Anda di halaman 1dari 6

TEORI KOMUNIKASI DALAM PRAKTIK DOKTER GIGI

Tugas Mata Kuliah Psikologi Komunikasi

Disusun Oleh:
Sekar Pratiwi 1604 2114 0009

Pembimbing:
Prof. Dr. Suryana Soemantri, Drs., MSIE

PROGRAM PENDIDIKAN DOKTER GIGI SPESIALIS


ILMU KEDOKTERAN GIGI ANAK
FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI
UNIVERSITAS PADJADJARAN
BANDUNG
2015

Berikan tanggapan saudara mengenai teori komunikasi dalam praktik dokter gigi, baik
dengan pasien maupun dengan asisten.

Komunikasi adalah proses penyampaian dan penerimaan pesan dari seseorang


yang dibagi kepada orang lain. Berkomunikasi berarti membantu menyampaikan pesan
untuk kemudian diketahui dan pahami bersama. Pesan dalam komunikasi digunakan
dalam memilih dan pengambilan keputusan. Komunikasi bersifat fundamental dalam
kehidupan sehari-hari karena kita tidak dapat hidup tanpa berkomunikasi.
Berkomunikasi berarti menyampaikan suatu pesan dari sumber pesan (komunikator)
kepada satu atau lebih penerima pesan (khalayak) dengan menggunakan seperangkat
aturan atau cara tertentu. Pada tingkat yang paling sederhana, komunikasi memerlukan
unsur pengirim pesan, pesan, penerima, dan media komunikasi. Namun, setiap peristiwa
komunikasi yang kompleks, pengirim pesan juga berfungsi sebagai penerima pesan, dan
pesan lain yang berbeda dikirim melalui media yang berbeda. (Ganjar, 2009).
Seperti semua jenis komunikasi antar manusia, komunikasi kesehatan dapat
mengambil berbagai bentuk dan terjadi dalam konteks yang berbeda. Perbedaan dasar
dalam semua komunikasi antara manusia seperti, komunikasi verbal (bahasabased) dan
non-verbal. Masing-masing dapat terjadi di sejumlah tingkatan konteks komunikasi yang
berbeda. Komunikasi verbal, proses berkomunikasi berlangsung dalam konteks
tingkatan diri-sendiri (komunikasi intrapersonal) atau dengan orang lain (komunikasi
antarpribadi). Dalam kasus komunikasi antarpribadi dapat dilakukan secara lisan atau
melalui penggunaan ragam media, yang menggunakan pesan bahasa tertulis atau
lambang/simbol. Komunikasi antarpribadi ini sering dilakukan antara dua orang atau
dalam kelompok kecil. Komunikasi ini seperti biasanya sifatnya transaksional dalam

lingkungan sosial, dalam arti bahwa individu yang terlibat saling mempengaruhi,
dipengaruhi, dan memberikan kontribusi.
Ada 4 model komunikasi antara dokter-pasien, yaitu :
1. Model of activity passivity Relationship
2. Model of Guidance cooperation Relationship
3. Model of Mutual Participation Relationship
4. Model of Provider Consumer Relationship
Model pertama, dapat diibaratkan seperti komunikasi antara orang tua dengan
anak kecil atau anak balita, dimana dokter bertindak sebagai orang tua yang aktif
memerintah ini itu, dan pasien sebagai anak kecil yang hanya menurut dan tidak dapat
mengungkapkan berbagai keluhan rasa sakit yang dia rasakan dan menyebabkan dia
berobat ke dokter.
Model kedua, diibaratkan seperti komunikasi antara orang tua dengan anak
yang sudah beranjak dewasa. orang tua tetap penentu kebijakan tunggal, namun
bersifat arahan bukan perintah.
Model ketiga, ibarat dua orang yang bekerjasama. saling melengkapi satu sama
lain. Dokter bukanlah satu-satunya pihak aktif, karena pasien juga aktif dalam
menyampaikan berbagai hal yang ingin dia ungkapkan kepada dokter sehubungan
dengan penyakit yang dideritanya.
Model yang keempat, pasien diibaratkan sebagai konsumen. dimana konsumen
adalah raja dan dokter adalah pelayan. jadi tugas dokter adalah memberikan pelayanan
terbaiknya untuk si konsumen.
Model yang disarankan untuk diterapkan dalam komunikasi kesehatan tentunya
model ketiga dan keempat. Ini dimaksudkan untuk meningkatkan tingkat kesehatan

masyarakat, karena berbagai survei sudah membuktikan bahwa sebenarnya salah satu
faktor penting yang menentukan kesembuhan pasien adalah sikap positif yang
ditunjukkan oleh sang dokter dalam berkomunikasi dengan sang pasien.
Komunikasi kesehatan yang berlangsung positif memberikan dampak penting
bagi pasien, dokter, dan orang lain. Seorang dokter lebih cenderung untuk membuat
diagnosis yang lebih akurat dan komprehensif guna mendeteksi tekanan emosional pada
pasien, pasien memiliki rasa puas dengan perawatan dan kurang cemas, dan setuju
dengan mengikuti saran yang diberikan (Lloyd dan Bor, 1996). Selain itu, pasien yang
ditangani oleh dokter dengan keterampilan komunikasi yang baik telah terbukti
meningkatkan Indeks Kesehatan dan Tingkat Pemulihan (Ong, dkk, 1995).

Komunikasi Dokter Gigi dan Asisten


Di Indonesia ada berbagai macam profesi dalam kesehatan. Profesi tersebut
juga mengakibatkan banyaknya institusi kesehatan,diantaranya dokter, bidan, ahli gizi,
kesehatan masyarakat, radiologi, teknobiomedik, farmasi, analis kesehatan, perawat,
dan asisten dokter. Semua profesi tadi diwajibkan saling bekerjasama dalam
menjalankan profesionalitas profesinya masing-masing.
Kemudian bagaimana caranya supaya tugas antar profesi keperawatan gigi
dapat berjalan secara harmonis dan pelayanan kesehatan menjadi maksimal? Kolaborasi
pendidikan dan praktik antar profesi kesehatan tentunya sangat dibutuhkan. Semua
jenis profesi harus mempunyai keinginan untuk berkolaborasi. Perawat,bidan,
dokter,dan semua profesi lain merencanakan dan mengaplikasikan ilmu yang
diperolehnya di bangku pelajar. Ketergantungan antar profesi pun dapat tetap ada
asalakan dalam batas-batas lingkup praktek yang sesuai dengan aturan yang ada.

Hubungan perawat-dokter adalah satu bentuk hubungan interaksi yang telah


cukup lama dikenal ketika memberikan bantuan kepada pasien. Perawat bekerja sama
dangan dokter dalam berbagai bentuk. Perawat mungkin bekerja di lingkungan di mana
kebanyakan asuhan keperawatan bergantung pada instruksi medis.
Komunikasi antara perawat dengan dokter dapat berjalan dengan baik apabila
dari kedua pihak dapat saling berkolaborasi dan bukan hanya menjalankan tugas secara
individu, perawat dan dokter sendiri adalah kesatuan tenaga medis yang tidak bisa
dipisahkan. Dokter membutuhkan bantuan perawat dalam memberikan data-data
asuhan keperawatan, dan perawat sendiri membutuhkan bantuan dokter untuk
mendiagnosa secara pasti penyakit pasien serta memberikan penanganan lebih lanjut
kepada pasien. Semua itu dapat terwujud dengan baik berawal dari komunikasi yang
baik pula antara perawat dengan dokter.

DAFTAR PUSTAKA

1. Arianto. KOMUNIKASI KESEHATAN (Komunikasi Antara Dokter Dan Pasien).


Diakses melalui jurnalilkom.uinsby.ac.id/index.php/jurnalilkom/article/view/42/
2. http://yonassnevert.blogspot.com/2014/11/komunikasi-perawat-dandokter.html

Anda mungkin juga menyukai