Anda di halaman 1dari 11

Leptospirosis

H. A. Gatoet Ismanoe
Divisi Penyakit Infeksi dan Tropik
Lab./SMF Ilmu Penyakit Dalam
FK UNIBRAW RSUD Dr. Saiful Anwar, Malang

Leptospirosis
Infeksi spirochaetal pada manusia atau hewan
(zoonosis), melalui kontak langsung / tidak
langsung dari kulit / mukosa dengan urin yang
terkontaminasi dari binatang yang infektif
Infeksi dapat asimptomatik (flu like syndrome)
atau dengan perdarahan yang hebat disertai
meningism, jaundice dan gagal ginjal (Weills
disease)

Epidemiologi (1)

Penyakit zoonosis yang tersebar diseluruh dunia


Reservoir terpenting rodent tikus, bisa pada
binatang mamalia lain, ikan, burung
Leptospira dapat hidup didalam tubulus renal
binatang untuk beberapa tahun
Beberapa serotipe L. Icterohaemorrhagica
(tikus), L. Hardjo (ternak), L. Canicola (anjing),
L. Pomona (babi)

Epidemiologi (2)

Transmisi leptospira kontak langsung dengan


urine, darah atau jaringan dari binatang yang
terinfeksi, atau terpapar dengan lingkungan yang
terkontaminasi
Oleh karena leptospira diekskresi dalam urine dan
dapat hidup di air beberapa bulan air merupakan
vehicle yang penting dalam transmisi leptospira
Golongan high risk pekerja selokan, petani sawah,
pekerja ladang, pekerja tambang, petugas survei
hutan, dokter hewan, mantri hewan, penjagal hewan,
petugas laboratorium dan penduduk di daerah pasca
banjir

Etiologi
Leptospira kuman aerob, motil, fleksibel,
berbentuk batang dengan permukaan yang
berbentuk spiral
Leptospira bifleksa suatu spesies nonpatogen yang hidup bebas di air dan tanah
yang lembab
Leptospira icterohaemorrhagica patogen,
penyebab Weils disease
Virulensi tak harus berhubungan dengan
serotipe

Patogenesis (1)
Manifestasi primer leptospirosis kerusakan
endotel kapiler dengan disfungsi tubulus ginjal
dan disfungsi hepatik sub seluler.
Kerusakan endotel
tanda-tanda perdarahan yang luas petechiae,
mukosa, serosa, viscera
Keluarnya cairan dari ruang intra vaskuler

Iskemi pada ginjal hipoksia jaringan dan


kerusakan tubulus renal nefritis interstitial
gagal ginjal

Patogenesis (2)
Disfungsi sel hepatik dan peningkatan
absorpsi dari perdarahan jaringan jaundice
Nekrosis sel hati peningkatan
transaminase
Perdarahan dan nekrosis dari miofibril
mialgia terutama M. Gastrocnemeus
Infeksi intrauterin IUFD, aborsi, prematur,
stillbirth, tanda-tanda leptospirosis kongenital

Manifestasi klinik
Masa inkubasi 7 12 hari ( 2 26 hari )
90% kasus panas yang sembuh sendiri
tak terdiagnosa
10% kasus panas, jaundice, perdarahan,
gagal ginjal, kelainan neurologik
Infeksi ringan : panas yang sudden onset, tanpa
ikterik, sakit kepala, mialgia, nyeri pinggang, nyeri
sendi, kaku kuduk
Infeksi berat : Weils disease ciliar injection,
fotofobi, jaundice, azotemia, perdarahan, anemi,
syok, perubahan status mental yang berat.

Laboratorium
Kelainan laboratorium
Anemia
Lekositosis
LED
Trombositopenia
Urine proteinuria, pyuria, hematuria,
granular cast
Azotemia
Bilirubin dan transminase

Diagnosa
Panas dengan sudden onset, mialgia, sakit kepala
berat
Bila berat didapatkan fotofobia, ikterik dengan
ciliar injection, kaku kuduk, nyeri betis, gejala gagal
ginjal, kesadaran
Laboratorium lekositosis, trombositopenia, bila
berat gangguan faal hati dan ginjal
Diagnosa definitif isolasi organisme, dark field
microscope, serologi (microscopic aglutination test,
ELISA)
Diagnosa banding : malaria, typhoid fever, dengue
fever, dengue haemorrhagic fever, rickettsioses,
fulminant hepatitis, septikemia

Terapi
Supportive
Keseimbangan cairan / elektrolit / asam basa
Antimikroba
PPC 1,5 juta unit q.i.d
Doksisiklin 100 mg b.i.d.
Pengobatan gagal ginjal dan gagal hati

Anda mungkin juga menyukai