TUJUAN
Jamur
- Menguasai tahapan-tahapan pengembangbiakkan jamur.
- Menguasai dan terampil membuat media padat, inokulum starter dan media
-
pertumbuhan jamur.
Menguasai dan terampilmemilih metoda yang tepat untuk menentukan
Bakteri
- Menguasai tahapan-tahapan pengembangbiakkan bakteri.
- Menguasai dan terampil membuat media padat, inokulum starter dan media
-
pertumbuhan bakteri.
Menguasai dan terampil memilih metoda yang tepat untuk menentukan
konsentrasi biomassa bakteri (plating koloni dan optical density menggunakan
spektrofotometer).
Memahami profil pertumbuhan jamur melalui grafik konsentrasi mikroba (X)
utama yang lain dari E. coli adalah membantu memproduksi vitamin K melalui
proses pembusukan sisa makan. Vitamin K berfungsi untuk pembekuan darah
misalkan saat terjadi perdarahan seperti pada luka/mimisan vitamin K bisa
membantu menghentikannya.
2.1.2 BahayaEscherichia coli
Dalam jumlah yang berlebihan bakteri E. coli dapat mengakibatkan
diare, dan bila bakteri ini menjalar ke sistem/organ tubuh yang lain dapat
menginfeksi. Seperti pada saluran kencing, jika bakteri E. coli sampai masuk ke
saluran kencing dapat mengakibatkan infeksi saluran kemih/kencing [ISK],
umumnya terjadi pada perilaku sek yang salah [anal sek] juga resiko tinggi bagi
wanita karena posisi anus dan saluran kencingnya cukup dekat sehingga
kemungkinan bakteri menyebrang cukup besar tepatnya ketika membersihkan
anus setelah BAB [Buang Air Besar] untuk itu arahkan air juga tangan ke arah
belakang saat membersihkan anus jangan ke depan agar tidak mengkontaminasi
saluran kencing.
Sedangkan bakteri Escherichia coli tipe O157:H7 sudah dipastikan
berbahaya, E. coli tipe O157:H7 dapat bertahan hidup pada suhu yang sangat
rendah dan asam. Untuk bakteri E. coli yang sedang mewabah di Eropa
[Jerman] saat ini belum diketahui jenisnya [kemungkinan tipe O157:H7]. Selain
di usus besar bakteri ini banyak juga di alam liar, jadi masak makanan dengan
matang dan jaga kebersihan untuk menghindari dampak buruk dari Escherichia
coli.
2.2 Kinetika Pertumbuhan Mikroba
Pertumbuhan merupakan faktor yang sangat penting bagi suatu makhluk
hidup. Pada dasarnya pertumbuhan yaitu penambahan massa, ukuran, dan jumlah
sel. Pada mikroorganisme pertumbuhan sel dapat berubah langsung menjadi
pertumbuhan populasi, jumlah sel bertambah sangat cepat dengan waktu yang cepat
pula. Mikroorganisme dapat tumbuh dibawah pengaruh fisik, kimia, dan kondisi
nutrient. Pada nutrient yang cocok mikroorganisme menguraikan nutrient dari media
dan mengubahnya dalam komposisi-komposisi biologi. Sebagian dari nutrientnutrient digunakan untuk memproduksi energi dan sebagian lagi digunakan untuk
biosintesis dan pembentukkan produk. Pertambahan massa sel seiring dengan waktu
dapat digambarkan sebagai berikut:
Substrat + Sel/mikroorganisme Mikroorganisme + Produk
Pertumbuhan mikroorganisme merupakan contoh yang baik pada suatu reaksi
autokatalis. Pertumbuan mikrobial biasanya dicirikan dengan waktu yang
dibutuhkan untuk menggandakan massa atau jumlah sel. Waktu ganda massa dapat
berbeda dengan waktu ganda sel, karena massa sel dapat meningkat tanpa
peningkatan jumlah sel. Laju pertumbuhan ditunjukkan langsung oleh konsentrasi
sel dan penambahan jumlah sel (biomassa) yang merupakan keluaran yang normal
dari reaksi tersebut. Namun demikian, bila pada suatu lingkungan tertentu interval
antara massa sel atau penggandaan jumlah konstan dengan waktu, maka organisme
itu tumbuh pada kecepatan eksponensial. Laju pertumbuhan mikroorganisme
dicirikan dengan laju pertumbuhan spesifik (specific growth rate) dinyatakan
sebagai berikut:
dCx
dT = Cx
dimana:Cx
= Konsentrasi sel dalam gram/liter
t
= waktu
KURVA
2.2.1
PERTUMBUHAN
a. Fase Lag
MIKROORGANISME
Fase awal adalah fase sejak inokulasi sel pada medium dan
merupakan suatu periode adaptasi.Pada fasa ini sebagian besar mikroba
menyesuaikan diri (adaptasi) dengan lingkungan barunya dan belum
mengadakan perbanyakan sel, bahkan sebagian selnya mati, hanya sel yang
kuat saja yang bertahan hidup.Dan sintesis enzim sudah terjadi. Selama fase
ini massa sel dapat berubah tanpa adanya suatu perubahan jumlah sel.
Dapat juga terjadi fase awal yang palsu bilamana inokulum yang diberikan
terlalu sedikit atau mempunyai viabilitas yang rendah. Suatu saat bila
perubahan-perubahan telah terjadi, maka sel-sel bergerak kearah fase
tumbuh. Fase ini biasanya merupakan fase eksponensial atau fase
logaritmik. Ciri daripada fasa ini adalah Tidak ada pertumbuhan populasi
karena sel mengalami perubahan komposisi kimiawi dan ukuran serta
bertambahnya substansi intraseluler sehingga siap untuk membelah diri.
Faktor penentu fase lag:
a. Medium dan lingkungan pertumbuhan: jika medium sama dengan
medium sebelumnya, waktu adaptasi pendek atau tidak ada, jika
sangat berbeda pelu waktu untuk sintesis enzim yang dibutuhkan
untuk metabolisme (pembentukan enzim induktif).
b. Kondisi starter/inokulum
Jumlah inokulum; jumlah sel awal yang semakin tinggi
dengan
fasa
pertumbuhan
awal/pertumbuhan
dipercepat.
b. Ditinjau dari sel bakteri secara individual, pada fase ini ukuran sel
minimum dengan dinding sel yang tipis, karena sel membelah diri
dengan sangat aktif, sintesa makrmolekul dari komponen sel
berlomba dengan waktu.
d. Fasa Pertumbuhan Diperlambat (Negative Decelerated Growth Phase)
Pada fasa ini laju pertumbuhan diperlambat, karena nutrisi dalam
medium sudah sangat berkurang, dan adanya hasil-hasil metabolisme yan
mungkin beracun atau menhambat pertumbuhan mikroba. Pada fase ini
pertumbuhan sel tidak stabil, api jumlah populasi masih naik karena jumla
sel yang tumbuh masih lebih banyak daripada jumlah sel yang mati.
e. Fasa Stationer (Stationary Phase)
Pada fasa ini kecepatan pertumbuhan adalah nol. Jumlah sel baru
sebagai hasil reproduksi, seimbang dengan jumlah sel yang mati.Ini
menyebabkan grafiknya linier dan sejajar dengan absisnya.Reproduksi sel
masih terjadi selama fasa ini menggunakan cadangan makanan yang ada
dalam protoplast sebagai building blocks pembangun sel yang baru.Karena
kekurangan nutrisi, sel kemungkinan mempunyai komposisi yang berbeda
dengan sel yang tumbuh pada fasa logaritmik.Pada fasa ini lebih tahan
terhadap keadaan ekstrim, seperti panas, dingin, radiasi, dan bahan
kimia.Muncul modifikasi struktur biokimiawi sel.
Bila dilanjutkan, beberapa kejadian masih mungkin timbul meskipun
pertumbuhan telah terhenti, metabolisme dan akumulasi produk masih
terjadi di dalam sel atau di dalam cairan. Massa sel total dapat tetap
konstan, tetapi jumlah sel hidup cenderung menurun. Pada saat ketahanan
hidup menurun, lisis sel mungkin terjadi dan massa sel akan menurun
Lisis sel akan menyebabkan terjadinya suatu medium yang kompleks
dari produk-produk hasil lisis, oleh karena itu suatu pertumbuhan yang
sekunder, disebut pertumuhan kriptik akan erjadi. Sering juga terjadi
metabolik sekunder yang kurang penting terbentuk oleh enzim-enzim yang
sebelumnya tidak terdapat atau tidak berfungsi dalam sel. Selain itu
terjadinya penumpukan racun akibat metabolisme sel dan kandungan
nutrien mulai habis, akibatnya terjadi kompetisi nutrisi sehingga beberapa
sel mati dan lainnya tetap tumbuh sehingga jumlah sel menjadi konstan.
f. Fasa Kematian Dipercepat
Pada fasa ini jumlah kematian sel mulai dipercepat.
g. Fasa Kematian (Death Pahse)
Pada fasa ini jumlah sel yang hidup makin lama makin menurun,
sedangkan jumlah kematian (mortalitas) sel semakin banyak.Kematian ini
desebabkan oleh kondisi lingkungan yang makin memburuk, terutama oleh
makin banyaknya akumulasi hasil metabolisme yang toksik terhadap sel
(metabolit sekunder). Pada fase ini nutrisi dalam medium sudah habis,
energi cadangan dalam sel habis. Sel menjadi mati akibat penumpukan
racun dan habisnya nutrisi, menyebabkan jumlah sel yang mati lebih
banyak
sehingga
mengalami
penurunan
jumlah
sel
secara
pertumbuhan terhenti.
Suhu optimum yaitu suhu dimana pertumbuhan berlangsung paling cepat
Suhu Minimum
o
suhu Optimum
Suhu Maksimum
Psikrofil
- 15 C.
10 C.
20o C.
Psikrotrof
- 1o C.
25o C.
35o C.
Mesofil
5 10o C.
30 37o C.
40o C.
Thermofil
40o C.
45 55o C.
60 80o C.
o
o
Thermotrof
15 C.
42 46 C.
50o C.
Berdasarkan ketahanan panas, mikroba dikelompokkan menjadi tiga macam, yaitu:
a. Peka terhadap panas, apabila semua sel rusak apabila dipanaskan pada suhu 60 oC selama
10-20 menit.
b. Tahan terhadap panas, apabila dibutuhkan suhu 100oC selama 10 menit
untuk mematikan sel.
karakteristik
sendiri-sendiri
di
dalam
suatu
membran
yang
Bakteri
a. Kultur murni bakteri escherichia coli sp.dalam agar miring NA (Nutrient Agar)
dengan komposisi : beef ekstrak 3 gr, pepton 10 gr, NaCl 5 gr, agar bacto 18 gr,
aquadest 1000 mL.
b. 50 mL media cair untuk starter/ inokulum dari 450 mL media pertumbuhan
dengan komposisi:
Nutrient
Sukrosa
Pepton
Beef ekstrak
Yeast ekstrak
KH2PO4
MgSO4.7H2O
Aquadest
Konsentrasi (gr)
10
5
3
2
1
0,5
500 mL
Jamur
a. Kultur murni jamur rhizopus oryzaedalam agar miring (Potato Dextrose Agar)
dengan komposisi: kentang 200 gr, dextrose 20 gr, agar bacto 16 gr, CaCO3
0,02 gr, MgSO4 0,02 gr, aquadest 1000 mL.
b. 500 mL media cair steril untuk starter/ inokulum dengan komposisi:
Nutrient
Sukrosa
(NH4)CO3
KH2PO4
MgSO4.7H2O
FeCl3
Aquadest
ZnSO4
Konsentrasi (gr)
71
3,5
0,7
0.5
0,25 mg
500 mL
c. 1 labu erlemenyer 100 mL yang berisi 50 media cair steril sebagai media
pertumbuhan.
d. Kertas saring
Alat yang digunakan
Bakteri
a. Erlemenyer 1000 mL
b. Erlemenyer 100 mL
c. Pipet steril 10 mL
d. Spectronic 20
e. Kuvet spektrofotometer
f. Tabung reaksi steril
g. Pembakar spirtus
h. Incubator shaker
i. Jarum ose
Jamur
a. Erlemenyer 100 mL
b. Corong gelas
c. Neraca analitik
d. Oven
e. Kertas saring
f. Pipet steri 10 mL
g. Cawan petr
IV.
LANGKAH KERJA
Jamur
- Pembuatan inokulum dan media pertumbuhan
Memipet 5 mL
media cair
Melakuk
an
samplin
Memasukkan dalam
tabung yang berisi
kultur murni jamur
dan lepaskan
sporanya
Memasukan media
inokulum ke dalam
Menuangkan
kedalam media
Menimbang
kertas saring
dan catat
Inkubasi dalam
incubator shaker
selama 16 jam
pada suhu 37C,
berat
sel kering
150 rpm
Menuangkan
sample sebanyak
10 mL kedalam
Keringkan
dalam oven
selama 36 jam
pada suhu 60C
Bakteri
- Pembuatan inokulum dan media pertumbuhan
Memipet 5 mL media cair
untuk media inokulum
Inkubasi dan
ambil sample
Memasukkan kedalam
kultur yang berisi bakteri
dan melarutkan bakteri
Memasukkan
inokulum kedalam
media
pertumbuhan
Inkubasi
selama 12
jam
Setiap sample mulai to diukur absorbansinya (A) pada panjang gelombang 620
nm, kemudian plotkan pada kurva baku untuk mendapatkan konsentrasi
biomassa X (mg/mL).
- Pembuatan kurva pertumbuhan bakteri dengan metoda planting koloni
Mencairkan media NA dan setelah siap tuangkan kedalam cawan petri.
Memipet 1 mL sample dan menuangkan ke atas media padat ratakan.
Inkubasi selama 24 jam dan hitung koloni yang terbentuk.
Melakukan pengenceran pada sample t3 karena sudah mulai pekat.
V. DATA PENGAMATAN
Jamur
Waktu
0
1
2
5
8
11
14
17
21
25
41
19
69
72
0,44
0,53
0,42
0,52
0,48
0,45
0,56
0,377
0,44
0,4428
0,5163
0,58
0,45
0,65
Bakteri
Absorbans
i
0
0,123
0,305
0,332
0,445
0,448
0,408
VI.
PENGOLAHAN DATA
Bakteri
Waktu
0
4
20
29
48
52
54
Jumlah koloni
(mg/ml)
0,01910828
0,802547771
1,961783439
2,133757962
2,853503185
2,872611465
2,617834395
Berat jamur
0,1568
0,1192
0,1192
0,1615
0,177
0,1262
0,173
0,12
0,20
0,1428
0,1463
0,1445
0,2365
0,207
Kurva Baku
Berat Sel Kering (mg/mL) VS Absobansi
f(x) = 0.16x - 0
R = 1
Absorbansi
0.00
1.00
2.00
3.00
4.00
5.00
6.00
t (jam)
0
0,123
0,305
20
0,332
29
0,445
48
0,448
52
0,408
54
X (mg/ml)
0,01910828
0,80254777
1
1,96178343
9
2,13375796
2
2,85350318
5
2,87261146
5
2,61783439
5
ln X
3,95763
0,21996
0,67385
4
0,75788
5
1,04854
7
1,05522
2
0,96234
7
7.00
8.00
9.00
10
20
30
40
50
60
Waktu (jam)
10
20
30
40
Waktu (jam)
50
60
ln X
30
40
60
Linear ()
-2
-3
-4
-5
Waktu (jam)
Y = mx + b
m = slope ; b = intersep
y = 0,059x -1,715
= slope=0,059jam
50
Jamur
X
t
0,1568
0,1192
0,1192
0,1615
0,177
0,1262
0,173
0,12
0,2
0,1428
0,1463
0,1445
0,2365
0,207
0
1
2
5
8
11
14
17
21
25
41
49
69
72
ln X
-1,85278
-2,12695
-2,12695
-1,82325
-1,73161
-2,06989
-1,75446
-2,12026
-1,60944
-1,94631
-1,9221
-1,93448
-1,44181
-1,57504
10
20
30
40
50
60
70
80
-0.5
-1
ln X
-1.5
-2
-2.5
Waktu (h)
Y = mx + b
m = slope ; b = intersep
y = 0,027x+0,512
= slope=0,027/jam
VII.
PEMBAHASAN
Kinetika Pertumbuhan Bakteri Eschericia coli
Praktikum kinetika pertumbuhan bakteri ini menggunakan bakteri Eschericia coli karena
bakteri ini mudah tumbuh dalam media nutrien sederhana. Media yang digunakan
mengandung beef ekstrak, pepton, NaCl, dan aquadest. Pengamatan dilakukan dengan
mengambil sampling yang berada dalam shaker incubator sebanyak 7 kali, yaitu pada jam ke
0, 4, 20, 29, 48, 52, dan 54. Proses pertumbuhan diamati pada suhu 37 oC, karena
bakteriinitergolongkedalambakterimesofilik,yaitubakteri
yang
secara keseluruhan. Bakteri yang digunakan adalah bakteri Eschericia coli. Kecepatan
berkembangbiak bakteri ini adalah pada interval 20 menit jika faktor media, derajat keasaman
dan suhu tetap sesuai. Metode pengukuran yang digunakan adalah metode optical density
dengan menggunakan alat spektrofotometer. Metoda ini lebih mudah dan lebih cepat dari
pada metode penentuan berat sel kering karena bakteri merupakan mikroorganisme
uniselular. Pada awalnya, dibuat kurva baku antara berat sel kering (mg/mL) VS absorbansi
(A), setelah itu, setiap sampel yang diukur absorbansinya pada panjang gelombang 620 nm
diplotkan dalam kurva tersebut sehingga didapatkan konsentrasi biomassa dari setiap sampel.
Lalu, dibuat kurva antara konsentrasi biomassa terhadap waktu.
Kemudian, dibuat kurva ln X terhadap waktu, sehingga didapatkan persamaan y =
0,0596x 1,7159. Dari persamaan ini, dapat diketahui nilai laju pertumbuhan spesifik bakteri
(), yaitu 0,0596/jam. Dalam proses pertumbuhan, faktor-faktor yang mempengaruhi
pertumbuhan adalah jenis nutrisi, temperatur, pengadukan, pH, kadar air, dan ketersediaan
oksigen.
yang
multiselulermemilikihifadanmiseliumsehinggaakanmembentukpelet-peletdalamukuranantara
1 10 mm.
Media yang digunakan adalah media cair dengan komposisi sukrosa, (NH 4)2SO4,
KH2PO4, MgSO4.7H2O, FeSO4, dan aquades yang dibutuhkan oleh jamur selama masa
pengembangbiakan. Berdasarkan komposisinya, sumber karbon diperoleh dari sukrosa,
sumber nitrogen didapatkan dari (NH4)2SO4, sumber fosfat dari KH2PO4, dan sumber Fe dari
FeSO4. Komposisi media pertumbuhan jamur berbeda dengan bakteri, karena jamur lebih
mudah beradaptasi dengan lingkungannya, sehingga komposisi untuk media pertumbuhan
jamur tidak terlalu kompleks dibandingkan dengan media pertumbuhan bakteri.
jamur
yang
digunakandalampercobaaninimemilikimemiliki
cenderung
hifa
lambatJamur
yang
coenositiksehinggatidakbersekat.
Struktur hifa senositik dihasilkan oleh pembelahan inti sel berkali-kali yang tidak diikuti
dengan pembelahan sitoplasmasehinggapertumbuhanjamurberlangsunglambat.
Selain itu,
media pertumbuhan yang sering dimasukkan ke dalam kulkas membuat jamur tidak aktif, dan
setelah dikeluarkan, jamur masih dalam masa adaptasi, sehingga pertumbuhan jamur menjadi
naik-turun dan tidak optimal.
Dengan membuat garis eksponensial pada kurva ln X terhadap waktu, didapatkan
persamaan y = 0,0053x 1,9868. Dari persamaan ini, dapat diketahui bahwa nilai laju
pertumbuhan spesifik jamur adalah 0,0053/jam. Dapat dilihat, bahwa laju pertumbuhan jamur
lebih kecil daripada laju pertumbuhan bakteri. Dalam proses pertumbuhannya, ada beberapa
faktor yang mempengaruhi, yaitu jenis nutrisi, temperatur, pengadukan, pH, kadar air,
oksigen, tekanan osmosis, dan cahaya. Dari faktor pengadukan, jamur memerlukan
pengadukan yang lebih cepat daripada bakteri.
VIII. KESIMPULAN
Simpulan yang didapat dari percobaan yang dilakukan adalah :
Laju pertumbuhan spesifik () dari jamurRhyzopus oryzae sebesar 0,027 /jam
Laju pertumbuhan spesifik () dari bakteriEschericia colisebesar 0,059/jam
Lajupertumbuhanjamurlebihlambatdibandingkanlajupertumbuhanbakteri
Terdapat fasa-fasa dalam kurva pertumbuhan ragi rhyzopus oryzaedanEschericia
coli, yaitu:
a. Fasa adaptasi ( Lag Phase )
b. Fasa eksponensial ( Log Phase )
c. Fasa Perlambatan ( Deceleration Phase )
d. Fasa Tetap ( Stationer Phase )
e. Fasa Kematian ( Death Phase )
Ada beberapa factor yang mempengaruhi pertumbuhan jamurdanbakteri yaitu jenis
nutrisi, temperatur, pengadukan, pH, kadar air dan oksigen
IX.
DAFTAR PUSTAKA
Djumali M. 1994. TeknologiBioproses. PenebarSwadaya
MW.Emmanuela,dkk.,
BukuPraktikumDasarBioproses.
PoliteknikNegeri Bandung
JurusanTeknik
Kimia