, nyata bahwa nilai spasial memiliki peranan
utama dalam menyusun sistem ini.
Selama ini tidak dapat dipungkiri, walaupun Urban Planner dan Urban
Designer bekerja pada satu tim untuk suatu pekerjaan, cara bekerja mereka
masih dilakukan terpisah. Nyata terlihat jika produk Urban Planning
digabungkan dengan produk Urban Design maka hasilnya tidak akan
terintegrasi. Secara umum, hal ini dapat terjadi dikarenakan cara kerja kedua
profesi ini berbeda. Seorang Urban Planner menyelesaikan suatu kasus dengan
melihat dari Spatial Perspective dengan prinsip Location..Location.. Location..
serta menjawab permasalahan What, Why, When dan Howsedangkan seorang
Urban Designer menghasilkan suatu karya dengan fokus pada bentukan fisik
kawasan yang menitikberatkan pada kualitas lingkungan alam dan binaan yang
bersifat fungsional dan estetis serta cenderung bersifat A-Spatial. Untuk
menjembatani permasalahan ini, maka dalam makalah ini, penulis mencoba
memperkenalkan suatu konsep baru dengan menggabungkan cara kerja Spatial
Analysis dan Urban Design dalam suatu konsep dengan nama Spatial Urban
Design.
1.2. Permasalahan
a. Bagaimana mengetahui pola perubahan penggunaan lahan di DAS Tallo dan
merekomendasikan penataan ruang..??
b. Bagaimana penerapan spatial urban designer pada area sempadan sungai.?
1.3. Tujuan
a. Untuk mengetahui pola perubahan penggunaan lahan di DAS Tallo selama 8
tahun dan merekomendasikan penataan ruang di DAS Tallo

b. Untuk Mengetahui penerapan konsep spatial urban designer pada area


sumpedan sungan.

BAB II
Pembahasan
2.1. Paper Review
Paper I : PERUBAHAN POLA PENGGUNAAN LAHAN BERBASIS
SPASIAL
DI DAS TALLO, SULAWESI SELATAN, INDONESIA
Pembangunan mempengaruhi dan dipengaruhi oleh lingkungan hidup.
Interaksi antara pembangunan dan lingkungan hidup membentuk sistem ekologi
yang disebut ekosistem. Pembangunan bertujuan untuk menaikkan tingkat hidup
dan kesejahteraan rakyat atau menaikkan mutu hidup masyarakat(Soemarwoto,
2004).
Makin tingginya tingkat konsumsi manusia, makin banyak sumberdaya
yang diperlukan untuk menopang pola hidup tersebut. Yang mencemaskan ialah
bahwa penyusutan luas dan rusaknya hutan nampaknya tidak menimbulkan
keresahan yang mendalam di kalangan masyarakat luas dan terus berjalan
(Soemarwoto, 2004).
Pesatnya pertumbuhan penduduk dan perkembangan pembangunan di
kawasan perkotaan memberikan dampak positif dan negatif bagi masyarakat
serta lingkungan sekitarnya.Sehingga perlu adanya pengendalian pemanfaatan
ruang.Yang dimaksud dengan pengendalian pemanfaatan ruang menurut UndangUndang Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang adalah merupakan
kegiatan yang berkaitan dengan pengawasan dan penertiban terhadap
implementasi rencana, agar pemanfaatan ruang sesuai dengan Rencana
Tata Ruang.
Penelitian ini sudah lama diteliti, adapun yang di teliti yaitu tentang
perubahan pola penggunaan lahan berbasis spasial di DAS Tallo, Sulawesi
Selatan, Indonesia telah dilakukan pada bulan Februari-Mei 2014. Tujuan
penelitian ini untuk mengetahui pola perubahan penggunaan lahan di DAS Tallo
selama 8 tahun dan merekomendasikan penataan ruang di DAS Tallo. Penelitian

dilakukan dengan mengoverlay peta penggunaan lahan tahun 1997 dan tahun
2004. Analisis data dilakukan secara deskriptif sedangkan data spasial dianalisis
dengan menggunakan metoda SIG. Hasil analisis geospasial menunjukkan luasan
kebun berkurang dari 18.308,31 hektar atau 41,97% pada tahun 1997 menjadi
seluas 18.088,92 hektar atau 41,47%. Dan selama kurun waktu 8 (delapan) tahun
terjadi penambahan luasan permukiman sebesar 219,4 hektar dari luas
permukiman tahun 1997 seluas 6.970,82 hektar atau 15,98% menjadi seluas
7.190,22 atau 16,48%. Kesimpulan yang dapat ditarik pada penelitian ini yaitu
pola penggunaan lahan di DAS Tallo cenderung mengalami perubahan dari
penggunaan non terbangun menjadi terbangun.
Paper II : SPATIAL URBAN DESIGN PADA AREA SEMPADAN SUNGAI
(PENERAPAN GIS DALAM URBAN DESIGN)
Pada penelitian ini berupaya memperkenalkan konsep Spatial Urban Design,
sebuah konsep yang menurut peneliti merupakan hal baru dalam ranah
perancangan kota. Konsep tersebut merupakan penggabungan antara analisis
spasial menggunakan metode Geographical Information System (GIS) dengan
perancangan tapak (site planning). Subyek penelitian ini adalah Ruang Terbuka
Hijau (RTH) sempadan sungai pada skala kota.
Saat ini perubahan penggunaan lahan perkotaan yang ada mengalami
degradasi kualitas hidup, pembangunan fisik yang menutupi hampir seluruh
permukaan tanah dimana dampak yang terjadi memengaruhi kondisi sosial
perkotaan, khususnya pada area sempadan sungai. Sempadan sungai merupakan
area yang sangat rentan terhadap aktivitas manusia, berkenaan dengan
pemanfataan lahan yang tidak sesuai dengan daya dukung dan peruntukannya.
Sebagai upaya pengamanan dan perlindungan terhadap kerusakan yang
disebabkan oleh aktivitas masyarakat, maka sungai dan kawasan tepiannya
ditetapkan menjadi kawasan lindung dan konservasi oleh pemerintah Kota
Malang. Untuk itulah kearifan lokal sangat penting dalam suatu perencanaan dan
perancangan tapak, agar ruang yang tercipta dapat meningkatkan kualitas
lingkungan perkotaan dan mengangkat citra kawasan. Pembahasan secara umum

penelitian ini mencakup analisis spasial RTH pada tepian sungai Brantas di Kota
Malang dengan GIS yang dilanjutkan dengan analisis tapak serta penggunaan
media 3D modelling pada Perancangan Tapak
.2.2. Paper Analysis
Pada paper yang pertama membahas tentang perubahan pola
penggunaan lahan yang di lakukan di Das Tallo, Sulawesi Selatan, Indonesia.
Pada paper ini terdapat sebuah konsep spasial analysis, Spasial Analysis
merupakan informasi keruangan dimana memberi penafsiran data yang
dituangkan dalam bentuk simbol sebagai gambaran dari keadaan sebenarnya
di lapangan. Informasi keruangan ini dapat disampaikan dalam integrasi
bentuk tabel maupun peta. Selanjutnya, dengan ragam operasi dan permodelan
keruangan menghasilkan suatu delineasi wilayah kajian guna peruntukan studi
tertentu. Metodologi penelitian yang di gunakan dalam paper yang pertama ini
adalah :
1. Lokasi Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di DAS Tallo pada bulan FebruariMei 2014. Secara geografi DAS Tallo terletak pada posisi 119 25
00- 119 47 00 BT dan 05 03 00- 05 18 00 LS. Adapun
luas keseluruhannya yaitu 43.000 hektar.
2. TahapPersiapan
Pengumpulan peta dasar berupa peta topografi, peta existing
jaringan jalan dan sungai, serta citra satelit. Studi kepustakaan baik
itu berupa studi mengenai konsep yang akan terbangun nantinya
maupun studi tentang data sekunder untuk menentukan jenis data
yang termuat dalam aplikasi GIS.
3. Pengumpulan Data
Metode pengumpulan data yang dilakukan adalah survey
primer, berupa observasi lapangan penggunaan lahan dan survey
sekunder, berupa data-data sekunder dari instansi terkait dan studi
literatur.
4. Tahap Pengolahan dan PemrogramanKomputer

Tahapan ini meliputi kegiatan spatial analisis di GIS dengan


menganalisis data spasial tahun 1997 dan 2004dari Balai Lahan
dan Kehutanan Indonesia. Adapun prosedur pengerjaan yaitu
dengan mengoverlay (tumpang susun) antara data spasial masingmasing time series dengan peta DAS Tallo kemudian dilakukan
penyeragaman format data, penyeragaman koordinat UTM,
perbaikan (editing) poligon yang masih belum clean, dan
penyesuaian dengan data lapangan hasil ground truth.
5. Analisis Data
Data geospasial hasil penyeragaman format, koordinat dan
editing kemudian dilakukan overlay (tumpang susun). Hasil
overlay kemudian dilakukan penyesuaian dengan data lapangan
hasil groundtruth. Analisis data spasial dianalisis dengan
menggunakan metoda SIG.
Hasil Akhir yang didapat dari paper yang pertama yaitu pola
penggunaan lahan di DAS Tallo cenderung mengalami perubahan dari
penggunaan non terbangun menjadi terbangun.
Pada paper yang kedua membahas tentang SPATIAL URBAN
DESIGN PADA AREA SEMPADAN SUNGAI penelitian tersebut dilakukan
di kota malang. Pada paper yang kedua ini diterapkan konsep spatial urban
designer yang merupakan suatu konsep yang diperkenalkan penulis mengenai
gabungan konsep penataan ruang dengan Permeability, Variety, Aesthetics,
Visual, Richness, Appropriatness, Personalisation dalam suatu teknis
aplikasi Sistem Informasi berbasis Geografis dengan menyajikan integrasi
tabel dan data spasial baik berupa penampakan 2D maupun 3D disertai
dengan skala dan letak koordinat geografis yang ada. Dalam aplikasi
teknisnya, konsep ini memadukan aplikasi software GIS yang berbasis spasial
dengan software Engineering, Computer-Aided Design (CAD) yang memiliki
kedetailan pengukuran suatu obyek sehingga menghasilkan powerful software
system untuk kegiatan perencanaan wilayah dan kota.

Paper yang kedua ini menggunakan metode penelitian sebagai


berikut :
a. Persiapan, yang meliputi penyusunan kerangka pikir, pengumpulan
peta dasar, mobilisasi tenaga, studi kepustakaan dan data sekunder.
b. Survey dan pengumpulan data yang meliputi pengumpulan data
sekunder, pengambilan data visual, selanjutnya dilakukan review
hasil dan pemasukan data.
c. Pengolahan dan Pemrograman komputer, dimana tahapan ini
mencakup dua kegiatan yang bersamaan berupa kegiatan Spatial
Analysis di GIS dan melakukan rancangan kawasan di Software
Engineering berupa CAD.
d. Finalisasi kegiatan adalah melakukan gabungan kedua hasil
pengolahana data dengan menggunakan plugin pada GIS dengan
penampilan akhir berupa visualisasi rancangan kawasan dalam
bentuk 3D yang telah bersifat spasial dan berskala.
Hasil akhir dari paper kedua ini adalah terbangunnya visualisasi 3D
rancangan area penataan area sempadan sungai Brantas seputar Splendid,
Malang yang berbasis kearifan lokal dan melibatkan unsur penting dalam
perencanaan wilayah dan kota, yaitu spasial serta terintegrasi dengan database
obyek visual. Tampilan data ini berupa layer-layer data yang dapat
ditampilkan secara bersamaan dalam satu penampilan monitor. Konsep Spatial
Urban Design ini menyuguhkan analisis dalam ranah perencanaan wilayah
dan kota pada suatu kawasan/area berupa:
1. Analisis kelayakan tata bangunan dengan simulasi obyek bangunan yang
akan didirikan berdasarkan master plan bangunan.
2. Analisis tata guna lahan kawasan/area
3. Analisis persil bangunan yang melanggar peraturan peruntukan
penggunaan lahan berdasarkan Rencana Tata Ruang tingkat Kota seperti
Rencana Tata Bangunan dan Lingkungan.
4. Analisis ketinggian bangunan yang diizinkan untuk pendirian.
5. Analisis persil bangunan yang termasuk dalam potensi genangan
2.3. Paper Comparison
8

Perbandingan antara kedua paper tersebut adalah pada penggunaan


konsep GIS yaitu Pada paper yang pertama menggunakan konsep spatial
analysis sedangkan pada paper yang kedua menggunakan konsep spatial urban
design. Spatial urban design merupakan gabungan dari spatial analysis dan
urban design. Konsep penggabungan itu di coba lakukan oleh penulis pada
paper kedua dengan studi kasus tata ruang sempadan sungai.
Pada paper pertama yang menggunakan spatial analysis penggambaran
hasil tata ruanganya masih dalam berbentuk tabel atau dalam bentuk 2D
sedangkan pada paper kedua yang menggunakan spasial urban design
penggabaran hasil tata ruangnya berbentuk Gambar 3D. Aplikasi yang
digunakan dalam spasial urban design yaitu berupa AUTO CAD dan ARGIS
sedangkan pada paper pertama aplikasi yang di gunakan yaitu ARGIS.
Auto Cad berfungsi untuk pengukuran lebih spesifik dan
penggambaran yang lebih bagus dan Argis berfungsi untuk penataan ruang
atau pembuatan peta dalam bentuk 2D dan akan di edit lagi oleh Auto Cad dan
diubah dalam bentuk 3D.
Penggunaan metodologi dalam kedua paper tersebut sama yaitu
terdapat metode pengumpulan data, studi pustaka dan finalisasi. Hanya saja
cara pengambilan datanya yang berbeda.
Paper 1
Berdasarkan analisis geospasial penggunaan lahan di DAS Tallo tahun
1997 terdiri atas hutan, kebun, padang, perairan darat, perkebunan,
permukiman, persawahan, pertanian tanah kering semusim dan tanah terbuka.
Dengan penggunaan lahan terluas yakni kebun seluas 18.088,92 atau 41,47 %,
hektar dan penggunaan lahan terkecil yakni perkebunan seluas 161,53 hektar
atau 0,37% (Tabel 1.).
Sedangkan penggunaan lahan DAS Tallo tahun 2004 terdiri atas hutan,
kebun, padang, perairan darat, perkebunan, permukiman, persawahan,
pertanian tanah kering semusim dan tanah terbuka. Penggunaan lahan terluas

yakni kebun seluas 18.088,92 hektar atau 41,47% dan penggunaan lahan
terkecil yakni perkebunan seluas 161,53 hektar atau 0,37%.
Berdasarkan hasil analisis geospasial diketahui dalam kurun waktu 8
(delapan) tahun luasan kebun berkurang dari 18.308,31 hektar atau 41,97%
pada tahun 1997 menjadi seluas 18.088,92 hektar atau 41,47%. Dan selama
kurun waktu 8 (delapan) tahun terjadi penambahan luasan permukiman
sebesar 219,4 hektar dari luas permukiman tahun 1997 seluas 6.970,82 hektar
atau 15,98% menjadi seluas 7.190,22 atau 16,48%.
Berdasarkan hasil ground truth tahun 2014 diketahui vegetasi
sekunder penyusun ekosistem mangrove di Kecamatan Tamalanrea dikonversi
menjadi permukiman. Terdapat permukiman nelayan dan pabrik di sempadan
pantai dan sungai Tallo.

10

Konversi lahan juga terjadi di Kecamatan Somba Opu Kabupaten


Gowa dimana sawah di konversimenjadi perumahan baru.

Pengembangan pasar tradisional ini dibangun dengan menimbun rawa


disekitar pasar.

Beberapa lokasi disepanjang sempadan sungai Tallo di jadikan


permukiman oleh warga dengan pola permukiman membelakangi sungai.
Kondisi ini rentan terhadap penurunan kualitas air akibat limbah domesti
rumah tangga serta rentan dengan kondisi kumuh. Dengan adanya kondisi ini,
mendorong perlu adanya penataan disepanjang sempadan sungai guna
menghindari dampak lanjutan meningkatnya debit sungai.
Berdasarkan hasil analisis geospasial dapat disimpulkan pola
penggunaan lahan di DAS Tallo cenderung mengalami perubahan dari
penggunaan non terbangun menjadi terbangun.Disarankan untuk menganalisis
perubahan penggunaan lahan setingkat DAS sebaiknya menggunakan citra
spasial resolusi sedang dan resolusi tinggi.

11

Berikut Ini Hasil Akhir dari kedua paper tersebut


Hasil dari paper ke-1

Hasil dari paper ke-1 ini hanya berbentuk tabel penulis tidak mencantumkan
gambar pada Arcgis. Tabel di atas merupakan tabel perubahan penggunaan lahan dari
tahun 1997-2004.

12

Paper 2
Tahap Persiapan
Tahapan ini mencakup penyusunan kerangka pikir yang didasarkan pada
maksud dan tujuan penyusunan aplikasi bersifat Spasial dan A-Spasial berupa
perancangan kawasan/area yang terintegrasi dengan spasial yang mengacu pada
faktor teknis berupa daya dukung software dan bentuk akhir aplikasi. Pengumpulan
peta dasar berupa peta topografi, peta existing jaringan jalan dan sungai, peta persil
tanah serta citra satelit Ikonos Kota Malang yang memiliki resolusi hingga 1 meter.
Penggunaan citra satelit Ikonos dan peta persil tanah dimaksudkan agar polygon
bangunan sebagai dasar pembuatan obyek 3D dapat terintegrasi secara spasial dengan
sistem geografis yang terkoordinat. Selanjutnya studi kepustakaan baik itu berupa
studi mengenai konsep yang akan terbangun nantinya maupun studi tentang data
sekunder untuk menentukan jenis data yang termuat dalam aplikasi GIS.

TahapSurvey
Pengumpulan data primer dilakukan melalui survey kondisi eksisting dan
lingkungan binaan pada kawasan perancangan. Pengumpulan data sekunder
dilakukan melalui studi literatur, rencana tata ruang kota, Masterplan Ruang Terbuka
Hijau dan peraturan/ kebijakan. Selain dari instansi terkait, data sekunder juga
diperoleh dari media internet. Tahap ini dilakukan dengan langkah mengkaji landasan
teoritik perencanaan dan perancangan yang akan dijadikan pendekatan dalam

13

penataan ruang-ruang tak termanfaatkan (underused space) di perkotaan, serta


mengkaji perancangan tata ruang kawasan sempadan sungai di wilayah studi.

14

Tahap Pengolahan danPemrogramanKomputer


Tahapan ini meliputi dua kegiatan yang bersamaan. Pertama berupa kegiatan
Spatial Analysis di GIS yang mencakup entry existing data teknis dan existing
database obyek, pemrosesan data citra satelit IKONOS Kota Malang pada GIS,
pembangunan Data Terrain Model (DTM) untuk memberikan bentukan bentang alam
dari data kontur yang ada. Kedua, melakukan rancangan kawasan di Software
Engineering berupa CAD yang dibangun diatas peta dasar yang telah memiliki
koordinat geografis yang benar dan berskala dimana selanjutnya dilakukan
pembangunan 3D data untuk pembangunan kawasan/area.
Hasil dari Paper ke-2

Pada gambar di atas merupakan gambar hasil akhir dari spatial urban design
yang terlah berbentuk 3D.

15

BAB III
Penutup
3.1. Kesimpulan
Dari penjelasan di atas dapat di simpulkan bahwa paper yang ke-1 dengan
menggunakan konsep spasial analysis kurang efektif daripada konsep yang digunakan
paper kedua yaitu spasial urban design. Pada spasial analysis hasil akhirnya berupa
gambar yang masih berbentuk 2D sedangkan pada spasial urban design hasil akhirnya
berbentuk 3D karena sudah dilakukan penggabungan antara spasial analysis dan
urban design. Aplikasi yang digunakan kepada kedua paper tersebut juga sama yaitu
Argis hanya saja pada paper kedua terdapat tambahan aplikasi yang digunakan yaitu
Auto CAD.
3.2. Saran
Sebaiknya pada paper pertama di tambahkan pengambilan atau pembuatan
data spatial menggunakan aplikasi Argis. Untuk paper kedua keakuratan pada
sinergisitas hasil desain di CAD pada GIS, khususnya menyangkut elevasi atau
sumbu Z data

16

Anda mungkin juga menyukai

  • Kafer Ibu Surtina
    Kafer Ibu Surtina
    Dokumen1 halaman
    Kafer Ibu Surtina
    ikrarsantana
    Belum ada peringkat
  • Cushing Syndrome
    Cushing Syndrome
    Dokumen2 halaman
    Cushing Syndrome
    ikrarsantana
    Belum ada peringkat
  • Bab 1
    Bab 1
    Dokumen3 halaman
    Bab 1
    ikrarsantana
    Belum ada peringkat
  • EN07 Sindrom Cushing
    EN07 Sindrom Cushing
    Dokumen13 halaman
    EN07 Sindrom Cushing
    Finery Yazid Azhar
    Belum ada peringkat
  • Makalah Hipotiroid
    Makalah Hipotiroid
    Dokumen20 halaman
    Makalah Hipotiroid
    ikrarsantana
    Belum ada peringkat
  • Penyakit Addison
    Penyakit Addison
    Dokumen1 halaman
    Penyakit Addison
    ikrarsantana
    Belum ada peringkat
  • Tugas
    Tugas
    Dokumen10 halaman
    Tugas
    ikrarsantana
    Belum ada peringkat
  • Model Multidimensi
    Model Multidimensi
    Dokumen10 halaman
    Model Multidimensi
    ikrarsantana
    Belum ada peringkat
  • Dimension and Measure
    Dimension and Measure
    Dokumen1 halaman
    Dimension and Measure
    ikrarsantana
    Belum ada peringkat
  • Daftar Pustaka GIS Aplikasi Urban
    Daftar Pustaka GIS Aplikasi Urban
    Dokumen1 halaman
    Daftar Pustaka GIS Aplikasi Urban
    ikrarsantana
    Belum ada peringkat
  • Jadwal Kuliah
    Jadwal Kuliah
    Dokumen1 halaman
    Jadwal Kuliah
    ikrarsantana
    Belum ada peringkat
  • Data Ware House
    Data Ware House
    Dokumen1 halaman
    Data Ware House
    ikrarsantana
    Belum ada peringkat
  • Peremajaan Data Pns
    Peremajaan Data Pns
    Dokumen107 halaman
    Peremajaan Data Pns
    ikrarsantana
    Belum ada peringkat
  • Lirik Lagu J
    Lirik Lagu J
    Dokumen2 halaman
    Lirik Lagu J
    ikrarsantana
    Belum ada peringkat
  • Tugas ADSI
    Tugas ADSI
    Dokumen12 halaman
    Tugas ADSI
    ikrarsantana
    Belum ada peringkat
  • PHP
    PHP
    Dokumen1 halaman
    PHP
    ikrarsantana
    Belum ada peringkat
  • Tugas ERD
    Tugas ERD
    Dokumen4 halaman
    Tugas ERD
    ikrarsantana
    Belum ada peringkat
  • Materi
    Materi
    Dokumen13 halaman
    Materi
    ikrarsantana
    Belum ada peringkat
  • Makalah Agama Taufik
    Makalah Agama Taufik
    Dokumen11 halaman
    Makalah Agama Taufik
    ikrarsantana
    Belum ada peringkat
  • Materi
    Materi
    Dokumen13 halaman
    Materi
    ikrarsantana
    Belum ada peringkat
  • Data Ware House
    Data Ware House
    Dokumen1 halaman
    Data Ware House
    ikrarsantana
    Belum ada peringkat
  • Jadwal Kuliah
    Jadwal Kuliah
    Dokumen1 halaman
    Jadwal Kuliah
    ikrarsantana
    Belum ada peringkat
  • Biologi1p4 I
    Biologi1p4 I
    Dokumen16 halaman
    Biologi1p4 I
    ikrarsantana
    Belum ada peringkat
  • Fungsi
    Fungsi
    Dokumen7 halaman
    Fungsi
    ikrarsantana
    Belum ada peringkat