Anda di halaman 1dari 25

1

PENGARUH KOMPLEKSITAS AUDIT, TEKANAN ANGGARAN WAKTU, DAN


PENGALAMAN AUDITOR TERHADAP KUALITAS AUDIT DENGAN VARIABEL
MODERATING PEMAHAMAN TERHADAP SISTEM INFORMASI
(Studi Empiris pada Auditor KAP di Semarang)
Andini Ika Setyorini
Totok Dewayanto, SE, M.Si, Akt
ABSTRACT
This study aims to examine the effect of audit complexity, budget pressures of time, and
experience of auditors on audit quality by moderating variable understanding of information
systems. The population in this study were senior auditors and junior auditors in the firm in
Hyderabad, with a total population of 230 auditors. The samples are taken using simple random
sampling method, so the number of samples obtained from the calculation formula of
determining the total sample of 70 respondents. Primary data collection method used is
questionnaire method. Of the 230 questionnaires distributed there are 76 questionnaires
returned and used as a sample. The data analysis technique used in this test is multiple
regression and regression interactions.
Results of hypothesis testing in this study show that, the variable complexity of the audit
time budget pressures and variable negative effect on audit quality, but with the moderating
variable understanding of the interaction of information systems change the direction to be
positive. Meanwhile, the variable has positive experience of auditors on audit quality as well as
the existence of moderating variable ineraksi understanding of information systems auditor
experience variables remain positive effect on audit quality.
Keywords: Complexity of the Audit, Budget Time Pressure, Auditors' Experience, Understanding
Information Systems, Quality Audit.

PENDAHULUAN
Dewasa ini persaingan antar perusahaan semakin meningkat diiringi dengan berbagai
masalah yang dihadapi oleh perusahaan di Indonesia. Dalam menghadapi masalah itu para
pengelola perusahaan membutuhkan jasa akuntan, khususnya jasa akuntan publik. Akuntan
dalam hal ini adalah auditor. Seorang auditor dalam melaksanakan audit bukan hanya semata
untuk kepentingan klien, melainkan juga untuk pihak lain yang berkepentingan terhadap laporan
keuangan

auditan.

Sehubungan

dengan

hal

tersebut,

maka

auditor

dituntut

untuk

mempertahankan kepercayaan yang telah mereka dapatkan dari klien (perusahaan) yaitu dengan
tetap menjaga akuntabilitasnya. Akuntabilitas publik auditor sangat ditentukan oleh kualitas
laporan audit yang dibuatnya (Utami, 2003).
Hasil penelitian Josoprijonggo, (2005) agar laporan audit yang dihasilkan auditor
berkualitas, maka auditor harus menjalankan pekerjaannya secara professional. Termasuk saat
menghadapi persoalan audit yang kompleks. Auditor harus bisa memenuhi tuntutan yang
diinginkan oleh klien, walaupun seberapa tinggi tingkat kompleksitas yang diberikan agar klien
merasa puas dengan pekerjaannya dan tetap menggunakan jasa auditor yang sama diwaktu yang
akan datang. Kompleksitas audit didasarkan pada persepsi individu tentang kesulitan suatu tugas
audit, sulit bagi seseorang namun mudah bagi orang lain (Restu dan Indriantoro, 2000) dalam
(Prasita dan Priyo, 2007.
Faktor lain yang mempengaruhi kualitas audit adalah tekanan anggaran waktu yang
diberikan oleh klien. Tekanan anggaran waktu menyebabkan stress individual yang muncul
akibat tidak seimbangnya tugas dan waktu yang tersedia serta mempengaruhi etika professional
melalui sikap, nilai, perhatian, dan perilaku auditor (Sososutikno, Christina 2003).
Faktor lain yang juga penting dalam mempengaruhi kualitas audit yaitu pengalaman.
Hasil penelitian yang telah dilakukan oleh Setiantoro, Adi (2005) yang memberikan kesimpulan
bahwa pengalaman mempunyai pengaruh langsung terhadap kualitas audit. Jangka waktu bekerja
seseorang sebagai auditor menjadi bagian penting yang mempengaruhi kualitas audit. Dengan
bertambahnya waktu bekerja auditor maka akan diperoleh pengalaman baru.
Adanya perubahan lingkungan seperti perkembangan teknologi menuntut auditor untuk
bisa mengantisipasinya, yaitu dengan memahami dan menguasai sistem informasi tersebut.
Apabila auditor tidak melakukan peningkatan akan pemahaman dan penguasaan sistem informasi
yang terus berkembang, berarti segmen audit untuk auditor juga terbatas yaitu hanya untuk

perusahaan yang tidak menggunakan teknologi informasi. Pemahaman auditor terhadap sistem
informasi akan sangat membantu untuk menunjang kelancaran kegiatan pengauditan dan
menghasilkan laporan yang lebih baik (Bierstaker, dkk 2001). Pemahaman terhadap sistem
informasi akan membantu auditor dalam menentukan prosedur audit yang tepat yang dapat
mengurangi kompleksitas kegiatan pengauditan, mengurangi tekanan yang disebabkan oleh
terbatasnya anggaran waktu.dan membantu auditor yang tidak berpengalaman.
RUMUSAN MASALAH
Responden dalam penelitian ini adalah auditor pada KAP di Semarang dengan
pembatasan responden hanya pada senior auditor dan junior audior.
1. Apakah ada pengaruh antara kompleksitas audit, tekanan anggaran waktu, dan
pengalaman auditor terhadap kualitas audit di Kantor Akuntan Publik di Semarang?
2. Apakah ada pengaruh kesesuaian antara kompleksitas audit, tekanan anggaran waktu,
dan pengalaman auditor dengan pemahaman sistem informasi terhadap kualitas audit
di Kantor Akuntan Publik di Semarang?

TELAAH PUSTAKA DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS


Teori Keperilakuan
Teori keperilakuan adalah suatu ilmu yang mempelajari perilaku manusia. Dalam ilmu
keperilakuan terdapat tiga kontributor utama, yaitu psikologi, sosiologi, dan psikologi sosial.
teori ini berusaha menjelaskan mengenai aspek perilaku manusia dalam organisasi, khususnya
auditor yaitu meneliti bagaimana perilaku auditor dengan adanya interaksi antar kompleksitas
tugas, tekanan anggaran waktu, pengalaman dan pemahaman terhadap sistem informasi
berpengaruh terhadap kualitas audit.
Kualitas Audit
Kualitas audit terkait dengan adanya jaminan auditor bahwa laporan keuangan tidak
menyajikan kesalahan yang material atau memuat kecurangan (Wooten 2003) dalam (Astriana,
2010). De Angelo (1981) dalam Coram dkk ,(2003) menyatakan bahwa kualitas audit dapat
dilihat dari tingkat kepatuhan auditor dalam melaksanakan berbagai tahapan yang seharusnya
dilaksanakan dalam sebuah kegiatan pengauditan. Jadi, dapat disimpulkan bahwa kualitas audit
menyangkut kepatuhan auditor dalam memenuhi hal yang bersifat prosedural untuk memastikan
keyakinan terhadap keterandalan laporan keuangan.
Kompleksitas Audit
Kompleksitas audit didasarkan pada persepsi individu tentang kesulitan suatu tugas audit.
Persepsi ini menimbulkan kemungkinan bahwa suatu tugas audit sulit bagi seseorang, namun
mungkin juga mudah bagi orang lain (Restu dan Indriantoro, 2000). Audit menjadi semakin
kompleks dikarenakan tingkat kesulitan (task difficulity) dan variabilittas tugas (task variability)
audit yang semakin tinggi (Gupta dkk, 1999) mendefinisikan kompleksitas tugas sebagai
kompleksitas dan kemampuan analisis sebuah tugas dan ketersediaan prosedur operasi standar.
Tekanan Anggaran Waktu
Auditor seringkali bekerja dalam keterbatasan waktu, untuk itu setiap KAP perlu
membuat anggaran waktu dalam kegiatan pengauditan. Tekanan anggaran waktu merupakan
gambaran normal dan sistem pengendalian auditor. Tekanan yang dihasilkan oleh anggaran
waktu yang ketat secara konsisten berhubungan dengan perilaku disfungsional. Tekanan
anggaran waktu adalah keadaan yang menunjukkan auditor dituntut untuk melakukan efisiensi
terhadap anggaran waktu yang telah disusun atau terdapat pembahasan waktu anggaran yang
sangat ketat dan kaku ( Sososutikno, 2003).

Pengalaman Auditor
Pengalaman merupakan suatu proses pembelajaran dan pertambahan perkembangan potensi
bertingkah laku baik dari pendidikan formal maupun informal atau dapat diartikan sebagai suatu
proses yang membawa seseorang kepada suatu pola ingkah laku yang lebih tinggi (Ananing,
2006). Jika seorang memasuki karier sebagai akuntan publik, ia harus lebih dulu mencari
pengalaman profesi dibawah pengawasan akuntan senior yang lebih berpengalaman (Mulyadi,
2002:25).
Pemahaman terhadap Sistem Informasi
Perkembangan dalam TI membawa dampak yang signifikan bagi dunia bisnis, baik
menyangkut praktik, proses pencatatan maupun penyimpanan data (Rezaee, dkk 2001).
Pemahaman terhadap sistem informasi berhubungan dengan perilaku individu untuk
menggunakan teknologi dalam penyelesaian tugas rutin, yaitu seberapa jauh sistem informasi
sebagai alat bantu terintegrasi pada setiap pekerjaan baik karena pilihan individual maupun
mandate dari organisasi (Jurnali, 2001).
Kompleksitas Audit dengan Kualitas Audit
Kompleksitas audit didasarkan pada persepsi individu tentang kesulitan suatu tugas audit.
( Restu dan Indriantoro, 2000) menyatakan bahwa peningkatan kompleksitas dalam suatu tugas
atau sistem, akan menurunkan tingkat keberhasilan tugas itu. Terkait dengan kegiatan
pengauditan,

tingginya

kompleksitas

audit

dapat

menyebabkan

akuntan

berperilaku

disfungsional sehingga menyebabkan penurunan kualitas audit. Demikian juga pada penelitian
(Prasita dan Priyo, 2007) menunjukkan hasil bahwa, kompleksitas audit mempunyai pengaruh
negatif terhadap kualitas audit.
Dari hasil kedua penelitian tersebut hipotesis pertama yang diajukan adalah :
H1:

Kompleksitas Audit mempunyai pengaruh negatif terhadap Kualitas Audit.

Tekanan Anggaran waktu dan Kualitas Audit


Menurut hasil penelitian (Prasita dan Priyo, 2007) menunjukkan hasil bahwa tekanan
anggaran waktu mempunyai pengaruh negatif terhadap kualitas audit. Demikian juga pada
penelitian (Simajuntak, 2008) yang menunjukkan hasil tekanan anggaran waktu membuat auditor
cenderung untuk melakukan tindakan yang menyebabkan penurunan kualitas audit.
Dari kedua hasil penelitian tersebut hipotesis kedua yang diajukan adalah;
H2:

Tekanan Anggaran Waktu mempunyai pengaruh negatif terhadap kualitas Audit.

Pengalaman Auditor dan Kualitas Audit


Menurut hasil penelitian (Nataline, 2007) menunjukkan hasil bahwa pengalaman auditor
mempunyai pengaruh positif terhadap kualitas audit. Demikian juga pada penelitian (Ananing,
2006) yang menunjukkan hasil bahwa pengalaman dan lamanya bekerja auditor berpengaruh
positif terhadap peningkatan keahlian auditor dalam bidang auditing.
Dari hasil kedua penelitian tersebut hipotesis ketiga yang dapat diajukan adalah:
H3:

Pengalaman Auditor mempunyai pengaruh positif terhadap Kualitas Audit.

Pemahaman terhadap Sistem Informasi


Menurut hasil penelitian (Bierstaker, dkk 2001) menunjukkan hasil bahwa pemahaman
terhadap sistem informasi akan memberikan kemudahan bagi auditor untuk menentukan
prosedur audit yang dipilih , memperlancar kegiatan pengauditan, dan pada gilirannya dapat
dihasilkan laporan audit yang lebih berkualitas. Demikian juga menurut hasil penelitian (Prasita
dan Priyo, 2007) yang menunjukkan hasil bahwa interaksi antar kompleksitas tugas, tekanan
anggaran waktu dan pemahaman terhadap sistem informasi menunjukkan pengaruh positif
terhadap kualitas audit.
Dari kedua hasil penelitian tersebut hipotesis yang dapat diajukan adalah:
H4:

Interaksi antar Kompleksitas Audit dan Pemahaman terhadap Sistem Informasi


mempunyai pengaruh positif terhadap Kualitas Audit

H5:

Interaksi antar Tekanan Anggaran Waktu dan Pemahaman terhadap Sistem


Informasi mempunyai pengaruh positif terhadap Kualitas Audit

H6:

Interaksi antar Pengalaman Auditor dan Pemahaman terhadap Sistem Informasi


mempunyai pengaruh positif terhadap Kualitas Audit

KERANGKA PEMIKIRAN

Gambar1
Pemahaman
terhadap Sistem
Informasi
_
Kompleksitas
Audit

Tekanan
Anggaran Waktu

Pengalaman
Auditor

Kualitas Audit

METODE PENELITIAN
Variabel-variabel yang diukur dalam penelitian ini yaitu kompleksitas audit, tekanan
anggaran waktu, pengalaman auditor, kualtas audit, dan pemahaman terhadap sistem informasi.
Pertanyaan dalam kuisioner untuk masing-masing variable dalam penelitian diukur dengan
menggunakan skala Likert.
POPULASI DAN SAMPEL
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh auditor senior dan auditor yunior yang
bekerja pada Kantor Akuntan Publik di Semarang. Adapun jumlah KAP yang ada di Semarang
18 dengan jumlah auditor senior dan auditor yunior 230. Sampel dalam penelitian ini
menggunakan metode simple random sampling . Solvin dalam Husein, 2003 menentukan rumus
untuk mencari sample dari populasi yaitu dengan rumus :
n=
dari perhitungan rumus tersebut didapat sampel sebanyak 70, yang berarti bahwa batas minimal
sampel dalam penelitian ini sebesar 70. Dari 230 kuesioner yang disebar ada 76 kuesioner yang
kembali dan dijadikan sampel.
METODE ANALISIS
Analisis Statistik Deskriptif
Analisis statistic deskriptif digunakan untuk member gambaran umum mengenai
demografi responden dalam penelitian dan deskripsi mengenai variable-variabel penelitian
(kompleksitas audit, tekanan anggaran waktu, pengalaman auditor, pemahaman terhadap sistem
informasi, serta kualitas audit).
Uji Validitas dan Reabilitas
Uji validitas digunakan untuk mengukur sah atau valid tidaknya kuesioner. Suatu
kuisioner dikatakan valid jika pertanyaan pada kuesioner mampu untuk mengungkapkan sesuatu
yang akan diukur oleh kuesioner tersebut (Ghozali, 2006). Pengujian dilakukan dengan cara
melakukan korelasi bivariate antara masing-masing skor konstruk. Jika korelasi antara masing-

masing skor indikator terhadap total skor konstruk memiliki nilai signifikansi dibawah (<0, 05)
maka dapat dikatakan bahwa setiap pertanyaan tersebut adalah valid.
Kuesioner dikatakan handal (reliable) jika jawaban seorang terhadap pertanyaan adalah
konsisten atau stabil dari waktu ke waktu (Ghozali, 2006). Cara yang digunakan untuk menguji
reabilitas kuesioner adalah dengan menggunakan rumus koefisien Cronbach Alpha.
Kriteria pengujian uji reabilitas adalah sebagai berikut (Ghozali, 2006) :

Alpha > 0,60 konstruk (variable) memiliki reabilitas.

Alpha < 0,60 konstruk (variable) tidak memiliki rabilitas.

Uji Asumsi Klasik


Sebelum melakukan pengujian hipotesis dengan model regresi berganda terlebih dahulu
akan dilakukan uji asumsi klasik yang terdiri dari: Uji Normalitas, Uji Multikolinieritas, Uji
Heterokedastisitas, dan Uji Autokorelasi.
Uji Hipotesis
Analisis Regresi
Pengujian hipotesis 1, 2, dan 3 menggunakan alat analisis regresi berganda. Penggunaan
regresi ini dimaksudkan untuk mengetahui secara terpisah (parsial) berbagai variable independen
yang ada (dalam hal ini kompleksitas tugas, tekanan anggaran waktu, dan pengalaman auditor)
tanpa ada pengaruh unsur variable lain. Sedangkan pengujian hipotesis 4,5,dan 6 menggunakan
alat analisis regresi interaksi. Selain dapat melihat pengaruh masing-masing variable independen,
analisis regresi interaksi dapat juga digunakan untuk melihat sejauh mana pengaruh interaksi
variable moderasi dengan variable independen terhadap variable dependen (Netter dan
Waserman, 1998) dalam (Astriana, 2010).
Persamaan regresi berganda:
Y= a + b1X1+b2X2+b3X3 + e
Dimana :
Y = Variabel Kualitas Audit
X1 = Variabel Kompleksitas Audit
X2 = Variabel Tekanan Anggaran Waktu
X3 = Variabel Pengalaman Auditor
Persamaan regresi interaksi:

10

Y= a + b1X1 + b2X2 b3X1X2+e

Dimana :
Y

Kualitas Audit

X1

Kompleksitas Audit (Untuk hipotesis 4) Tekanan Anggaran Waktu (untuk


hipotesis 5) Pengalaman Auditor (untuk hipotesis 6)

X2

Pemahaman terhadap Sistem Informasi

Konstanta

b1 b2 =

Koefisien Regresi

Dalam regresi interaksi, koefisien b hanya dapat menunjukkan pengaruh interaksinya,


namun demikian tidak dapat menunjukkan apakah efeknya berbentuk monotonic atau
nonmonotonic (Schoonhoven, 1981) dalam (Prasita dan Priyo, 2007). Perlu untuk diuji apakah
perubahan variable kontijensi arahnya akan sesuai dengan slope yang terjadi (simetri
nonmonotonic).
Jika b2 signifikan dan positif (b2>0) menunjukkan bahwa hipotesis didukung. Namun
untuk mengetahui karakteristik dan bentuk interaksi dari model, diperlukan analisis turunan
parsial (partial derivative) dengan formula sebagai berikut :
Y/X1 = b1 + b2 X2
Persamaan ini digunakan untuk melihat pengaruh interaksi antara kompleksitas
Audit/Tekanan Anggaran Waktu/Pengalaman Auditor dengan Pemahaman terhadap Sistem
Informasi terhadap Kualitas Audit,

11

HASIL DAN ANALISIS DATA


Statistik Deskriptif Variabel Penelitian
Hasil SPSS mengenai statistic deskriptif variabel kompleksitas audit, tekanan anggaran waktu,
pengalaman auditor, pemahaman terhadap sistem informasi, dan kualitas audit akan disajikan
pada table 1 berikut:
Tabel 1
Descriptive Statistics
N
KOM
WKTU
PNGLMN
SI
KUALITAS
Valid N (listwise)

76
76
76
76
76
76

Minimum
14
19
20
17
24

Maximum
29
36
39
39
39

Sum
1774
2184
2398
2340
2524

Mean
23.34
28.74
31.55
30.79
33.21

Std. Deviation
3.485
4.334
4.225
4.856
3.360

Sumber : Data Primer diolah tahun 2011


Table 1 menunjukkan kisaran jawaban responden menunjukkan nilai rata-rata (mean)
tinggi pada variabel pengalaman audit, pemahaman terhadap sistem informasi, dan kualitas
audit. Sebaliknya untuk dua variabel lain yaitu kompleksitas audit dan tekanan anggaran waktu
menunjukkan nilai rendah. Hal ini memberikan indikasi awal adanya kompleksitas audit yang
rendah dan tekanan anggaran waktu yang rendah berimplikasi pada kualitas audit yang tinggi.
Demikian pada variabel pengalaman auditor menunjukkan nilai tinggi mengindikasikan bahwa
pengalaman auditor yang tinggi berimplikasi pada kualitas audit yang tinggi juga.
Pengujian Validitas dan Reabilitas
Uji validitas dengan menghitung korelasi menggunakan teknik pearson correlation dengan tariff
signifikan = 5% yang ditampilkan pada table 2 berikut :

12

Table 2
Variabel
Kompleksitas Audit (A)
A1
A2
A3
A4
A5
A6
Tekanan
Anggaran
Waktu (B)
B1
B2
B3
B4
B5
B6
B7
B8
Pengalaman
Auditor
(C)
C1
C2
C3
C4
C5
C6
C7
C8
Pemahaman terhadap
Sistem Informasi (D)
D1
D2
D3
D4
D5
D6
D7
D8
Kualitas Audit (E)
E1
E2
E3

Nilai Pearson
Correlation

r tabel

Keterangan

0,800
0,803
0,691
0,729
0,835
0,770

0,2257
0,2257
0,2257
0,2257
0,2257
0,2257

Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid

0,738
0,650
0,754
0,808
0,564
0,562
0,755
0,669

0,2257
0,2257
0,2257
0,2257
0,2257
0,2257
0,2257
0,2257

Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid

0,780
0,808
0,748
0,767
0,714
0,679
0,697
0,711

0,2257
0,2257
0,2257
0,2257
0,2257
0,2257
0,2257
0,2257

Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid

0,832
0,827
0,841
0,825
0,778
0,779
0,822
0,710

0,2257
0,2257
0,2257
0,2257
0,2257
0,2257
0,2257
0,2257

Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid

0,676
0,459
0,801

0,2257
0,2257
0,2257

Valid
Valid
Valid

13

E4
0,637
E5
0, 570
E6
0,697
E7
0,683
E8
0,579
Sumber : Data Primer diolah tahun 2011

0,2257
0,2257
0,2257
0,2257
0,2257

Valid
Valid
Valid
Valid
Valid

Uji signifikan dilakukan dengan membandingkan nilai r hitung dengan r table untuk
degree of freedom (df) = n-2, dalam hal ini adalah jumlah sampel. Pada pene;itian ini, jumlah
sampel (n) = 76 dan besarnya df dapat dihitung 76-2 = 74 dan signifikansi 10% didapat r table =
0,2257 (lihat r table pada df = 74 dengan uji dua sisi). Berdasar table 2 diatas nilai r hitung lebih
besar dari r table dan nilai positif, maka dapat disimpulkan semua indicator variable
(independen, dependen, dan moderating) valid.
Tabel 3
Variabel

Cronbach Alpha

Kompleksitas Audit
0,864
Tekanan Anggaran
0,841
Waktu
Pengalaman Auditor
0,881
Pemahaman terhadap 0,992
Sistem Informasi
Kualitas Audit
0,792
Sumber : Data Primer diolah Tahun 2011

Batas
Reliabilitas

Keterangan

0,60
0,60

Reliabel
Reliabel

0,60
0,60

Reliable
Reliabel

0,60

Reliable

Uji reabilitas kuesioner dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui konsistensi derajat
ketergantungan dan stabilitas dari alat ukur. Kuesioner dikatakan reliable jika nilai Cronbach
Alpha diatas 0,60 (Sekaran, 2006). Hasil uji reabilitas dilakukan dengan program statistic SPSS
didapat bahwa koefisien Cronbach Alpha lebih besar dari 0,60. Dapat dilihat pada table 3 diatas.

14

Hasil Uji Asumsi Klasik


Uji Normalitas
Tabel 4
Variabel

KolmogorovSmirnov
Kompleksitas Audit
0,650
Kompleksitas Audit yang sudah 1,139
dimoderasi
Tekanan Anggaran Waktu
0,852
Tekanan Anggaran Waktu yang 1.136
sudah dimoderasi
Pengalaman Auditor
0,945
Pengalaman Auditor yang sidah 1.060
dimoderasi
Sumber : Data Primer yang diolah tahun 2011

Signifikansi

Keterangan

0,792
0,149

normal
normal

0,462
0,152

normal
normal

0,534
0,211

normal
normal

Hasil pengujian pada table 4 menunjukkan bahwa nilai Kolmogorov-Smirnov untuk semua
variabel memiliki tingkat signifikansi lebih besar dari 0,05. Dengan demikian data dalam
penelitian ini terdistribusi normal.
Uji Multikolinieritas
Tabel 5
Variabel
Kompleksitas Audit
Moderat 1
Tekanan Anggaran waktu
Moderat 2
Pengalaman Auditor
Moderat 3
Sumber Data Primer diolah tahun 2011

Uji
Tolerance
0,909
0,951
0,889
0,931
0,751
0,883

VIF
1100
1051
1125
1074
1332
1133

Berdasar table 5 di atas, hasil perhitungan nilai toleransinya tidak menunjukkan bahwa
ada varibel bebas yang memiliki nilai tolerance kurang dari 10% dan tidak satupun variable
independen yang memiliki variance inflation factor (VIF) lebih dari 10. Jadi dapat disimpulkan
bahwa tidak ada korelasi antar variable bebas atau tidak terjadi multikolinieritas.

15

Uji Heteroskedastisitas
Gambar 2
Variabel Kompleksitas Audit
Scatterplot

Dependent Variable: Kualitas Audit

Regression Studentized Residual

-1

-2

-3
-2

-1

Regression Standardized Predicted Value

Sumber Data Primer Diolah tahun 2011


Gambar 3
Variabel Kompleksitas yang sudah dimoderasi
Scatterplot

Dependent Variable: Kualitas Audit

Regression Studentized Residual

-1

-2

-3
-4

-2

Regression Standardized Predicted Value

Sumber data Primer yang Diolah Tahun 2011

16

Gambar 4
Variabel Tekanan Anggaran Waktu
Scatterplot

Dependent Variable: Kualitas Audit

Regression Studentized Residual

-1

-2

-3
-2

-1

Regression Standardized Predicted Value

Sumber Data Primer yang diolah tahun 2011


Gambar 5
Variabel Tekanan anggaran Waktu yang sudah dimoderasi
Scatterplot

Dependent Variable: Kualitas Audit

Regression Studentized Residual

-1

-2

-3

-4
-4

-2

Regression Standardized Predicted Value

Sumber : Data Primer Diolah tahun 2011

17

Gambar 6
Variabel Pengalaman Auditor
Scatterplot

Dependent Variable: Kualitas Audit

Regression Studentized Residual

-1

-2

-3
-3

-2

-1

Regression Standardized Predicted Value

Sumber : data Primer Diolah Tahun 2011


Gambar 7
Variabel Pengalaman Auditor yang sudah dimoderasi
Scatterplot

Regression Studentized Residual

Dependent Variable: Kualitas Audit

-2

-4
-3

-2

-1

Regression Standardized Predicted Value

Sumber : Data Primer yang diolah tahun 2011


Gambar yang ditunjukkan dalam scatterplot gambar 2,3,4,5,6,7, menunjukkan bahwa
penyebarannya acak, tidak teratur dan tidak membentuk pola tertentu, sehingga dapat dikatakan
semua variabel penelitian terbebas dari maslah heteroskedastisitas.

18

Hasil Uji Hipotesis dan Pembahasan


Pengujian H1 : Kompleksitas Audit mempunyai pengaruh negative terhadap kualitas audit
Tabel 6
Rangkuman Hasil Regresi Berganda
Model

Coeffient

t-value

Regresi
(Constant)
2,47E-015
Kompleksitas Audit
-0,546
Sumber : Data Primer diolah Tahun 2011

0,000
-5,912

p-value
(sign)
0,000
1,000
0,000

R2

34,951

0,619

Dari table 6 dapat diketahui koefisien determinasi (R2) adalah 0,619, berarti 61,9%
variabel kualitas audit dapat dijelaskan oleh kompleksitas audit. Sedangkan sisanya (100%61,9% = 38,1%) dijelaskan oleh variabel lain diluar model. Koefisien regresi berganda
menunjukkan hasil -0,546 hal ini berarti kompleksitas audit mempunyai pengaruh negative
terhadap kualitas audit dan t hitung sebesar -5,912 diatas t table 1,6657, signifikansi 0,000 jauh
dibawah 0,05 dengan demikian H1 diterima.
Pengujian H2: Tekanan anggaran Waktu mempunyai Pengaruh negative terhadap
Kualitas Audit
Tabel 7
Rangkuman Hasil Regresi Berganda
Model

Coeffient

t-value

Regresi
(Constant)
1,99E-015
Tekanan Anggaran Waktu
-0,356
Sumber : Data Primer diolah tahun 2011

0,000
-4,450

p-value
(sign)
0,000
1,000
0,000

R2

19,803

0,619

Dari table 7 dapat diketahui koefisien determinasi (R2) adalah 0,619, berarti 61,9%
variabel kualitas audit dapat dijelaskan oleh tekanan anggaran waktu. Sedangkan sisanya (100%61,9% = 38,1%) dijelaskan oleh variabel lain diluar model. Koefisien regresi berganda
menunjukkan hasil -0,356 hal ini berarti tekanan anggaran waktu mempunyai pengaruh negative
terhadap kualitas audit dan t hitung sebesar -4,450 diatas t table 1,6657, signifikansi 0,000 jauh
dibawah 0,05 dengan demikian H2 diterima.

19

Pengujian H3: Pengalaman Auditor mempunyai pengaruh positif terhadap kualitas audit
Tabel 8
Rangkuman Hasil Regresi Berganda
Model

Coeffient

t-value

Regresi
(Constant)
1,81E-015
Pengalaman Auditor
0,459
Sumber data Primer diolah tahun 2011

0,000
6,075

p-value
(sign)
0,000
1,000
0,000

R2

36,907

0,619

Dari table 8 dapat diketahui koefisien determinasi (R2) adalah 0,619, berarti 61,9%
variabel kualitas audit dapat dijelaskan oleh pengalaman auditor. Sedangkan sisanya (100%61,9% = 38,1%) dijelaskan oleh variabel lain diluar model. Koefisien regresi berganda
menunjukkan hasil 0,459 hal ini berarti pengalaman auditor mempunyai pengaruh positif
terhadap kualitas audit dan t hitung sebesar 6,075 diatas t table 1,6657, signifikansi 0,000 jauh
dibawah 0,05 dengan demikian H3 diterima.
Pengujian H4: Interaksi antar Kompleksitas Audit dan Pemahaman terhadap Sistem
Informasi mempunyai pengaruh positif terhadap Kualitas Audit.
Table 9
Rangkuman Hasil Regresi Interaksi
Model

Coeffient

Regresi
(Constant)
-0,117
Kompleksitas Audit
0,574
Pemahaman Sistem Informasi
0,227
Moderat1
0,033
Sumber: Data Primer diolah tahun 2011

t-value
-0,396
-6,541
3,695
2,119

p-value
(sign)
0,000
0,693
0,000
0,000
0,038

F
20,276

R2
0,435

Dari table 9 dapat diketahui koefisien determinasi (R2) adalah 0,435, berarti 43,5% variabel
kualitas audit dapat dijelaskan oleh kompleksitas audit yang sudah dimoderasi. Sedangkan
sisanya (100%-43,5% = 56,5%) dijelaskan oleh variabel lain diluar model. Koefisien regresi
interaksi menunjukkan hasil 0,033 hal ini berarti Interaksi antar Kompleksitas Audit dan
Pemahaman terhadap Sistem Informasi mempunyai pengaruh positif terhadap Kualitas Audit.
dan t hitung sebesar 2,119 diatas t table 1,6657, signifikansi 0,038 jauh dibawah 0,05 dengan
demikian H4 diterima.

20

Pengujian H5: Interaksi antar Tekanan Anggaran Waktu dan Pemahaman terhadap
Sistem Informasi mempunyai pengaruh positif terhadap Kualitas Audit.
Table 10
Rangkuman Hasil Regresi Interaksi
Model

Coeffient

Regresi
(Constant)
-0,138
Tekanan Anggaran Waktu
-0,368
Pemahaman Sistem Informasi
0,217
Moderat2
0,030
Sumber: Data Primer diolah tahun 2011

t-value
-0,423
-4,688
3,194
2,102

p-value
(sign)
0,000
0,674
0,002
0,313
0,039

F
12,533

R2
0,316

Dari table 10 dapat diketahui koefisien determinasi (R2) adalah 0,316, berarti 31,6%
variabel kualitas audit dapat dijelaskan oleh tekanan anggaran waktu yang sudah dimoderasi.
Sedangkan sisanya (100%-31,6% = 68,4%) dijelaskan oleh variabel lain diluar model. Koefisien
regresi interaksi menunjukkan hasil 0,030 hal ini berarti Interaksi antar Tekanan Anggaran
Waktu dan Pemahaman terhadap Sistem Informasi mempunyai pengaruh positif terhadap
Kualitas Audit. dan t hitung sebesar 2,102 diatas t table 1,6657, signifikansi 0,039 jauh dibawah
0,05 dengan demikian H5 diterima.
Pengujian H6: Interaksi antar Pengalaman Auditor dan Pemahaman terhadap Sistem
Informasi mempunyai pengaruh positif terhadap Kualitas Audit.
Table 11
Rangkuman Hasil Regresi Interaksi
Model

Coeffient

Regresi
(Constant)
-0,342
Pengalaman Auditor
0,537
Pemahaman Sistem Informasi
-0,038
Moderat3
0,037
Sumber : Data Primer diolah tahun 2011

t-value
-1,001
6,325
-0,523
2,327

p-value
(sign)
0,000
0,320
0,000
0,603
0,023

F
15,020

R2
0,359

21

Dari table 10 dapat diketahui koefisien determinasi (R2) adalah 0,359, berarti 35,9%
variabel kualitas audit dapat dijelaskan oleh pengalaman auditor yang sudah dimoderasi.
Sedangkan sisanya (100%-35,9% = 64,1%) dijelaskan oleh variabel lain diluar model. Koefisien
regresi interaksi menunjukkan hasil 0,037 hal ini berarti Interaksi antar Pengalaman Auditor dan
Pemahaman terhadap Sistem Informasi mempunyai pengaruh positif terhadap Kualitas Audit.
dan t hitung sebesar 2,327 diatas t table 1,6657, signifikansi 0,023 jauh dibawah 0,05 dengan
demikian H6 diterima.

22

PENUTUP
Berikut adalah implikasi yang diajukan dalam penelitian ini:
1. Kompleksitas audit adalah salah satu hal yang seringkali dialami oleh auditor dalam
melaksanakan tugas auditnya. Untuk itu, Kantor Akuntan Publik (KAP) mampu
memperkirakan tingkat kompleksitas audit dan memilih auditor yang tepat, yang mampu
dan mempunyai kompetensi atau keahlian yang sesuai dengan tugas yang ada.
2. Agar penetapan anggaran waktu tidak berdampak pada kualitas laporan audit yang
dihasilkan, KAP diharapkan untuk melakukan re-evaluasi terhadap proses pembuatan
anggaran waktu sehingga ketidakseimbangan antara tugas dan waktu yang tersedia dapat
dihindari.
3. Untuk meningkatkan kemampuan auditor dalam memahami dan juga menguasai sistem

informasi, seorang auditor sebaiknya mengikuti pelatihan-pelatihan, seminar-seminar


maupun diklat audit yang berhubungan dengan sistem informasi itu. Peningkatan
pemahaman ini akan bermanfaat untuk mengurangi kompleksitas penugasan audit
sehingga dapat membantu auditor untuk menghasilkan laporan yang berkualitas.
4. Bagi peneliti selanjutnya, dapat mengunakan variable-variabel independen lainnya untuk
meneliti faktor-faktor yang mempengaruhi kualitas audit. Selain itu, peneliti selanjutnya
dapat melakukan penelitian dengan sampel KAP di kota-kota lainnya, dengan responden
yang tidak terbatas pada jenjang tertentu saja.
Penelitian ini memiliki beberapa keterbatasan yaitu :
5. Data penelitian berasal dari persepsi responden yang disampaikan dalam bentuk
instrument kuesioner yang mungkin mempengaruhi validitas hasil. Persepsi responden
belum tentu mencerminkan keadaan yang sebenarnya dan akan berbeda jika data
diperoleh dengan wawancara.

23

6. Dalam penelitian ini objek yang dijadikan sampel (responden) terbatas baik dari segi
jumlah mampu lingkup area (hanya auditor di lingkup KAP kota Semarang). Penelitian
dalam jumlah sampel yang lebih banyak dan lingkup area yang lebih luas dapat dilakukan
agar diperoleh penelitian yang lebih baik.

24

DAFTAR PUSTAKA
Ananing, Dwi. 2006. Pengaruh Pengalaman terhadap Peningkatan Keahlian Auditor
DalamBidang Auditing. Skripsi FE Universitas Islam Indonesia.
Astriana, Novika, 2010. Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Job Performance Auditor
Pada Kantor Akuntan Publik di Semarang, Skripsi S1 FE Universitas Diponegoro
Semarang.
Azad, Ali N. 1994. Time Budget Pressure and Filtering of Time Practices in Internal Auditing :
A Survey. Managerial Auditing Journal. Vol.9, No.6 : 17-25.
Bierstaker, James, dkk. 2001. The Impact of Information Technology on The Audit Process: an
Assessment of The State of The Art and Implications forThe Future.Managerial
Auditing
Journal. Vol.16, No.3 : 59 164.
Engko, Cecilia dan Gudano. 2007. Pengaruh Kompleksitas Tugas dan Locus of Control
terhadap Hubungan dan Gaya Kepemimpinan antar Kepuasan Auditor. JAAI Vol 11
No2.
Ghozali, Imam. 2006. Aplikasi Analisis Multivariate Dengan Program SPSS. Cetakan IV ,
Semarang : Badan Penerbit UNDIP.
Halim, Abdul. 2004. Auditing dan Sistem Informasi (Isu-isu Dampak Teknologi Informasi).
Yogyakarta : Unit Penerbit dan Percetakan AMP YKPN.
Hardy, Catherine dan Reeve, Robert. 1999. Control Complexity/ Control Point Orientation
for Computer Information System (CIS) Audit An Empirical Test in an Electronic Data
Interchange(EDI) Environment. Managerial Auditing Journal. Vol. 14 No. 7 : 339 350
Hardiningsih, Pancawati dan Sumardi. 2002. Pengaruh Pengalaman Terhadap
Profesionalisme Serta Pengaruh Terhadap Kinerja dan Kepuasan Kerja. Dalam Jurnal
Bisnis dan Ekonomi Vol 9.
Hendra, Ronny. 2008. Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Minat Pemanfaatan Sistem
Informasi dan Penggunaan Sistem Informasi. Skripsi FE Universitas Diponegoro.
Hudayati, Ataina. 2002. Perkembangan Penelitian Akuntansi Keperilakuan Baerbagai Teori dan
Pendekatan yang Melandasi. JAAI Vol 6 No 2.
Husein, Umar. 2003. Riset Sumber Daya Manusia Dalam Organisasi. Jakarta: Gramedia
Indriantoro, Nur, dan Bambang Supomo, 1999, Metodologi Penelitian Bisnis Untuk
Akuntansi dan Manajemen, BPFE, Yogyakarta
Jamilah, Siti, dkk. 2007. Pengaruh Gender, Tekanan Ketaatan dan Kompleksitas Tugas
terhadap Audit Judgement. Simposium Nasional Akuntansi X.

25

Josoprijonggo, Maya D. 2005. Pengaruh Batasan Waktu Audit Terhadap Kualitas Audit dan
Kepuasan Kerja Auditor. Disertasi. Salatiga : Fakultas Ekonomi Satya Wacana.
Jurnali, Teddy. 2001. Pengaruh Faktor Kesesuaian Tugas Teknologi dan Pemanfaatan
Teknologi Informasi terhadap Kinerja Akuntan Publik. Simposium Nasional Akuntansi
IV : 432-452.
Mulyadi. 2002. Auditing. Salemba 4

Nataline. 2007. Pengaruh Batasan Waktu Audit, Pengetahuan Akuntansi dan Auditing, Bonus
serta Pengalaman terhadap Kualitas Auditor. Skripsi FE Universitas Negeri Semarang
Prasita, Andin dan Hadi Priyo. 2007. Pengaruh Kompleksitas Audit dan Tekanan Anggaran
Waktu terhadap Kualitas Audit dengan Moderasi Pemahaman terhadap Sistem
Informasi. Jurnal Ekonomi dan Bisnis FE Universitas Kristen Satya Wacana.
Rezaee, Zabihollah, dkk. 2001. Continuous Auditing :The Audit of The Future.Managerial
Auditing Journal Vol.16 No. 3 : 150 158.
Simajuntak, Piter. 2008. Pengaruh Time Budget Pressure dan Resiko Kesalahan terhadap
Penurunan Kualitas Audit (Reduced Audit Quality). Tesis Magister Sains Akuntansi
Universitas Diponegoro.
Simamora, Henry. 2000. Auditing. Yogyakarta : Unit Penerbit dan Percetakan (UPP) AMP
YKPN.
Sososutikno, Cristina. 2003. Hubungan Tekanan Anggaran Waktu dengan Perilaku
Disfungsional serta Pengaruhnya terhadap Kualitas Audit. SimposiumNasional
Akuntansi VI.
Utami, Intiyas. 2003. Studi Praktik Rekayasa Akuntansi Yang Terungkap Melalui Media Massa.
Dian Ekonomi. UKSW. Salatiga.

Anda mungkin juga menyukai