UROGENETALIA
MODUL 2
DISUSUN OLEH :
KELOMPOK 10
Ruslan
10542012009
Syahrul Rideng
10542012709
Ikandi Praharsiwi
10542047913
10542048013
Hardiyanti Amiruddin
10542048713
Khaula Sugira
10542049213
Kulsumarina
10542049413
10542049513
10542051213
Siti Nurazizah
10542053313
Susilawati Abd.Rahman
10542053913
KATA PENGANTAR
Assalamualaikum. Wr. Wb
Puji syukur kita panjatkan kepada Allah SWT dengan karunianya kami dapat
menyelesaikan laporan PBL Modul 2 UROGENETALIA. Meskipun banyak
hambatan yang kami alami dalam proses pengerjaannya, tapi kami berhasil
menyelesaikan laporan ini tepat pada waktunya.
Tidak lupa kami sampaikan terima kasih kepada Tutor pembimbing kami yang
telah membantu dalam pengerjaan laporan ini. Kami juga mengucapkan terima kasih
kepada teman-teman kelompok 10 yang sudah memberi kontribusi langsung dalam
pembuatan laporan ini.
Kami menyadari bahwa dalam laporan ini masih jauh dari kesempurnaan
untuk itu kami sangat mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun guna
sempurnanya laporan ini. Kami berharap laporan ini dapat bermanfaat untuk semua
orang.
Makassar,
MEI 2015
Kelompok 10
DAFTAR ISI
HalamanSampul...i
KataPengantar..ii
Daftar Isi.iii
ISI1
DaftarPustaka..iv
ISI
Skenario
Luka Pada Alat Kelamin
Seorang laki-laki, 21 tahun datang kepuskesma dengan keluhan luka papda kepala
kemaluannya. Lesi tersebut mulai kira-kira 10 atau 15 hari lalu dengan papul yan
kemudian pelan-pelan berubah menjadi borok. Pada pemeriksaan fisik ditemukan
temperatur 37C, nadi 80/menit, pernapasan 16/menit.
Kata Sulit
a. Lesi
Jaringan yang fungsinya terganggu karena penyakit atau cedera seperti tumor,
ulkus, abses, dantumor.
b. Papul
penonjolan diatas permukaan kulit, sirkumsrip berukurn diameter lebih kecil
cm, dan berisiskan zat padat. Permukaanya dapat tajam, bulat, datar. Zat
padat padat yang dibentuk dari ploreferasi sel eksudasi cairan ke dalam kulit.
Warna papul dapat merah akibat peradangan, pucat, hipokrom, putih seperti
kulit disekitarnya.
c. Borok
Kerusakan local atau eksavasi pada permukaan organ atau jaringan yang
ditimbulkan karena terkelupasnya jaringan tersebut. Sering terdapat pada
eksterimas bawah atau organ yang terinfeksi, gangguan pembuluh darah,
kelainan saraf dan keganasan
Kata Kunci
-
Laki-laki
21 tahun
Luka pada kepala kelamin
10-15 hari yang lalu
Papul yang berubah borok
Suhu 37C,
nadi 80/menit,
pernapasan 16/menit.
Pertanyaan
1. Patomekanisme gejala !
2. Mngapa lesi hanya terdapat pada Glands Penis dan flora Normal apakah yang
terdapat pada orang genetalia pria?
3. Anamnesis Tambahan
4. Langkah diagostik!
5. Differential Diagnosis
Jawaban
1. Patomekanisme
Mikroorganisme masuk melalui mikrolesi pada kulit biasanya terjadi saat
bersenggama, kemudian kuman tersebut berkembang biak dan bereaksi
membentuk filtrate dan sel-sel limfosit, sel plasma terutama pada daerah
perivaskular. Kemudian pembuluh darah kecil berploriferasi.Kemudian
menyebabkan perubahan endothelium yang menyebabkan obliferasi lumen,
Maka terjadilah papul yang merupakan hasil darireaksi antigen yang masuk
dan sel-sel limfosit dan sel plasma yang menyebabkan perubahan
endothelium.Ketika papul tidak diobat makan daerah yang terdapat papul
akan mendapatkan kekukrangan suplai darah ke jaringan yang akan
menyebabkan nekrosis, karena kerusakan tersebut maka terjadi erosi dan
terjadi borok.
2. Krena Glands penis merupakan salah satu port Deentry kuman,dan paling
banyak terkena penyakit menular seksuaal karena merupakan tepa kopulasi,
daan di glans penis terdapat banyak mukosa lender. Flora normal yang
terdapat pada organ genetalian pria adalah Staphylococcus Epiderminis
merupakan flora normal kulit
3. Anamnesis tambahan :
a. Apakah ada nyeri atau tidak?
b. Apakah pernah mengalami gejala yang sama sebelumnya?
c. Apakah ada terasa gatal atau tidak disekitar penis?
d. Apakah gejala dirasakan ada di bagian ttubuh yang lain?
e. Apa pekerjaan pasien?
f. Kapan terakhir melakukan hubungan seksual?
g. Apakah ada nyeri saat berkemih?
h. Apakah dikeluarga atau lingkungan sekitar ada yang mempunyai gejala
seperti ini?
i. Apakah selama merasakan gejala pernah minum obat?
j. Apakah ada riwayat penyakit yang lain?
k. Bagaimana kebersihan rumah dan lingkungan?
l. Apakah baru-baru ini pernah berkunjumh suatu daerah?
4. Langkah Diagnostik
a. Pemeriksaan Tanda vital Tekanan Darah
b. Pemeriksaan Fisik
Inspeksi :
Dasar ulkus apakah bersih atau tidak
Melihat warna ulkus
Udem atau eritema disekitar ulkus
Melihat apakah ada lesi yang sama dibagiann tubuh yang
lain
Melihat apakah ada secret purulent atau tidak
Melihat apakah ada pembesaran kelenjar inguinal
Palpasi
Permukaan ulkus keras atau tidak
Apa ada nyeri tekan atau tidak
c. Pemriksaan tambahan
- Laboratorium : Tes Serologi dan darah lengkap
- Mikrobiologi : pemeriksaan gram, dan kultur secret
5. Differential Diagnosis
a. Sifilis
1) DEFINISI
Sifilis ialah penyakit infeksi yang disebabkan oleh Treponema
Pallidum .sangat kronik dan bersifat sistemik.
2) EPIDEMIOLOGI
Sifilis Sekunder
-
Sifilis Tersier
- 3-15 tahun setelah infeksi awal
- Kelainan khas terdapat guma
- Nodus
6) LANGKAH DIAGNOSTIK
1. Pemeriksaan sediaan langsung
2. Pemeriksaan Serologi
a.pemeriksaan antibodi reagenik non spesifik Treponema Pallidum
b.pemeriksaan antibody spesifik anti troponema
3. Pemriksaan Radiologi
a.Wimberger Sign
b.celry stick appearance
c.periosted ducking
d.Dactylitis appears
4. VDRL
7) PENATALAKSANAAN
1.Penisilin
2.Antibiotik lain (Apabila alergi Penisilin)
8) PROGNOSIS
-Dengan ditemukan penisilin prognosis sifilis baik.
b. Herpes Simpleks
1. Definis
Infeksi akut yang disebabkan oleh virus Herpes Simpleks (Virus
Herpes hominis) tipe I atau II yang ditandai oleh adanya vesikel yang
berkelompok diatas kulit yang sembab dan eritematosa pada daerah dekat
mokukutan, sedangkan infeksi dapat berlangsung baik primer maupun
rekurens.
2. Epidemiologi
Penyakit ini tersebar kosmopilit dan menyerang baik pria maupun
wanita dengan frekuensi yang tidak berbeda. Infeksi primer oleh virus
herpes simpleks tipe I biasanya dimulai pada usia anak-anak, sedangkan
infeksi VHS II baisanya terjadi decade II atau II, dan berhubungan dengan
peningkatan aktivitas seksual.
3. Etiologi
VHS tipe I dan II merupakan virus herpes hominis yang
merupakan virus DNA. Pembagian tipe I dan II berdasarkan karakteristik
pertumbuhan pada media kultur, antigenic marker, dan lokasi klinis
(tempatv prediliksi)
4. Gejala Klinik
a. Infeksi primer
Tempat prediliksi VHSI tipe I di daerah pinggang ke atas
terutama di daerah mulut dan hidung, biasanya dimuali pada usia
anak-anak. Inkolusai biasa terjadi secara kebetulan, misalnya
kontak kulit pada perawat, dokter gigi, atau pada orang yang sering
b.
7. Prognosis
Selama pencegahan rekuren masih merupakan problem, hal
tersebut secara psikologik akan memberatkan penderita. Penobatan
secara dini dapat memberi prognosis yang baik, yakni masa penyakit
berlangsung lebih singkat dan rekurens lebih jarang.
C. Limfogranuloma Venerum
1. Definisi
Limfogranuloma venerium (LGV) ialah penyakit venerik yang
disebabkan oleh Chlamydia trachomatis, efek primer biasanya cepat
hilang, bentuk yang tersering ialah sindrom inguinal. Sindrom tersebut
berupa limfadenitis dan periadenitis beberapa kelenjar getah
beninginguinal medial dengan kelima tanda radang akut dan disertai gejala
konstitusi, kemudian akan mengalami perlunakan yang tak serentak.
2. Edpidemiologi
Penyakit ini terutama dapat di negeri tropic dan subtropik, penderita
pria pada sindrom inguinal lebih banyak dari pada wanita, sebenarnya hal
itu disebabkan karena perbedaan pathogenesis yang akan diterangkan
kemudian. Kini penyakit ini jarang ditemukan.
3. Etiologi
Penyebab ialah Chlamydia trachomatis. Penyakit ini segolonganialah
psitakosis, trakoma, dan inclusion conjunctivitis.
4. Pathogenesis dan gejala klinis
Masa tunas penyakit ini ialah 1-4 minggu. Gejala konstitusi timbul
sebelum penyakitnya mulai dan biasanya menetap selama sindrom
inguinal. Gejala tersebut berupa malese, nyeri kepala, artralgia, anoreksia,
nausea, dan demam.
Gambaran klinisnya dapat dibagi menjadi bentuk dini, yang terdiri atas
efek primer serta sindrom inguinal, dan bentuk lanjut yang terdiri atas
sindrom genital, anorektal, dan uretral. Waktu terjadinya efek primer
hingga sindrom inguinal 3-6 minggu, sedangkan bentuk dini hingga
bentuk lanjut satu tahun hingga beberapa tahun.
Afek primer
Afek primer berbentuk tak khas dan tak nyeri, dapat berupa erosi,
papul miliar, veiskel, pulpul, dan ulkus. Umumnya solitary dan cepat
hilang karena itu penderita biasanya tidak datang berobat pada waktu
timbul afek primer, tetapi pada waktu terjadi sindrom inguinal.
Pada pria umumnya afek primer berlokasi di genitalia eksterna,
terutama di sulkus koronarius, dapat pula di uretra meskipun sangat
jarang. Pada wanita biasanya afek primer tidak terdapat pada genitalia
eksterna, tetapi pada vagina bagian dalam dan serviks.
Sindrom inguinal
Sindrom inguinal merupakan sindrom yang tersering di jumpai karena
itu akan di uraikan secara luas. Sindrom tersebut terjadi pada pria, jika
efek primernya di genitalia eksterna umumnya unilateral, kira-kira 80%.
Pada wanita terjadi, jika efek primernya pada genitalia eksterna dan
vagina 1/3 bawah. Itulah sebabnya sindrom tersebut lebih sering terdapat
pada pria daripada wanita, karena pada umumn ya afek primer pada
wanita ditempat lain lebih dalam, yakni di vagina 2/3 atas dan serviks.
Jika afek primer pada tempat tersebut, maka yang mengalami peradangan
bukan kelenjar inguinal medial, tetapi kelenjar Gerota.
Pada sindrom ini yang terserang ialah kelenjar getah bening inguinal
medial, karena kelenjar tersebut merupakan kelenjar regional bagi
genitalia eksterna. Kelenjar ini di kenal ialah beberapa dan dapat diketahui
karena
permukaannnyaberbenjol-benjol,
dan
kemudian
akan
berkonfluensi.
Sindrom genital
Jika sindrom inguinal tidak di obati, maka terjadi fibrosis pada
kelenjar inguinal medial. Sehingga aliran getah bening terbendung serta
terjadi edema dan elephantiasis tersebut dapat bersifat vegetatif, dapat
terbentuk fistel-fistel dan ulkus-ulkus.
Pada pria, elefansiasis terdapat di penis dan skrotum, sedangkan pada
wanita di labia dan klitoris, disebut estimen. Jika meluas terbentuk
elephantiasis genitor-anorektalis dan di sebut sindrom jersild.
Sindrom anorektal
Sindrom tersebut dapat teradi pda pria homosekseual, yang melakukan
senggama secara genitoanal. Pada wanita dapat terjadi dengan dua cara.
Pertama , jika senggama di lakukan dengan cara genitoanal. Kedua, jika
afek primer terdapat pada vagina 2/3 atas atau serviks, sehingga
terjadipenjalaran kelenjar perirektal dan terletak antara uterus dan rectum.
Pemebesaran kelenjar tersebut hanya dapat diketahui dengan palpasi
secara bimanual. Proses berikutnya hamper sma dengan sindrom inguinal,
yakni terjadi limfadenitis dan peridenitis, lalu mengalami perlunakan
hingga terbentuk abses.
Sindrom uretral
Sindrom tersebut tejadi jika terbentuk infitral di uretra posterior, yang
kemudian menjadi abses, lalu memecah dan menjadi fistel. Akibatnya
ialah terjadi striktur hingga orifisium uretra eksternum berubah bentuk
seperti mulut ikan dan di sebut fish mounth urethra dan penis melengkung
seperti pedang turki.
Kelainan lain
Pada kulit dapat timbul eksantema , berupa eritema nodosum dan
eritema multiformis. Fotosensitifitas dapat terjadi pada 10-30% kasus
pada bentuk dini dan 50% pada bentuk lanjut. Kelainan pada mata dapat
berupa konjungtiva, biasanya unilateral disertai edema, dan ulkus-ulkus
pada palpebra. Susunan saraf pusat dapat pula mengalami kelainan berupa
meningoensefalitis, kelainan lain ialah hepatosplenomegali, peritonitis,
dan uretritis. Uretritis tersebut dapat disertai ulkus-ulkus pada mukosa,
dapat pula bersama-sama dengan sistitis dan epididimitis.
5. Pembantu diagnosis
Pada gambaran darah tepi biasanya leukosit normal, sedangkan LED
meninggi. Peninggian ini menunjukan keaktifan penyakit, jika tak khas
c. Epidemiologi
- Penyakit ini bersifatendemik, tersebar tropic & subtropik, t.u.
dikota &pelabuhan.
- Frekuensi penyakit ini Negara maju
- Penularan (+) hubungan seksual,
- Penyakit ini >diderita kulit berwarna.
- Frekuensi pada wanita > - mungkin akibat kesulitan menegakkan
diagnosis.
d. Etiologi
tersusun
e. Patogenesis
Dengan adanya trauma / abrasi, kumanpenetrasike dlm
epidermis.
Limfadenitis yang terjadi akibat infeksi Haemophilusducreyi
disertai dengan supurasi.
Respons imun yang berhubungan dengan pathogenesis &
kerentanan penyakit - tidakdiketahui.
Hasil penyelidikan Adanya respons hipersensitivitas lambat
& respons antibodi pada pasien dengan chancroid.
Antibodi (+) dengan pemfis aksi komplemen, aglutinasi,
presipitasi &tes fluoresens antibody indirek.
f. Simtomatologi
Masa inkubasi : 1 14 hari
Timbulnyalesiakb autoinokulasilesinyamultipel, biasanya
(+) didaerahekstra genital.
Daerah predileksi di genital pada laki-laki berbeda dengan
wanita.
Pada laki-laki biasanya (+) di frenulum, sulkus koronarius,
prepusium bagian dalam & batang penis.
Pada wanita (+) di labium mayus, vulva, klitoris, uretra dan
servik.
Pada ekstra genital, lesi (+) di bibir, tangan, kelopak mata, dada
&lidah.
Lesi awal (+) didaerah inokulasi : papel, kemudianvesikopustul, lesi ini dlm beb jam pecahulkus
g. Ciri khas ulkus mole
Bentukbulat / lonjong
Kecil, multipel
Dikelilingi oleh eritematosa&edematus
Berbentuk seperti cawan
Tepi ulkus tidak teratur / tidak rata
Dinding bergaung
Dasar ulkus jaringan granulasi mudah berdarah, isi secret
keruh, tertutup secret kotor berwarna kuning, jaringan nekrotik
Perabaan ulkus - lunak, tanpa indurasi, mudah berdarah &
terasa nyeri.
h. Tempat predileksi lesi
Laki-laki
Permukaan mukosa preputium bagian dalam
Wanita
Labium mayus
Frenulum
Vulva
Sulkuskoronarus
Klitoris
Batang penis
Fourchette
Dalamuretra
Vestibuli
Skrotum perineum
Uretra
Anus
Serviks
Anus
i. Diagnosis
Anamnesis dan gambaranklinis
Perlu difikirkan kemungkinan adanya infeksi campuran &
perlu
pemeriksaan
serologik
untuk
menyingkirkan
kemungkinan adanya infeksi sifilis.
j. Pemeriksaan penunjang
1. Pemeriksaansediaanhapus
Bahan pemeriksaan diambil :
Dinding ulkus yang menggaung,
Aspirasi bubo
Dibuatsediaan hapus pada gelas objek, pewarnaan Gram,
Unna-Pappenheim, Wright, Giemsa.
Hanya sebanyak 30 50 % ditemukan basil streptobasil yang
berwarna merah tersusun berkelompok atau seperti gerombolan
ikan / berderet seperti rantai dengan nanah biru kehijauan.
2. Biakankuman
K. PENATALAKSAAN
I. Sistemik
1. Sulfonamid
Sulfatiazol, sulfadiazine, sulfadimidin. Dosis I : 2 4 gr,
dilanjutkan dg 1 gr tiap 4 jam sampai sembuh sempurna
(sekitar 10 14 hari)
Ko-trimoksazol kombinasi sulfametoksazol 400 mg +
trimetoprim 80 mg / tablet. Dosis : 2 x 2 tablet, selama 10 hari
2. Streptomisin
Dosis : 1 gr tiap hari selama 10 14 hari
3. Penisilin
Efektivitas obat ini <. Preparat ini baru diberikan bila terdapat
inf. organisme Vincent.
L. Prognosis
Baik, karena bersifa tlokal, meluas secara sistemik.
Dengan
pengobatan
yang
tepat,
penyakit
sembuhsempurna dalam waktu 2 minggu.
akan
DAFTAR PUSTAKA
Adhi Djuanda, Prof.Dr.dr, DKK. 2013. Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin.
Jakarta: Badan Penerbit Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia. Edisi VI
Setiati, Siti dkk. 2014. Ilmu Penyakit Dalam. Jakarta : InternaPublishing.Edisi
VI