Anda di halaman 1dari 28

LABORATORIUM TEKNIK KIMIA 2

SEMESTER GENAP TAHUN AJARAN 2014/2015


Modul

: Mixing

Pembimbing

: Emma Hermawati,Ir.,MT

Praktikum
Penyerahan

: 04 Mei 2015
: 11 Mei 2015

Oleh :
Kelompok

: 1 (Satu)

Nama

: 1. Aas Nurhasanah

(131411001)

2. Imtihani Fauziah

(131411011)

3. Sahara Tulaini(131411025)
4. Rima Agustin M
Kelas

(131411061)

: 2A

PROGRAM STUDI DIPLOMA III TEKNIK KIMIA


JURUSAN TEKNIK KIMIA
POLITEKNIK NEGERI BANDUNG
2015

1. PENDAHULUAN
1.1.

Latar Belakang

Pengadukan

(agitation)

adalah

pemberian

gerakan

tertentu

sehingga

menimbulkanreduksigerakan pada bahan, biasanya terjadi pada suatu tempat seperti bejana.
Gerakan hasil reduksitersebut mempunyai pola sirkulasi. Akibat yang ditimbulkan dari
operasi pengadukan adalah terjadinya pencampuran (mixing) dari satu atau lebih komponen
yang teraduk. Ada beberapa tujuan yang ingin diperoleh dari komponen yang dicampurkan,
yaitu membuat suspensi, blending, dispersi dan mendorong terjadinya transfer panas dari
bahan ke dinding tangki. Pada industri kimia seperti proses katalitik dari hidrogenasi,
pengadukan mempunyai beberapa tujuan sekaligus. Pada bejana hidrogenasi gas hidrogen
disebarkan melewati fasa cair dimana partikel padat dari katalis tersuspensi. Pengadukan juga
dimaksudkan untuk menyebarkan panas dari reaksi yang dipindahkan melalui cooling coil
dan jaket.
1.2.

Tujuan

Menggambarkan pola aliran yang dibentuk oleh pengaduk dalam tangki.

Menggambarkan pola aliran dalam berbagai kecepatan putaran pengaduk.

Membuat grafik bilangan Reynolds terhadap waktu yang diperluakn dalam pencampuran
sampai homogen.

Menentukan daerah rezim aliran dalam operasi pengadukan.

2. LANDASAN TEORI
Pengadukan adalah pemberian gerakan tertentu sehingga menimbulkan gerakan reduksi
pada bahan, biasanya terdapat pada suatu tempat atau wadah seperti bejana atau operasi yang
menciptakan terjadinya gerakan dari bahan yang diaduk seperti molekul- molekul, zat-zat
yang bergerak atau komponennya menyebar (terdispersi).
Pencampuran adalah operasi yang menyebabkan tersebarnya secara acak suatu bahan
ke bahan yang lain dimana bahan-bahan tersebut terpisah dalam dua fasa atau lebih. Pemilihan
pengaduk yang tepat menjadi salah satu faktor penting dalam menghasilkan proses dan pencampuran yang
efektif. Pengaduk jenis baling-baling (propeller) dengan aliran aksial dan pengaduk jenis turbin dengan
aliran radial menjadi pilihan yang lazim dalam pengadukan dan pencampuran.
Alat-alat yang diperlukan dalam proses mixing adalah :

1.

Wadah (Tangki/Bejana)

Biasanya berbentuk silinder dengan sumbu terpasang vertical. Bagian atas tangki bisa terbuka
maupun tertutup. Bagian bawah (bottom end) dibuat melengkung (cembung) agar tidak
terjadi stagnasi (penumpukan di sudut bejana) dan agar tidak terdapat terlalu banyak daerah
yang sulit ditembus arus zat cair. Kedalaman zat cair biasanya hampir sama dengan diameter
tangki (h d). Syarat tangki antara lain :
a.

Bahan tangki tidak bereaksi dengan bahan yang digunakan

b. Ukuran tangki pengaduk


c. Harus bisa memuat volume bahan
d. Ketahanan bahan
e. Harus mempunyai ruang kosong yang tidak dipenuhi oleh fluida, hal ini untuk mengatasi
pergolakan fluida akibat adukan, khususnya untuk fluida yang cenderung fuming (berbusa)
bila diaduk. h = 2/3 ht atau h = 3/4 ht
f. Bahan bejana terbuat dari bahan inert dan cukup kuat.
Di dalam tangki dipasang impeller pada ujung poros menggantung, artinya poros itu
ditumpu dari atas. Poros itu digerakkan oleh motor. Tangki itu biasanya diperlengkapi pula
dengan lubang masuk dan lubang keluar, dan sumur untuk menempatkan thermometer.
Syarat tertentu bejana :
Ket :
dt

ht : tinggi tangki
dt : diameter tangki

ht
h

2.

h : tinngi cairan

Pengaduk (Agitator)
Agitator terdiri dari 3 komponen, yaitu :
a. Motor, berkaitan dengan kebutuhan daya untuk mendorong impeller, yang berfungsi
sebagai penggerak poros

b. Sumbu (shaft). karena fungsinya untuk menahan momen daya, maka sumbu harus
kuat dan bahannya harus inert.
c. Impeler (sudu), jenis impeler bermacam-macam.
Jenis-jenis Pengaduk
Secara umum, terdapat tiga jenis pengaduk yang biasa digunakan secara umum, yaitu
pengaduk baling baling, pengaduk turbin, dan pengaduk dayung.

Pengaduk jenis baling-baling (propeller)


Ada beberapa jenis pengaduk yang biasa digunakan. Salah satunya adalah
baling-baling berdaun tiga.

Gambar 6
Baling-baling ini digunakan pada kecepatan berkisar antara 400 hingga 1750
rpm (revolutions per minute) dan digunakan untuk cairan dengan viskositas rendah.

Pengaduk Dayung (Paddle)


Berbagai jenis pengaduk dayung biasanya digunakan pada kesepatan rendah
diantaranya 20 hingga 200 rpm. Dayung datar berdaun dua atau empat biasa
digunakan dalam sebuah proses pengadukan. Panjang total dari pengadukan dayung
biasanya 60 - 80% dari diameter tangki dan lebar dari daunnya 1/6 - 1/10 dari
panjangnya.

Gambar 7
Pengaduk dayung menjadi tidak efektif untuk suspensi padatan, karena aliran
radial bisa terbentuk namun aliran aksial dan vertikal menjadi kecil. Sebuah dayung
jangkar atau pagar, yang terlihat pada gambar 6 biasa digunakan dalam pengadukan.
Jenis ini menyapu dan mengeruk dinding tangki dan kadang-kadang bagian bawah

tangki. Jenis ini digunakan pada cairan kental dimana endapan pada dinding dapat
terbentuk dan juga digunakan untuk meningkatkan transfer panas dari dan ke dinding
tangki. Bagaimanapun jenis ini adalah pencampuran yang buruk. Pengaduk dayung
sering digunakan untuk proses pembuatan pasn kanji, cat, bahan perekat dan
kosmetik.

Pengaduk Turbin
Pengaduk turbin adalah pengaduk dayung yang memiliki banyak daun
pengaduk dan berukuran lebih pendek, digunakan pada kecepatan tinggi untuk cairan
dengan rentang kekentalan yang sangat luas. Diameter dari sebuah turbin biasanya
antara 30 - 50% dari diamter tangki. Turbin biasanya memiliki empat atau enam daun
pengaduk. Turbin dengan daun yang datar memberikan aliran yang radial. Jenis ini
juga berguna untuk dispersi gas yang baik, gas akan dialirkan dari bagian bawah
pengadukdan akan menuju ke bagian daun pengaduk lalu tepotong-potong menjadi
gelembung gas.

Gambar 8
Pada turbin dengan daun yang dibuat miring sebesar 45o, seperti yang terlihat
pada gambar 8, beberapa aliran aksial akan terbentuk sehingga sebuah kombinasi dari
aliran aksial dan radial akan terbentuk. Jenis ini berguna dalam suspensi padatan
kerena aliran langsung ke bawah dan akan menyapu padatan ke atas. Terkadang
sebuah turbin dengan hanya empat daun miring digunakan dalam suspensi padat.
Pengaduk dengan aliran aksial menghasilkan pergerakan fluida yang lebih besar dan
pencampuran per satuan daya dan sangat berguna dalam suspensi padatan.

(a)(c) (d)
(e)
(b)

Ket :

(a). propeller
(b).turbin
(c). paddle (jenis jangkar)
(d). Paddle (jenis dayung)
(e).Ribbon

Kriteria mixer yang baik adalah :


-

Hasilnya homogen (prioritas utama)

Waktu pengadukan untuk menghasilkan campuran yang homogen singkat

Daya listrik yang rendah


Yang juga perlu diperhatikan adalah mengenai ukuran mixer dan jumlah mixer yang
dibutuhkan.

3. Alat Bantu lain (Bufflet atau sirip)


Bufflet digunakan supaya dalam tangki terjadi pengadukan yang intensif juga
menghilangkan stagnasi.
Kebutuhan Daya Pengaduk
Bilangan Reynold
Bilangan tak berdimensi yang menyatakan perbandingan antara gaya inersia dan gaya
viskos yang terjadi pada fluida. Sistem pengadukan yang terjadi bisa diketahui bilangan
Reynold-nya dengan menggunakan persamaan 3.

dimana :
Re = Bilangan Reynold

= dnsitas fluida

= viskositas fluida
Dalam sistem pengadukan terdapat 3 jenis bentuk aliran yaitu laminer, transisi dan
turbulen. Bentuk aliran laminer terjadi pada bilangan Reynold hingga 10, sedangkan turbulen
terjadi pada bilangan Reynold 10 hingga 104 dan transisi berada diantara keduanya.

Laju dan Waktu Pencampuran


Waktu pencampuran (mixing time) adalah waktu yang dibutuhkan sehingga diperoleh
keadaan yang homogen untuk menghasilkan campuran atau produk dengan kualitas yang
telah ditentukan. Sedangkan laju pencampuran (rate of mixing) adalah laju dimana proses
pencampuran berlangsung hingga mencapai kondisi akhir.
Pada operasi pencampuran dalam tangki berpengaduk, waktu pencampuran ini
dipengaruhi oleh beberapa hal :
1. Yang berkaitan dengan alat, seperti :

Ada tidaknya baffle atau cruciform vaffle

Bentuk atau jenis pengaduk (turbin, propele, padel)

Ukuran pengaduk (diameter, tinggi)

Laju putaran pengaduk

Kedudukan pengaduk pada tangki, seperti :


a. Jarak pengaduk terhadap dasar tangki
b. Pola pemasangan :
-

Center, vertikal

Off center, vertical

Miring (inclined) dari atas

Horisontal

Jumlah daun pengaduk

Jumlah pengaduk yang terpasang pada poros pengaduk

2. Yang berhubungan dengan cairan yang diaduk :

Perbandingan kerapatan atau densitas cairan yang diaduk

Perbandingan viskositas cairan yang diaduk

Jumlah kedua cairan yang diaduk

Jenis cairan yang diaduk (miscible, immiscible)

Faktor-faktor tersebut dapat dijadikan variabel yang dapat dimanipulasi untuk mengamati
pengaruh setiap faktor terhadap karakteristik pengadukan, terutama tehadap waktu
pencampuran.

3. PERCOBAAN
3.1 Alat dan Bahan
Tabel 3.1.1 Alat, Spesifikasi dan Jumlah yang akan digunakan
Alat
Stopwatch
Piknometer
Viscometer
Tachometer
Termometer
Gelas kimia
Gelas kimia
Gelas ukur
Stopwatch

Spesifikasi
250 mL
2000 mL
50
-

Tabel 3.1.2 Bahan dan Jumlah yang akan digunakan


Bahan
Tepung kanji
Aquades
NaOH 2 M
H2SO4 2 M
Phenolphtalin (indikator PP)
Cengkeh/Kacang Hijau

Jumlah
500 gram
30 mL
30 mL
Secukupnya

Jumlah
1 buah
1 buah
1 buah
1 buah
1 buah
1 buah
1 buah
1 buah
1 buah

3.2 Prosedur Percobaan


3.2.1

Pola Aliran Dari Pengadukan


Memasukkan 15 liter air ke dalam bejana/tangki
Memasukkan cengkeh/kacang hijau secukupnya (sedikit) dalam tangki
Menyalakan pengaduk dengan kecepatan putar pada skala 1
Menggambar pola aliran yang terjadi dalam tangki

Mengulangi langkah ke tiga dan empat untuk kecepatan putaran lain sebanyak 7
variasi

3.2.2

Waktu Pengadukan
Menimbang 500 gram tepung kanji kemudian dilarutkan dalam 2 liter air
panas/mendidih ke dalam ember
Memasukkan 15 liter air ke dalam ember yang telah berisi larutan kanji
Menyaring larutan kanji dan menambahkan indikator p.p. 5 ml
Menentukan harga massa jenis (), suhu (T) dan viskositas larutan ()
Menambahkan 30 ml NaOH 2 M dan atur kecepatan motor bersamaan dengan
pengaduk pada 80 rpm
Mencatat waktu bila perubahan warna campuran telah merata
Menetralkan campuran dengan menambahkan 30 ml larutan H 22SO44 2M dan
bersamaan dengan start stopwatch dihidupkan, dicatat waktu penetralan
Menentukan harga massa jenis (), suhu (T) dan viskositas larutan ()
Mengulangi percobaan dengan kecepatan pengadukan 100, 120, 140, 160 rpm

3.3 Tabel Data


Pola Aliran Hasil Pengadukan
Tipe pengaduk yang digunakan : marine propeller 1/3
Diameter Pengaduk (Da) : 11 cm
Diameter Tangki (Dt) : 30 cm
Tinggi Tangki (H) : 90 cm

RPM :
Tampak Atas

Tampak Samping

Skala 1

Skala 2

Skala 1

Skala 2

Skala 3

Skala 4

Skala 3

Skala 4

Skala 4,5

Skala 5

Skala 4,5

Skala 5

Skala 6

Skala 6

Dari hasil regresi tersebut, dapat menentukan skala putaran untuk setiap putaran yang
sudah ditentukan. Skala putaran dan putaran yang dihasilkan dari perhitungan hasil regresi
adalah sebagai berikut.
N (rpm)

Skala

80

26

100

59

120

92

140

124

160

157

4.1.2 Waktu Pengadukan

Massa piknometer kosong


Massa piknometer + air
Massa air
Massa piknometer + slurry
Massa slurry
Suhu

N
(Rpm)

= 21,63 gr
= 46,03 gr
= 24,4 gr
= 48,41 gr
= 26.78 gr
= 27 C

Acuan
Air

Densitas (kg/m3)
976

Viskositas (Pa.s)
0,108

Slurry

1071,2

0,140

T1 (C)

(kg/

(Pa

t1

m3)

.s)

(detik)

T2 (C)

(kg/

(Pa

t2

m3)

.s)

(detik)

80

27

1072

0,150

18

27

1072

0,150

36

100

27

1076

0,170

15

26

1076

0,170

34

120

26

1080,8

0,180

14

26

1080,8

0,180

32

140

26

1082,8

0,190

13

26

1082,8

0,190

24

160

26

1087,2

0,200

12

26

1087,2

0,200

22

4. HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Data Pengamatan


4.1.1 Pola Aliran Hasil Pengadukan
Tipe pengaduk yang digunakan : marine propeller 1/3
Diameter Pengaduk (Da) : 11 cm
Diameter tangki (Dt) : 30 cm
Tinggi tangki (H) : 90 cm
Data pengamatan untuk putaran dan skala putaran adalah sebagai berikut.
Skala

RPM

61,9

70,9

10

77,9

20

82,4

30

90

40

93,1

50

99,5

60

Kurva RPM vs Skala


70
60
50

f(x) = 1.63x - 104.24


R = 0.99

40
RPM

Skala
Linear (Skala)

30
20
10
0
60

65

70

75

80

85

90

95

100 105

Skala

y = 1.6322x - 104.24
Dari hasil regresi tersebut, dapat menentukan skala putaran untuk setiap putaran yang
sudah ditentukan. Skala putaran dan putaran yang dihasilkan dari perhitungan hasil regresi
adalah sebagai berikut.
N (rpm)

Skala

80

26

100

59

120

92

140

124

160

157

4.1.2 Waktu Pengadukan

Massa piknometer kosong


Massa piknometer + air
Massa air
Massa piknometer + slurry
Massa slurry
Suhu

= 21,63 gr
= 46,03 gr
= 24,4 gr
= 48,41 gr
= 26.78 gr
= 27 C

Acuan
Air

Densitas (kg/m3)
976

Viskositas (Pa.s)
0,108

Slurry

1071,2

0,140

N
(Rpm)

(kg/

T1 (C)

(Pa

t1

m3)

.s)

(detik)

T2 (C)

(kg/

(Pa

t2

m3)

.s)

(detik)

80

27

1072

0,150

18

27

1072

0,150

36

100

27

1076

0,170

15

26

1076

0,170

34

120

26

1080,8

0,180

14

26

1080,8

0,180

32

140

26

1082,8

0,190

13

26

1082,8

0,190

24

160

26

1087,2

0,200

12

26

1087,2

0,200

22

Keterangan :
T1, t1 setelah penambahan NaOH
T2, t2 setelah penambahan NaOH dan H2SO4
1. Menghitung bilangan Reynold

kecepatan putaran 80 rpm


D 2 N
Nre=

(0.11 m)2 ( 1,33 rps ) (1072

0,15

kg
)
m3

kg
m. s

115,01

t1 (t NaOH)

t2 (t H2SO4)

(detik)

(detik)

80

18

36

115,01

100

15

34

127,89

120

14

32

145,31

140

13

24

160,67

160

12

22

175,62

RPM

Nre

Kurva Nre vs waktu pengadukan t1

waktu pengadukan (t1)

20
18
16
14
12
10
8
6
4
2
0
110

120

130

140

150

160

170

180

160

170

180

Nre t1
t1
Kurva Nre vs waktu pengadukan t2
40
35
30
25

waktu pengadukan (t2)

20
15
10
5
0
110

120

130

140

150

Nre t2
t2
2. Menghitung Blending time factor

kecepatan putaran 80 rpm

ft = 580

[ ][ ][

0,11 2 0,3 2
9,8 6
0,3
0,9 802 0,11
= 580 x 0,22 x 0,57 x 0,49

= 35,64
t1 (t NaOH)

Waktu

t2 (t H2SO4)

(detik)

pengadukan

(detik)

80

18

580

100

15

120

RPM

Blending time

Nre

36

35,64

115,01

560

34

32,30

127,89

14

500

32

26,96

145,31

140

13

430

24

22,11

160,67

160

12

410

22

20,05

175,62

Kurva Nre vs blending time (ft)


40
35
30
25

blending time (ft)

20
15
10
5
0
110

120

130

140

Nre
t2

3. Menghitung bilangan Reynold

t 1 (t NaOH)dan t2 (t H2SO4)
kecepatan putaran 80 rpm
D 2 N
Nre=

(0.11 m)2 ( 1,33 rps ) (1072

0,15

kg
m. s

115,01
kecepatan putaran 100 rpm

kg
)
3
m

150

160

170

180

Nre=

D N

(0.11 m) ( 1,67 rps ) (1076

0,17

kg
m.s

127,89
kecepatan putaran 120 rpm
D 2 N
Nre=

(0.11 m)2 ( 2 rps ) (1080,8

0,18

kg
)
m3

kg
)
3
m

kg
m. s

145,31
kecepatan putaran 140 rpm
D 2 N
Nre=

(0.11 m)2 ( 2,33 rps )(1082,8

0,19

kg
)
3
m

kg
m. s

160,67
kecepatan putaran 160 rpm
2

Nre=

D N

(0.11 m)2 ( 2,67 rps ) (1087,2

0,2

kg
)
m3

kg
m. s

175,62
t1 (t NaOH)

t2 (t H2SO4)

(detik)

(detik)

80

18

36

115,01

100

15

34

127,89

120

14

32

145,31

140

13

24

160,67

160

12

22

175,62

RPM

Nre

kurva Nre vs waktu pengadukan t1

waktu pengadukan (t1)

20
18
16
14
12
10
8
6
4
2
0
110

120

130

140

150

160

170

180

160

170

180

Nre t1
t1

kurva Nre vs waktu pengadukan t2


40
35
30
25

waktu pengadukan (t2)

20
15
10
5
0
110

120

130

140

150

Nre t2
t2

4. Menghitung Blending time factor


t 1 (t NaOH)dan t2 (t H2SO4)

kecepatan putaran 80 rpm

[ ][ ][

0,11 2 0,3 2
9,8 6
ft = 580
0,3
0,9 802 0,11
= 580 x 0,22 x 0,57 x 0,49
= 35,64

kecepatan putaran 100 rpm

0,11 2 0,3 2
9,8
0,3
0,9 1002 0,11
= 560 x 0,22 x 0,57 x 0,46
= 32,30
kecepatan putaran 120 rpm

ft

= 560

[ ][ ][

ft

= 500

[ ][ ][
0,11
0,3

3
2

0,3
0,9

1
2

9,8
2
120 0,11

1
6

1
6

1
6

= 500 x 0,22 x 0,57 x 0,43


= 26,96

kecepatan putaran 140 rpm

ft

= 430

3
2

1
2

[ ][ ][
0,11
0,3

0,3
0,9

9,8
2
140 0,11

= 430 x 0,22 x 0,57 x 0,41


= 22,11

kecepatan putaran 160 rpm

ft

[ ][ ][

0,11 2 0,3 2
9,8
= 410
0,3
0,9 1602 0,11
= 410 x 0,22 x 0,57 x 0,39
= 20,05

t1 (t NaOH)

Waktu

t2 (t H2SO4)

(detik)

pengadukan

(detik)

80

18

580

100

15

120

RPM

1
6

Blending time

Nre

36

35,64

115,01

560

34

32,30

127,89

14

500

32

26,96

145,31

140

13

430

24

22,11

160,67

160

12

410

22

20,05

175,62

kurva Nre vs blending time (ft)


40
35
30
25

blending time (ft)

20
15
10
5
0
110

120

130

140

150

160

170

180

Nre
t2

4.2 Pembahasan
Pada percobaan kali ini dilakukan proses pencampuran dan pengadukan.
Tujuan dari praktikum ini adalah untuk mengetahui pola aliran yang terbentuk
didalam tangki oleh pengaduk, membuat grafik bilangan Reynolds terhadap waktu
pengadukan (ntT) dan blending time (ft), dan menentukan daerah rezim aliran operasi
pengadukan.
Pengadukan merupakan pemberian gerakan tertentu yang akan menimbulkan
reduksi gerakan pada bahan sehingga bahan tersebut akan tercampur. Sebelum
percobaan dilakukan pengamatan terhadap pola aliran yang terbentuk dengan cara
memasukkan biji cengkeh ke dalam tangki untuk melihat pola aliran yang terbentuk
dengan menggunakan jenis pengaduk marine propeller atau three blades.

Praktikum dibagi menjadi dua bagian, pertama adalah untuk mengetahui pola
aliran dari pengadukan dan yang kedua adalah untuk mengetahui watu pegadukan dan
pencampuran pada alat pengaduk. Masingmasing bagian itu dilakukan pada
beberapa variasi, dengan perbedaan kecepatan pengaduk pada setiap variasinya.
Pada percobaan mixing dilakukan pada tujuh variasi kecepatan putaran
pengaduk (rpm). Dari hasil perobaan dapat terlihat bahwa semakin besar kecepatan
putaran yang digunakan maka semakin cepat proses pencampuran berlangsung dan
pola aliran semakin tidak beraturan. Bahan yang akan dicampurkan adalah larutan
NaOH dan asam sulfat dalam media larutan kanji dan pp sebagai indikator. Pertama
indikator pp dimasukkan kedalam larutan kanji lalu ditambahkan larutan NaOH 2N
kemudian hidupkan stopwatch. Pada saat NaOH dimasukkan akan terjadi kenaikan
pH sehingga larutan akan berwarna merah muda, pada saat warna merah muda sudah
tersebar homogen stopwatch dimatikan dan waktu pencampuran dicatat. Setelah itu
dimasukkan asam sulfat 2N dengan jumlah yang sama. Pada saat asam sulfat
ditambahkan maka pH larutan akan kembali turun dan warna larutan akan kembali
putih, pada saat warna putih telah homogen waktu pencapuran dicatat.
Berdasarkan data-data yang didapat dari pengamatan, kemudian dilakukan
perhitungan Bilangan Reynolds. Hasil dari perhitungan bilangan Reynolds tersebut
kemudian dimasukan kedalam grafik mixing time factor vs Reynolds numbers
menggunakan grafik propeller Da/Dt = 1/3 , sehingga akan didapatkan nilai dari
mixing time factor sesudah proses penambahan NaOH dan asam sulfat. Setelah
didapatkan harga mixing time factor tersebut kemudian dilakukan perhitungan waktu
pencampuran dengan menggunakan persamaan yang diberikan oleh Norwood dan
Metzner. Nre menunjukan seberapa cepat putaran pengadukan. Semakin besar Nre
maka semakin cepat putaran pengaduk dan medekati rezim aliran turbulen.
Grafik yang dibentuk adalah perbandingan antara mixing time factor dengan
bilangan Reynolds. Dari grafik tersebut didapat bahwa semakin besar Nre maka waktu
yang diperlukan untuk pencampuran dan homogenisasi semakin cepat. Dari dua
grafik tersebut dapat dilihat bahwa mixing time factor berbanding lurus dengan
blending time factor. Semakin besar Nre maka semakin semakin cepat mixing time
factor dan blending time factor yang digunakan.

Dari grafik dapat disimpulkan bahwa semakin besar Nre maka semakin cepat
waktu yang dibutuhkan untuk proses pencampuran. Setelah proses pencampuran
NaOH dengan asam sulfat akan dihasilkan garam Natrium sulfat dan air. Air yang
dihasilkan akan mengencerkan larutan kanji sehingga akan terjadi penurunan
viskositas.

5. SIMPULAN
Semakin besar kecepatan pengadukan maka bilangan Reynolds nya semakin besar.
Semakin besar kecepatan pengadukan maka waktu pengadukannya semakin kecil.
Semakin besar kecepatan pengadukan maka blending time nya semakin kecil.
Semakin cepat putaran pengaduk maka semakin singkat waktu yang dibutuhkan untuk
mencapai kondisi homogen.
Semakin besar nilai Bilangan Reynolds maka semakin singkat pula waktu dibutuhkan

untuk mencapai kondisi homogen.


Aliran pengadukannya termasuk rezim aliran turbulen karena nilai N Re yang diperoleh

dari perhitungan lebih besar dari 10

DAFTAR PUSTAKA
Djauhari, A., 2002,Peralatan Kontak dan Pemisah Antar Fasa , Diktat Kuliah, hal 55-59,
Teknik Kimia Politeknik Negeri Bandung.
Jobsheet Praktikum Satuan Operasi modul agitasi dan mixing. Politeknik Negeri Bandung:
Bandung. 2003.
Kurniawan,

Rahmat.

2013.

Pengadukan

dan

Pencampuran.

http://tekimku.blogspot.com/2011/08/pengadukan-dan-pencampuran.html.
Diunduh pada 10 Mei 2015.
McCabe, Warren L dkk. 1999. Operasi Tenik Kimia Jilid 1. Erlangga: Jakarta.

LAMPIRAN

No

Gambar

Keterangan

Percobaan untuk
1.

menentukan pola aliran dari


pengadukan

2.

Larutan kanji dimasukkan


ke dalam bejana

Penambahan larutan NaOH


3.

ke dalam larutan kanji


menyebabkan perubahan
warna

Penambahan larutan H2SO4


ke dalam larutan kanji
4.

menyebabkan perubahan
warna pada larutan kembali
seperti semula

5.

Motor Pengaduk

Perhitungan
1. Menghitung bilangan Reynold

t 1 (t NaOH)dan t2 (t H2SO4)
kecepatan putaran 80 rpm
2
D N
Nre=

(0.11 m) ( 1,33 rps ) (1072

kg
m. s

0,15

115,01
kecepatan putaran 100 rpm
D 2 N
Nre=

(0.11 m) ( 1,67 rps ) (1076

0,17

(0.11 m) ( 2 rps ) (1080,8


0,18

kg
)
3
m

kg
m.s

127,89
kecepatan putaran 120 rpm
D 2 N
Nre=

kg
)
3
m

kg
)
3
m

kg
m. s

145,31
kecepatan putaran 140 rpm
D 2 N
Nr e=

(0.11 m) ( 2,33 rps )(1082,8

0,19

kg
)
3
m

kg
m. s

160,67
kecepatan putaran 160 rpm
2

Nre=

D N

(0.11 m) ( 2,67 rps ) (1087,2

0,2

175,62

kg
m. s

kg
)
3
m

2. Menghitung Blending time factor


t 1 (t NaOH)dan t2 (t H2SO4)

kecepatan putaran 80 rpm

[ ][ ][

0,11 2 0,3 2
9,8 6
ft = 580
0,3
0,9 802 0,11
= 580 x 0,22 x 0,57 x 0,49
= 35,64

kecepatanputaran 100 rpm

0,11 2 0,3 2
9,8
ft
= 560
0,3
0,9 1002 0,11
= 560 x 0,22 x 0,57 x 0,46
= 32,30
kecepatanputaran 120 rpm

[ ][ ][

ft

= 500

3
2

1
2

[ ][ ][
0,11
0,3

0,3
0,9

9,8
2
120 0,11

= 500 x 0,22 x 0,57 x 0,43


= 26,96

kecepatanputaran 140 rpm

1
6

1
6

ft

= 430

3
2

1
2

[ ][ ][
0,11
0,3

0,3
0,9

9,8
2
140 0,11

1
6

1
6

= 430 x 0,22 x 0,57 x 0,41


= 22,11

kecepatanputaran 160 rpm

ft

[ ][ ][

0,11 2 0,3 2
9,8
= 410
0,3
0,9 1602 0,11
= 410 x 0,22 x 0,57 x 0,39
= 20,05

Anda mungkin juga menyukai