NIM
: 11-2013-002
BAB I
STATUS PASIEN
I. IDENTITAS PASIEN
Nama
: Tn.H
Umur
: 41 tahun
Jenis kelamin
: Laki-laki
Status perkawinan
: Menikah
Pendidikan
: SMA
Pekerjaan
: Wiraswasta
Alamat
No CM
: 375268
Tanggal masuk RS
TandaTangan:
TandaTangan:
II. SUBJEKTIF
Anamnesis
Alloanamnesis (anak), tanggal 13 Maret 2014
pukul : 14.00
1. Keluhan utama :
Os mengeluh kaki dan tangan kiri pasien lemah tidak bisa digerakkan sejak pagi hari
SMRS.
2. Riwayat penyakit sekarang
Pasien datang dibawa oleh keluarganya karena kaki dan tangan kiri pasien
lemah tidak bisa digerakkan sejak pagi hari SMRS. Pasien juga ditemukan sulit
berbicara (pelo) oleh keluarganya sejak 3 hari smrs. Keadaan ini terjadi secara
mendadak, saat pasien sedang duduk menonton televisi. Mulut pasien ditemukan perot
ke sisi kanan. Selain itu pasien merasakan lemas. Lemas dirasakan pada tangan dan kaki
sisi kiri. Pasien tidak mampu berdiri dan berjalan. Pasien dapat merasakan jika ingin
buang air kecil atau besar, perasaan baal atau kesemutan pada kaki maupun tangan
disangkal. Air liur pasien ditemukan menetes dan pasien tidak dapat menelan air
liurnya. Pasien tidak kehilangan kesadaran dan tidak mengalami nyeri kepala. Mual dan
muntah disangkal. Selain itu, keluarga pasien juga mengatakan pasien BAK berdarah
sejak 3 hari yang lalu.
Pasien pernah mengalami serangan stroke 2 kali yaitu pada tahun 2009 dan
2011. Pasien didiagnosis diabetes enam tahun yang lalu dan pasien rutin meminum
obat.
3. Riwayat penyakit keluarga
Hipertensi (-), DM (-), alergi (-), stroke (-), penyakit jantung (-)
4. Riwayat penyakit dahulu
Stroke (+) (2009 dan 2011), Hipertensi (-), DM (+) 6 tahun, penyakit jantung (-),
alergi (-), kejang (-),TIA (-)
5. Riwayat sosial, ekonomi, pribadi
Kesan
Kepribadian
III. OBJEKTIF
1. Status presens (3 Juni 2014, pukul 08.00)
Keadaan umum
Kesadaran
TD
: 120/80 mmHg
Nadi
: 84 kali/menit
Pernafasan
: 18 kali/menit
Suhu
: 37 C
Kepala
Leher
Thoraks
Paru
Kelamin
Ekstremitas
2. Status psikikus
Cara berpikir : tidak dapat dinilai
Perasaan hati : tidak dapat dinilai
Tingkah laku : wajar
Ingatan
: baik
Kecerdasan
Kemampuan bicara
3. Status neurologikus
a.
Kepala
i.
Bentuk : normosefali
ii.
Nyeri tekan
: tidak ada
iii.
Simetris
: simetris
iv.
b. Leher
i.
Sikap : simetris
ii.
Pergerakan
: bebas
iii.
Kaku kuduk
: tidak ada
c. Saraf kranialis
i. N. I
Subjektif
kanan
kiri
baik
baik
Dengan bahan
ii. N. II
tidak dilakukan
kanan
Tajam penglihatan
Lapangan penglihatan
kiri
tidak dilakukan
normal
normal
Melihat warna
tidak dilakukan
Fundus okuli
tidak dilakukan
iii. N. III
kanan
kiri
Ptosis
tidak ada
tidak ada
Pergerakan bulbus
normal
normal
Strabismus
(-)
(-)
Nistagmus
(-)
(-)
Eksoftalmus
(-)
(-)
Enoftalmus
(-)
(-)
Pupil - Besar
3 mm
3 mm
bulat, isokor
bulat, isokor
(+)
(+)
Refleks konversi
(+)
(+)
Refleks konsensuil
(+)
(+)
Melihat ganda
(-)
(-)
Bentuk
iv. N.IV
kanan
kiri
(ke bawah-medial)
normal
normal
Melihat ganda
(-)
(-)
kanan
kiri
Membuka mulut
baik
baik
Mengunyah
baik
baik
Menggigit
baik
baik
Pergerakan mata
v. N.V
Refleks kornea
Sensibilitas
tidak dilakukan
baik
baik
vi. N.VI
kanan
kiri
normal
normal
Melihat ganda
(-)
(-)
kanan
kiri
Mengerutkan dahi
(+)
(+)
Menutup mata
(+)
(+)
Memperlihatkan gigi
(+)
(-)
Bersiul
(+)
(-)
vii.N.VII
tidak dilakukan
N.VIII
kanan
kiri
Detik arloji
(+)
(+)
Suara berisik
(+)
(+)
Weber
tidak dilakukan
Rinne
tidak dilakukan
viii.
N.IX
tidak dilakukan
Pharynx
normal
ix. N.X
Arcus pharynx
normal, simetris
Bicara
(+)
Menelan
(-)
Nadi
normal
x. N.XI
kanan
kiri
(+)
(-)
Mengangkat bahu
Memalingkan kepala
(+)
(+)
xi. N.XII
Pergerakan lidah
Tremor lidah
(-)
Artikulasi
tidak jelas
Motorik
i. Respirasi : tidak ada yang tertinggal
ii.
: normal
kiri
Taktil
Nyeri
Thermi
tidak dilakukan
Diskriminasi
tidak dilakukan
c. Refleks
Refleks kulit perut atas
: tidak dilakukan
: tidak dilakukan
: tidak dilakukan
Refleks kremaster
: tidak dilakukan
kanan
kiri
Pergerakan
bebas
terbatas
Kekuatan
5,5,5
3,3,3
Tonus
normotoni
hipertoni
Atrofi
(-)
(-)
b. Sensibilitas
kanan
kiri
Taktil
baik
baik
Nyeri
baik
baik
Thermi
Diskriminasi
tidak dilakukan
baik
baik
kanan
kiri
c. Refleks
Biceps
+ meningkat
Triceps
+ meningkat
Radius
tidak dilakukan
Ulna
tidak dilakukan
Tromner-Hoffman
kanan
kiri
Pergerakan
bebas
terbatas
Kekuatan
5,5,5
3,3,3
Tonus
normotoni
hipertoni
Atrofi
(-)
(-)
b. Sensibilitas
kanan
kiri
Taktil
baik
baik
Nyeri
baik
baik
Thermi
tidak dilakukan
Diskriminasi
c.
baik
baik
Refleks
kanan
kiri
Patella
+ meningkat
Achilles
+ meningkat
Babinski
(-)
(-)
Chaddock
(-)
(-)
Rossolimo
(-)
(-)
Mendel-Bechterev
(-)
(-)
Schaefer
(-)
(-)
Oppenheim
(-)
(-)
Gordon
(-)
(-)
Klonus kaki
(-)
(-)
Cara berjalan
: tidak dilakukan
b.
Tes Romberg
: tidak dilakukan
c.
d.
Ataksia
e.
Rebound phenomenon
f.
Dismetria
: tidak dilakukan
: tidak dilakukan
: tidak dilakukan
5. Gerakan-gerakan abnormal
a.
Tremor
b.
Miokloni
c.
Khorea
: (-)
: (-)
: (-)
6. Alat vegetatif
a.
b.
Defekasi
Paru
Diafragma
: kardiomegali
pulmo tenang
Hasil
13.6
13.7 H
3.40
0.40
55.50
27.80
12.90 H
40
5.8
311
69 L
24 L
34
7
15
O
277 H
Satuan
g/dl
10^3/ul
%
%
%
%
%
%
10^6/ul
10^3/ul
Fl
Pg
g/dl
Mm/jam
Mm/jam
Nilai rujukan
13.2 17.3
3.8 10.6
2.00 4.00
01
50 70
25 40
28
40 52
4.40 5.90
150 400
80 100
26 34
32 36
0 10
0 -10
mg/dl
70 - 150
Hasil
63.3 H
1.49 H
4.3
25.5
13.8
206 H
108
Satuan
g/dL
g/dL
g/dL
U/L
U/L
mg/dL
mg/dL
Nilai rujukan
<50
0.63 1.10
2.0 7.0
0 50
0 50
70-100
<150
Hasil
92
42
33.7
97
Satuan
mg/dL
mg/dL
mg/dL
mg/dL
Nilai rujukan
<220
27-67
<130
70-140
: 277 mg/dL
: 182 mg/dL
: 156 mg/dL
V. RESUME
Subjektif :
Pria 41 tahun datang ke IGD diantar oleh keluarganya karena ditemukan pelo 1 jam
smrs. Serangan terjadi mendadak saat pasien sedang bersitirahat tanpa keluhan sebelumnya.
Mulut pasien perot ke sisi kanan dan air liur pasien menetes karena pasien tidak dapat
menelan. Lengan dan kaki sebelah kiri pasien terasa lemas dan pasien tidak berdiri maupun
berjalan. Pasien tidak mengalami penurunan kesadaran maupun nyeri kepala. Perasaan baal
dan inkontinensia disangkal. Riwayat diabetes melitus, dan hipertensi sejak dua tahun yang
lalu.
Setelah tiga hari dirawat pasien merasa lebih segar dan lebih kuat. Pasien sudah
dapat menelan sejumlah kecil cairan. Pasien mengeluh batuk dengan dahak putih kental.
Riwayat Penyakit Dahulu
Hipertensi (+) 2 tahun, DM (+) 2 tahun, penyakit jantung (+) 2 tahun, alergi (-),
kejang (-), stroke (-), TIA (-)
Objektif :
Keadaan umum : tampak bingung, tidak tampak sakit
Kesadaran
TD
: 120/80 mmHg
Nadi
: 84 kali/menit
Pernafasan
: 18 kali/menit
Suhu
: 37 C
Kepala
Leher
Thoraks
Paru
Hepar
Lien
Ekstremitas
kanan
kiri
Memperlihatkan gigi
(+)
(-)
Bersiul
(+)
(-)
N.X
Menelan
(-)
N. XII
Lidah : deviasi ke arah kiri
Artikulasi : tidak jelas
Badan dan anggota gerak
1.
kanan
kiri
Pergerakan
bebas
terbatas
Kekuatan
5,5,5
3,3,3
Tonus
normotoni
hipertoni
kanan
kiri
Biceps
+ meningkat
Triceps
+ meningkat
Refleks
kanan
kiri
Pergerakan
bebas
terbatas
Kekuatan
5,5,5
3,3,3
Tonus
normotoni
hipertoni
kanan
kiri
Patella
+ meningkat
Achilles
+ meningkat
Refleks
Pemeriksaan penunjang
Pemeriksaan Radiologi
Xfoto thorax AP
Kesan : Kardiomegali, pulmo tenang
CT Scan kepala tanpa kontras :
Kesan : : infark lobus temporalis & oksipitalis sinistra
infark sebellum dextra
Pemeriksaan Laboratorium
o Gula darah sewaktu
-
: 277 mg/dL
: 182 mg/dL
: 156 mg/dL
: 206 mg/dL
o Profil Lipid
-
HDL
: 42 mg/dL
LDL
: 33.7 mg/dL
Trigliserida
: 97 mg/dL
VI. DIAGNOSIS
Diagnosis :
Klinis : Hemiparese sinistra tipe spastik, paresis n.VII sinistra central & n.XII
tipikal, paresis n.IX&X
Topis
: hemisfer serebri sininstra dan serebellum dextra
Etiologi : stroke non hemoragik e.c. DM,Hipertensi,CHF
VII.
RENCANA PENGOBATAN
1. Medikamentosa
a. O2 nasal canule 3L
b. IVFD RL + Pentoxyfilin 500 mg drip 20tpm
c. Sitikolin 500 mg 4 x 1 amp
d. Glimepiride 2 mg 1 x 1
2. Non medikamentosa
a. Bedrest
b. Fisioterapi
c. Diet diabetes
VIII. PROGNOSIS
Ad vitam
: dubia ad bonam
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
STROKE ISKEMIK
Lesi iskemik parenkim otak disebabkan oleh gangguan suplai darah otak yang persisten,
biasanya baik oleh blokade pembuluh darah yang memberikan suplai (arterial), atau, yang
lebih jarang, oleh hambatan aliran vena yang menyebabkan stasis darah di otak, dengan
gangguan sekunder penghantaran oksigen dan nurtrien. 80% stroke adalah stroke iskemik.
Patofisiologi Stroke iskemik ini dibagi menjadi 3 jenis, yaitu :
1. Stroke Trombotik/ ateriosklerotik fokal
Jenis stroke ini terjadi ketika gumpalan darah (thrombus) terbentuk di salah satu
arteri yang memasok darah ke otak yang berangsur-angsur menyempit dan akhirnya
tersumbat. Bekuan biasanya terbentuk di kawasan yang rusak oleh aterosklerosis penyakit di mana arteri tersumbat oleh timbunan lemak (plak). Proses ini dapat terjadi
dalam satu dari dua arteri karotis leher yang membawa darah ke otak, serta di arteri lain
dari leher atau otak. Trombosis (penyakit trombo-oklusif) merupakan penyebab stroke
yang paling sering. Arteriosclerosis serebral dan perlambatan sirkulasi serebral adalah
penyebab utama trombosis selebral. Tanda-tanda trombosis serebral bervariasi, sakit
kepala adalah awitan yang tidak umum. Beberapa pasien mengalami pusing, perubahan
kognitif atau kejang dan beberapa awitan umum lainnya. Secara umum trombosis serebral
tidak terjadi secara tiba-tiba, dan kehilangan bicara sementara, hemiplegia atau parestesia
pada setengah tubuh dapat mendahului awitan paralysis berat pada beberapa jam atau
hari.
Proses aterosklerosis ditandai oleh plak berlemak pada pada lapisan intima arteria
besar. Bagian intima arteria sereberi menjadi tipis dan berserabut, sedangkan sel sel
ototnya menghilang. Lamina elastika interna robek dan berjumbai, sehingga lumen
pembuluh sebagian terisi oleh materi sklerotik tersebut. Plak cenderung terbentuk pada
percabangan atau tempat tempat yang melengkung. Trombi juga dikaitkan dengan
tempattempat khusus tersebut. Pembuluh pembuluh darah yang mempunyai resiko
dalam urutan yang makin jarang adalah sebagai berikut: arteria karotis interna, vertebralis
bagian atas dan basilaris bawah. Hilangnya intima akan membuat jaringan ikat terpapar.
Trombosit menempel pada permukaan yang terbuka sehingga permukaan dinding
pembuluh darah menjadi kasar. Trombosit akan melepasakan enzim, adenosin difosfat
Stroke Embolik
Penderita embolisme biasanya lebih muda dibanding dengan penderita trombosis.
Kebanyakan emboli serebri berasal dari suatu trombus dalam jantung, sehingga masalah
yang dihadapi sebenarnya adalah perwujudan dari penyakit jantung. Setiap bagian otak
dapat mengalami embolisme, tetapi embolus biasanya embolus akan menyumbat bagian
bagian yang sempit.. tempat yang paling sering terserang embolus sereberi adalah arteria
sereberi media, terutama bagian atas.
3. Hipoperfusion Sistemik
Berkurangnya aliran darah ke seluruh bagian tubuh karena adanya gangguan
denyut jantung.
Patofisiologi Stroke Iskemik Akut
1. Masalah vaskular, hematologi, dan jantung akibat berkurang atau berhentinya aliran
darah.
2. Masalah perubahan biokimia akibat iskemik, dapat terjadi dekrosis jaringan otak: neuron,
sel glia, dll.
Jika terjadi oklusi atau hipoperfusi otak yang aliran darah otak normal 15-20% dari
cardiac output, jika CBF atau aliran darah otak 20ml/menit/100gr otak maka otak akan berada
dalam keadaan iskemik, sehingga terjadi gangguan fungsi otak dan pada EEG akan timbul
perlambatan, namun bila CBF kembali normal, maka gangguan fungsi akan pulih kembali.
Bila CBF 8-10ml/menit/100gr otak, sel otak dalam keadaan infark dan bila tidak segera
diatasi akan timbul defisit neurologis sehingga timbul kecatatan dan kematian. Daerah
sekeliling yang terancam disebut daerah penumbra, sel belum mati tapi fungsi berkurang dan
mengakibatkan defisit neurologik. Maka dari itu, sasaran terapi stroke iskemik akut agar
daerah penumbra dapat direperfusi dan sel otak dapat berfungsi kembali. Reversibilitas
tergantung faktor waktu. Disekeliling daerah penumbra terdapat hyperemic area karena aliran
darah kolateral/ luxury perfusion area.
Proses apoptosis atau silent death, sitoskeleton neuron menciut tanpa reaksi inflamasi
seluler. Kaskade iskemik, lambat, dan berhubungan proses pompa ion natrium dan
kalium.
Manifestasi Klinis
Gejala-gejala penyumbatan arteri karotis interna:
1. Gejala penyumbatan arteri karotis interna
-
Inkontinensia urine
Gangguan mental
Bisa kejang-kejang
Sindroma Wallenberg berupa ataksia serebelar pada lengan dan tungkai di sisi
yang sama, gangguan N.II dan refleks kornea hilang pada sisi yang sama.
Hemihipestesi alternans
4. Sumbatan / gangguan pada cabang kecil a.basilaris adalah paresis nervi kranialis yang
nukleusnya terletakdi tengah-tengah N.III,VI,XII, disertai hemiparesis kontralateral.
Gejala lesi di cortex:
- Hemiplegia kontralateral
- Afasia
- Ada fase syok/fase akut yaitu dimana gejala kelumpuhan UMN belum menunjukkan
gangguan kelumpuhan tipe UMN.
Gejala lesi di subcortex:
- Hemiplegia di kontralateral
- Afasia
Gejala lesi di capsula interna:
- Hemiplegia
- Tidak ada afasia
- Disertai gangguan ekstrapiramidal berupa rigiditas atau hiperefleksi- untuk
membedakan dengan lesi di cortex.
- Gejala kelumpuhan tipe UMN sudah tampak pada fase akut.
Hemiplegia kontralateral:
-
Onset
Pemeriksaan fisik
-
Pemeriksaan penunjang
-
CT scan
Angiografi serebral
Pemeriksaan LCS
Penatalaksanaan
1. Pengobatan terhadap hipertensi.
2. Pengobatan terhadap hipoglikemia atau hiperglikemia.
3. Pemberian terapi trombolisis
4. Pemberian antiplatelet
5. Pemberian obat neuroprotektan