Scribd Logo
Unggah

Selamat datang di Scribd!

  • Yunda Ayu Kristanti (E1r112082) .Uts - Metode Penelitian

    Diunggah oleh

    Dyrmay Anthy
    6 tayangan15 halaman
    1 Pengantar Grup Misalkan Grup dihedral order 8 Tabel operasi atau tabel Cayley Tertutup Identitas Invers Komutatif, abelian Asosiatif Grup Dihedral Dn disebut grup dihedral order 2n, juga disebut grup simetri n-gon biasa. Plane symmetry Symmetron Grup simetri Refleksi melalui garis L Grup rotasi siklik order n 2 Grup Definisi dan Contoh Grup Definisi Operasi Biner Misalkan G adalah suatu himpunan. Operasi biner pada himpunan G adalah suatu fungsi yang memasangkan setiap pasangan terurut unsur-unsur di G ke unsur di G. Definisi Grup Misalkan G himpunan tidak kosong bersama dengan operasi biner (biasanya disebut perkalian) yang memasangkan setiap pasangan terurut (a, b) unsur-unsur dari G ke unsur dari G dinotasikan dengan ab. G disebut grup dengan operasi tersebut jika tiga sifat berikut dipenuhi. Asosiatif Operasi bersifat asosiatif, yaitu (ab) c = a (bc) untuk setiap a, b, c anggota G. Identitas Ada elemen e (disebut identitas) dalam G, sehingga ae = ea = a untuk setiap a anggota G. Invers Untuk setiap a anggota G, terdapat elemen b anggota G (disebut invers dari a) sedemikian rupa sehingga ab = ba = e. Suatu himpunan yang memenuhi ketiga sifat di atas, di mana setiap pasangan elemen yang dikombinasikan menghasilkan elemen yang tetap berada dalam himpunan tersebut disebut memenuhi kondisi tertutup (closure). Pastikan untuk memeriksa sifat tertutup ketika menguji suatu himpunan termasuk grup atau bukan. Sebagai catatan tambahan, jika a adalah invers dari b maka b adalah juga invers dari a. Jika suatu grup memenuhi sifat ab = ba untuk setiap pasangan unsur a dan b, maka grup tersebut Abelian. Jika sebaliknya disebut non-Abelian. Contoh 1 Himpunan bilangan bulat Z (berasal dari bahasa Jerman yang berarti Zahlen), himpunan bilangan rasional Q (quotient), dan himpunan bilangan real R semuanya merupakan grup dengan operasi penjumlahan biasa. Identitas dari masing-masing grup tersebut adalah 0 dan invers dari a adalah –a. Contoh 2 Himpunan bilangan bulat dengan operasi perkalian biasa bukanlah grup. 1 adalah identitas, namun sifat ke-3 suatu Grup tidak terpenuhi. Misalnya, tidak ada bilangan b sehingga 5b = 1 Contoh 3 Himpunan bagian {1, - 1, i, -i} dari bilangan kompleks adalah grup terhadap perkalian kompleks. -1 adalah invers bagi dirinya sendiri, sedangkan invers i adalah -i begitupun sebaliknya. Contoh 4 Himpunan bilangan rasional positif Q+ adalah grup terhadap perkalian biasa. Invers dari a adalah 1/a = a-1 Contoh 5 S adalah himpunan bilangan irasional positif dan bilangan 1 dengan operasi perkalian yang memenuhi tiga sifat yang diberikan dalam definisi suatu grup tetapi bukan grup. √2 . √2=2, jadi S tidak tertutup terhadap operasi perkalian. Contoh 6 Diketahui matriks 2 x 2 [■(a&b@c&d)]. Himpunan semua matriks 2 x 2 dengan unsur bilangan riil adalah grup dengan operasi penjumlahan componentwise. [■(a_1&b_1@c_1&d_1 )]+[■(a_2&b_2@c_2&d_2 )]=[■(a_1+a_2&b_1+b_2@c_1+c_2&d_1+d_2 )] Identitas matrix adalah [■(0&0@0&0)] dan invers dari [■(a&b@c&d)] adalah [■(-a&-b@-c&-d)] Contoh 7 Himpunan Zn = {0, 1, …., n – 1} untuk n ≥ 1 adalah grup dengan operasi penjumlahan modulo n. Untuk setiap j > 0 dalam Zn, invers dari j adalah n – j. Grup ini disebut grup bilangan bulat modulo n. Contoh 8 R* himpunan bilangan riil bukan nol adalah grup terhadap perkalian biasa. Identitasnya adalah 1. Invers a adalah 1 / a. Contoh 9 Determinan martiks 2x2 [■(a&b@c&d)] adalah ad - bc. Jika A adalah matriks 2x2, det A berarti determinan A.Himpunan GL (2, R) = ├ ├ {[■(a&b@c&d)]┤┤|a,b,c,d∈R,ad-bc≠0} Matriks 2x2 dengan anggota nyata dan determinan bukan nol adalah kelompok non-Abelian metode operasi [■(a_1&b_1@c_1&d_1 )][■(a_2&b_2@c_2&d_2 )]=[■(a_1 a_2+b_1 c_2&a_1 b_2+b_1 d_2@c_1 a_2+d_1 c_2&c_1 b_2+d_1 d_2 )] Contoh 10 Himpunan matriks 2x2 dengan anggota bilangan real bukanlah kelompok metode operasi yang didefinisikan pada contoh 9. invers tidak ada saat

    Judul Asli

    Yunda Ayu Kristanti (e1r112082).Uts_metode Penelitian

    Hak Cipta

    © © All Rights Reserved

    Format Tersedia

    DOCX, PDF, TXT atau baca online dari Scribd

    Apakah menurut Anda dokumen ini bermanfaat?

    Apakah konten ini tidak pantas?

    Laporkan Dokumen Ini
    1 Pengantar Grup Misalkan Grup dihedral order 8 Tabel operasi atau tabel Cayley Tertutup Identitas Invers Komutatif, abelian Asosiatif Grup Dihedral Dn disebut grup dihedral order 2n, juga disebut grup simetri n-gon biasa. Plane symmetry Symmetron Grup simetri Refleksi melalui garis L Grup rotasi siklik order n 2 Grup Definisi dan Contoh Grup Definisi Operasi Biner Misalkan G adalah suatu himpunan. Operasi biner pada himpunan G adalah suatu fungsi yang memasangkan setiap pasangan terurut unsur-unsur di G ke unsur di G. Definisi Grup Misalkan G himpunan tidak kosong bersama dengan operasi biner (biasanya disebut perkalian) yang memasangkan setiap pasangan terurut (a, b) unsur-unsur dari G ke unsur dari G dinotasikan dengan ab. G disebut grup dengan operasi tersebut jika tiga sifat berikut dipenuhi. Asosiatif Operasi bersifat asosiatif, yaitu (ab) c = a (bc) untuk setiap a, b, c anggota G. Identitas Ada elemen e (disebut identitas) dalam G, sehingga ae = ea = a untuk setiap a anggota G. Invers Untuk setiap a anggota G, terdapat elemen b anggota G (disebut invers dari a) sedemikian rupa sehingga ab = ba = e. Suatu himpunan yang memenuhi ketiga sifat di atas, di mana setiap pasangan elemen yang dikombinasikan menghasilkan elemen yang tetap berada dalam himpunan tersebut disebut memenuhi kondisi tertutup (closure). Pastikan untuk memeriksa sifat tertutup ketika menguji suatu himpunan termasuk grup atau bukan. Sebagai catatan tambahan, jika a adalah invers dari b maka b adalah juga invers dari a. Jika suatu grup memenuhi sifat ab = ba untuk setiap pasangan unsur a dan b, maka grup tersebut Abelian. Jika sebaliknya disebut non-Abelian. Contoh 1 Himpunan bilangan bulat Z (berasal dari bahasa Jerman yang berarti Zahlen), himpunan bilangan rasional Q (quotient), dan himpunan bilangan real R semuanya merupakan grup dengan operasi penjumlahan biasa. Identitas dari masing-masing grup tersebut adalah 0 dan invers dari a adalah –a. Contoh 2 Himpunan bilangan bulat dengan operasi perkalian biasa bukanlah grup. 1 adalah identitas, namun sifat ke-3 suatu Grup tidak terpenuhi. Misalnya, tidak ada bilangan b sehingga 5b = 1 Contoh 3 Himpunan bagian {1, - 1, i, -i} dari bilangan kompleks adalah grup terhadap perkalian kompleks. -1 adalah invers bagi dirinya sendiri, sedangkan invers i adalah -i begitupun sebaliknya. Contoh 4 Himpunan bilangan rasional positif Q+ adalah grup terhadap perkalian biasa. Invers dari a adalah 1/a = a-1 Contoh 5 S adalah himpunan bilangan irasional positif dan bilangan 1 dengan operasi perkalian yang memenuhi tiga sifat yang diberikan dalam definisi suatu grup tetapi bukan grup. √2 . √2=2, jadi S tidak tertutup terhadap operasi perkalian. Contoh 6 Diketahui matriks 2 x 2 [■(a&b@c&d)]. Himpunan semua matriks 2 x 2 dengan unsur bilangan riil adalah grup dengan operasi penjumlahan componentwise. [■(a_1&b_1@c_1&d_1 )]+[■(a_2&b_2@c_2&d_2 )]=[■(a_1+a_2&b_1+b_2@c_1+c_2&d_1+d_2 )] Identitas matrix adalah [■(0&0@0&0)] dan invers dari [■(a&b@c&d)] adalah [■(-a&-b@-c&-d)] Contoh 7 Himpunan Zn = {0, 1, …., n – 1} untuk n ≥ 1 adalah grup dengan operasi penjumlahan modulo n. Untuk setiap j > 0 dalam Zn, invers dari j adalah n – j. Grup ini disebut grup bilangan bulat modulo n. Contoh 8 R* himpunan bilangan riil bukan nol adalah grup terhadap perkalian biasa. Identitasnya adalah 1. Invers a adalah 1 / a. Contoh 9 Determinan martiks 2x2 [■(a&b@c&d)] adalah ad - bc. Jika A adalah matriks 2x2, det A berarti determinan A.Himpunan GL (2, R) = ├ ├ {[■(a&b@c&d)]┤┤|a,b,c,d∈R,ad-bc≠0} Matriks 2x2 dengan anggota nyata dan determinan bukan nol adalah kelompok non-Abelian metode operasi [■(a_1&b_1@c_1&d_1 )][■(a_2&b_2@c_2&d_2 )]=[■(a_1 a_2+b_1 c_2&a_1 b_2+b_1 d_2@c_1 a_2+d_1 c_2&c_1 b_2+d_1 d_2 )] Contoh 10 Himpunan matriks 2x2 dengan anggota bilangan real bukanlah kelompok metode operasi yang didefinisikan pada contoh 9. invers tidak ada saat

    Hak Cipta:

    © All Rights Reserved
    Unduh sebagai DOCX, PDF, TXT atau baca online dari Scribd
    Tandai sebagai konten tidak pantas
    6 tayangan15 halaman

    Yunda Ayu Kristanti (E1r112082) .Uts - Metode Penelitian

    Diunggah oleh

    Dyrmay Anthy
    1 Pengantar Grup Misalkan Grup dihedral order 8 Tabel operasi atau tabel Cayley Tertutup Identitas Invers Komutatif, abelian Asosiatif Grup Dihedral Dn disebut grup dihedral order 2n, juga disebut grup simetri n-gon biasa. Plane symmetry Symmetron Grup simetri Refleksi melalui garis L Grup rotasi siklik order n 2 Grup Definisi dan Contoh Grup Definisi Operasi Biner Misalkan G adalah suatu himpunan. Operasi biner pada himpunan G adalah suatu fungsi yang memasangkan setiap pasangan terurut unsur-unsur di G ke unsur di G. Definisi Grup Misalkan G himpunan tidak kosong bersama dengan operasi biner (biasanya disebut perkalian) yang memasangkan setiap pasangan terurut (a, b) unsur-unsur dari G ke unsur dari G dinotasikan dengan ab. G disebut grup dengan operasi tersebut jika tiga sifat berikut dipenuhi. Asosiatif Operasi bersifat asosiatif, yaitu (ab) c = a (bc) untuk setiap a, b, c anggota G. Identitas Ada elemen e (disebut identitas) dalam G, sehingga ae = ea = a untuk setiap a anggota G. Invers Untuk setiap a anggota G, terdapat elemen b anggota G (disebut invers dari a) sedemikian rupa sehingga ab = ba = e. Suatu himpunan yang memenuhi ketiga sifat di atas, di mana setiap pasangan elemen yang dikombinasikan menghasilkan elemen yang tetap berada dalam himpunan tersebut disebut memenuhi kondisi tertutup (closure). Pastikan untuk memeriksa sifat tertutup ketika menguji suatu himpunan termasuk grup atau bukan. Sebagai catatan tambahan, jika a adalah invers dari b maka b adalah juga invers dari a. Jika suatu grup memenuhi sifat ab = ba untuk setiap pasangan unsur a dan b, maka grup tersebut Abelian. Jika sebaliknya disebut non-Abelian. Contoh 1 Himpunan bilangan bulat Z (berasal dari bahasa Jerman yang berarti Zahlen), himpunan bilangan rasional Q (quotient), dan himpunan bilangan real R semuanya merupakan grup dengan operasi penjumlahan biasa. Identitas dari masing-masing grup tersebut adalah 0 dan invers dari a adalah –a. Contoh 2 Himpunan bilangan bulat dengan operasi perkalian biasa bukanlah grup. 1 adalah identitas, namun sifat ke-3 suatu Grup tidak terpenuhi. Misalnya, tidak ada bilangan b sehingga 5b = 1 Contoh 3 Himpunan bagian {1, - 1, i, -i} dari bilangan kompleks adalah grup terhadap perkalian kompleks. -1 adalah invers bagi dirinya sendiri, sedangkan invers i adalah -i begitupun sebaliknya. Contoh 4 Himpunan bilangan rasional positif Q+ adalah grup terhadap perkalian biasa. Invers dari a adalah 1/a = a-1 Contoh 5 S adalah himpunan bilangan irasional positif dan bilangan 1 dengan operasi perkalian yang memenuhi tiga sifat yang diberikan dalam definisi suatu grup tetapi bukan grup. √2 . √2=2, jadi S tidak tertutup terhadap operasi perkalian. Contoh 6 Diketahui matriks 2 x 2 [■(a&b@c&d)]. Himpunan semua matriks 2 x 2 dengan unsur bilangan riil adalah grup dengan operasi penjumlahan componentwise. [■(a_1&b_1@c_1&d_1 )]+[■(a_2&b_2@c_2&d_2 )]=[■(a_1+a_2&b_1+b_2@c_1+c_2&d_1+d_2 )] Identitas matrix adalah [■(0&0@0&0)] dan invers dari [■(a&b@c&d)] adalah [■(-a&-b@-c&-d)] Contoh 7 Himpunan Zn = {0, 1, …., n – 1} untuk n ≥ 1 adalah grup dengan operasi penjumlahan modulo n. Untuk setiap j > 0 dalam Zn, invers dari j adalah n – j. Grup ini disebut grup bilangan bulat modulo n. Contoh 8 R* himpunan bilangan riil bukan nol adalah grup terhadap perkalian biasa. Identitasnya adalah 1. Invers a adalah 1 / a. Contoh 9 Determinan martiks 2x2 [■(a&b@c&d)] adalah ad - bc. Jika A adalah matriks 2x2, det A berarti determinan A.Himpunan GL (2, R) = ├ ├ {[■(a&b@c&d)]┤┤|a,b,c,d∈R,ad-bc≠0} Matriks 2x2 dengan anggota nyata dan determinan bukan nol adalah kelompok non-Abelian metode operasi [■(a_1&b_1@c_1&d_1 )][■(a_2&b_2@c_2&d_2 )]=[■(a_1 a_2+b_1 c_2&a_1 b_2+b_1 d_2@c_1 a_2+d_1 c_2&c_1 b_2+d_1 d_2 )] Contoh 10 Himpunan matriks 2x2 dengan anggota bilangan real bukanlah kelompok metode operasi yang didefinisikan pada contoh 9. invers tidak ada saat

    Hak Cipta:

    © All Rights Reserved
    Unduh sebagai DOCX, PDF, TXT atau baca online dari Scribd
    Tandai sebagai konten tidak pantas
    dari 15

    TUGAS UTS

    METODOLOGI PENELITIAN

    OLEH :
    YUNDA AYU KRISTANTI (E1R112082)

    PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA


    FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
    UNIVERSITAS MATARAM
    2015

    TUGAS METODOLOGI PENELITIAN REGULER SORE KELAS B.


    1. Pilihlah satu skripsi PTK, eksperimen, atau exkspost facto
    2. Lakukan analisis terhadap sistematika penulisan :
    a. Sistematika penulisan kutipannya
    b. Hierarki, susunannya
    c. Paragraph
    d. Daftar tabel, dan gambar
    e. Daftar pustaka
    f. Penomeran
    g. Inden
    3. Bab. 1. Latar Belakang
    a. Hierarki masalah, identifikasi masalah, urgensi masalah
    b. Kesesuaian masalah dengan rencana solusi
    c. Ketunggalan solusi
    4. Bab 11. Kajian Pustaka
    a. Kecukupan referensi (4 buku dalam negeri, 2 buku luar negeri).
    b. Kesesuaian definisi konseptual dengan devinisi operasional variable
    c. Kesesuaian indikator variable dengan definisi variable
    d. Rasionalitas kerangka pikir
    5. Bab III. Metodologi
    a. Kesesuaian desain atau jenis penelitian dengan tujuan penelitian
    b. Kesesuaian tujuan dengan teknik pengumpulan data dan instrument
    c. Kesesuaian tujuan penelitian dengan teknik analisis data.
    1. Analisis ini dilakukan terhadap sebuah skripsi yang berjudul
    PENERAPAN PEMBELAJARAN SAVI (SOMATIS AUDITORI VISUAL
    INTELEKTUAL) PADA MATERI DALIL PHYTAGORAS UNTUK MENINGATAN
    AKTIVITAS DAN PRESTASI BELAJAR SISWA KELAS VIII6 SMPN 7 MATARAM
    TAHUN PELAJARAN 2006/2007
    2. Analisis terhadap :
    a. Sistematika penulisan kutipannya
    Melakukan pengutipan terhadap hak cipta orang lain adalah suatu hal yang sangat
    penting untuk diperhatikan, kesalahan dalam melakukan kegiatan ini dalam
    membut suatu karya tulis dapat berujung pada tindak criminal dan dapat
    berurusan dengan hukum. Skripsi adalah salah satu karya tulis ilmiah yang dibuat
    oleh mahasiswa sebagai syarat untuk mendapatkan gelar sarjana. Dalam

    pembutannya skripsi banyak membutuhkan berbagai macam sumber dan teori


    yang telah ditemukan diciptakan oleh orang lain.
    Dalam melakukan pengutipan terhadap pendapat atau tulisan orang lain memiliki
    aturan yang sangat ketat.
    Berikut ini adalah kesalahan-kesalahan yang terdapat dalam skripsi yang berjudul
    PENERAPAN PEMBELAJARAN SAVI (SOMATIS AUDITORI VISUAL
    INTELEKTUAL) PADA MATERI DALIL PHYTAGORAS UNTUK
    MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN PRESTASI BELAJAR SISWA KELAS
    VIII SMPN 7 MATARAM TAHUN PELAJARAN 2006/2007 ditinjau dari
    6

    sistematika penulisan kutipan.


    Tabel 2.1
    No
    1

    Kesalahan
    koreksi
    Pengutipan dilakukan secara copy Menurut Dr. Hari Suprianto dalam
    paste langsung pendapat para

    kulyahnya seminar pendidikan

    ahli, yang diambil dari buku-buku matematika mengatakan bahwa


    ahli tersebut.

    mengutip pendapat para pakar


    bukan berarti mengcopy paste
    tulisan para pakar tersebut dari
    bukunya, melainkan dengan
    memberikan kesimpulan dengan
    kata-kata sendiri terhadap isi

    Penulisan nama tahun dan

    kutipan tersebut.
    Nama, tahun dan halaman tempat

    halaman pada akhir pengutipan

    kita mengutip ditulis diakhir

    pendapat orang lain didahului

    kalimat yang dikutip tanpa

    oleh tanda titik pada akhir kalimat didahului oleh tanda titik.
    kutipan. (halaman: 25)

    b. Hierarki (urutan)
    Hierarki atau urutan penulisan skripsi tersebut telah mengikuti kaidah atau aturan
    yang ditentukan dalam penulisan karya ilmiah.
    c. Paragraph
    Penyusunan paragraph yang penulis terapkan dalam skripsi ini telas sesuai dan
    mengikuti beberapa referensi penulisan karya ilmiah yang ada. Sehingga untuk
    penyusunan paragraph tidak ditemukan adanya kesalahan.
    d. Daftar tabel, gambar
    Dalam skripsi ini tidak ditemukan adanya kesalahan dalam penulisan daftar tabel
    dan daftar gambar. Pembuatan daftar tabel dan daftar gambar oleh penulis telah
    dibuat sesuai dengan aturan. Sebagaimana yang diuraikan dalam buku Menulis
    Artikel dan Karya Ilmiah oleh Totok Djuroto bahwa daftar tabel berupa pemuatan
    judul-judul dari tabel-tabel (jika ada), yang dipakai untuk melengkapi data dalam
    tulisan karya ilmiah.
    Begitupun dengan daftar gambar, penulisan daftarnya sama dengan penulisan
    daftar tabel.
    e. Daftar pustaka
    Dari hasil analisis terhadap jumlah referensi yang menjadi rujukan dalam
    penulisan skripsi ini jumlah sumber rujukan dalam uraian skripsi sama dengan
    yang penulis tuliskan dalam daftar pustaka. Dengan demikian tidak ditemukan
    adanya kesalahan dalam penulisan daftar pustaka ditinjau dari kevalidannya.

    Dari sistematika penulisan daftar pustaka penulis telah mengikuti aturan baku
    dalam penulisan daftar pustaka sesuai dengan Pedoman Umum Ejaan Bahasa
    Indonesia yang Disempurnakan.
    f. Penomoran
    Sistematika penomoran yang digunakan oleh penulis dalam skripsi ini
    memudahkan pembaca, sehingga tidak ada masalah atau kesalahan dalam hal
    penomoran.
    g. inden
    inden atau tata letak permulaan paragraph dalam sebuah karya tulis memiliki
    peranan yang tidak kalah penting, karena dengan inden yang baik maka sebuah
    karya tulis ilmiah akan tampak resmi dan mudah dipahami oleh orang lain yang
    menggunakannya. Inden dalam skripsi ini tidak terdapat kesalahan, penulis benarbenar memperhatikan dngan baik tata letak permulaan setiap paragraphnya.

    3. Analisis terhadap BAB. I. Latar Belakang


    a. Hierarki masalah, identifikasi masalah, urgensi masalah
    1) Hierarki masalah
    Tabel 3.1
    No
    1

    Kesalahan
    Kronologi masalah yang penulis

    koreksi
    Susunan yang tepat untuk

    konstruksi dalam latar belakang

    mengkontruksi masalah dalam

    terdapat keterbalikan alur, pada

    penelitian dapat digunakan

    bagian awal terlebih dahulu penulis

    hubungan sebab akibat, sehingga

    menguraikan bahwa nilai hasil ujian

    alur masalah lebih mudah dipahami

    semester siswa kelas VIII6 masih

    oleh pembaca. Konstruksi menjadi

    rendah, kemudian pada uraian

    akibat dari rendahnya aktivitas

    selanjutnya penulis menguraikan

    belajar siswa di dalam kelas maka

    tentang rendahnya aktivitas siswa

    berakibat pada rendahnya prestasi

    dalam pembelajaran matematika. Di

    belajar siswa.

    sini tampaknya ada pelemahan urutan


    terbentuknya masalah dalam
    2

    penelitian ini.
    Dalam latar belakang penulis

    Di sini sulit dipahami, mana

    menuliskan sebagai berikut kesulitan

    sebenarnya yang menjadi gagasan

    siswa dalam mengerti dan memahami

    konstruksi masalah dalam penelian

    materi dalil pythagoras salah satunya

    penulis.
    Penulis hendaknya menyusun

    disebabkan karena kurangnya


    kalimat tersebut sebagaimana
    pemahaman siswa dalam menerapkan
    hierarki yang sesuai sehingga
    dalil pythagoras antara lain dalam
    mudah untuk dimengerti.
    menyelesaikan soal-soal bangun
    datar, bangun datar dan dalam
    kehidupan sehari-hari. (halaman: 4)

    2) Identifikasi masalah
    Tabel 3.2
    No
    1

    Kesalahan
    Pada latar belakang penulis

    koreksi
    Untuk mengkonstruksi sebuah

    mengkonstruksi sebuah masalah yang masalah yang kuat dalam penelitian


    didasarkan pada nilai siswa hasil

    harus didukung oleh data yang

    ujian semester 1. Konstruksi yang

    aktual dan faktual.

    dikronologikan oleh penulis tidak


    memiliki dasar yang kuat, penulis
    menyatakan bahwa nilai rata-rata
    siswa kelas VIII6 masih berada
    dibawah nilai standar, namun penulis
    2

    tidak merincikan standar nilai.


    Penulis dalam merumusan masalah

    Perumusan masalah dalam sebuah

    pertama menggunakan kalimat

    penelitian hendaknya menggunakan

    apakah dengan penerapan

    kalimat Tanya atau argumentasi

    pembelajaran SAVI dapat

    yang lebih kritis.

    meningkatkan aktivitas belajar siswa


    pada materi dalil Pythagoras pada
    siswa kelas VIII6 SMPN 7 Mataram
    tahun pelajaran 2006/2007.
    3

    Rumusan masalah kedua yang

    Rumusan masalah yang kedua ini

    penulis rumuskan adalah apakah

    penulis rumusan hanya untuk

    dengan penerapan pembelajaran

    mewakili prestasi belajar siswa

    SAVI dapat meningkatkan prestasi

    pada materi Pythagoras, sedangkan

    belajar siswa pada materi dalil

    masalah yang penulis konstruksi

    Pythagoras pada siswa kelas VIII6

    didasaran pada rata-rata nilai

    SMPN 7 Mataram tahun pelajaran

    matematika hasil ujian semester I.

    2006/2007
    Penulis menguraikan bahwa prestasi

    di sini timbul kesenjangan


    Penulis harus dapat memberikan

    belajar siswa dalam bidang

    deskripsi yang jelas dan dapat

    matematika pada kelas VIII6 masih

    mendukung rumusan masalah yang

    rendah dibandingkan dengan kelas-

    akan diambilnya. Oleh karena itu

    kelas yang lain. Kemudian pada

    latar belakang yang diuraikan harus

    rumusan masalah penulis

    menjadi dasar bagi kuatnya

    merumuskan bahwa akan

    rumusan masalah yang akan

    menerapkan pembelajaran SAVI pada

    diambilnya.

    materi Pythagoras. Di sini tidak ada


    alasan yang begitu kuat untuk
    mendukung kekuatan rumusan
    masalah yang penulis ambil.
    3) Urgensi masalah
    Tabel 3.3
    No
    1

    Kesalahan
    Dilihat dari uraian konstruksi

    koreksi
    Penulis mengambil rumusan

    masalah penulis tidak

    masalah seperti yang tertulis dalam

    mengindikasikan adanya sesuatu

    skripsi tersebut dan kemudian

    yang sifatnya mendesak (urgent),

    rumusan masalah itu membuat

    penelitian yang penulis deskripsikan

    penelitian yang akan dilakukan

    hanya merujuk pada prestasi belajar

    menjadi sesuatu yang urgent atau

    yang rendah. Kemudian berdasarkan

    mendesak jika penulis melengkapi

    percakapan dengan salah seorang

    uraian masalah yang ada dengan

    guru matematika Sekolah tersebut

    suasana yang mengindikasikan

    bahwa materi Pythagoras adalah

    adanya urgenitas dari materi

    materi yang sulit dipahami oleh

    Pythagoras bagi siswa, baik itu

    siswa. Dan tidak terlihat bahwa

    untuk saat ini maupun untuk masa

    bagian ini menjadi sesuatu yang

    yang akan datang dalam hal ini

    urgen.

    adalah jenjang pendidikan yang


    lebih tinggi.

    b. Kesesuaian masalah dengan rencana solusi


    Masalah yang dirumuskan oleh penulis yaitu:
    1. Apakah dengan penerapan pembelajaran SAVI dapat meningkatkan
    aktivitas belajar siswa pada materi dalil pythgoras pada siswa kelas
    VIII6 SMPN 7 Mataram tahun pelajaran 2006/2007.
    2. Apakah dengan penerapan pembelajaran SAVI dapat meningkatkan
    prestasi belajar siswa pada materi dalil Pythagoras pada siswa kelas
    VIII6 SMPN 7 Mataram tahun pelajaran 2006/2007.
    Kedua masalah yang dirumuskan oleh peneliti ini terjawab dengan
    baik dalam pembahasan hasil penelitian. Dan hal tersebut dibuktikan
    dengan bukti-bukti berupa lampiran-lampiran lembar aktivitas siswa
    dan lain-lain. Dengan demikian tidak terdapat kesenjangan pada
    bagian ini.
    c. Ketunggalan solusi
    Uraian masalah dan solusi yang diberikan oleh penulis dalam kerangka berpikir
    menunjukkan bahwa antara masalah yang dirumuskan serta solusi yang
    ditawarkan adalah relevan, artinya solusi yang ditawarkan oleh penulis dalam hal

    ini adalah pembelajaran SAVI pada materi Pythagoras menunjukkan relevansi


    yang cukup baik. Karena dari deskripsi kelemahan belajar siswa yang ada yaitu
    siswa pasif dan guru lebih banyak mendominasi kegiatan belajar dalam kelas.
    4. Analisis terhadap BAB II Kajian Pustaka
    a. Kecukupan Referensi (4 buku dalam negeri dan 2 buku luar negeri)
    Referensi yang digunakan oleh penulis dapat terdaftar dalam daftar pustaka, dari
    daftar pustaka yang ada dalam skripsi tersebut suluruhnya ada 13 buku. Dari
    ketiga belas buku itu 12 diantaranya adalah buku local (dalam negeri) dan 1 buah
    buku luar negeri.
    Berdasarkan ketentuan yang ada dalam analisis ini, referensi dikatakan cukup jika
    sekurang-kurangnya menggunakan 4 buku dalam negeri dan 2 buku luar negeri.
    Dengan demikian dari kecukupan referensinya untuk referensi buku dalam negeri
    sudah sangat cukup, sedangkan untuk referensi buku luar negeri penulis masih
    kurang.
    b. Kesesuaian Definisi Konseptual Dengan Definisi Operasional Variabel
    Dalam skripsi ini penulis tidak memisahkan jenis-jenis variabel dalam
    penelitiannya, sehingga untuk melihat definisi dari masing-masing variabel dalam
    penelitian tersebut sulit untuk dilakukan.
    Jika merujuk pada BAB III dalam skripsi tersebut, penulis menuliskan Faktor
    Yang Diselidiki ada 2 yaitu faktor siswa dan faktor guru. Dari faktor siswa itu
    sendiri kemudian yang diselidiki adalah aktivitas dan prestasi belajar siswa
    dengan pembelajaran SAVI pada materi dalil Pythagoras. Sedangkah dari faktor
    guru yang diteliti adalah kegitan guru selama proses pembelajaran dengan
    menerapkan pembelajaran SAVI.

    Untuk Penelitian Tindakan Kelas hendaknya variabel-variabel penelitiannya


    dirincikan dengan jelas. Tidak secara tersirat, sehingga untuk melihat definisi baik
    itu konseptual maupun operasionalnya mudah dilakukan.
    Jika yang dimaksud dengan variabel bebas dalam penelitian ini adalah kegiatan
    pembelajaran SAVI dan variabel terikatnya adalah aktivitas dan prestasi belajar
    siswa, berdasarkan uraian yang dituliskan oleh penulis maka analisis terhadap
    masing-masing variabel tesebut adalah sebagai berikut:
    c. Kesesuaian Indikator Variabel Dengan Definisi Variabel
    Walaupun variabel-variabel penelitian tidak dijelaskan secara rinci yaitu dalam
    bentuk variabel bebas dan variabel terikat serta variabel control oleh penulis,
    namun demikian variabel-variabel tersebut masih dapat dilihat dari faktor-faktor
    yang diteliti dalam penelitian tersebut, yaitu aktivitas belajar siswa dan prestasi
    belajar siswa serta pembelajaran SAVI.
    Tabel: 4.1
    N
    o
    1

    Variabel
    Variabel Bebas
    (pembelajaran SAVI)

    Variabel Terikat
    (prestasi belajar siswa)

    Variabel Kontrol

    Indikator

    Menimbulkan suatu hasil yang berupa

    prestasi belajar siswa


    Keterlaksanaannya mempengaruhi variabel

    terikat.
    Suatu akibat dari terlaksananya variabel

    bebas.
    Keberadaannya sangat tergantung pada

    variabel bebas yaitu pembelajaran SAVI


    Faktor luar yang mempengaruhi variabel
    terikat dalam hal ini adalah penulis

    membaginya menjadi dua yaitu faktor


    intern, dan faktor ekstern.

    d. Rasionalitas Kerangka Pikir


    Kerangka pikir yang penulis kontruksi terlaksana dengan baik melalui kegiatan
    pembelajaran di kelas.
    Penulis menguraikan bahwa aktivitas belajar siswa sebelumnya rendah, kemudian
    melalui kegiatan pembelajaran SAVI yang dilaksanakan oleh penulis selama
    kegiatan penelitian aktivitas siswa meningkat, hal itu dapat dilihat dari lembarlembar hasil observasi terhadap aktivitas siswa.
    Demikianpula halnya dengan prestasi belajar siswa, dari masalah yang ada
    kemudian direkomendasikan sebuah solusi yaitu pembelajaran SAVI dari hasil
    kegiatan belajar yang dibuktikan dengan nilai-nilai siswa menunjukkan adanya
    peningkatan dalam setiap tahapan.
    Jadi secara keseluruhan antara kerangka pikir yang dibuat oleh penulis dengan
    praktik yang terjadi menunjukkan kesesuaian.
    5. Analisis terhadap BAB III Metodologi
    a. Kesesuaian Desain Atau Jenis Penelitian Dengan Tujuan Penelitian
    Penelitian yang dilakukan oleh peneliti dalam skripsi ini berjenis Penelitian
    Tindakan Kelas jika dilihat dari tujuan yang akan dicapai dari penelitian ini yaitu
    untuk meningkatkan aktivitas dan prestasi belajar siswa, maka sesuai dengan
    karakteristiknya Penelitian Tindakan Kelas adalah pilihan yang tepat.
    b. Kesesuaian Tujuan Dengan Teknik Pengumpulan Data Dan Instrumen
    Kesesuaian antara tujuan dengan teknik dan instrument pengumpulan data dapat
    dilihat pada tabel 5.1 di bawah ini
    Tabel 5.1
    N
    o

    Tujuan Penelitian

    Teknik
    Pengumpulan

    Instrumen
    Yang

    koreksi

    Untuk meningkatkan

    Data
    Pengamatan

    Digunakan
    Lembar

    Karena yang

    aktivitas belajar siswa

    terhadap

    observasi

    akan

    pada materi dalil

    aktivitas siswa.
    Dilakukan

    aktivitas

    ditingkatkan

    siswa

    adalah aktivitas

    Pythagoras melalui
    secara klasikal
    penerapan

    siswa secara

    pembelajaran SAVI

    individu maka

    pada siswa kelas

    hendaknya data

    VIII6 SMPN 7

    yang diperoleh

    Mataram tahun

    bukan data

    pelajaran 2006/2007.

    secara klasikal
    melainkan data
    aktivitas siswa
    secara personal.

    Untuk meningkatkan

    Tes di akhir

    Soal test

    prestasi belajar siswa

    setiap siklus

    Uraian

    pada materi dalil


    Pythagoras melalui
    penerapan
    pembelajaran SAVI
    pada siswa kelas
    VIII6 SMPN 7
    Mataram tahun
    pelajaran 2006/2007.

    c. Kesesuaian Tujuan Penelitian Dengan Teknik Analisis Data


    Dari tujuan yang dirumuskan oleh penulis yaitu untuk meningkatkan aktivitas
    belajar dan prestasi siswa kemudian dibuat istrumen penelitian yang berupa
    lembar observasi dengan skala nilai 1-4. Kemudian data yang diperoleh dihitung
    menggunakan pedoman penentuan kriteria aktivitas siswa. Hal ini telah sesuai,
    mengingat bahwa rentang nilai yang diberikan memungkinkan memberikan 4
    pertimbangan berbeda terhadap setiap aktivitas siswa.
    Tujuan penelitian dalam skripsi ini adalah untuk memberikan solusi dari masalahmasalah yang telah diuraikan dalam latar belakang, salah satu latar belakangnya
    adalah penulis menyebutkan bahwa nilai rata-rata kelas yang dimaksud dalam
    penelitian ini adalah yang paling rendah dari beberapa kelas yang lain dalam
    bidang matematika. Merujuk pada keadaan tersebut kemudian dikonstruksilah
    instrument penelitian untuk mengukur prestasi belajar siswa. Dalam uji data hasil
    penelitian penulis menggunakan nilai rata-rata juga untuk menunjukkan
    representasi prestasi belajar siswa. Sehingga analisis data yang digunakan
    walaupun sangat sederhana namun telah sesuai dengan tujuan dan masalah yang
    melatar belakangi penelitian tersebut.

    REFERENSI
    Djuroto, Totok. 2013. Menulis Artike dan Karya Ilmiah. Bandung: Remaja Rosda Karya
    Mukthar. 2010. Bimbingan Skripsi, Tesis dan Artikel Ilmiah. Jakarta: Gaung Persada Press
    Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia yang Disempurnakan dan Pedoman Umum
    Pembentukan Istilah.
    Aqib Zainal. 2013. Menjadi Penulis Buku Profesional. Bandung: Yrama Widya
    Shah, V P. 2006. Menyusun Laporan Penelitian. Jogjakarta: UGM Press
    Sugiyono.2013. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Alfa Beta.

    Anda mungkin juga menyukai