Anda di halaman 1dari 4

Friday, June 26, 2009

Anisotropic PSDM
Sebagaimana yang kita pahami, Pre Stack Depth Migration (PSDM) dapat berperan dengan baik
untuk mencitrakan struktur yang kompleks dengan variasi kecepatan lateral yang tinggi. Akan
tetapi, kemampuan PSDM tersebut masih terbatas pada perlapisan sedimen dengan kemiringan
yang tidak terlalu tinggi.
Ketidakakuratan PSDM pada kasus di atas, dapat menyebabkan pencitraan reservoir yang kurang
baik, mencitrakan bentuk geometri reservoir yang kurang akurat serta mencitrakan target
reservoir yang melenceng dari posisi sesungguhnya. Hal ini mungkin saja dapat membahayakan
dalam penempatan posisi titik bor.
Untuk mengurangi resiko tersebut, maka akhir-akhir ini, Anisotropic PSDM sudah mulai populer
diterapkan dalam dunia seismik eksplorasi.
Gambar di bawah ini menunjukkan miss positioning dalam penempatan titik bor baik secara
lateral (baca: latitude-longitude) maupun vertikal (baca: kedalaman) dari model bumi isotropic
maupun VTI dan TTI anisotropic (lihat Anisotropy Classification ).

Courtesy Boudou, F. et.al., first break volume 26, July 2008


Gambar dibawah ini merupakan model kecepatan dengan mengkombinasikan VTI dan TTI
anisotropy, dimana nilai sampai 0.1 dan lebih dari 0.2 (lihat Anisotropic Parameters).

Adapted from Boudou, F. et.al.,


first break volume 26, July 2008
Gambar dibawah ini menujukkan perbandingan hasil PSDM VTI dan TTI, terlihat bahwa TTI
memberikan hasil yang lebih fokus dan menunjukkan bentuk struktur yang lebih mengembang.

Courtesy Boudou, F. et.al., first


break volume 26, July 2008
Posted by Agus Abdullah, PhD at 9:43 PM
4 comments:

termodinamika said...
dari anisotropic PSDM yang pernah saya kerjakan, dengan asumsi medium VTI, saya
lihat improvement image itu terjadi pada fault, dimana patahannya lebih jelas.
apakah mungkin, kalau kirchhoff APSDM menghilangkan noise Pak Agus?
June 27, 2009 10:50 AM
Agus Abdullah, PhD said...
Lihat kembali konsep dasar Kirchhoff Migration yang merupakan penjumlahan energi
disepanjang 'migration curve'. Jika energi yang dijumlahkan adalah sinyal maka akan
saling menguatkan (constructive),selain itu akan saling menghilangkan (destructive).
Disini terlihat bahwa pemilihan model kecepatan yang akan mempengaruhi curvature
dari Kirchhoff Migration Curve sangat essensial. Jika tidak tepat, maka proses
constructive dan destructive di atas kurang sempurna.

June 27, 2009 3:16 PM


yangterlewatkan said...
Pak Agus, bagaimana cara mengetahui nilai delta ataupun epsilon?
data apakah yang dibutuhkan?
terima kasih
July 5, 2009 6:20 AM
Agus Abdullah, PhD said...
Delta, epsilon dan gamma diperoleh dari rock physics measurement di laboratorium.
Semuanya hanyalah 'rasio' kecepatan gelombang secara lateral, vertikal dan tangensial.
Secara real di lapangan, parameter tersebut sangat sulit untuk diperoleh karena
keterbatasan angle pengukuran dan juga pengetahuan kemiringan atau orientasi
perlapisan batuan. sementara eta diprediksi dari seismik, katakanlah dari high order
NMO, itupun dilakukan dengan 'try and error'.
Parameter tersebut dapat memprediksi dari data seismik, jika kita memiliki data seismik
multicomponen dan VSP. Dimana kita memiliki data pengukuran secara horizontal,
lateral, maupun tangensial/angle.

Anda mungkin juga menyukai