PENDAHULUAN
epidermis disertai manifestasi vaskuler, juga diduga adanya pengaruh sistem saraf.
keperakan dengan batas yeng tegas. Saat skuama terlepas, titik perdarahan dapat
muncul (Auspitz Sign). Letaknya dapat terlokalisir, misalnya pada siku, lutut, atau
kulit kepala (skalp) atau menyerang hampir 100% luas tubuhnya dan biasanya
simetris.1,2
dari 0,1% menjadi 11,8%, menurut laporan yang dipublikasikan ada satu insiden
paling tinggi di Eropa berada di Denmark (2,9%). Prevalensi mulai dari 2,2%
sampai 2,6% di Amerika Serikat, dengan sekitar 150.000 kasus yang baru
didiagnosis per tahun. Kejadian psoriasis rendah di Asia (0,4%) dan di Indonesia
pencatatan pernah dilakukan oleh sepuluh RS besar dengan angka prevalensi pada
tahun 1996, 1997, dan 1998 berturut-turut 0,62%, 0,59%, dan 0,92%. Angka
barat, adalah kelainan herediter kulit dengan beberapa gambaran klinis. Jenis yang
paling sering adalah psoriasis vulgaris, yang terjadi sebagai papul dengan plak
1
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. DEFINISI
Psoriasis adalah penyakit peradangan kulit kronik dengan dasar
genetik kuat yang manifestasinya tidak terbatas pada lesi kulit, namun juga
pernah dilakukan oleh sepuluh RS besar dengan angka prevalensi pada tahun
tegang waktu. Psoriasis plakat atau psoriasis vulgaris adalah yang paling
C. ETIOLOGI
Psoriasis merupakan penyakit kulit kronis inflamatorik dengan faktor
2
serta fungsi neurologis. Penyebab dasarnya belum diketahui pasti. Dalam
peran genetik, bila kedua orang tua mengidap psoriasis, risiko seseorang
mendapat psoriasis adalah 41%, 14% bila hanya dialami oleh salah satunya,
4% bila 1 orang saudara kandung terkena, dan turun menjadi 2% bila tidak
patogenesis psoriasis. Beberapa alel HLA yang berkaitan adalah HLA B13
dan HLA DQ9. HLA Cw6 merupakan alel yang terlibat dalam patogenesis
artritis psoriatika serta munculnya lesi kulit yang lebih dini. HLA Cw6 akan
gesekan dan tekanan atau tahanan yang berulang-ulang pada saat gatal
digaruk terlalu berat atau penekanan anggota tubuh terlalu sering pada saat
beraktifitas. Bila psoriasis sudah muncul dan kemudian digaruk dikorek maka
yang kelihatannya dapat berupa, demam, nyeri menelan, batuk dan beberapa
infeksi lainnya, makanan berkalori sangat tinggi sehingga badan terasa panas
dan kulit menjadi merah, misalnya mengandung alkohol; Stres yang tidak
obat terlalu keras bagi kulit; Endokrin: cahaya, gangguan metabolik, alkohol,
merokok. 6,7,8
D. PATOGENESIS
Sampai saat ini tidak ada pengertian yang kuat mengenai patogenesis
psoriasis, tetapi peranan autoimunitas dan genetik dapat merupakan akar yang
3
dipakai dalam prinsip terapi. Mekanisme peradangan kulit psoriasis cukup
radang, dan pembuluh darah, sehingga lesi tampak menebal dan berskuama
tebal berlapis.1
Aktivitas sel T dalam pembuluh limfe terjadi setelah sel makrofag
diikat oleh ke sel T naif. Peningkatan sel T terhadap antigen tersebut selain
melalui reseptor sel T harus dilakukan pula oleh ligan dan reseptor tambahan
yang diperantarai oleh sel Th-1. Pada tahun 2003 dikenal IL-17 yang
dihasilkan oleh Th-17. IL-23 adalah sitokin dihasilkan sel dendrit bersifat
heterodimer terdiri atas p40 dan p19, p40 juga merupakan bagian dari IL-12.
Sitokin IL-17A, IL-17 F, IL-22, IL-21 dan TNF adalah mediator turunan Th-
merupakan ciri khas psoriais. Injeksi intradermal IL-23 dan IL-21 pada
hiperplasia epidermis yang merupakan ciri khas psoriasis, IL-22 dan IL-17A
4
seperti juga kemokin CCR6 dapat menstimulasi timbulnya reaksi peradangan
psoriasis. 1
Dalam interaksi imunologis tersebut retetan mediator menentukan
stimulating factor), EGF, IL-1, IL-6, IL-8, IL-12, IL-17, IL-23 dan TNF-.
dalam 311 jam menjadi 36 jam dan produksi harian keratinosit 28 kali lebih
simetris. Penyakit ini dapat menyerang kulit, kuku, mukosa, dan sendi tetapi
yang muncul bervariasi dari yang sangat cerah (hot psorasis) biasanya
diikuti gatal sampai merah pucat (cold psoriasis). Fenomena kbner dalah
mikrotrauma pada kulit pasien. Pada lidah dijumpai plak putih berkonfigurasi
5
berukuran kurang dari satu sentimeter atau papul yang melebar ke arah
pinggir dan bergabung beberapa lesi menjadi satu, berdiameter satu sampai
yang dikenal dengan woronoffs ring. Dengan proses pelebaran lesi yang
berjalan bertahap maka bentuk lesi dapat beragam seperti bentuk utama kurva
linier (psoriasis girata), lesi mirip cincin (psoriasis anular), dan papul
retroaurikuler. Hampir 70% pasien mengeluh gatal, rasa terbakar, atau nyeri,
a. Anamnesis9
6
Apakah sekitar lesi terasa panas?
b. Pemeriksaan fisis9
Pada lesi primer dimulai dari macula eritematosa berukuran < 1 cm,
lebih besar)
plakat terlepas
G. PEMERIKSAAN PENUNJANG
Pada pemeriksaan histopatologis psoriasi plakat yang matur dijumpai
penipisan epidermis diatas papilla dermis. Masa sel epidermis 3-5 kali dan
berbentuk dada yang sering bertaut dengan rete ridge sekitarnya. Tampak
7
tampak memanjang, melebar dan berkelok-kelok. Pada lesi awal di dermis
bagian atas tetap dibawah epidermis tampak pembuluh darah dermis yang
jumlahnya lebih banyak dari kulit. Pada psoriasis yang matang dijumpai
limfosit tidak saja pada dermis tapi di epidermis. Gambaran spesifik psorosis
yang migrasisnya sel radang granulosit neutrofilit berasal dari ujung subset
kapiler dermal mencapai bagian atas epidermis yaitu: lapsam para keratosis
stratu korneum yang disebut mikroabses Munro atau pada lapisan spinosum
lesi berbentuk mata uang (koin) atau agak lonjong, berbatas tegas,
puncak awitan pada kedua jenis kelamin berkisar antara 50-65 tahun.
8
Pada perempuan terdapat usia puncak kedua, yaitu terjadi pada usia
adalah 5 tahun.
c. Etiopatogenesis
Patogenesis dermatitis numularis belum diketahui.Sebagian besar
9
dengan plak tersebut sehingga lesi meluas.Diameter plak biasanya
Tonsuran.
c. Gejala klinis
Kelainan kulit berupa lesi bulat atau lonjong, batas tegas, terdiri atas
10
Merupakan penyakit yang belum diketahui penyebanya pada
ekstremitas.1
4. Liken planus
a. Definisi
Liken planus merupakan penyakit non infeksi yang terutama
kelamin. Penyakit ini pertama kali dijelaskan dan diamati oleh dr.
11
1869. Penyakit ini juga dapat mempengaruhi bagian lain dari tubuh
12
Liken planus cenderung gatal meskipun beberapa pasien tidak
memberikan keluhan.1
5. Neurodermatitis
a. Definisi
Neurodermatitis sirkumskripta atau juga dikenal sebagai lichen
dengan tekanan. 1
c. Gejala klinis
Penderita mengeluh gatal sekali, bila timbul malam hari dapat
pada waktu tidak sibuk, bila muncul sulit ditahan untuk tidak
13
hilang rasa gatalnya untuk sementara (karena diganti dengan rasa
nyeri).
Lesi biasanya tunggal, pada awalnya berupa plak eritematosa, sedikit
lebih sering menderita dari pada laki - laki. Letak lesi dapat timbul
pustulosa generalisata.1
2. Obat sitostatik
14
Obat sitostatik yang biasanya digunakan ialah metroitreksat.
dengan dosis total 7,5 mg. Jika tidak tampak perbaikan dosis
terapi topikal.1
Setiap 2 minggu diperiksa: Hb, jumlah leukosit, hitung jenis,
terhadap saluran cerna, sumsum tulang belakang, hepar, dan lien. Pada
15
intestinal. Depresi sumsum tulang berakbit timbulnya leukopenia,
agranulositosis.1
5. Etretinat (tegison, tigason) dan asitretin (neotigason)
Etretinat merupakan retinoid aromatik, digunakan bagi psoriasis
normal.1
Dosisnya bervariasi; pada bulan pertama diberikan 1 mg/kgBB,
mg/kgBB.1
16
Efek sampingnya snagat banyak diantaranya pada kulit
kekambuhan.1
7. Terapi biologik
Terapi biologis ini terdiri dari 2 kelompok utama, yaitu bahan
dengan sasaran sitokin TNF- dan sel T atau antigen presenting cell
17
parenteral, yaitu intramuskular dan intravena, oleh karena sebagian
wanita hamil dan anak-anak, karena antibodi dan fusi protein dapat
hipersensitivitas cepat (IgE) atau lambat (sel T). Selain itu beberapa
demam, kedinginan, mual, dan nyeri kepala. Efek lain yang juga
mungkin bisa terjadi adalah muncul rash pada tempat injeksi dan
pemakaiannya.10
Alefacept merupakan suatu fusi protein manusia seluruhnya yang
bergabung dengan susunan rantai CH2 dan CH3 IgG1 atau Fc portion
presenting cells (APCs), sebagai suatu ligand untuk CD2, yaitu suatu
protein permukaan sel T yang matur dan sel-sel Natural Killer (NK).
18
menghambat interaksi LFA-3 dan CD2 sehingga mencegah
kostimulasi antara APC dan sel T. Selain itu Fc domain IgG1 merusak
terjadi apoptosis sel T. CD2 lebih tinggi pada permukaan sel T memori
dari pada sel T naive, sehingga alefacept akan mengikat sel T memori
empat.10
Efalizumab merupakan suatu antibodi monoklonal rekombinan
dan sel-sel endotel pada plak psoriasis. LFA-1 juga terdapat pada
19
terganggunya perjalanan sel T dari vaskuler ke jaringan dan
terdiri dari dua ligand extraseluler dari reseptor p75 TNF-a bergabung
lainnya. Ikatan TNF-a secara biologis menjadi tidak aktif, oleh karena
20
Etanercept diberikan secara subkutan dengan dosis 50 mg dua kali
21
memengaruhi siklus inflamasi pada psoriasis dan psoriasis
dengan terapi sistemik lainnya seperti MTX atau dapat juga diberikan
psoriasis, yang cukup efektif ialah yang berasal dari batubara dan
kayu, oleh karena itu hanya kedua ter tersebuy yang akan dibahas. Ter
dari batubara lebih efektif daripada ter berasal dari kayu, sebaliknya
berasal dari batubara, karena ter tersebut lebih efektif daripada ter
22
yang ebrasal dari kayu dan pada psoriasis yang menahun
dipilih ter dari kayu, karena jika dipakai ter dari batubara
23
tersebut dapat digunakan secara tersendiri atau dikombinasi dengan
cara Goeckerman.1
Sinar UVB juga dapat digunakan untuk pengobatan psorias tipe
sehari dua kali. Sebelum disinar dicuci dahulu. Dosis UVB pertama 12
terbakar dan tersengat, dapat pula terlihat eritema dan skuamasi. Rasa
dihentikan.1
6. Tazaroten
Obat ini merupakan molekul retinoid asetilinik topikalm efeknya
24
berupa gatal, rasa terbakar, dan eritema pada 30% kasus, juga bersifat
fotosensitif.1
7. Emolien
Efek emolien ialah melembutkan permukaan kulit. Pada batang
lain ialah lanolin dan minyak mineral. Jadi, emolien sendiri tidak
ter berasal dari batubara dan sinar ultraviolet. Kemudian terdapat banyak
modifikasi mengenai ter dan sinar tersebut. Yang pertama digunakan ialah
daripada UVA.1
7. KOMPLIKASI
25
Diketahui terdapat paling tidak dua faktor yang mungkin berperan
kardiometabolik.3
secara reversibel dan singkat dengan naive T-cells atau sel T istirahat
26
dengan endotel pembuluh darah, kemudian bermigrasi ke kulit yang
Th1 dan mengaktivasi sel natural killer. Sel Th1 dan aktivasi natural
killer memproduksi interferon (IFN)- dan tipe sitokin lain, seperti IL-1,
lain, sel-sel infl amasi ini aktif jika dalam plak aterosklerosis lebih lanjut
inflamasi dan peningkatan kaskade sitokin oleh Th-1 (IFN-, TNF-, IL-
psoriasis.11
b. Dislipidemia
27
pasien psoriasis dengan 50 kontrol sehat menunjukkan bahwa pasien
lebih tinggi, serta HDL lebih rendah jika dibandingkan dengan kelompok
seperti TNF- and IL-1 yang dapat memperparah proses infl amasi pada
psoriasis.11
c. Diabetes Mellitus
d. Hipertensi
28
Sebuah penelitian melaporkan peningkatan risiko hipertensi lebih
dari 3 kali lipat pada penderita psoriasis (OR: 3,3; 95% CI: 2,4 s/d 4,4).
e. Limfoma malignum
f. Gangguan emosional
8. PENCEGAHAN
Menghindari atau mengurangi faktor pencetus, yaitu stres psikis,
infeksi fokal, endokrin, seta pola hidup lain yang dapat meningkatkan resiko
penurunan sistem imun seperti seks bebas sehingga bisa tertular penyakit
AIDS.12
9. PROGNOSIS
Psoriasis tidak menyebabkan kematian tetapi bersifat kronik dan
penyakit ini dapat timbul kembali sepanjang hidup. Memperhatikan tanda dan
29
biasanya menjadi lebih berat dari waktu ke waktu tetapi tidak mungkin untuk
30
BAB III
PENUTUP
merupakan penyakit kulit inflamatorik kronis dengan faktor genetik kuat yang
manifestasinya tidak terbatas pada lesi kulit, namun juga pada berbagai organ,
Psoriasis vulgaris atau biasa disebut psoriasis plakat adalah bentuk klinis
tersering (90%) pada psoriasis. Lesi ini biasanya dimulai dengan makula
eritematosa berukuran kurang dari satu sentimeter atau papul yang melebar ke
arah pinggir dan bergabung beberapa lesi menjadi satu, berdiameter satu sampai
kemerahan, tertutup skuama tebal, distribusi lesi simetris, terutama pada bagian
ekstensor dari ektremitas, khususnya siku dan lutut, sepanjang garis perbatasan
Penyakit psoriasi tidak sembuh sama sekali sehingga seolah-olah penyakit ini
dapat timbul kembali sepanjang hidup. Dengan memperhatikan tanda dan gejala
31
DAFTAR PUSTAKA
1. Menaldi, Sri Linuwih SW. Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin. Edisi.7. Jakarta:
Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2015
2. James WD, Berger TG, Elston DM. Andrews Disease of The Skin Clinical
Dermatology. 11th ed. China: Elsevier, 2011. 239-240
4. Wolf K, Johnson RA, Suurmond D. The Color Atlas and Synopsis of Clinical
Dermatology. 5th ed. Austria: McGraw-Hill Publication, 2007
12. Sinaga D. Pengaruh Stress Psikologis terhadap Pasien Psoriasis. Jurnal Ilmiah
Widya. Juli-Agustus 2013;(1)
32