Anda di halaman 1dari 15

Contoh Kasus

Suatu tangki penyimpanan digunakan untuk menyimpan bahan baku minyak


mentah dengan laju alir pemakaian minyak mentah sebesar 10 m3/jam. Tangki
penyimpanan minyak dapat digunakan untuk menyimpan selama 14 hari Tangki
yang dipergunakan berupa tangki vertical . Berapakah ukuran tangki yang sesuai
untuk kondisi diatas bila jumlah tangki penyimpanan 4 tangki
Data-data untuk Perancangan Bejana
-

Fungsi dari Bejana


Fluida dalam bejana
Kondisi Operasi (P,T)
Bahan dari Bejana
Dimensi Bejana
Orientasi Bejana
Tipe dari penutup bejana
Bukaan dan Koneksi yang diperlukan
Adanya pemanas, pendingin atau koil
Pengaduk
Adanya fitting didalam bejana

PRESSURE VESSEL CODE


- Division 1 untuk bejana yang bertekanan rendah (15-3000 psig)
- Division 2 untuk bejana yang bertekanan tinggi (3000-10000 psig)
- Division 3 untuk bejana yang bertekanan lebih besar dari 10000 psig
Tekanan dalam Bejana
- Tekanan operasi adalah tekanan yang diperlukan oleh proses
- Tekanan design adalah tekanan yang diperlukan untuk perancangan. Umumnya
lebih tinggi 30 psi dari tekanan operasi atau lebih tinggi 10 %, dipilih yang
terbesar
- Tekanan kerja maksimum yang diijinkan adalah tekanan tertinggi yang mampu
ditanggung oleh bejana
- Tekanan hydrostatic adalah tekanan statik cairan didalam bejana dilakukan saat
pengujian awal
Applicable to a wide variety of gases and liquids
-

Flow range 0.04 L/h to 150 m3/h for water


Flow range 0.5 L/h to 3000 m3/h for air
Uncertainty 0.4% to 4% of maximum flow
Insensitivity to nonuniformity in the inflow (no upstream straight piping needed)
Typical maximum temperature 400C
Typical maximum pressure 4 MPa (40 bar)
Low investment cost
Low installation cost

Hasil Pengamatan

Berdasarkan hasil percobaan yang dilakukan didapatkan hasil sebagai berikut :


Resin Kation
Warna
Influent

Effluent

Putih keruh

Reaksi
AgNO3 + NaCl

Bening

AgCl +

Resin Anion
Warna
Influent

Effluent

Bening kekuningan

Reaksi
Fe2+ + KSCN

Bening

Fe(SCN)2 + 2K+

NaNO3

(Sumber : Tanti Oktapianti, Kelompok A, Meja 12, 2012)


Pembahasan :
Resin penukar ion merupakan salah satu metoda pemisahan menurut perubahan kimia.
Resin penukar ion ada dua macam yaitu resin penukar kation dan resin penukar anion. Jika
disebut resin penukar kation maka kation yang terikat pada resin akan digantikan oleh kation
pada larutan yang dilewatkan. Begitupun pada resin penukar anion maka anion yang terikat
pada resin akan digantikan pleh anion pada larutan yang dilewatkan (Wahono, 2007).
Resin penukar ion adalah suatu bahan padat yang memiliki bagian (ion positif atau negatif)
tertentu yang bisa dilepas dan ditukar dengan bahan kimia lain dari luar. Syarat-syarat dasar bagi
suatu resin yang berguna adalah resin itu harus cukup terangkai-silang, sehingga
keterlarutannya yang dapat diabaikannya. Resin itu harus cukup hidrofolik untuk
memungkinkan difusi ion-ion melalui strukturnya dengan laju yang terukur (finite) dan
berguna. Resin harus menggunakan cukup banyak gugus penukar ion yang dapat dicapai dan
harus stabil kimiawi dan resin yang sedang mengembang harus lebih besar rapatannya
daripada air. (Harjadi, 1993).
Suatu resin penukar kation adalah sebagai suatu polimer berbobot molekul tinggi, yang
terangkai-silang yang mengandung gugus-gugus sulfonat, karboksilat, fenolat, dan
sebagainya sebagai suatu bagian integral dari resin itu serta sejumlah kation yang ekuivalen.
MX (aq) + Res-H HX (aq) + Res-M
Suatu resin penukar-anion adalah suatu polimer yang mengandung gugus-gugus amino
(atau amonium kuartener) sebagai bagian bagian integral dari kisi polimer itu dan sejumlah
ekuivalen anion-anion seperti ion klorida, hidroksil atau sulfat (Basset,1994).
MX (aq) + Res-H H2O (aq) + Res-X

Ion Exchange adalah proses penyerapan ion-ion oleh resin dengan cara ion-ion dalam fasa
cair (biasanya dengan pelarut air) diserap lewat ikatan kimiawi karena bereaksi dengan
padatan resin. Resin sendiri melepaskan ion lain sebagai ganti ion yang diserap. Selama
operasi berlangsung, setiap ion akan dipertukarkan dengan ion penggantinya hingga seluruh
resin jenuh dengan ion yang diserap.
Alat penukar ion ada 2 macam : Alat penukar ion dengan kolom ganda dan alat penukar
ion kolom tunggal.
Cara kerja kolom ganda yaitu pada proses kolom ganda, air mentah mula-mula masuk
kedalam penukar kation. Disini semua kation yang terkandung dalam air (terutama ion
kalsium, magnesium, dan natrium) ditukar dengan ion hidrogen. Dalam kolom berikutnya
yang berisi penukar anion, maka anion (terutama ion khlorida, sulfat dan bikarbonat) ditukar
dengan ion hidroksil. Ion hidrogen yang berasal dari penukar kation dan ion hidroksil dari
penukar anion akan membentuk ikatan dan menghasilkan air. Setelah air terbentuk maka
resin penukar ion harus diregenerasi. Pelaksanaan regenerasi pada proses kolom ganda sangat
sederhana. Kedalam kolom penukar kation dialirkan asam khlorida encer dan kedalam kolom
penukar anion dialirkan larutan natrium hidroksida encer. Regeneran yang berlebihan
selanjutnya dibilas dengan air.
Cara kerja kolom tunggal yaitu pada proses kolom tunggal, resin penukar kation dan
penukar anion dicampur menjadi satu dalam sebuah kolom tunggal. Dengan proses ini dapat
dicapai tingkat kemurnian air yang jauh lebih tinggi daripada dengan proses kolom ganda.
Sebaliknya, pada proses kolom tunggal regenerasi resin penukar lebih kompleks.
Dalam proses resin penukar ion larutan yang akan dimurnikan dimasukkan kedalam kolom
yang didalamnya terdapat resin dan glass woll. Glass woll sebagai salah satu komponen
untuk menjernihkan larutan, glass woll dapat diganti dengan bulu angsa namun harga bulu
angsa yang relatif mahal, menyebabkan glass woll banyak digunakan. Larutan yang melalui
kolom disebut influent, sedangkan larutan yang keluar kolom disebut effluent. (Khopkar,
1990).
Langkah-langkah kerja regenerasi kolom tunggal diantaranya pemisahan resin penukar
kation dan penukar anion dengan klasifikasi menggunakan air (pencucian kembali dari bawah
ke atas). Dalam hal ini resin penukar anion yang lebih ringan (berwarna lebih terang) akan
berada diatas resin penukar kation yang lebih berat (berwarna lebih gelap).
Sedangkan proses regenerasi dalam kolom tunggal yaitu untuk regenerasi, regeneran
bersama dengan air dialirkan melewati kedua lapisan resin, asam khlorida encer (HCl)
dialirkan dari bawah ke atas melewati resin penukar kation dan dikeluarkan dari kolom pada
ketinggian lapisan pemisah. Larutan natrium hidroksida encer (NaOH) dialirkan dari atas ke
bawah melewati resin penukar anion, juga dikeluarkan pada ketinggian lapisan pemisah.
Kelebihan kedua regeneran kemudian dicuci dengan air. Ketinggian permukaan air dalam
kolom diturunkan dan kedua resin penukar dicampur dengan cara memasukkan udara tekan
dari ujung bawah kolom. Pencucian ulang kolom tunggal dengan air dari atas ke bawah
sampai alat ukur konduktivitas menunjukkan kondisi kemurnian air yang diinginkan.

Resin penukar ion sering digunakan untuk menghilangkan kesadahan dalam air. Air yang
banyak mengandung mineral kalsium dan magnesium dikenal sebagai air
sadah. Kesadahan air dapat dibedakan atas dua macam, yaitu kesadahan sementara yang
disebabkan oleh garam-garam karbonat (CO3-) dan bikarbonat (HCO3-) dari kalsium (Ca) dan
magnesium (Mg) dan kesadahan tetap yang disebabkan oleh adanya garam-garam khlorida
(Cl-) dan sulfat (SO42-) dari kalsium (Ca) dan magnesium (Mg).
Dari percobaan yang dilakukan yaitu pemurnian air yang diduga Fe 2+ dan air yang
mengandung AgNO3 dengan metode resin didapatkan hasil yaitu pada resin kation
influentnya berwarna putih keruh dan effluentnya bening dengan reaksi :
AgNO3 + NaCl
AgCl +
NaNO3
Sedangkan hasil yang didapat pada resin anion yaitu influentnya berwarna kekuningan dan
effluentnya tidak berwarna (bening), dengan reaksi :
Fe2+ + KSCN
Fe(SCN)2 + 2K+

Faktor kesalahan pada resin penukaran ion adalah ketika resin ion kation dan anion tidak
di regenerasi, maka akan menimbulkan lewat jenuh pada resin, berdampak pada larutan yang
akan di murnikan.
Kesimpulan :
Berdasarkan hasil percobaan resin penukar ion, bahwa anion akan mengikat yang positif (+)
dan kation akan mengikat negatif (-). Resin penukar ion digunakan dalam proses pembuatan
air mineral. Setelah dilakukan resin penukar ion dihasilkan effluent yang bebas dari logamlogam berat. Terutama dalam pembuatan air mineral, karena manusia tidak boleh
mengkonsumsi air mineral yang mengandung logam. Kita dapat melakukan pemurnian air
dengan metode resin penukar ion melalui proses penyerapan ion-ion oleh resin dengan cara
ion-ion dalam fase cair yang diserap lewat ikatan kimiawi karena bereaksi dengan padatan
resin.

DAFTAR PUSTAKA
Anonim.2012.Anion dan Kation.http://auroracahya.wordpress.com/2012/03/15/an ion-dan-kation/.
Access: 10 Desember 2012.
Anonim.2012.Macam-macam
Resin.http://pelatihanguru.net/tag/macam-macam-resinAccess:10
Desember 2012.
Harjadi, W.1993.Ilmu Kimia Analitik Dasar.Gramedia Pustaka Utama : Jakarta
Khopkar.1990.Konsep Dasar Kimia Analitik. UI Press : Jakarta.
Sutrisno, E.T. dan Nurminabari, I.S.2010.Penuntun Praktikum Kimia Dasar. Universitas Pasundan :
Bandung.

Wahono.2007.Resin Penukar Ion.Balai Pustaka : Jakarta

Anda mungkin juga menyukai