Anda di halaman 1dari 29

Laporan Kasus

HIPERTENSI

Annisa F Sharfina
Dwi Harliani Ayu Aprilia
Fara Meutia
Neysha Azalia
Supervisor
dr. Nurkhalis, Sp.JP, FIHA

PENDAHULUAN
WHO : 600 juta
penderita HT 3juta
meninggal/tahun 1
Amerika Serikat :
77.900.0001,2
Indonesi : penyebab
kematian No. 13

1. World Health Organization (WHO). 2005. Clinicall Guidelines for The


Management of Hypertension. World Health Organization.
2. Rahajeng, E dan Tuminah, S. 2009. Prevalensi Hipertensi dan
Determinannya di Indonesia. Maj Kedokt Indon, Volume: 59, Nomor: 12
3. American Heart Association. 2013. Statistical Fact Sheet 2013 Update.
High Blood Pressure.

85-90 % idiopatik

IDENTITAS PASIEN
Nama

: Aminah

Jenis Kelamin

: Perempuan

Umur

: 53 tahun

Alamat

: Suka Damai

Agama

: Islam

Suku

: Aceh

Tanggal Pemeriksaan : 10 Juni 2015

ANAMNESIS
Riwayat Penyakit Sekarang
Pasien datang untuk memeriksakan tekanan
darahnya ke puskesmas. Sejak 2 tahun yang lalu
pasien mengalami darah tinggi. Tekanan darah
tertinggi 140, tidak teratur minum obat, sudah 1
bulan ini tidak minum obat, keluhan pusing, cepat
lelah disangkal, pandangan dirasa kabur sejak
sebelum diketahui menderita darah tinggi.

ANAMNESIS
Riwayat
Pemakaian
obat

Captopril 1 X 12,5 MG

Riwayat
Penyakit
Dahulu

Hipertensi sejak 2 tahun yang


lalu, tekanan darah sistolik
mencapai 140 mmHg.

Riwayat
Penyakit
keluarga

Adik pasien menderita hipertensi.

Riwayat
Kebiasaan
Sosial

Pasien suka minum kopi dan


jarang berolahraga

PEMERIKSAAN FISIK
Vital Sign

Kesadaran

: Compos mentis

Tekanan Darah

:170/80 mmHg

Nadi

:86 x/menit

RR

:18 x/menit

:36,6C

STATUS INTERNUS
Kulit

: warna sawo matang, turgor normal,


ikterus (-), sianosis (-)

Kepala

: Rambut warna hitam, sukar dicabut

Mata

: Konjungtiva palpebra inf pucat (-/-),


Sklera ikterik (-/-), pupil isokor

Telinga

: dalam batas normal

Hidung

: dalam batas normal

Mulut

: pucat (-), sianosis (-)

Leher

: Simetris, Pemb. KGB (-), Peningkatan TVJ (-)

STATUS INTERNUS
Thorax

I : Simetris, retraksi (-)


P : SF kanan= kiri, nyeri tekan (-)
P : sonor/sonor
A : Vesikuler (+/+), rhonki (-/-), wheezing (-/-)

Jantung

I : tidak erlihat pulsasi Ictus Cordis


P : Ictus Cordis teraba di ICS V LMCS
P : Batas jantungatas: di ICS III
Batas jantungkanan: di LPSD
Batas jantungkiri: di ICS V LMCS
A : BJ I > BJ II, reguler, bising (-)

STATUS INTERNUS
Abdomen
Inspeksi

: Kesan simetris, distensi (-)

Palpasi

: Soepel (+), nyeritekan (-) epigastrium,


Hepatomegali (-), Splenomegali (-)

Perkusi

: Tympani (+), Asites (-)

Auskultasi

: Peristaltik usus (N)

Genetalia dan anus : Tidak dilakukan pemeriksaan


Extremitas
Ekstremitas
Sianotik
Edema
Ikterik
Gerakan

Superior
Kanan
Kiri
Aktif
Aktif

Inferior
Kanan
Kiri
Aktif
Aktif

DIAGNOSIS

Hipertensi stage 2

PENATALAKSANAAN
Non Medikamentosa
- Diet rendah garam
- Olahraga teratur

- Hindari stres
- Mengkonsumsi obat secara rutin

Medikamentosa
- Captopril 1x 12,5 mg

PROGNOSIS
Quo ad vitam

: Dubia et bonam

Quo ad fungtionam

: Dubia et bonam

Quo ad sanactionam : Dubia

Diagnosis banding

a. Proses akibat white coat


hypertension.
b. Hipertensi sekunder

KONFIRMASI DIAGNOSIS
Anamnesis
Pem. Fisik

Pem.
Penunjang

1. Lama menderita
hipertensi dan
derajat tekanan
darah
2. Indikasi adanya
hipertensi
sekunder
3. Faktor resiko
4. Gejala kerusakan
organ
5. Riwayat
pengobatan

APA LANGKAH BERIKUTNYA?


Menurunkan tekanan darah menjadi normal
Mengurangi morbiditas dan mortalitas
terhadap penyakit vaskular
Menurunkan faktor risiko terhadap penyakit
kardiovaskular semaksimal mungkin

SKRINING APA YANG PALING


TEPAT PADA KASUS TERSEBUT?
Laboratorium (fungsi ginjal, urinalisis)
Foto rontgen dada
EKG
Ekokardiografi

FAKTOR RISIKO
Faktor
risiko tidak
dapat
diubah

- Usia

- Jenis
kelamin
- Ras
- Riwayat
keluarga yang
memiliki
hipertensi

Faktor
risiko yang
dapat
diubah

- Berat badan
berlebih

- Kurang aktivitas
- Konsumsi makanan
yang mengandung
natirum tinggi

- Merokok
- Alkohol
- Stres

KOMPLIKASI

- Hiperterofi
ventrikel kiri
- Gagal
jantung

- Nefropati

- Stroke
- Ensefalopati

- Retinopati

PENATALAKSANAAN
KOMPREHENSIF
Lifestyle modification

Algoritm for treatment of hypertension

EFEK PENYAKIT TERHADAP


KELUARGA
- Keluarga mengetahui bahwa penyakit yang
dialami pasien memiliki faktor risiko yang
dapat diubah dan tidak dapat diubah
sehingga anggota keluarga yang berisiko
dapat
melakukan tindakan pencegahan
seperti
megurangi
makanan
yang
mengandung natrium tinggi, tidak merokok
dan olahraga yang teratur.

EFEK KELUARGA TERHADAP


PENYAKIT DAN
PENATALAKSANAANNYA
Dukungan keluarga meningkatkan
kepatuhan diet

Peran keluarga dalam kepatuhan terapi dan


kontrol tekanan darah

PELAYANAN PENDEKATAN
KEDOKTERAN KELUARGA
Promotif

Preventif
Kuratif
Rehabilitatif

Motivasi beraktifitas atau berolahraga ringan


Mendorong keluarga pasien untuk mendukung pengobatan
Memberikan pengertian bahwa penyakit dapat dikontrol untuk mencegah
timbulnya komplikasi.

Mengupayakan pasien mengkonsumsi makanan rendah gula dan garam


hindari lemak, perbanyak serat, seperti buah dan sayuran.
Minum obat-obatan secara teratur untuk mencegah timbulnya gejala.

Pihak Puskesmas tetap terus memberi pengobatan setiap kali pasien


datang untuk memeriksakan kesehatannya.

untuk tetap terus memeriksakan dirinya ke Puskesmas agar tekanan


darah tetap terkontrol dan tetap memotivasi pasien agar menelan obat
yang diberi secara teratur.

DIAGNOSIS HOLISTIK PASIEN


DENGAN ADANYA TEMUAN BARU
1. Diagnosis Biologis
: Hipertensi Grade II
2. Diagnosis Psikologis : Stress pikiran dalam
mengurus kesehatan sang suami yang memburuk
3. Diagnosis Ekonomi
: Status ekonomi menengah
ke bawah
4. Diagnosis Sosial
: Hubungan dengan
masyarakat baik
5. Diagnosis Demografi : Hubungan yang terjalin
antar anggota keluarga baik

YANG HARUS DILAKUKAN


PASIEN DAN KELUARGA
Pasien hipertensi penting sekali dukungan
keluarga untuk mengawasi ketaatan minum
obat, penyesuaian asupan makanan dan
hindari stres tidak hanya pasien namun
keluarga juga diajak berperan dalam
penatalaksanaan penyakitnya.

THANK YOU!

Hipertensi tanpa compelling indication


1. Hipertensi stage-1 dapat diberikan diuretik
(HCT 12.5-50 mg/hari,
furosemid 2x20-80 mg/hari), atau
pemberian penghambat ACE
(captopril 2x25-100 mg/hari atau enalapril
1-2 x 2,5-40 mg/hari),
penyekat reseptor beta (atenolol 25100mg/hari dosis tunggal),
penghambat kalsium (diltiazem extended
release 1x180-420 mg/hari,
amlodipin 1x2,5-10 mg/hari, atau nifedipin
long acting 30-60
mg/hari) atau kombinasi.
2. Hipertensi stage-2.
3. Bila target terapi tidak tercapai setelah
observasi selama 2 minggu,
dapat diberikan kombinasi 2 obat, biasanya
golongan diuretik, tiazid
dan penghambat ACE atau antagonis
reseptor AII (losartan 1-2 x 25100 mg/hari) atau penyekat reseptor beta
atau penghambat kalsium.
4. Pemilihan anti hipertensi didasarkan ada
tidaknya kontraindikasi
dari masing-masing antihipertensi
diatas.Sebaiknya pilih obat
hipertensi yang diminum sekali sehari atau
maksimum 2 kali sehari.

Anda mungkin juga menyukai