Anda di halaman 1dari 15

BAB I

PENDAHULUAN

1.1

Latar Belakang
Saat ini dunia keperawatan semakin berkembang. Perawat dianggap sebagai salah satu
profesi kesehatan yang harus dilibatkan dalam pencapaian tujuan pembangunan
kesehatan baik di dunia maupun di Indonesia.
Seiring dengan berjalannya waktu dan bertambahnya kebutuhan pelayanan kesehatan
menuntut perawat saat ini memiliki pengetahuan dan keterampilan di berbagai bidang.
Saat ini perawat memiliki peran yang lebih luas dengan penekanan pada peningkatan
kesehatan dan pencegahan penyakit, juga memandang klien secara komprehensif.
Perawat menjalankan fungsi dalam kaitannya dengan berbagai peran pemberi perawatan,
pembuat keputusan klinik dan etika, pelindung dan advokat bagi klien, manajer kasus,
rehabilitator, komunikator dan pendidik.

1.2

Tujuan Makalah
1.2.1 Untuk mengetahui fungsi dan peran perawat di lingkungan masyarakat.

BAB II
TINJAUAN TEORI

2.1

Defenisi
Peran adalah seperangkat tingkah laku yang diharapkan oleh orang lain terhadap
seseorang sesuai kedudukannya dalam, suatu system. Peran dipengaruhi oleh keadaan
sosial baik dari dalam maupun dari luar dan bersifat stabil. Peran adalah bentuk dari
perilaku yang diharapkan dari seesorang pada situasi sosial tertentu. (Kozier Barbara,
1995:21).
Perawat atau Nurse berasal dari bahasa latin yaitu dari kata Nutrix yang berarti
merawat atau memelihara. Harlley Cit ANA (2000) menjelaskan pengertian dasar
seorang perawat yaitu seseorang yang berperan dalam merawat atau memelihara,
membantu dan melindungi seseorang karena sakit, injury dan proses penuaan dan
perawat Profesional adalah Perawat yang bertanggungjawab dan berwewenang
memberikan pelayanan Keparawatan secara mandiri dan atau berkolaborasi dengan
tenaga Kesehatan lain sesuai dengan kewenanganya.(Depkes RI,2002).
Peran perawat yang dimaksud adalah cara untuk menyatakan aktifitas perawat dalam
praktik, dimana telah menyelesaikan pendidikan formalnya yang diakui dan diberi
kewenangan oleh pemerintah untuk menjalankan tugas dan tanggung keperawatan
secara professional sesuai dengan kode etik professional.
Fungsi itu sendiri adalah suatu pekerjaan yang dilakukan sesuai dengan
perannya. Fungsi dapat berubah disesuaikan dengan keadaan yang ada.
Perawat keluarga adalah perawat yang berperan membantu individu dan keluarga
untuk menghadapi penyakit dan disabilitas kronik dengan meluangkan sebgaian
waktu bekerja di rumah pasien d/an bersama keluarganya. Keperawatan keluarga
dititikberatkan pada kinerja perawat bersama dengan keluarga karena keluarga
merupakan subyek.

2.2

Peran Perawat
Merupakan tingkah laku yang diharapkan oleh orang lain terhadap seseorang sesuai
dengan kedudukan dan system, dimana dapat dipengaruhi oleh keadaan social baik
dari profesi perawat maupun dari luar profesi keperawatan yang bersifat konstan.

2.2.1 Pemberi Asuhan Keperawatan


Sebagai pemberi asuhan keperawatan, perawat membantu klien mendapatkan
kembali kesehatannya melalui proses penyembuhan. Perawat memfokuskan
asuhan pada kebutuhan kesehatan klien secara holistic, meliputi upaya untuk
mengembalikan kesehatan emosi, spiritual dan sosial. Pemberi asuhan
memberikan bantuan kepada klien dan keluarga klien dengan menggunakan
energy dan waktu yang minimal. Selain itu, dalam perannya sebagai pemberi
asuhan keperawatan, perawat memberikan perawatan dengan memperhatikan
keadaan kebutuhan dasar manusia yang dibutuhkan melalui pemberian
pelayanan keperawatan dengan menggunakan proses keperawatan sehingga
dapat ditentukan diagnosis keperawatan agar bisa direncanakan dan
dilaksanakan tindakan yang tepat dan sesuai dengan tingkat kebutuhan dasar
manusia, kemudian dapat dievaluasi tingkat perkembangannya. Pemberian
asuhan keperawatannya dilakukan dari yang sederhana sampai yang kompleks.
2.2.2 Pembuat Keputusan Klinis
Membuat keputusan klinis adalah inti pada praktik keperawatan. Untuk
memberikan perawatan yang efektif, perawat menggunakan keahliannya
berfikir kritis melalui proses keperawatan. Sebelum mengambil tindakan
keperawatan, baik dalam pengkajian kondisi klien, pemberian perawatan, dan
mengevaluasi hasil, perawat menyusun rencana tindakan dengan menetapkan
pendekatan terbaik bagi klien. Perawat membuat keputusan sendiri atau
berkolaborasi dengan klien dan keluarga. Dalam setiap situasi seperti ini,
perawat bekerja sama, dan berkonsultasi dengan pembe ri perawatan kesehatan
professional lainnya (Keeling dan Ramos,1995).
2.2.3

Pelindung dan Advokat Klien


Sebagai pelindung, perawat membantu mempertahankan lingkungan yang
aman bagi klien dan mengambil tindakan untuk mencegah terjadinya
kecelakaan serta melindungi klien dari kemungkinan efek yang tidak
diinginkan dari suatu tindakan diagnostic atau pengobatan. Contoh dari peran
perawat sebagai pelindung adalah memastikan bahwa klien tidak memiliki
alergi terhadap obat dan memberikan imunisasi melawat penyakit di
komunitas. Sedangkan peran perawat sebagai advokat, perawat melindungi

hak klien sebagai manusia dan secara hukum, serta membantu klien dalam
menyatakan hak-haknya bila dibutuhkan. Contohnya, perawat memberikan
informasi tambahan bagi klien yang sedang berusaha untuk memutuskan
tindakan yang terbaik baginya. Selain itu, perawat juga melindungi hak-hak
klien melalui cara-cara yang umum dengan menolak aturan atau tindakan yang
mungkin membahayakan kesehatan klien atau menentang hak-hak klien. Peran
ini juga dilakukan perawat dalam membantu klien dan keluarga dalam
menginterpetasikan berbagai informasi dari pemberi pelayanan atau informasi
lain khususnya dalam pengambilan persetujuan atas tindakan keperawatan
yang diberikan kepada pasien, juga dapat berperan mempertahankan dan
melindungi hak-hak pasien yang meliputi hak atas pelayanan sebaik-baiknya,
hak atas informasi tentang penyakitnya, hak atas privasi, hak untuk
menentukan nasibnya sendiri dan hak untuk menerima ganti rugi akibat
kelalaian.
2.2.4. Manager Kasus
Dalam perannya sebagai manager kasus, perawat mengkoordinasi aktivitas
anggota tim kesehatan lainnya, misalnya ahli gizi dan ahli terapi fisik, ketika
mengatur kelompok yang memberikan perawatan pada klien. Berkembangnya
model praktik memberikan perawat kesempatan untuk membuat pilihan jalur
karier yang ingin ditempuhnya. Dengan berbagai tempat kerja, perawat dapat
memilih antara peran sebagai manajer asuhan keperawatan atau sebagai
perawat asosiat yang melaksanakan keputusan manajer (Manthey, 1990).
Sebagai manajer, perawat mengkoordinasikan dan mendelegasikan tanggung
jawab asuhan dan mengawasi tenaga kesehatan lainnya.
2.2.5

Rehabilitator
Rehabilitasi adalah proses dimana individu kembali ke tingkat fungsi
maksimal setelah sakit, kecelakaan, atau kejadian yang menimbulkan
ketidakberdayaan lainnya. Seringkali klien mengalami gangguan fisik dan
emosi yang mengubah kehidupan mereka. Disini, perawat berperan sebagai
rehabilitator dengan membantu klien beradaptasi semaksimal mungkin dengan
keadaan tersebut.

2.2.6. Pemberi Kenyamanan


Perawat klien sebagai seorang manusia, karena asuhan keperawatan harus
ditujukan pada manusia secara utuh bukan sekedar fisiknya saja, maka
memberikan kenyamanan dan dukungan emosi seringkali memberikan
kekuatan bagi klien sebagai individu yang memiliki perasaan dan kebutuhan
yang unik. Dalam memberi kenyamanan, sebaiknya perawat membantu klien
untuk mencapai tujuan yang terapeutik bukan memenuhi ketergantungan
emosi dan fisiknya.
2.2.7. Komunikator
Keperawatan mencakup komunikasi dengan klien dan keluarga, antar sesamA
perawat dan profesi kesehatan lainnya, sumber informasi dan komunitas.
Dalam memberikan perawatan yang efektif dan membuat keputusan dengan
klien dan keluarga tidak mungkin dilakukan tanpa komunikasi yang jelas.
Kualitas komunikasi merupakan factor yang menentukan dalam memenuhi
kebutuhan individu, keluarga dan komunitas.
2.2.8. Penyuluh
Sebagai penyuluh, perawat menjelaskan kepada klien konsep dan data-data
tentang kesehatan, mendemonstrasikan prosedur seperti aktivitas perawatan
diri, menilai apakah klien memahami hal-hal yang dijelaskan dan
mengevaluasi kemajuan dalam pembelajaran. Perawat menggunakan metode
pengajaran yang sesuai dengan kemampuan dan kebutuhan klien serta
melibatkan sumber-sumber yang lain misalnya keluarga dalam pengajaran
yang direncanakannya.
2.2.9. Kolaborator
Peran perawat disini dilakukan karena perawat bekerja melalui tim kesehatan
yang terdiri dari dokter, fisioterapi, ahli gizi dan lain-lain dengan berupaya
mengidentifikasi pelayanan keperawatan yang diperlukan termasuk diskusi
atau tukar pendapat dalam penentuan bentuk pelayanan selanjutnya.

2.2.10. Edukator
Peran ini dilakukan dengan membantu klien dalam meningkatkan tingkat
pengetahuan kesehatan, gejala penyakit bahkan tindakan yang diberikan,
sehingga terjadi perubahab perilaku dari klien setelah dilakukan pendidikan
kesehatan.
2.2.11. Konsultan
Peran disini adalah sebagai tempat konsultasi terhadap masalah atau tindakan
keperawatan yang tepat untuk diberikan. Peran ini dilakukan atas permintaan
klien tehadap informasi tentang tujuan pelayanan keperawatan yang diberikan.
2.2.12. Pembaharu
Peran sebagai pembaharu dapat dilakukan dengan mengadakan perencanaan,
kerjasama, perubahan yang sistematis dan terarah sesuai dengan metode
pemberian pelayanan keperawatan.

2.3

Fungsi Perawat
Definisi fungsi itu sendiri adalah suatu pekerjaan yang dilakukan sesuai dengan
perannya. Fungsi dapat berubah disesuaikan dengan keadaan yang ada. dalam
menjalankan perannya, perawat akan melaksanakan berbagai fungsi diantaranya:
2.3.1

Fungsi Independen
Merupakan fungsi mandiri dan tidak tergantung pada orang lain, dimana
perawat dalam melaksanakan tugasnya dilakukan secara sendiri dengan
keputusan sendiri dalam melakukan tindakan dalam rangka memenuhi
kebutuhan

dasar

manusia

seperti

pemenuhan

kebutuhan

fisiologis

(pemenuhan kebutuhan oksigenasi, pemenuhan kebutuhan cairan dan


elektrolit, pemenuhan kebutuhan nutrisi, pemenuhan kebutuhan aktivitas dan
lain-lain), pemenuhan kebutuhan dan kenyamanan, pemenuhan kebutuhan
cinta mencintai, pemenuhan kebutuhan harga diri dan aktualisasi diri.
2.3.2 Fungsi Dependen
Merupakan fungsi perawat dalam melaksanakan kegiatannya atas pesan atau
instruksi dari perawat lain. Sehingga sebagai tindakan pelimpahan tugas yang

diberikan. Hal ini biasanya silakukan oleh perawat spesialis kepada perawat
umum, atau dari perawat primer ke perawat pelaksana.
2.3.4 Fungsi Interdependen
Fungsi

ini

dilakukan

dalam

kelompok

tim

yang

bersifat

saling

ketergantungan di antara satu dengan yang lainnya. Fungsi ini dapat terjadi
apabila bentuk pelayanan membutuhkan kerja sama tim dalam pemberian
pelayanan seperti dalam memberikan asuhan keperawatan pada penderita
yang mempunyai penyakit kompleks. Keadaan ini tidak dapat diatasi dengan
tim perawat saja melainkan juga dari dokter ataupun lainnya, seperti dokter
dalam memberikan tindakan pengobatan bekerjasama dengan perawat dalam
pemantauan reaksi onat yang telah diberikan.
Peranan perawat sangat menunjukkan sikap kepemimpinan dan bertanggung jawab
untuk memelihara dan mengelola asuhan keperawatan serta mengembangkan diri
dalam meningkatkan mutu dan jangkauan pelayanan keperawatan.
Seorang pembela klien adalah pembela dari hak-hak klien. Pembelaan termasuk
didalamnya peningkatan apa yang terbaik untuk klien, memastikan kebutuhan klien
terpenuhi dan melindungi hak-hak klien (Disparty, 1998 :140).
Hak-Hak Klien antara lain :
1.

Hak atas pelayanan yang sebaik-baiknya

2.

Hak atas informasi tentang penyakitnya

3.

Hak atas privacy

4.

Hak untuk menentukan nasibnya sendiri

5.

Hak untuk menerima ganti rugi akibat kelalaian tindakan.

Hak-Hak Tenaga Kesehatan antara lain :


1.

Hak atas informasi yang benar

2.

Hak untuk bekerja sesuai standart

3.

Hak untuk mengakhiri hubungan dengan klien

4.

Hak untuk menolak tindakan yang kurang cocok

2.4

Konsep Keperawatan Keluarga (Komunitas)


Tujuan keperawatan keluarga dari WHO di europe yang merupakan praktek
keperawatan termodern saat ini adalah :
2.4.2

Promoting and protecting people health. Merupakan perubahan pradigma dari


cure menjadi care melalui tindakan preventif.

2.4.3

Mengurangi kejadian dan penderitaan akibat penyakit .


Peran perawat keluarga menurut WHO Europe tahun 2000 adalah :

2.4.4

Health educator (pemberi pendidikan kesehatan)

2.4.5

Coordinator (Conector) mengatur perencanaan program-program atau


merancang intervensi yang akan dilaksanakan. Contoh merencanakan klien
untuk dirujuk ke tim medis lain.

2.4.6 Provider / caregiver memberikan pelayanan kesehatan secara langsung.


2.4.7 Health Promotion (home care & home visit)
2.4.8 Consultant penasehat dan memberi saran jika diminta oleh klien
2.4.9 Collaborator berkolaborasi dengan tim medis lain untuk tujuan kesembuhan
klien.
2.4.10 Fasilitator contohnya memfasilitasi keluarga yang kurang mampu untuk
memperoleh jamkesmas.
2.4.11 Case founder penemu kasus
2.4.12 Enviromental modifier memodifikasi lingkungan baik berupa fisik, psikis,
maupun perilaku dan gaya hidup.
Selain itu peran perawat yang lain juga dapat memberikan saran tentang gaya hidup,
perilaku beresiko. dengan pengkajian dapat mendeteksi awal penyakit sehingga dapat
memberikan intervensi terhadap penanganan penyakit dini. Mengetahui faktor sosial
ekonomi yang mempengaruhi masalah kesehatan keluarga agar dapat memberikan
intervensi yang tepat. Perawat bertindak sebagai lynchpin yaitu terlibat bersama
keluarga, tidak terbatas merawat, tetap juga tahu masalah keluarga dan harus
menempatkan diri sebagai anggota keluarga sehingga dapat menghubungkan keluarga
dengan tim kesehatan lain.

2.5

KONSEP KEPERAWATAN KOMUNITAS


2.5.1 Pengertian
Keperawatan Kesehatan Komunitas adalah pelayanan keperawatan profesional yang
ditujukan kepada masyarakat dengan penekanan pada kelompok resiko tinggi, dalam
upaya pencapaian derajat kesehatan yang optimal melalui pencegahan penyakit dan
peningkatan kesehatan, dengan menjamin keterjangkauan pelayanan kesehatan yang
dibutuhkan, dan melibatkan klien sebagai mitra dalam perencanaan pelaksanaan dan
evaluasi pelayanan keperawatan. (Pradley, 1985; Logan dan Dawkin, 1987).
Masyarakat adalah sejumlah manusia yang merupakan satu kesatuan golongan yang
berhubungan tetap dan mempunyai kepentingan yang sama.Seperti; sekolah,
keluarga,perkumpulan, Negara semua adalah masyarakat
Dalam ilmu sosiologi kita kit mengenal ada dua macam masyarakat, yaitu
masyarakat paguyuban dan masyarakat petambayan.Masyarakat paguyuban terdapat
hubungan pribadi antara anggota- anggota yang menimbulkan suatu ikatan batin
antara mereka.Kalau pada masyarakat patambayan terdapat hubungan pamrih antara
anggota-angota nya.

BAB III
PEMBAHASAN

3.1

Peran Perawat Profesional dalam Membangun Citra Perawat Ideal di Mata


Masyarakat
Menjadi seorang perawat merupakan suatu pilihan hidup bahkan merupakan suatu citacita bagi sebagian orang. Namun, adapula orang yang menjadi perawat karena suatu
keterpaksaan atau kebetulan, bahkan menjadikan profesi perawat sebagai alternatif
terakhir dalam menentukan pilihan hidupnya. Terlepas dari semua itu, perawat
merupakan suatu profesi yang mulia. Seorang perawat mengabdikan dirinya untuk
menjaga dan merawat klien tanpa membeda-bedakan mereka dari segi apapun. Setiap
tindakan dan intervensi yang tepat yang dilakukan oleh seorang perawat, akan sangat
berharga bagi nyawa orang lain. Seorang perawat juga mengemban fungsi dan peran
yang sangat penting dalam memberikan asuhan keperawatan secara holistik kepada
klien. Namun, sudahkah perawat di Indonesia melakukan tugas mulianya tersebut
dengan baik? Bagaimanakah citra perawat ideal di mata masyarakat?
Perkembangan dunia kesehatan yang semakin pesat kian membuka pengetahuan
masyarakat mengenai dunia kesehatan dan keperawatan. Hal ini ditandai dengan
banyaknya masyarakat yang mulai menyoroti kinerja tenaga-tenaga kesehatan dan
mengkritisi berbagai aspek yang terdapat dalam pelayanan kesehatan. Pengetahuan
masyarakat yang semakin meningkat, berpengaruh terhadap meningkatnya tuntutan
masyarakat akan mutu pelayanan kesehatan, termasuk pelayanan keperawatan. Oleh
karena itu, citra seorang perawat kian menjadi sorotan. Hal ini tentu saja merupakan
tantangan bagi profesi keperawatan dalam mengembangkan profesionalisme selama
memberikan pelayanan yang berkualitas agar citra perawat senantiasa baik di mata
masyarakat.
Menjadi seorang perawat ideal bukanlah suatu hal yang mudah, apalagi untuk
membangun citra perawat ideal di mata masyarakat. Hal ini dikarenakan kebanyakan
masyarakat telah didekatkan dengan citra perawat yang identik dengan sombong, tidak
ramah, genit, tidak pintar seperti dokter dan sebagainya. Seperti itulah kira-kira citra
perawat di mata masyarakat yang banyak digambarkan di televisi melalui sinetronsinetron tidak mendidik. Untuk mengubah citra perawat seperti yang banyak

digambarkan masyarakat memang tidak mudah, tapi itu merupakan suatu keharusan
bagi semua perawat, terutama seorang perawat profesional. Seorang perawat
profesional seharusnya dapat menjadi sosok perawat ideal yang senantiasa menjadi role
model bagi perawat vokasional dalam memberikan asuhan keperawatan. Hal ini
dikarenakan perawat profesional memiliki pendidikan yang lebih tinggi sehingga ia
lebih matang dari segi konsep, teori, dan aplikasi. Namun, hal itu belum menjadi
jaminan bagi perawat untuk dapat menjadi perawat yang ideal karena begitu banyak
aspek yang harus dimiliki oleh seorang perawat ideal di mata masyarakat.
Perawat yang ideal adalah perawat yang baik. Begitulah kebanyakan orang menjawab
ketika ditanya mengenai bagaimana sosok perawat ideal di mata mereka. Mungkin
kedengarannya sangat sederhana. Namun, di balik semua itu, pernyataan tersebut
memiliki makna yang besar. Masyarakat ternyata sangat mengharapkan perawat dapat
bersikap baik dalam arti lembut, sabar, penyayang, ramah, sopan dan santun saat
memberikan asuhan keperawatan.
Dalam kehidupan sehari-hari, kita memang masih menemukan perilaku kurang baik
yang dilakukan oleh seorang perawat terhadap klien saat menjalankan tugasnya di
rumah sakit. Hal itu memang sangat disayangkan karena bisa membuat citra perawat
menjadi tidak baik di mata masyarakat. Ternyata memang hal-hal seperti itulah yang
memunculkan jawaban demikian dari masyarakat.
Untuk menjadi perawat ideal di mata masyarakat, diperlukan kompetensi yang baik
dalam hal menjalankan peran dan fungsi sebagai perawat. Seorang perawat profesional
haruslah mampu menjalankan peran dan fungsinya dengan baik. Adapun peran perawat
diantaranya ialah pemberi perawatan, pemberi keputusan klinis, pelindung dan advokat
klien, manajer kasus, rehabilitator, pemberi kenyamanan, komunikator, penyuluh, dan
peran karier. Semua peran tersebut sangatlah berpengaruh dalam membangun citra
perawat di masyarakat. Namun, disini saya akan menekankan peran yang menurut saya
paling penting dalam membangun citra perawat ideal di mata masyarakat. Peranperan
tersebut diantaranya ialah peran sebagai pemberi perawatan, peran sebagai pemberi
kenyaman dan peran sebagai komunikator.

Peran sebagai pemberi asuhan keperawatan merupakan peran yang paling utama bagi
seorang perawat. Perawat profesional yang dapat memberikan asuhan keperawatan
dengan baik dan terampil akan membangun citra keperawatan menjadi lebih baik di
mata masyarakat. Saat ini, perawat vokasional memang masih mendominasi praktik
keperawatan di rumah sakit maupun di tempat pelayanan kesehatan lainnya. Tidak
dapat dipungkiri bahwa perawat vokasional memiliki kemampuan aplikasi yang baik
dalam melakukan praktik keperawatan. Namun, perawat vokasional memiliki
pengetahuan teoritis yang lebih terbatas jika dibandingkan dengan perawat profesional.
Dengan semakin banyaknya jumlah perawat profesional saat ini, diharapkan dapat
melengkapi kompetensi yang dimiliki oleh perawat vokasional. Seorang perawat
profesional harus memahami landasan teoritis dalam melakukan praktik keperawatan.
Landasan teoritis tersebut akan sangat berguna bagi perawat profesional saat
menjelaskan maksud dan tujuan dari asuhan keperawatan yang diberikan secara
rasional kepada klien. Hal ini tentu saja akan membawa dampak baik bagi terciptanya
citra perawat ideal di mata masyarakat yaitu perawat yang cerdas, terampil dan
profesional.
Kenyamanan merupakan suatu perasaan subjektif dalam diri manusia. Masyarakat yang
menjadi klien dalam asuhan keperawatan akan memiliki kebutuhan yang relatif
terhadap rasa nyaman. Mereka mengharapkan perawat dapat memenuhi kebutuhan rasa
nyaman mereka. Oleh karena itu, peran perawat sebagai pemberi kenyamanan,
merupakan suatu peran yang cukup penting bagi terciptanya suatu citra keperawatan
yang baik. Seorang perawat profesional diharapkan mampu menciptakan kenyamanan
bagi klien saat klien menjalani perawatan. Perawat profesional juga seharusnya mampu
mengidentifikasi kebutuhan yang berbeda-beda dalam diri klien akan rasa nyaman.
Kenyamanan yang tercipta akan membantu klien dalam proses penyembuhan, sehingga
proses penyembuhan akan lebih cepat. Pemberian rasa nyaman yang diberikan perawat
kepada klien dapat berupa sikap atau perilaku yang ditunjukkan dengan sikap peduli,
sikap ramah, sikap sopan, dan sikap empati yang ditunjukkan perawat kepada klien
pada saat memberikan asuhan keperawatan. Memanggil klien dengan namanya
merupakan salah satu bentuk interaksi yang dapat menciptakan kenyamanan bagi klien
dalam menjalani perawatan. Klien akan merasa nyaman dan tidak merasa asing di
rumah sakit. Perilaku itu juga dapat menciptakan citra perawat yang ideal di mata klien
itu sendiri karena klien mendapatkan rasa nyaman seperti apa yang diharapkannya.

Peran perawat sebagai komunikator juga sangat berpengaruh terhadap citra perawat di
mata masyarakat. Masyarakat sangat mengharapkan perawat dapat menjadi
komunikator yang baik. Klien juga manusia yang membutuhkan interaksi pada saat ia
menjalani asuhan keperawatan. Interaksi verbal yang dilakukan dengan perawat sedikit
banyak akan berpengaruh terhadap peningkatan kesehatan klien. Keperawatan
mencakup komunikasi dengan klien dan keluarga, antar-sesama perawat dan profesi
kesehatan lainnya, serta sumber informasi dan komunitas. Kualitas komunikasi yang
dimiliki oleh seorang perawat merupakan faktor yang menentukan dalam memenuhi
kebutuhan individu, keluarga, dan komunitas. Sudah seharusnya seorang perawat
profesional memiliki kualitas komunikasi yang baik saat berhadapan dengan klien,
keluarga maupun dengan siapa saja yang membutuhkan informasi mengenai masalah
keperawatan terkait kesehatan klien.

BAB IV
PENUTUP
4.1

Kesimpulan
Keperawatan profesional mempunyai peran dan fungsi sebagai berikut yaitu :
Melaksanakan pelayanan keperawatan profesional dalam suatu sistem pelayanana
kesehatan sesuai dengan kebijakan umum pemerintah khususnya pelayanan atau asuhan
keperawatan kepada individu, keluarga, kelompok dan komunitas.
Dengan demikian peran dan fungsi perawat itu sangat penting untuk pelayanan
kesehatan, demi meningkatkan dan melaksanakan kualitas kesehatan yang lebih baik.
Keluarga merupakan bagian dari manusia yang setiapi hari selalu berhubungan dengan
kita .keadaan ini perlu kita sadari sepenuhnya bahwa setiap individu merupakan
bagiannya dan di keluarga juga semua dapat di ekspresikan tanpa hambatan yang
berarti .

4.2

Saran
Dengan disusunnya makalah ini mengharapkan kepada semua pembaca agar dapat
mengetahui dan memahami peran dan fungsi perawat.

DAFTAR PUSTAKA
Bailon,S.G. & Maglaya ,A. 1978.perawatan kesehatan keluarga :suatu pendekatan proses
(terjemahan ).jakarta : pusd Iknakes.
Gunarso,Y. singgihD.1988. psikologis untuk keluarga . Jakarta:PT BPK Gunung mulia .
PPNI.2003.standar praktek keperawatan .
Departemen Kesehatan Republik Indonesia. Visi Pembangunan Kesehatan: Indonesia Sehat
2010. http://www.depkes.go.id/indonesiasehat.html (16 Feb. 2008
http://firwanintianur93.blogspot.com/2012/09/makalah-peran-dan-fungsiperawat-di.html
http://mitraratnasari.blogspot.com/2013/08/masalah-etik-yang-terjadidalam.html
https://majidbsz.wordpress.com/2008/06/30/pengertian-masyarakat/

Anda mungkin juga menyukai