Anda di halaman 1dari 18

OTITIS EKSTERNA

ADALAH
BAKTERI

RADANG

LIANG

TELINGA

AKIBAT

INFEKSI

Faktor resiko
1. Derajat keasaman (pH).
pH basa mempermudah terjadinya otitis eksterna. pH asam
berfungsi sebagai protektor terhadap kuman.
2. Udara
Udara yang hangat dan lembab lebih memudahkan kuman
bertambah banyak.
3. Trauma
Trauma ringan misalnya setelah mengorek telinga.
4. Berenang
Perubahan warna kulit liang telinga dapat terjadi setelah
terkena air.

PATOFISIOLOGI
sel-sel kulit yang mati dari gendang telinga, terdorong ke
membran timpani dan menumpuk

Ketika mandi atau berenang menyebabkan penimbunan


air di saluran telinga

Kulit yang lembab mempermudah terjadinya infeksi


bakteri atau jamur

OTITIS EKSTERNA
AKUT

OTITIS EKSTERNA
KRONIK

OTITIS EKSTERNA AKUT

1. Otitis eksterna akut


sirkumskripta/ furunkulosis
Otitis eksterna sirkumskripta adalah infeksi pada 1/3
luar liang telinga, khususnya adneksa kulit, yakni
pilosebaseus (folikel rambut & kelenjar sebaseus) dan
kelenjar serumen akibat infeksi bakteri Staphylococcus
aureus.

Manifestasi klinik
1. Nyeri hebat
Nyeri timbul saat perikondrium ditekan, karena jaringan ikat
longgar tidak terkandung dibawah kulit. Gerakan membuka
mulut juga menjadi pemicu nyeri karena adanya sendi
temporomandibula.
2. Gangguan pendengaran
Akibat furunkel (bisul) yang sudah besar dan menyumbat liang
telinga
3. Terdapat tanda infiltrat atau abses pada 1/3 luar liang telinga
4. Rasa sakit bila daun telinga ketarik atau ditekan

Penatalaksanaan
Lokal : pada stadium infiltrat diberikan tampon yang dibasahi
dengan 10% ichthamol dalam glycerine, diganti setiap hari. Pada
stadium abses dilakukan insisi pada abses dan tampon larutan
rivanol 0,1%.
Sistemik : Antibiotika diberikan dengan pertimbangan infeksi yang
cukup berat. Diberikan pada orang dewasa ampisillin 250 mg qid,
eritromisin 250 qid. Anak-anak diberikan dosis 40-50 mg per kg
BB.
Analgetik : Parasetamol 500 mg qid (dewasa). Antalgin 500 mg qid
(dewasa).
Pada kasus-kasus berulang tidak lupa untuk mencari faktor
sistemik yaitu adanya penyakit diabetes mellitus.

2. Otitis eksternal difus


Otitis eksterna difus adalah infeksi pada 2/3 dalam
liang telinga akibat infeksi bakteri. Umumnya bakteri
penyebab yaitu Pseudomonas. Bakteri penyebab lainnya
yaitu
Staphylococcus
albus,
Escheria
coli,
dan
sebagainya. Kulit liang telinga terlihat hiperemis dan
udem yang batasnya tidak jelas. Tidak terdapat furunkel
(bisul).

Manifestasi klinik
Kadang-kadang kita temukan sekret yang berbau
namun tidak bercampur lendir (musin). Lendir (musin)
merupakan sekret yang berasal dari kavum timpani dan
kita temukan pada kasus otitis media.

Penatalaksanaan
Pengobatan
otitis
eksterna
difus
ialah
dengan
memasukkan tampon yang mengandung antibiotik ke
liang telinga supaya terdapat kontak yang baik antara
obat dengan kulit yang meradang. Kadang-kadang
diperlukan obat antibiotika sistemik

OTITIS EKSTERNA KRONIK

Gejala klinik
Gejala utama stadium kronik ini iritasi dan telinga berair
Kurang pendengaran mungkin timbul Kurang
pendengaran mungkin timbul oleh karena penumpukan
debris di liang telinga
Tidak didapati tenderness tapi mungkin didapati
penebalan kulit liang telinga yang mengakibatkan lumen
bertambah kecil
Mungkin didapati granulasi kecil pada permukaan
membran timpani yang menandakan hilangnya epitel
Didapati pus & debris di liang telinga

Penatalaksanaan
Jika tampak jelas pembengkakan liang telinga, ini dapat
dikurangi dengan pemasangan tampon/pack( 12 mm)
yang diolesi neomisin atau gentamisin atau antiseptik
(klioquinol) dikombinasi dengan steroidpada liang
telinga atau sebagai obat
Tambahan steroid membantu mengurangi
pembengkakan, peradangan dan mengontrol iritasi
steroid pada liang telinga atau sebagai obat tetes pada
Pope otowick

Apabila tidak tampak pembengkakan liang telinga dapat


dioleskan krem antiseptik dan hidrokortison di liang
telinga
Tetes telinga seperti soframisin atau gentamisin
kombinasi dengan gentamisin kombinasi dengan
hidrokortison, efektif dalam melawan infeksi pada
stadium ini tapi mungkin menyebabkan reaksi sensitiviti
pada beberapa individu

Sosialisman & Helmi. 2006. Kelainan Telinga Luar dalam


Buku Ajar Ilmu Kesehatan Telinga, Hidung, Tenggorok,
Kepala & Leher edisi 5. Jakarta : Fakultas Kedokteran
Universitas Indonesia.

Anda mungkin juga menyukai