: Mixing
Pembimbing
: Emma Hermawati,Ir.,MT
Praktikum
Penyerahan
: 04 Mei 2015
: 11 Mei 2015
Oleh :
Kelompok
: 1 (Satu)
Nama
: 1. Aas Nurhasanah
(131411001)
2. Imtihani Fauziah
(131411011)
3. Sahara Tulaini(131411025)
4. Rima Agustin M
Kelas
(131411061)
: 2A
1. PENDAHULUAN
1.1.
Latar Belakang
Pengadukan
(agitation)
adalah
pemberian
gerakan
tertentu
sehingga
menimbulkanreduksigerakan pada bahan, biasanya terjadi pada suatu tempat seperti bejana.
Gerakan hasil reduksitersebut mempunyai pola sirkulasi. Akibat yang ditimbulkan dari
operasi pengadukan adalah terjadinya pencampuran (mixing) dari satu atau lebih komponen
yang teraduk. Ada beberapa tujuan yang ingin diperoleh dari komponen yang dicampurkan,
yaitu membuat suspensi, blending, dispersi dan mendorong terjadinya transfer panas dari
bahan ke dinding tangki. Pada industri kimia seperti proses katalitik dari hidrogenasi,
pengadukan mempunyai beberapa tujuan sekaligus. Pada bejana hidrogenasi gas hidrogen
disebarkan melewati fasa cair dimana partikel padat dari katalis tersuspensi. Pengadukan juga
dimaksudkan untuk menyebarkan panas dari reaksi yang dipindahkan melalui cooling coil
dan jaket.
1.2.
Tujuan
Membuat grafik bilangan Reynolds terhadap waktu yang diperluakn dalam pencampuran
sampai homogen.
2. LANDASAN TEORI
Pengadukan adalah pemberian gerakan tertentu sehingga menimbulkan gerakan reduksi
pada bahan, biasanya terdapat pada suatu tempat atau wadah seperti bejana atau operasi yang
menciptakan terjadinya gerakan dari bahan yang diaduk seperti molekul- molekul, zat-zat
yang bergerak atau komponennya menyebar (terdispersi).
Pencampuran adalah operasi yang menyebabkan tersebarnya secara acak suatu bahan
ke bahan yang lain dimana bahan-bahan tersebut terpisah dalam dua fasa atau lebih. Pemilihan
pengaduk yang tepat menjadi salah satu faktor penting dalam menghasilkan proses dan pencampuran yang
efektif. Pengaduk jenis baling-baling (propeller) dengan aliran aksial dan pengaduk jenis turbin dengan
aliran radial menjadi pilihan yang lazim dalam pengadukan dan pencampuran.
Alat-alat yang diperlukan dalam proses mixing adalah :
1.
Wadah (Tangki/Bejana)
Biasanya berbentuk silinder dengan sumbu terpasang vertical. Bagian atas tangki bisa terbuka
maupun tertutup. Bagian bawah (bottom end) dibuat melengkung (cembung) agar tidak
terjadi stagnasi (penumpukan di sudut bejana) dan agar tidak terdapat terlalu banyak daerah
yang sulit ditembus arus zat cair. Kedalaman zat cair biasanya hampir sama dengan diameter
tangki (h d). Syarat tangki antara lain :
a.
ht : tinggi tangki
dt : diameter tangki
ht
h
2.
h : tinngi cairan
Pengaduk (Agitator)
Agitator terdiri dari 3 komponen, yaitu :
a. Motor, berkaitan dengan kebutuhan daya untuk mendorong impeller, yang berfungsi
sebagai penggerak poros
b. Sumbu (shaft). karena fungsinya untuk menahan momen daya, maka sumbu harus
kuat dan bahannya harus inert.
c. Impeler (sudu), jenis impeler bermacam-macam.
Jenis-jenis Pengaduk
Secara umum, terdapat tiga jenis pengaduk yang biasa digunakan secara umum, yaitu
pengaduk baling baling, pengaduk turbin, dan pengaduk dayung.
Gambar 6
Baling-baling ini digunakan pada kecepatan berkisar antara 400 hingga 1750
rpm (revolutions per minute) dan digunakan untuk cairan dengan viskositas rendah.
Gambar 7
Pengaduk dayung menjadi tidak efektif untuk suspensi padatan, karena aliran
radial bisa terbentuk namun aliran aksial dan vertikal menjadi kecil. Sebuah dayung
jangkar atau pagar, yang terlihat pada gambar 6 biasa digunakan dalam pengadukan.
Jenis ini menyapu dan mengeruk dinding tangki dan kadang-kadang bagian bawah
tangki. Jenis ini digunakan pada cairan kental dimana endapan pada dinding dapat
terbentuk dan juga digunakan untuk meningkatkan transfer panas dari dan ke dinding
tangki. Bagaimanapun jenis ini adalah pencampuran yang buruk. Pengaduk dayung
sering digunakan untuk proses pembuatan pasn kanji, cat, bahan perekat dan
kosmetik.
Pengaduk Turbin
Pengaduk turbin adalah pengaduk dayung yang memiliki banyak daun
pengaduk dan berukuran lebih pendek, digunakan pada kecepatan tinggi untuk cairan
dengan rentang kekentalan yang sangat luas. Diameter dari sebuah turbin biasanya
antara 30 - 50% dari diamter tangki. Turbin biasanya memiliki empat atau enam daun
pengaduk. Turbin dengan daun yang datar memberikan aliran yang radial. Jenis ini
juga berguna untuk dispersi gas yang baik, gas akan dialirkan dari bagian bawah
pengadukdan akan menuju ke bagian daun pengaduk lalu tepotong-potong menjadi
gelembung gas.
Gambar 8
Pada turbin dengan daun yang dibuat miring sebesar 45o, seperti yang terlihat
pada gambar 8, beberapa aliran aksial akan terbentuk sehingga sebuah kombinasi dari
aliran aksial dan radial akan terbentuk. Jenis ini berguna dalam suspensi padatan
kerena aliran langsung ke bawah dan akan menyapu padatan ke atas. Terkadang
sebuah turbin dengan hanya empat daun miring digunakan dalam suspensi padat.
Pengaduk dengan aliran aksial menghasilkan pergerakan fluida yang lebih besar dan
pencampuran per satuan daya dan sangat berguna dalam suspensi padatan.
(a)(c) (d)
(e)
(b)
Ket :
(a). propeller
(b).turbin
(c). paddle (jenis jangkar)
(d). Paddle (jenis dayung)
(e).Ribbon
dimana :
Re = Bilangan Reynold
= dnsitas fluida
= viskositas fluida
Dalam sistem pengadukan terdapat 3 jenis bentuk aliran yaitu laminer, transisi dan
turbulen. Bentuk aliran laminer terjadi pada bilangan Reynold hingga 10, sedangkan turbulen
terjadi pada bilangan Reynold 10 hingga 104 dan transisi berada diantara keduanya.
Center, vertikal
Horisontal
Faktor-faktor tersebut dapat dijadikan variabel yang dapat dimanipulasi untuk mengamati
pengaruh setiap faktor terhadap karakteristik pengadukan, terutama tehadap waktu
pencampuran.
3. PERCOBAAN
3.1 Alat dan Bahan
Tabel 3.1.1 Alat, Spesifikasi dan Jumlah yang akan digunakan
Alat
Stopwatch
Piknometer
Viscometer
Tachometer
Termometer
Gelas kimia
Gelas kimia
Gelas ukur
Stopwatch
Spesifikasi
250 mL
2000 mL
50
-
Jumlah
500 gram
30 mL
30 mL
Secukupnya
Jumlah
1 buah
1 buah
1 buah
1 buah
1 buah
1 buah
1 buah
1 buah
1 buah
Mengulangi langkah ke tiga dan empat untuk kecepatan putaran lain sebanyak 7
variasi
3.2.2
Waktu Pengadukan
Menimbang 500 gram tepung kanji kemudian dilarutkan dalam 2 liter air
panas/mendidih ke dalam ember
Memasukkan 15 liter air ke dalam ember yang telah berisi larutan kanji
Menyaring larutan kanji dan menambahkan indikator p.p. 5 ml
Menentukan harga massa jenis (), suhu (T) dan viskositas larutan ()
Menambahkan 30 ml NaOH 2 M dan atur kecepatan motor bersamaan dengan
pengaduk pada 80 rpm
Mencatat waktu bila perubahan warna campuran telah merata
Menetralkan campuran dengan menambahkan 30 ml larutan H 22SO44 2M dan
bersamaan dengan start stopwatch dihidupkan, dicatat waktu penetralan
Menentukan harga massa jenis (), suhu (T) dan viskositas larutan ()
Mengulangi percobaan dengan kecepatan pengadukan 100, 120, 140, 160 rpm
RPM :
Tampak Atas
Tampak Samping
Skala 1
Skala 2
Skala 1
Skala 2
Skala 3
Skala 4
Skala 3
Skala 4
Skala 4,5
Skala 5
Skala 4,5
Skala 5
Skala 6
Skala 6
Dari hasil regresi tersebut, dapat menentukan skala putaran untuk setiap putaran yang
sudah ditentukan. Skala putaran dan putaran yang dihasilkan dari perhitungan hasil regresi
adalah sebagai berikut.
N (rpm)
Skala
80
26
100
59
120
92
140
124
160
157
N
(Rpm)
= 21,63 gr
= 46,03 gr
= 24,4 gr
= 48,41 gr
= 26.78 gr
= 27 C
Acuan
Air
Densitas (kg/m3)
976
Viskositas (Pa.s)
0,108
Slurry
1071,2
0,140
T1 (C)
(kg/
(Pa
t1
m3)
.s)
(detik)
T2 (C)
(kg/
(Pa
t2
m3)
.s)
(detik)
80
27
1072
0,150
18
27
1072
0,150
36
100
27
1076
0,170
15
26
1076
0,170
34
120
26
1080,8
0,180
14
26
1080,8
0,180
32
140
26
1082,8
0,190
13
26
1082,8
0,190
24
160
26
1087,2
0,200
12
26
1087,2
0,200
22
RPM
61,9
70,9
10
77,9
20
82,4
30
90
40
93,1
50
99,5
60
40
RPM
Skala
Linear (Skala)
30
20
10
0
60
65
70
75
80
85
90
95
100 105
Skala
y = 1.6322x - 104.24
Dari hasil regresi tersebut, dapat menentukan skala putaran untuk setiap putaran yang
sudah ditentukan. Skala putaran dan putaran yang dihasilkan dari perhitungan hasil regresi
adalah sebagai berikut.
N (rpm)
Skala
80
26
100
59
120
92
140
124
160
157
= 21,63 gr
= 46,03 gr
= 24,4 gr
= 48,41 gr
= 26.78 gr
= 27 C
Acuan
Air
Densitas (kg/m3)
976
Viskositas (Pa.s)
0,108
Slurry
1071,2
0,140
N
(Rpm)
(kg/
T1 (C)
(Pa
t1
m3)
.s)
(detik)
T2 (C)
(kg/
(Pa
t2
m3)
.s)
(detik)
80
27
1072
0,150
18
27
1072
0,150
36
100
27
1076
0,170
15
26
1076
0,170
34
120
26
1080,8
0,180
14
26
1080,8
0,180
32
140
26
1082,8
0,190
13
26
1082,8
0,190
24
160
26
1087,2
0,200
12
26
1087,2
0,200
22
Keterangan :
T1, t1 setelah penambahan NaOH
T2, t2 setelah penambahan NaOH dan H2SO4
1. Menghitung bilangan Reynold
0,15
kg
)
m3
kg
m. s
115,01
t1 (t NaOH)
t2 (t H2SO4)
(detik)
(detik)
80
18
36
115,01
100
15
34
127,89
120
14
32
145,31
140
13
24
160,67
160
12
22
175,62
RPM
Nre
20
18
16
14
12
10
8
6
4
2
0
110
120
130
140
150
160
170
180
160
170
180
Nre t1
t1
Kurva Nre vs waktu pengadukan t2
40
35
30
25
20
15
10
5
0
110
120
130
140
150
Nre t2
t2
2. Menghitung Blending time factor
ft = 580
[ ][ ][
0,11 2 0,3 2
9,8 6
0,3
0,9 802 0,11
= 580 x 0,22 x 0,57 x 0,49
= 35,64
t1 (t NaOH)
Waktu
t2 (t H2SO4)
(detik)
pengadukan
(detik)
80
18
580
100
15
120
RPM
Blending time
Nre
36
35,64
115,01
560
34
32,30
127,89
14
500
32
26,96
145,31
140
13
430
24
22,11
160,67
160
12
410
22
20,05
175,62
20
15
10
5
0
110
120
130
140
Nre
t2
t 1 (t NaOH)dan t2 (t H2SO4)
kecepatan putaran 80 rpm
D 2 N
Nre=
0,15
kg
m. s
115,01
kecepatan putaran 100 rpm
kg
)
3
m
150
160
170
180
Nre=
D N
0,17
kg
m.s
127,89
kecepatan putaran 120 rpm
D 2 N
Nre=
0,18
kg
)
m3
kg
)
3
m
kg
m. s
145,31
kecepatan putaran 140 rpm
D 2 N
Nre=
0,19
kg
)
3
m
kg
m. s
160,67
kecepatan putaran 160 rpm
2
Nre=
D N
0,2
kg
)
m3
kg
m. s
175,62
t1 (t NaOH)
t2 (t H2SO4)
(detik)
(detik)
80
18
36
115,01
100
15
34
127,89
120
14
32
145,31
140
13
24
160,67
160
12
22
175,62
RPM
Nre
20
18
16
14
12
10
8
6
4
2
0
110
120
130
140
150
160
170
180
160
170
180
Nre t1
t1
20
15
10
5
0
110
120
130
140
150
Nre t2
t2
[ ][ ][
0,11 2 0,3 2
9,8 6
ft = 580
0,3
0,9 802 0,11
= 580 x 0,22 x 0,57 x 0,49
= 35,64
0,11 2 0,3 2
9,8
0,3
0,9 1002 0,11
= 560 x 0,22 x 0,57 x 0,46
= 32,30
kecepatan putaran 120 rpm
ft
= 560
[ ][ ][
ft
= 500
[ ][ ][
0,11
0,3
3
2
0,3
0,9
1
2
9,8
2
120 0,11
1
6
1
6
1
6
ft
= 430
3
2
1
2
[ ][ ][
0,11
0,3
0,3
0,9
9,8
2
140 0,11
ft
[ ][ ][
0,11 2 0,3 2
9,8
= 410
0,3
0,9 1602 0,11
= 410 x 0,22 x 0,57 x 0,39
= 20,05
t1 (t NaOH)
Waktu
t2 (t H2SO4)
(detik)
pengadukan
(detik)
80
18
580
100
15
120
RPM
1
6
Blending time
Nre
36
35,64
115,01
560
34
32,30
127,89
14
500
32
26,96
145,31
140
13
430
24
22,11
160,67
160
12
410
22
20,05
175,62
20
15
10
5
0
110
120
130
140
150
160
170
180
Nre
t2
4.2 Pembahasan
Pada percobaan kali ini dilakukan proses pencampuran dan pengadukan.
Tujuan dari praktikum ini adalah untuk mengetahui pola aliran yang terbentuk
didalam tangki oleh pengaduk, membuat grafik bilangan Reynolds terhadap waktu
pengadukan (ntT) dan blending time (ft), dan menentukan daerah rezim aliran operasi
pengadukan.
Pengadukan merupakan pemberian gerakan tertentu yang akan menimbulkan
reduksi gerakan pada bahan sehingga bahan tersebut akan tercampur. Sebelum
percobaan dilakukan pengamatan terhadap pola aliran yang terbentuk dengan cara
memasukkan biji cengkeh ke dalam tangki untuk melihat pola aliran yang terbentuk
dengan menggunakan jenis pengaduk marine propeller atau three blades.
Praktikum dibagi menjadi dua bagian, pertama adalah untuk mengetahui pola
aliran dari pengadukan dan yang kedua adalah untuk mengetahui watu pegadukan dan
pencampuran pada alat pengaduk. Masingmasing bagian itu dilakukan pada
beberapa variasi, dengan perbedaan kecepatan pengaduk pada setiap variasinya.
Pada percobaan mixing dilakukan pada tujuh variasi kecepatan putaran
pengaduk (rpm). Dari hasil perobaan dapat terlihat bahwa semakin besar kecepatan
putaran yang digunakan maka semakin cepat proses pencampuran berlangsung dan
pola aliran semakin tidak beraturan. Bahan yang akan dicampurkan adalah larutan
NaOH dan asam sulfat dalam media larutan kanji dan pp sebagai indikator. Pertama
indikator pp dimasukkan kedalam larutan kanji lalu ditambahkan larutan NaOH 2N
kemudian hidupkan stopwatch. Pada saat NaOH dimasukkan akan terjadi kenaikan
pH sehingga larutan akan berwarna merah muda, pada saat warna merah muda sudah
tersebar homogen stopwatch dimatikan dan waktu pencampuran dicatat. Setelah itu
dimasukkan asam sulfat 2N dengan jumlah yang sama. Pada saat asam sulfat
ditambahkan maka pH larutan akan kembali turun dan warna larutan akan kembali
putih, pada saat warna putih telah homogen waktu pencapuran dicatat.
Berdasarkan data-data yang didapat dari pengamatan, kemudian dilakukan
perhitungan Bilangan Reynolds. Hasil dari perhitungan bilangan Reynolds tersebut
kemudian dimasukan kedalam grafik mixing time factor vs Reynolds numbers
menggunakan grafik propeller Da/Dt = 1/3 , sehingga akan didapatkan nilai dari
mixing time factor sesudah proses penambahan NaOH dan asam sulfat. Setelah
didapatkan harga mixing time factor tersebut kemudian dilakukan perhitungan waktu
pencampuran dengan menggunakan persamaan yang diberikan oleh Norwood dan
Metzner. Nre menunjukan seberapa cepat putaran pengadukan. Semakin besar Nre
maka semakin cepat putaran pengaduk dan medekati rezim aliran turbulen.
Grafik yang dibentuk adalah perbandingan antara mixing time factor dengan
bilangan Reynolds. Dari grafik tersebut didapat bahwa semakin besar Nre maka waktu
yang diperlukan untuk pencampuran dan homogenisasi semakin cepat. Dari dua
grafik tersebut dapat dilihat bahwa mixing time factor berbanding lurus dengan
blending time factor. Semakin besar Nre maka semakin semakin cepat mixing time
factor dan blending time factor yang digunakan.
Dari grafik dapat disimpulkan bahwa semakin besar Nre maka semakin cepat
waktu yang dibutuhkan untuk proses pencampuran. Setelah proses pencampuran
NaOH dengan asam sulfat akan dihasilkan garam Natrium sulfat dan air. Air yang
dihasilkan akan mengencerkan larutan kanji sehingga akan terjadi penurunan
viskositas.
5. SIMPULAN
Semakin besar kecepatan pengadukan maka bilangan Reynolds nya semakin besar.
Semakin besar kecepatan pengadukan maka waktu pengadukannya semakin kecil.
Semakin besar kecepatan pengadukan maka blending time nya semakin kecil.
Semakin cepat putaran pengaduk maka semakin singkat waktu yang dibutuhkan untuk
mencapai kondisi homogen.
Semakin besar nilai Bilangan Reynolds maka semakin singkat pula waktu dibutuhkan
DAFTAR PUSTAKA
Djauhari, A., 2002,Peralatan Kontak dan Pemisah Antar Fasa , Diktat Kuliah, hal 55-59,
Teknik Kimia Politeknik Negeri Bandung.
Jobsheet Praktikum Satuan Operasi modul agitasi dan mixing. Politeknik Negeri Bandung:
Bandung. 2003.
Kurniawan,
Rahmat.
2013.
Pengadukan
dan
Pencampuran.
http://tekimku.blogspot.com/2011/08/pengadukan-dan-pencampuran.html.
Diunduh pada 10 Mei 2015.
McCabe, Warren L dkk. 1999. Operasi Tenik Kimia Jilid 1. Erlangga: Jakarta.
LAMPIRAN
No
Gambar
Keterangan
Percobaan untuk
1.
2.
menyebabkan perubahan
warna pada larutan kembali
seperti semula
5.
Motor Pengaduk
Perhitungan
1. Menghitung bilangan Reynold
t 1 (t NaOH)dan t2 (t H2SO4)
kecepatan putaran 80 rpm
2
D N
Nre=
kg
m. s
0,15
115,01
kecepatan putaran 100 rpm
D 2 N
Nre=
0,17
kg
)
3
m
kg
m.s
127,89
kecepatan putaran 120 rpm
D 2 N
Nre=
kg
)
3
m
kg
)
3
m
kg
m. s
145,31
kecepatan putaran 140 rpm
D 2 N
Nr e=
0,19
kg
)
3
m
kg
m. s
160,67
kecepatan putaran 160 rpm
2
Nre=
D N
0,2
175,62
kg
m. s
kg
)
3
m
[ ][ ][
0,11 2 0,3 2
9,8 6
ft = 580
0,3
0,9 802 0,11
= 580 x 0,22 x 0,57 x 0,49
= 35,64
0,11 2 0,3 2
9,8
ft
= 560
0,3
0,9 1002 0,11
= 560 x 0,22 x 0,57 x 0,46
= 32,30
kecepatanputaran 120 rpm
[ ][ ][
ft
= 500
3
2
1
2
[ ][ ][
0,11
0,3
0,3
0,9
9,8
2
120 0,11
1
6
1
6
ft
= 430
3
2
1
2
[ ][ ][
0,11
0,3
0,3
0,9
9,8
2
140 0,11
1
6
1
6
ft
[ ][ ][
0,11 2 0,3 2
9,8
= 410
0,3
0,9 1602 0,11
= 410 x 0,22 x 0,57 x 0,39
= 20,05