Anda di halaman 1dari 8

ERGONOMI

Ergonomi Lingkungan Fisik Kerja


Pada dasarnya

ergonomi merupakan suatu cabang ilmu yang sistematis

untuk memanfaatkan informasi-informasi mengenai sifat, kemampuan dan


keterbatasan manusia untuk merancang suatu sistem kerja sehingga orang
dapat bekerja pada sistem itu dengan baik, yaitu mencapai tujuan yang
diinginkan melalui pekerjaan itu dengan efektif, aman dan nyaman.
Sedangkan yang dimaksud dengan lingkungan fisik adalah semua keadaan
yang terdapat disekitar tempat kerja, yang akan mempengaruhi pada pekerja
tersebut baik secara langsung maupun tidak langsung. Secara umum
lingkungan fisik dapat dikategorikan menjadi dua, yaitu:
1. Lingkungan yang langsung berhubungan dengan pekerja itu sendiri
seperti stasiun kerja dan lain-lain.
2. Lingkungan perantara atau lingkungan umumseperti rumah, kantor pabrik
dan lain-lain.
Lingkungan

perantara

inidapat

juga

disebut

lingkungan

kerja

yang

mempengaruikondisi manusia seperti: temperatur, kelembaban, sirkulasi


udara, pencahayaan, kebisingan, getaran mekanis, bau-bauan, warna dan
lain-lain. Hal yang tidak bisa dilepaskan dari lingkungan perantara ini adalah
mengenai tata letak fasilitas.
Setelah kita mengetahui prinsip-prinsip yang diperlukan dalam perancangan
tata letak fasilitas kita juga harus mengetahui faktor-faktor lingkungan yang
berpengaruh dalam perancangan tata letak fasilitas yang dala hal ini adalah
lingkungan fisiknya.
Salah satu hal yang berpengaruh terhadap sistem kerja adalah lingkungan
fisik. Oleh karena itu kita harus mempertimbangkan agar sistem kerja yang
akan kita rancang menjadi sistem kerja yang memperhatikan semua aspek
yang

mempengaruhinya

sehingga

pada

gilirannya

kita

menciptakan

rancangan sistem kerja yang mendekati ideal. Adapun lingkungan fisik yang

harus kita perhatikan sangat banyak, namun disini kita hanya membahas
enam hal saja, antara lain :
1. Temperatur dan kelembaban ruangan
Dalam keadaan normal, tiap anggota tubuh manusia mempunyai temperatur
yang berbeda-beda. Adapun beberapa temperatur disetiap anggota tubuh
manusia dalam keadaan normal dalah sebagai berikut :
Mulut = 37 0 C
Dada (kulit) = 34.4 35 0 C
Garis pinggang (kulit) = 35 36 0 C
Rectum (rambut) = 37.5 0 C
Betis (kulit) = 36.5 38.3 0 C
Kaki = 36.5 38.3 0 C
Tubuh manusia akan selalu berusaha untuk mempertahankan keadaan
normal dengan suatu sistem tubuh yang sangat sempurna sehingga dapat
menyesuaikan temperatur tubuh sesuai dengan perubahan-perubahan
temperatur yang ada diluar tubuh. Akan tetapi kemampuan manusia untuk
menyesuaikan diri ada batasnya.
Temperatur dan kelembaban akan mempengaruhi sistem kerja yang ada, baik
terhadap pekerja itu sendiri dan juga terhadap peralatan atau mesin yang
digunakan oleh pekerja itu. Sehingga ukuran ideal untuk tiap sistem kerja
akan berbeda-beda tergantung pada manusia yang menjalaninya dan
peralatan yang digunakan atau dioperasikan. Misalnya saja temperatur dan
kelembaban yang digunakan untuk laboratorium Sistem Produksi dengan
laboratorium Komputer akan berbeda karena sifat dari peralatan yang
berbeda pula.
Namun secara umum menurut Tichaver tempertur yang akan berpengaruh
terhadap kerja menusia sehingga mampu bekerja secara optimal dan pada
akhirnya menimbulkan produktifitas yang tinggi adalah pada tingkat 24 0 C
sampai 27 0 C. Sedangkan menurut DR. Sumamur bahwa suhu nikmatkerja

bagi orang Indonesia berkisar antara 24 0 C sampai 26 0 C. Namun bukan


berarti manusia tidak bisa bekerja sama sekali pada suhu diluar itu, karena
tubuh manusia dapat mempertahankan keadaan normal terhadap perubahan
yang terjadi diluar tubuh jika temperatur tersebut tidak lebih dari 20% untuk
kondisi panas dan 35% untuk kondisi dingin. Produksi panas dalam tubuh
manusia tergantung pada kegiatan fisik tubuh, makanan, pengaruh berbagai
bahan kimia, dan gangguan pada sistem pengaturan panas tubuh. Tubuh
manusia dapat menyesuaikan diri karena kemampuannya untuk melakukan
proses konveksi, radiasi, konduksi dan penguapan (evaporasi) jika terjadi
kekurangan atau kelebihan panas.
Selain temperatur juga yang perlu diperhatikan adalah kelembaban, yaitu
banyaknya kadar air yang terkandungt dalam udara dan biasanya dinyatakan
dalam prosentase. Kelembaban ini sangat berhubungan dengan temperatur
udara, kecepatan gerak udara dan radiasi panas yang sama-sama
mempengaruhi keadaan tubuh manusia pada saat menerima atau melepas
panas dari tubuhnya. Bilamana temperatur udara sangat panas dan
kelembaban udara sangat tinggi, hal ini akan menyebabkan pengurangan
panas dari tubuh kita secara besar-besaran karena sistem evaporasi dan
pengaruh lainnya adalah akan mempercepat denyut jantung karena
keperluan akan oksigen menjadi meningkat.
Oleh karena itu disini para praktikan harus jeli melihat fungsi ruangan dan
ketahanan tubuh manusia terhadap tempertur dan kelembaban udara agar
pekerja tidak perlu bekerja keras melekukan penyesuaian terhadap
lingkungan atau peralatan yang digunakan.
Temperatur ruangan dan kelembaban dapat mempengaruhi kenyamanan
pekerja dalam menjalankan tugasnya. Suhu yang tinggi akan diiringi oleh
peningkatan kadar kelembaban sehingga pekerja cept merasa lelah.
Temperatur yang sesuai untuk pekerja adalah antara 20 - 25 0 C, sedangkan
kadar kelembaban yang memberikan kenyamanan bagi para pera pekerja
adalah antara 45% - 75%.

2. Penerangan atau pencahayaan


Penerangan ini meliputi kemempuan manusia untuk melihat sesuatu, sifatsifat dari indera penglihatan, usaha-usaha yang dilakukan untuk melihat
obyek yang lebih baik dan pengaruh penerangan terhadap lingkungan.
Kriteria pokok penerangan adalah:
Harus dapat membantu tugas-tugas visual denga cara cepat dan tepat.
Agar tercapainya kenyamanan, keamanan, dan keselamtan dan suasana
santai bagi mata.
Penyebaran cahaya merata keseluruh bidang kerja didalam ruangan.
Dengan memperhatikan faktor ekonomi.
Adapun jenis-jenis penerangan itu sendiri dibagi menjadi:
a.

Penerangan alami

Cahaya diperoleh dari sinar matahari pada siang hari sebagai ukurannya
adalah faktor cahaya siang hari atau faktor langit terang. Faktor cahaya siang
hari adalah perbandingan kuat penerangan (lux) pada satu titik didalam
ruangan pada bidang kerja dengan kuat penerangan dilapangan terbuka
(biasanya 3000 lux atau 5000 lux). Sedangkan faktor langit terang adalah
perbandingan antara kuat penerangan langsung disuatu titik pada bidang
kerja dalam ruangan dengan kuat penerangan di lapangan terbuka dari langit
cerah.
b.

Penerangan buatan

Penerangan buatan ini sering digunakan untuk penerangan dimana


penerngan

alami

tidak

dominan,

seperti

pada

malam

hari,

ruang

tertutup,ruang fungsi khusus dan lain-lain. Pelaksanaannya tertumpu pada


daya listrik (bukan dari energi matahari).
Penerangan yang baik adalah apabila cahaya penerangan yang cukup dan
memancar dengan tepat dan memungkinkan seseorang pekerja melihat
pekerjaannya dengan teliti, cepat, lebih sedikit membuat kesalahan, mata
tidak cepat lelah, serta mampu menciptakan lingkungan kerja yang aman,
nyaman, dan menyenagkan. Dan untuk mencegah kelelahan mental oleh

upaya

mata

yang

berlebihan,

perlu

diusahakan

perbaikan

kontras,

meningkatkan atau meninggikan penerangan dn memindahkan tenaga kerja.


Tingkat penerangan harus disesuaikan dengan jenis aktivitas yang dilkukan.
Langkah penentuan tingkat penerangan yang sesuai adalah:
Menentukn tingkat iluminasi ideal. Nilai-nilai ini telah dibakukan dalam
berbagai literatur.
Menghitung tingkat penerangan yang diamati meleui kegiatan praktikum.
Melakukan analisis untuk membandingkan kondisi aktual penerangan
terhadap harga iluminasi ideal yang telah baku agar dapat menentukan
teknik yang cocok untuk memperbaiki kondisi yang ada.
3. Kebisingan
Kebisingan adalah bunyi yang dihasilkan oleh suatu objek (dari luar maupun
dari dalam sistem kerja). Kebisingan adalah bunyi yang tidak dikehendaki.
Bunyi didengar sebagi rangsangan-rangsangan pada telinga oleh getarangetaran melalui media elastis. Terdapat dua hal yang menentukan kualitas
bunyi, yaitu frekuensi dan intensitas. Frekuensi dinyatakan dalam jumlah
getaran perdetik (Hz), biasanya kebisingan terdiri dari campuran-campuran
sejumlah gelombang-gelombang yang sederhana dari berbagai frekuensi.
Nada dari kebisingan ditentukan oleh frekuensi-frekuensi yang ada. Intensitas
atau arus energi persatuan luas biasanya dinyatakan dalam satuan desibel
(dB).
Pengaruh utama kebisingan terhadap kesehatan adalah kerusakan inderaindera pendengaran, yang menyebabkan ketulian progresif terutama untuk
kebisingan yang bernad tinggi, terputus-putus atau yang datang secara tibatiba. Pengaruh sangat terasa bila sumber kebisingan tersebut tidak diketahui.
Gelombang suara yang dibawa oleh udara menggetrarkan gendang telinga
dan dapat bersifat merusak jika telah mendekati ambang batas kemampuan
maksimum pendengaran manusia.
Mula-mula efek kebisingan pada pendengaran adalah sementara dan
pemulihan secara cepat sesudah dihentikan kerja ditempat yang bising. Bila

kerja terus menerus ditempat yang bising ini akan berakibat hilang daya
dengar yang menetap dan tidak akan pulih kembali, biasanya dimulai pada
frekuensi sekitar 4000Hz dan khirnya untuk percakapan biasa sudah tidak
terdengar lagi. Nilai ambang batas untuk kebisingan adalah 85 dB, padanilai
tersebut menerima kebisingan kurang dari delapan jam tidak akan
mengakibatkan kerusakan pada pendengaran.
4. Kadar debu
Debu adalah pertikel-petikel zat padat yang disebabkan oleh kekuatankekuatan

alami

atau

mekanis

seperti

pengolahan,

penghancuran,

penglembutan, pengepakan yang cepat, peledakan dan lain-lain dari bahanbahan organik maupun non organik misal batu, kayu, biji logam, dan
sebagainya.
Kadar debu diudara dipengaruhi oleh berbagai faktor, antara lain iklim, pola
peredaran udara (angin) disuatu ruangan dan lingkungan disekitar sistem
kerja lainnya. Debu yang berlebihan dapat mengganggu pernafasan dan
penglihatan sehingga akan menimbulkan penyakit yang membahayakan
pekerja.
Debu-debu yang hanya mengganggu kenikmatan kerja adalah debu yang
tidak berakibat fibrosis pada paru-paru, melainkan berpengaruh sangat sedikit
atau tidak sama sekali pada penghirupan normal. Kadar-kadar yang
berlebihan dari debu yang biasanya tidak berakibat sakit ini dapat mengurangi
penglihatan (oksida besi), menyebabkan endapan tidak menyenangkan pada
mata, hidung, dan telinga (debu semen), atau berakibat kerusakan pada kulit
oleh efek kimiawi atau mekanis atau juga oleh cara pembersihan.
Debu juga memiliki ukuran yang berbeda-beda. Debu ukuran 5-10 mikron
akan tertahan pada jalan pernafasan bagian atas, debu ukuran 3-5 mikron
ditahan oleh bagian tengah pernafasan. Partikel-partiken yang besarnya
antara1dan 3mikron akan ditempatkan langsung kepermukaan alviolo, oleh
karena itu debu ukuran ini tidak mengendap. Apabila banyak debu disekitar
kita maka pada akhirnya akan mengganggu pernafasan kita juga dapat

merusak peralatan yang sensitif terhadap debu. Baku mutu debu yang
dijinkan di Indonesia adalah 0,2 mg/m, sedangkan di Amerika 2,28 mg/m.
5. Sirkulasi Udara
Oksigen sangat dibutuhkan oleh makhluk hidup terutama untuk menjaga
kelangsungan hidupnya, yaitu untuk proses metabolisme dalam tubuh. Udara
disekitarkita dikatakan kotor apabila kadar oksigen dalam udara tersebut telah
kurang dan bercampur dengan gas-gas yang berbahaya bagi kesehatan.
Udara kotor ini akan mengakibatkan terjadinya gangguan pernafasan
sehingga akan mempercepat terjadinya proses kelelahan.

Untuk mengatasi pencemaran udara dalam lingkungan kerja, kita harus


mengerti tentang sirkulasi udara yang baik, sehingga udara yang kotor dapat
diganti dengan udara yang segar dan bersih, yang biasanya dilakukan
dengan melalui ventilasi atau cendela. Ventilasi dan cendela yang cukup
tentunya akan menjadikan ruangan dipenuhi oleh udara yang segar sehingga
proses kelelahan terhadap orang yang berada diruangan tersebut dapat
terjadi.
6. Warna Ruangan
Warna dari ruangan bekerja sangat berpengaruh terhadap kemampuan mata
untuk melihat objek selain itu juga warna ruangan memberikan dampak
psikologis bagi para pekerja. Permainan arna tentunya akan memberikan
kesan tersendiri pada ruangan sehingga dalam mewarnai atau mengecat
suatu ruangan kita melihat luas ruangan, posisi dari ruangan serta fungsi dari
ruangan- ruangan yang sempit sebaiknya menggunakan warna yang
memberika kesan luas dan lega misalnya warna krem.
Dalam keadaan ruangan terasa sempit, warna yang sesuai ini secara
psikologis akan menguntungkan yang disebabkan karena ruangan yang
sempit cenderung akan menimbulkan ketegangan.

7. Bau-bauan
Adanya bau-bauan di sekitar tempat kerja dapat dianggap sebagai
pencemaran, apalagi kalau bau-bauan tersebut sedemikian rupa sehingga
dapat mengganggu konsentrasi bekerja. Lebih jauh lagi, bau-bauan yang
terjadi terus menerus bisa mempengaruhi kepekaan penciuman.

Anda mungkin juga menyukai